PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • nwt Pengkhotbah 1:1-12:14
  • Pengkhotbah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pengkhotbah
  • Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru
Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru
Pengkhotbah

PENGKHOTBAH

1 Kata-kata penghimpun,*+ putra Daud, raja di Yerusalem.+

 2 ”Sia-sia saja!” kata penghimpun itu,

”Sia-sia saja! Semuanya sia-sia!”+

 3 Apa yang manusia dapatkan dari semua kerja kerasnya,

Dari jerih lelahnya di bawah matahari?+

 4 Satu generasi pergi, satu generasi datang,

Tapi bumi tetap ada* selamanya.+

 5 Matahari terbit,* matahari terbenam,

Lalu cepat-cepat* kembali ke tempat dia akan terbit lagi.+

 6 Angin bertiup ke selatan, memutar ke utara,

Berputar-putar tanpa henti; angin terus berputar pada putarannya.

 7 Sungai-sungai* mengalir ke laut, tapi laut tak juga penuh.+

Ke tempat asalnya aliran sungai, ke sanalah dia kembali untuk mengalir lagi.+

 8 Segala sesuatu meletihkan;

Tidak ada yang bisa menggambarkannya.

Mata tidak puas dengan melihat;

Telinga tidak merasa cukup dengan mendengar.

 9 Yang sudah pernah ada, itulah yang akan ada;

Yang sudah dilakukan, akan dilakukan lagi;

Tidak ada yang baru di bawah matahari.+

10 Adakah sesuatu yang bisa dikatakan, ”Lihat, ini baru”?

Itu sudah ada sejak zaman dulu;

Sudah ada sebelum zaman kita.

11 Tidak ada yang mengingat orang-orang masa lalu,

Atau orang-orang yang datang belakangan;

Mereka pun tidak akan diingat oleh orang-orang yang masih akan datang.+

12 Aku, penghimpun itu, adalah raja Israel di Yerusalem.+ 13 Aku membulatkan hati untuk mempelajari dan menyelidiki dengan hikmatku*+ semua hal yang dilakukan di bawah langit,+ yaitu pekerjaan yang menyedihkan yang Allah berikan kepada anak-anak manusia, yang membuat mereka sibuk.

14 Aku melihat semua yang dikerjakan di bawah matahari,

Ternyata semuanya sia-sia seperti mengejar angin.+

15 Yang bengkok tidak bisa diluruskan;

Dan yang tidak ada, tidak mungkin bisa dihitung.

16 Dalam hati aku berkata, ”Aku punya banyak hikmat, melebihi semua pendahuluku di Yerusalem,+ dan hatiku mendapatkan begitu banyak hikmat dan pengetahuan.”+ 17 Aku membulatkan hati untuk memahami hikmat, kegilaan,* dan kebodohan.+ Ini pun seperti mengejar angin.

18 Semakin banyak hikmat, semakin banyak kesusahan hati;

Orang yang menambah pengetahuan, menambah kepedihan.+

2 Lalu dalam hati aku berkata, ”Aku akan mencoba bersenang-senang dan melihat apa hasilnya.” Tapi itu pun sia-sia.

 2 Aku berkata, ”Tertawa itu tidak waras!”

Aku bertanya, ”Apa gunanya bersenang-senang?”

3 Hatiku menyelidiki apa hasilnya jika aku menikmati anggur sepuasnya,+ sambil tetap menjaga hikmatku.* Bahkan, aku mengejar kebodohan untuk melihat apa yang paling baik dilakukan manusia selama hidup mereka yang singkat di bawah langit. 4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar.+ Aku membangun rumah-rumah bagi diriku,+ dan aku membuat kebun-kebun anggur bagi diriku.+ 5 Aku membuat kebun-kebun dan taman-taman bagi diriku, dan aku menanam berbagai pohon buah di sana. 6 Aku membuat kolam-kolam air bagi diriku, untuk mengairi pohon-pohon muda di hutan. 7 Aku mengambil hamba-hamba lelaki dan perempuan,+ dan aku memiliki hamba-hamba yang lahir di rumah tanggaku.* Aku juga mendapatkan banyak ternak, yaitu sapi, kambing, dan domba,+ melebihi semua pendahuluku di Yerusalem. 8 Aku menimbun perak dan emas bagi diriku,+ harta* dari para raja dan dari provinsi-provinsi.+ Aku mengumpulkan para penyanyi lelaki dan perempuan bagi diriku, serta hal-hal yang menyenangkan anak-anak manusia, yaitu wanita, bahkan banyak wanita. 9 Aku menjadi semakin makmur melebihi semua pendahuluku di Yerusalem,+ tanpa kehilangan hikmatku.

10 Aku menuruti segala keinginanku.*+ Aku tidak menahan kesenangan apa pun dari hatiku. Hatiku bergembira karena semua kerja kerasku, dan itulah imbalan* semua kerja kerasku.+ 11 Tapi saat memikirkan semua yang sudah dilakukan tanganku sendiri dan semua jerih lelahku,+ aku melihat bahwa semuanya sia-sia seperti mengejar angin.+ Tidak ada yang benar-benar berarti* di bawah matahari.+

12 Lalu aku memperhatikan hikmat, kegilaan, dan kebodohan.+ Apa yang bisa dilakukan oleh orang yang akan datang setelah raja? Hanya hal-hal yang sudah pernah dilakukan. 13 Aku melihat bahwa hikmat lebih menguntungkan daripada kebodohan,+ seperti terang lebih menguntungkan daripada kegelapan.

14 Orang berhikmat* punya mata di kepalanya,*+ sedangkan orang bodoh berjalan di kegelapan.+ Aku juga sadar bahwa mereka semua mengalami akhir yang sama.+ 15 Lalu aku berkata dalam hati, ”Yang dialami orang bodoh akan aku alami juga.”+ Jadi, untuk apa aku menjadi luar biasa berhikmat? Maka aku berkata dalam hati, ”Ini pun sia-sia.” 16 Orang berhikmat maupun orang bodoh tidak akan diingat terus.+ Semua orang akan dilupakan pada akhirnya. Dan bagaimana orang berhikmat akan mati? Sama seperti orang bodoh.+

17 Aku menjadi benci terhadap kehidupan,+ karena semua yang dilakukan di bawah matahari menyusahkan hatiku. Semuanya sia-sia+ seperti mengejar angin.+ 18 Aku menjadi benci terhadap semua kerja kerasku di bawah matahari,+ karena aku harus meninggalkannya untuk orang yang akan datang setelah aku.+ 19 Siapa yang tahu apakah dia akan berhikmat atau bodoh?+ Berhikmat atau bodoh, dia akan tetap mengendalikan semua yang dihasilkan kerja keras dan hikmatku di bawah matahari. Ini pun sia-sia. 20 Maka hatiku mulai putus asa dengan semua kerja keras dan jerih lelahku di bawah matahari, 21 karena seseorang bisa saja bekerja keras dengan hikmat, pengetahuan, dan keahlian, tapi dia harus menyerahkan segalanya* kepada orang yang tidak berupaya mendapatkannya.+ Ini pun sia-sia dan tragis.*

22 Apa yang manusia dapatkan dari semua kerja keras dan semangatnya* yang mendorong dia bekerja keras di bawah matahari?+ 23 Sepanjang hidupnya, pekerjaannya membuat dia menderita dan tertekan.+ Bahkan di malam hari, hatinya tidak tenang.+ Ini pun sia-sia.

24 Yang terbaik bagi manusia adalah makan dan minum, serta menikmati kerja kerasnya.+ Aku sadar bahwa ini pun berasal dari tangan Allah yang benar,+ 25 karena siapa yang menikmati makanan dan minuman yang lebih baik daripada aku?+

26 Orang yang menyenangkan Dia diberi hikmat, pengetahuan, dan kegembiraan.+ Tapi, orang berdosa hanya diberi pekerjaan untuk menimbun dan mengumpulkan sesuatu untuk diberikan kepada orang yang menyenangkan Allah yang benar.+ Ini pun sia-sia seperti mengejar angin.

3 Ada waktu yang ditetapkan untuk segala sesuatu,

Waktu untuk setiap kegiatan di bawah langit:

 2 Waktu untuk lahir dan waktu untuk mati;

Waktu untuk menanam dan waktu untuk mencabut apa yang ditanam;

 3 Waktu untuk membunuh dan waktu untuk menyembuhkan;

Waktu untuk merobohkan dan waktu untuk membangun;

 4 Waktu untuk menangis dan waktu untuk tertawa;

Waktu untuk meratap dan waktu untuk menari;*

 5 Waktu untuk membuang batu dan waktu untuk mengumpulkan batu;

Waktu untuk memeluk dan waktu untuk menahan diri dari memeluk;

 6 Waktu untuk mencari dan waktu untuk menganggapnya hilang;

Waktu untuk menyimpan dan waktu untuk membuang;

 7 Waktu untuk merobek*+ dan waktu untuk menjahit;

Waktu untuk diam+ dan waktu untuk bicara;+

 8 Waktu untuk mengasihi dan waktu untuk membenci;+

Waktu untuk berperang dan waktu untuk berdamai.

9 Apa yang didapat seorang pekerja dari semua upayanya?+ 10 Aku sudah melihat pekerjaan yang Allah berikan kepada anak-anak manusia untuk membuat mereka sibuk. 11 Semua yang Dia lakukan indah* pada waktunya.+ Dia bahkan menaruh kekekalan dalam hati mereka, tapi manusia tidak akan pernah memahami pekerjaan Allah yang benar dari awal sampai akhir.

12 Aku menyimpulkan bahwa yang terbaik bagi mereka adalah bergembira dan berbuat baik sepanjang hidup,+ 13 dan bahwa setiap orang sebaiknya makan dan minum, serta menikmati semua hasil kerja kerasnya. Ini pemberian Allah.+

14 Aku mengerti bahwa semua yang dibuat Allah yang benar akan bertahan selamanya. Tidak ada yang perlu ditambah atau dikurangi. Allah yang benar sudah membuatnya seperti itu, supaya orang-orang takut kepada-Nya.+

15 Apa yang terjadi, sudah pernah terjadi. Apa yang akan ada, sudah pernah ada.+ Tapi Allah yang benar mencari apa yang sudah dikejar.*

16 Aku juga sudah melihat di bawah matahari bahwa ada kejahatan di tempat keadilan, dan ada kejahatan di tempat kebenaran.+ 17 Maka dalam hati aku berkata, ”Allah yang benar akan menghakimi orang benar maupun orang jahat,+ karena ada waktu untuk setiap kegiatan dan setiap tindakan.”

18 Dalam hati, aku juga berkata tentang anak-anak manusia bahwa Allah yang benar akan menguji mereka, dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka seperti binatang, 19 karena akhir manusia sama dengan akhir binatang. Akhir mereka semua sama.+ Manusia mati, dan binatang juga mati. Mereka semua memiliki roh* yang sama.+ Jadi manusia tidak lebih hebat daripada binatang. Semuanya sia-sia. 20 Semuanya menuju ke tempat yang sama.+ Mereka semua berasal dari debu,+ dan mereka semua kembali ke debu.+ 21 Siapa yang tahu apakah roh manusia naik ke atas, atau apakah roh binatang turun ke bawah?+ 22 Aku sudah melihat bahwa yang terbaik bagi manusia adalah menikmati pekerjaannya,+ karena itulah imbalannya.* Siapa yang bisa membuat dia melihat apa yang akan terjadi setelah dia tiada?+

4 Lalu, aku memperhatikan semua penindasan yang ada di bawah matahari. Aku melihat air mata orang-orang tertindas, tapi tidak ada yang menghibur mereka.+ Para penindas mereka berkuasa, sehingga tidak ada yang menghibur mereka. 2 Bagiku, orang yang sudah mati lebih baik daripada yang masih hidup,+ 3 dan yang lebih baik daripada keduanya adalah orang yang belum lahir,+ yang belum melihat kejahatan yang dilakukan di bawah matahari.+

4 Aku juga melihat besarnya upaya* dan keterampilan yang dikerahkan orang untuk bersaing.+ Ini pun sia-sia seperti mengejar angin.

5 Orang bodoh berpangku tangan dan menghancurkan dirinya sendiri.*+

6 Lebih baik segenggam istirahat* daripada dua genggam kerja keras dan upaya mengejar angin.+

7 Aku memperhatikan hal lain lagi yang sia-sia di bawah matahari: 8 Ada orang yang sendirian dan tidak punya teman. Dia tidak punya anak ataupun saudara, tapi tidak pernah berhenti bekerja keras. Matanya tidak pernah puas dengan kekayaan.+ Tapi apakah dia berpikir, ’Untuk siapa aku bekerja keras dan menolak hal-hal baik?’+ Ini pun sia-sia, dan ini pekerjaan yang menyedihkan.+

9 Berdua lebih baik daripada sendiri,+ karena ada upah yang baik untuk* kerja keras mereka. 10 Kalau yang satu jatuh, rekannya bisa membantunya berdiri. Tapi bagaimana kalau seseorang jatuh tanpa ada yang membantunya berdiri?

11 Selain itu, kalau dua orang berbaring bersama, mereka akan tetap hangat. Tapi bagaimana orang yang sendirian bisa tetap hangat? 12 Orang yang sendirian bisa saja dikalahkan, sedangkan dua orang yang bersama-sama bisa bertahan. Tapi tali rangkap tiga tidak mudah diputuskan.

13 Lebih baik anak muda yang miskin tapi berhikmat* daripada raja yang sudah tua tapi bodoh,+ yang tidak mau lagi diperingatkan.+ 14 Dia* keluar dari penjara untuk menjadi raja,+ walaupun di kerajaan itu dia terlahir miskin.+ 15 Aku memikirkan semua orang yang menjalani kehidupan di bawah matahari, dan juga anak muda yang menjadi penerus raja itu. 16 Meskipun jumlah pendukungnya tidak terhingga, orang-orang yang datang belakangan tidak akan menyukai dia.+ Ini pun sia-sia seperti mengejar angin.

5 Perhatikan langkahmu setiap kali pergi ke rumah Allah yang benar.+ Lebih baik kamu datang untuk mendengar+ daripada untuk memberikan korban seperti yang dilakukan orang bodoh,+ yang tidak sadar bahwa yang mereka lakukan itu buruk.

2 Janganlah mulutmu cepat berkata-kata, atau hatimu berbicara di hadapan Allah yang benar tanpa dipikir dulu,+ karena Allah yang benar ada di surga tapi kamu di bumi. Maka, jangan terlalu banyak berkata-kata.+ 3 Mimpi disebabkan oleh terlalu banyak urusan,*+ dan ucapan orang bodoh disebabkan oleh terlalu banyak kata.+ 4 Setiap kali kamu berikrar* kepada Allah, cepatlah penuhi ikrarmu,+ karena Dia tidak senang kepada orang bodoh.+ Kalau berikrar, penuhilah itu.+ 5 Lebih baik kamu tidak berikrar daripada berikrar tapi tidak memenuhinya.+ 6 Jangan sampai mulutmu membuatmu berdosa,+ dan jangan katakan di hadapan malaikat* bahwa itu keliru.+ Jangan sampai Allah yang benar marah karena kata-katamu sehingga Dia menghancurkan karya tanganmu.+ 7 Sama seperti banyaknya urusan menyebabkan mimpi,+ banyaknya kata menyebabkan kesia-siaan. Takutlah kepada Allah yang benar.+

8 Jika kamu melihat seorang pejabat tinggi menindas orang miskin dan membengkokkan keadilan atau kebenaran di daerahnya, jangan menjadi kaget,+ karena dia diperhatikan oleh yang lebih tinggi daripada dia. Masih ada yang lebih tinggi daripada para pejabat.

9 Juga, hasil tanah dibagikan kepada mereka semua, dan raja sendiri bergantung pada hasil ladang.+

10 Orang yang mencintai perak tidak akan pernah puas dengan perak, dan yang mencintai kekayaan tidak akan pernah puas dengan penghasilan.+ Ini pun sia-sia.+

11 Semakin banyak hal baik, semakin banyak yang menghabiskannya.+ Apa gunanya itu bagi pemiliknya? Dia hanya bisa melihat itu dengan matanya.+

12 Orang yang melayani bisa tidur nyenyak, tidak soal dia makan sedikit atau banyak, sedangkan orang kaya tidak bisa tidur karena hartanya yang banyak.

13 Aku melihat tragedi* ini di bawah matahari: Harta yang ditimbun orang malah merugikan orang itu sendiri. 14 Harta itu lenyap akibat bisnis* yang gagal, dan saat dia memiliki anak, tidak ada yang bisa dia wariskan.+

15 Seseorang keluar dari perut ibunya dengan telanjang, dan begitulah dia akan pergi, sama seperti saat dia datang.+ Dia tidak bisa membawa pergi apa pun dari semua kerja kerasnya.+

16 Ini pun suatu tragedi:* Orang akan pergi, sama seperti saat dia datang. Jadi apa untungnya bekerja keras seperti mengejar angin?+ 17 Selain itu, setiap hari dia makan dalam kesuraman, dengan penuh kesusahan hati, rasa sakit, dan kemarahan.+

18 Aku melihat bahwa inilah yang baik dan cocok untuk dilakukan: Orang sebaiknya makan dan minum, serta menikmati hasil kerja keras+ dan jerih lelahnya di bawah matahari selama hidupnya yang singkat, yang diberikan oleh Allah yang benar. Itulah imbalannya.*+ 19 Juga, kalau Allah yang benar memberi seseorang kekayaan dan harta,+ serta kesempatan untuk menikmatinya, orang itu sebaiknya menerima imbalannya* dan bergembira atas kerja kerasnya. Ini pemberian Allah.+ 20 Orang itu tidak akan memperhatikan* hari-hari kehidupannya yang berlalu, karena Allah yang benar membuatnya sibuk dengan kegembiraan hatinya.+

6 Ada tragedi* lain yang kulihat di bawah matahari, yang umum di antara manusia: 2 Allah yang benar memberi seseorang kekayaan, harta, dan kemuliaan, sehingga segala keinginan orang itu terpenuhi,* tapi tidak memberi dia kesempatan untuk menikmatinya. Yang menikmatinya malah orang asing. Ini sia-sia dan sungguh menyakitkan. 3 Menurutku, kalau seseorang memiliki seratus anak dan hidup selama bertahun-tahun sampai lanjut usia, tapi tidak menikmati hidupnya sebelum masuk kuburan,* keadaannya lebih buruk daripada anak yang mati saat dilahirkan.+ 4 Anak ini terlahir sia-sia dan pergi dalam kegelapan, dan namanya terselubung dalam kegelapan. 5 Walaupun tidak pernah melihat matahari atau mengetahui apa-apa, anak ini masih lebih baik* daripada orang itu.+ 6 Untuk apa hidup selama dua ribu tahun kalau tidak dinikmati? Bukankah semua orang menuju ke tempat yang sama?+

7 Manusia bekerja keras untuk mengisi perut,+ tapi tidak pernah merasa puas. 8 Apa untungnya menjadi orang berhikmat* dibandingkan orang bodoh?+ Untuk apa orang miskin tahu caranya bertahan hidup?* 9 Lebih baik menikmati apa yang ada di depan mata daripada mengejar keinginan sendiri.* Ini pun sia-sia seperti mengejar angin.

10 Apa pun yang ada, sudah pernah diberi nama. Seperti apa manusia itu, juga sudah diketahui. Manusia tidak bisa berbantah dengan* yang lebih berkuasa daripada dirinya. 11 Semakin banyak kata,* semakin sia-sia. Apa gunanya itu bagi manusia? 12 Siapa yang tahu apa yang sebaiknya manusia lakukan selama hidupnya yang sia-sia dan singkat, yang berlalu seperti bayangan?+ Siapa yang bisa memberi tahu dia apa yang akan terjadi di bawah matahari setelah dia tiada?

7 Nama baik* lebih berharga daripada minyak yang baik,+ dan hari kematian lebih baik daripada hari kelahiran. 2 Lebih baik pergi ke rumah duka daripada ke tempat pesta,+ karena itulah akhir setiap manusia. Orang yang hidup harus mengingat hal itu dalam hatinya. 3 Lebih baik tertekan daripada tertawa,+ karena muka yang muram akan membuat hati menjadi lebih baik.+ 4 Hati orang berhikmat* ada di rumah duka, tapi hati orang bodoh ada di tempat bersenang-senang.*+

5 Lebih baik mendengarkan teguran orang berhikmat+ daripada nyanyian orang bodoh. 6 Suara tertawa orang bodoh seperti bunyi tanaman berduri yang terbakar di bawah panci.+ Ini pun sia-sia. 7 Orang berhikmat bisa menjadi gila* karena ditindas, dan hati menjadi rusak karena suap.+

8 Akhir dari sesuatu lebih baik daripada awalnya. Lebih baik bersabar daripada bersikap sombong.+ 9 Jangan cepat tersinggung,+ karena perasaan tersinggung tersimpan di dada orang bodoh.*+

10 Jangan berkata, ”Kenapa zaman dulu lebih baik daripada zaman sekarang?” Kamu bertanya seperti itu bukan karena berhikmat.+

11 Hikmat* ditambah warisan itu baik dan bermanfaat bagi orang yang hidup.* 12 Hikmat adalah perlindungan,+ seperti uang adalah perlindungan,+ tapi pengetahuan ditambah hikmat bermanfaat untuk menjaga kehidupan pemiliknya.+

13 Perhatikan apa yang dilakukan Allah yang benar. Siapa yang bisa meluruskan apa yang Dia bengkokkan?+ 14 Pada hari yang baik, pikirkan kebaikan itu.+ Tapi pada hari yang penuh kesusahan,* sadarilah bahwa Allah membiarkan kedua hari itu ada,+ sehingga manusia tidak bisa tahu* apa yang akan mereka alami.+

15 Selama hidupku yang sia-sia,+ aku sudah melihat segalanya: Mulai dari orang benar yang lenyap meskipun hidupnya benar,+ sampai orang jahat yang umurnya panjang meskipun jahat.+

16 Jangan terlalu saleh,+ atau menunjukkan dirimu luar biasa berhikmat,+ supaya kamu tidak menghancurkan dirimu sendiri.+ 17 Jangan menjadi luar biasa jahat, atau menjadi bodoh,+ supaya kamu tidak mati sebelum waktunya.+ 18 Sebaiknya kamu memegang peringatan yang satu tanpa melepaskan peringatan yang satunya lagi,+ karena orang yang takut kepada Allah akan menaati dua-duanya.

19 Hikmat membuat orang berhikmat lebih kuat daripada sepuluh penguasa di sebuah kota.+ 20 Di bumi, tidak ada orang benar yang selalu berbuat baik dan tidak pernah berbuat dosa.+

21 Juga, jangan sampai setiap kata yang diucapkan orang dimasukkan ke hati,+ supaya kamu tidak mendengar hambamu menyumpahi kamu. 22 Kamu tahu benar dalam hatimu bahwa kamu sendiri sering menyumpahi orang lain.+

23 Aku sudah menguji semua ini dengan hikmatku, dan aku berkata, ”Aku akan menjadi berhikmat.” Tapi itu tak terjangkau. 24 Apa yang ada itu tak terjangkau dan terlalu dalam. Siapa yang bisa memahaminya?+ 25 Aku mengarahkan hatiku untuk mengetahui, menyelidiki, dan mempelajari hikmat dan alasan segala sesuatu, juga untuk memahami kejahatan orang bodoh dan kegilaan orang yang tidak masuk akal.+ 26 Inilah yang kutemukan: Wanita yang seperti jaring pemburu, yang hatinya seperti jala nelayan,* dan yang tangannya seperti rantai belenggu, lebih pahit daripada kematian. Orang yang menyenangkan Allah yang benar akan lolos dari wanita itu,+ tapi orang berdosa tertangkap olehnya.+

27 ”Lihat apa yang kutemukan,” kata penghimpun itu,+ ”aku memeriksa satu demi satu untuk membuat kesimpulan, 28 tapi apa yang kucari-cari, belum kutemukan. Aku menemukan satu pria lurus hati di antara seribu pria, tapi tidak menemukan wanita lurus hati di antara seribu wanita. 29 Hanya ini yang kutemukan: Allah yang benar membuat manusia lurus hati,+ tapi manusia mencari-cari banyak rencana lain.”+

8 Siapa yang seperti orang berhikmat?* Siapa yang tahu jalan keluar suatu masalah?* Hikmat manusia terpancar di wajahnya dan membuat mukanya yang serius menjadi ceria.

2 Aku berkata, ”Patuhi perintah raja+ karena sumpahmu kepada Allah.+ 3 Jangan cepat-cepat pergi dari hadapannya.+ Jangan mendukung apa pun yang buruk.+ Dia bisa berbuat sesukanya, 4 karena perintah raja itu mutlak.+ Siapa yang bisa berkata kepadanya, ’Kenapa kamu lakukan ini?’”

5 Orang yang menjalankan perintah raja tidak akan celaka,+ dan hati yang berhikmat akan tahu waktu dan cara* yang tepat.+ 6 Ada waktu dan cara* yang tepat untuk setiap hal,+ karena masalah manusia sangatlah banyak. 7 Karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi, siapa yang bisa mengatakan bagaimana itu akan terjadi?

8 Sama seperti manusia tidak sanggup mengatur atau menahan daya kehidupan,* tidak ada yang sanggup mengatur hari kematian.+ Sama seperti tidak seorang pun dibiarkan bebas tugas selama perang, kejahatan tidak akan membiarkan pelakunya bebas.*

9 Semua ini sudah kulihat, dan hatiku memperhatikan segala pekerjaan yang dilakukan di bawah matahari. Selama masa itu, manusia menguasai manusia sehingga merugikan* diri sendiri.+ 10 Aku melihat orang jahat dikuburkan, yaitu orang-orang yang dulunya keluar masuk tempat kudus, tapi mereka segera dilupakan orang-orang di kota tempat mereka berbuat jahat.+ Ini pun sia-sia.

11 Karena hukuman atas suatu kejahatan tidak segera dilaksanakan,+ hati manusia menjadi berani berbuat jahat.+ 12 Orang berdosa mungkin berbuat jahat sampai seratus kali dan terus hidup untuk waktu yang lama, tapi aku tahu bahwa orang yang takut kepada Allah yang benar akan mendapat hasil yang baik, karena mereka takut kepada-Nya.+ 13 Sebaliknya, orang jahat akan mendapat hasil yang buruk,+ tidak bisa memperpanjang hidupnya yang berlalu seperti bayangan,+ karena dia tidak takut kepada Allah.

14 Hal yang sia-sia* terjadi di bumi ini: Ada orang benar yang diperlakukan seperti orang jahat,+ dan ada orang jahat yang diperlakukan seperti orang benar.+ Aku mengatakan bahwa ini pun sia-sia.

15 Menurutku lebih baik bergembira,+ karena yang terbaik bagi manusia di bawah matahari adalah makan dan minum, serta bergembira. Itulah yang sebaiknya dia nikmati sambil bekerja keras sepanjang hidupnya,+ yang diberikan kepadanya di bawah matahari oleh Allah yang benar.

16 Aku membulatkan hati untuk mendapatkan hikmat dan untuk melihat semua kegiatan* di bumi,+ bahkan siang malam tidak tidur.* 17 Lalu aku memperhatikan semua yang dilakukan Allah yang benar, dan aku sadar bahwa manusia tidak bisa memahami apa yang terjadi di bawah matahari,+ tidak soal seberapa keras upaya mereka. Kalaupun mereka merasa cukup berhikmat untuk mengerti, mereka tidak bisa benar-benar memahaminya.+

9 Semua ini kumasukkan ke dalam hati, dan aku menyimpulkan bahwa orang benar dan orang berhikmat,* juga pekerjaan mereka, ada di tangan Allah yang benar.+ Manusia tidak tahu tentang kasih dan kebencian yang ada sebelum mereka. 2 Semuanya memiliki akhir yang sama,+ orang benar maupun orang jahat,+ orang baik, orang najis maupun yang tidak najis, dan orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak. Orang baik sama dengan orang berdosa, dan orang yang bersumpah sama dengan orang yang tidak cepat-cepat bersumpah. 3 Hal menyedihkan yang terjadi di bawah matahari adalah ini: Karena semuanya memiliki akhir yang sama,+ hati manusia penuh dengan kejahatan. Ada kegilaan dalam hati mereka sepanjang hidup mereka, kemudian mereka harus mati!*

4 Ada harapan bagi siapa pun yang hidup, karena anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati.+ 5 Orang hidup tahu* bahwa mereka akan mati,+ tapi orang mati tidak tahu apa-apa,+ dan tidak ada imbalan* lagi bagi mereka, karena semua yang bisa diingat tentang mereka sudah dilupakan.+ 6 Kasih, kebencian, dan kecemburuan mereka juga sudah lenyap, dan mereka tidak punya bagian lagi dalam hal-hal yang dilakukan di bawah matahari.+

7 Ayo, nikmati makananmu dengan gembira, dan minumlah anggurmu dengan riang hati,+ karena Allah yang benar menyukai pekerjaanmu.+ 8 Semoga kamu selalu memakai pakaian putih* dan meminyaki kepalamu.+ 9 Nikmati hidupmu bersama istrimu yang tercinta,+ sepanjang hidupmu yang sia-sia yang Allah berikan kepadamu di bawah matahari, sepanjang hari-harimu yang sia-sia, karena itulah imbalanmu* dalam kehidupan dan jerih lelahmu di bawah matahari.+ 10 Apa pun yang bisa dikerjakan tanganmu, kerjakan itu sekuat tenaga, karena tidak ada pekerjaan, rencana, pengetahuan, atau hikmat* di Kuburan,*+ yaitu tempat yang kamu tuju.

11 Aku melihat hal lain lagi di bawah matahari, bahwa yang cepat tidak selalu menang lomba, yang kuat tidak selalu menang perang,+ yang berhikmat tidak selalu punya makanan, yang pintar tidak selalu menjadi kaya,+ dan yang punya pengetahuan tidak selalu menjadi sukses,+ karena semuanya terpengaruh oleh waktu dan kejadian yang tidak terduga. 12 Manusia tidak tahu kapan waktunya sendiri tiba.+ Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mematikan dan burung yang terjebak dalam perangkap, begitulah anak-anak manusia terperangkap dalam bencana,* yang tiba-tiba menimpa mereka.

13 Aku juga mengamati hal ini yang berkaitan dengan hikmat di bawah matahari, dan aku terkesan: 14 Ada sebuah kota kecil yang penduduknya sedikit, dan seorang raja perkasa menyerang dan mengepung kota itu. Dia membangun tembok untuk mengepungnya. 15 Di kota itu ada seorang pria miskin yang berhikmat, dan dengan hikmatnya, dia menyelamatkan kota itu. Tapi tidak ada yang mengingat pria miskin itu.+ 16 Maka aku berpikir, ’Hikmat lebih baik daripada kekuatan,+ tapi hikmat orang miskin diremehkan, dan kata-katanya tidak didengarkan.’+

17 Lebih baik mendengarkan kata-kata orang berhikmat yang diucapkan dengan tenang daripada teriakan orang yang berkuasa atas orang-orang bodoh.

18 Hikmat lebih baik daripada senjata-senjata perang, tapi satu orang berdosa saja bisa menghancurkan banyak hal baik.+

10 Lalat mati membuat minyak wangi peraciknya berbau busuk dan berbuih. Begitu juga, sedikit kebodohan merusak hikmat* dan kemuliaan.+

2 Hati orang berhikmat* membawanya ke jalan yang benar,* tapi hati orang bodoh membawanya ke jalan yang salah.*+ 3 Di jalan mana pun, orang bodoh kekurangan pemahaman,*+ dan dia membuat setiap orang tahu bahwa dia bodoh.+

4 Kalau kemarahan* seorang penguasa berkobar terhadapmu, jangan pergi dari tempatmu,+ karena ketenangan meredakan dosa besar.+

5 Ada hal menyedihkan yang kulihat di bawah matahari, yaitu kesalahan yang biasanya dilakukan oleh orang yang berkuasa:+ 6 Orang bodoh diberi kedudukan tinggi, tapi orang yang terampil* tetap berada di kedudukan rendah.

7 Aku melihat para pelayan menunggang kuda, sedangkan para pejabat berjalan kaki seperti pelayan.+

8 Orang yang menggali lubang bisa jatuh ke dalamnya,+ dan orang yang membobol dinding batu bisa digigit ular.

9 Orang yang menambang batu bisa terluka, dan orang yang membelah kayu bisa terkena bahaya.*

10 Kalau kapak menjadi tumpul dan tidak diasah, orang harus bersusah payah. Sebaliknya, hikmat menghasilkan kesuksesan.

11 Kalau ular menggigit sebelum dijinakkan dengan mantra, percuma ada tukang mantra.

12 Kata-kata dari mulut orang berhikmat menyenangkan,+ tapi bibir orang bodoh membuat dirinya hancur.+ 13 Kata-kata pertama dari mulutnya adalah kebodohan,+ dan kata-kata terakhirnya adalah kegilaan yang membawa bencana. 14 Orang bodoh terus-menerus berbicara.+

Manusia tidak tahu apa yang akan terjadi. Siapa yang bisa memberi tahu dia apa yang akan ada setelah dia?+

15 Kerja keras orang bodoh membuatnya kelelahan, karena dia bahkan tidak tahu jalan ke kota.

16 Betapa buruknya negeri yang rajanya adalah anak kecil,+ yang para pejabatnya makan minum sejak pagi! 17 Betapa bahagia negeri yang rajanya adalah keturunan bangsawan, yang para pejabatnya makan pada waktunya untuk mendapatkan tenaga, bukan untuk mabuk!+

18 Karena orang terlalu malas, balok-balok atap melengkung ke bawah, dan karena orang berpangku tangan, rumah menjadi bocor.+

19 Roti* disediakan untuk membuat tertawa, dan anggur membuat kehidupan menjadi nikmat,+ tapi uang memenuhi segala kebutuhan.+

20 Jangan kutuki* raja,+ bahkan dalam pikiranmu,* dan jangan kutuki orang kaya di kamarmu, karena burung* bisa menyampaikan suaramu,* dan binatang bersayap bisa mengulangi kata-katamu.

11 Lemparlah rotimu ke air,+ dan kamu akan menemukannya lagi setelah beberapa waktu.+ 2 Berikan sebagian milikmu kepada tujuh atau bahkan delapan orang,+ karena kamu tidak tahu bencana* apa yang akan terjadi di bumi.

3 Kalau awan-awan dipenuhi air, mereka akan menurunkan hujan ke bumi. Kalau pohon jatuh ke selatan atau ke utara, dia akan tergeletak di tempat jatuhnya itu.

4 Orang yang mengamati angin tidak akan menabur benih, dan orang yang memandangi awan tidak akan menuai.+

5 Kamu tidak tahu bagaimana daya kehidupan* bekerja pada tulang-tulang bayi dalam kandungan wanita hamil.+ Begitu juga, kamu tidak tahu apa yang dilakukan Allah yang benar, yang melakukan segala sesuatu.+

6 Taburlah benihmu di pagi hari, dan jangan biarkan tanganmu beristirahat sampai malam hari,+ karena kamu tidak tahu mana yang akan tumbuh, apakah yang ini, atau yang itu, atau keduanya.

7 Terang itu menyenangkan, dan betapa baiknya kalau mata melihat cahaya matahari. 8 Kalau seseorang panjang umur, sebaiknya dia menikmati hidupnya setiap hari.+ Tapi, dia perlu ingat bahwa bisa saja ada banyak hari yang suram. Semua yang akan datang itu sia-sia.+

9 Anak muda, bergembiralah selama kamu masih muda. Semoga hatimu senang di masa mudamu. Berjalanlah mengikuti hatimu, ke mana pun matamu membawamu. Tapi ketahuilah bahwa Allah yang benar akan memintamu bertanggung jawab* untuk semua itu.+ 10 Jadi buanglah hal-hal yang menyusahkan dari hatimu, dan jauhkan hal-hal yang merusak dari tubuhmu. Masa muda dan masa terbaik dalam kehidupan itu sia-sia.+

12 Ingatlah Penciptamu yang Agung di masa mudamu,+ sebelum tiba hari-hari kesusahan,*+ atau tahun-tahun ketika kamu berkata, ”Hidupku tidak menyenangkan”; 2 sebelum cahaya matahari, bulan, dan bintang meredup,+ dan awan-awan kembali setelah* hujan deras; 3 ketika penjaga rumah gemetaran,* ketika pria-pria gagah menjadi bungkuk, ketika para wanita berhenti menggiling* karena tinggal sedikit, dan ketika perempuan* yang melihat ke luar jendela hanya menemukan kegelapan;+ 4 saat pintu-pintu menuju ke jalan telah tertutup, saat bunyi gilingan* melemah, saat orang terbangun oleh kicauan burung, dan saat semua nyanyian anak perempuan nyaris tak terdengar.+ 5 Selain itu, orang akan takut terhadap ketinggian dan merasa ngeri di jalan, pohon badam*+ akan berbunga, belalang akan menyeret dirinya, dan nafsu makan akan hilang,* karena manusia berjalan menuju rumah yang akan dia tinggali untuk waktu yang lama,+ dan orang-orang yang berkabung berjalan ke sana kemari di jalanan;+ 6 sebelum putusnya tali perak, hancurnya mangkuk emas, pecahnya kendi pada penampungan air,* dan hancurnya roda yang menarik timba di penampungan air. 7 Lalu debu kembali ke tanah,+ ke tempat asalnya, dan daya kehidupan* kembali kepada Allah yang benar yang memberikannya.+

8 ”Sia-sia saja!” kata penghimpun itu.+ ”Semuanya sia-sia.”+

9 Selain menjadi berhikmat,* penghimpun itu terus mengajar orang-orang tentang apa yang dia ketahui.+ Dia juga berpikir dan membuat penelitian untuk mengumpulkan* banyak peribahasa.+ 10 Penghimpun itu berupaya mencari kata-kata yang menyenangkan+ dan mencatat kata-kata kebenaran yang tepat.

11 Kata-kata orang berhikmat itu seperti tongkat gembala,*+ dan kumpulan perkataan mereka seperti paku yang menancap kuat. Semuanya berasal dari satu gembala. 12 Anakku, mengenai hal-hal lainnya, dengarkan peringatan ini: Membuat banyak buku tidak ada akhirnya, dan terlalu banyak mempelajarinya akan meletihkan tubuh.+

13 Kesimpulan dari semua yang sudah dikatakan itu adalah ini: Takutlah kepada Allah yang benar+ dan jalankan perintah-Nya,+ karena ini adalah seluruh kewajiban manusia.+ 14 Allah yang benar akan menilai setiap perbuatan, termasuk yang tersembunyi, apakah itu baik atau buruk.+

Atau ”orang yang mengumpulkan orang-orang”.

Lit.: ”berdiri”.

Atau ”bersinar”.

Atau ”dengan terengah-engah”.

Atau ”Sungai-sungai musim dingin; Sungai-sungai musiman”.

Atau ”kebijaksanaanku”.

Atau ”hal-hal yang sangat tidak masuk akal”.

Atau ”kebijaksanaanku”.

Lit.: ”putra-putra dalam rumah tanggaku”.

Atau ”harta yang istimewa”.

Lit.: ”segala yang diminta mataku”.

Atau ”bagianku untuk”.

Atau ”menguntungkan”.

Atau ”bijaksana”.

Atau ”mata yang terbuka”.

Atau ”bagiannya”.

Atau ”menyedihkan”.

Atau ”ambisinya”. Lit.: ”perjuangan hatinya”.

Atau ”melompat-lompat”.

Atau ”mengoyak”.

Atau ”teratur; pantas; cocok”.

Atau mungkin ”yang sudah berlalu”.

Atau ”daya kehidupan”.

Atau ”bagiannya”.

Atau ”kerja keras”.

Lit.: ”dan memakan dagingnya sendiri”.

Atau ”ketenangan”.

Atau ”ada lebih banyak manfaat dari”.

Atau ”bijaksana”.

Mungkin maksudnya, anak muda yang berhikmat itu.

Atau ”kesibukan”.

Lihat ”Ikrar” di Daftar Istilah.

Atau ”utusan”.

Atau ”malapetaka”.

Atau ”usaha; kesibukan”.

Atau ”malapetaka”.

Atau ”bagiannya”.

Atau ”bagiannya”.

Atau ”mengingat”.

Atau ”malapetaka”.

Atau ”sehingga jiwanya tidak kekurangan apa pun”.

Atau ”dan bahkan kuburan tidak menjadi miliknya”.

Lit.: ”lebih tenang”.

Atau ”bijaksana”.

Lit.: ”berjalan di depan orang hidup”.

Atau ”daripada jiwanya berjalan ke sana kemari”.

Atau ”membela perkaranya di hadapan”.

Atau mungkin ”hal”.

Atau ”Reputasi yang baik”. Lit.: ”Sebuah nama”.

Atau ”bijaksana”.

Atau ”tempat hiburan”.

Atau ”tidak masuk akal”.

Atau mungkin ”adalah tanda orang bodoh”.

Atau ”Kebijaksanaan”.

Lit.: ”yang melihat matahari”.

Atau ”malapetaka”.

Atau ”memastikan”.

Atau ”pukat tarik”.

Atau ”bijaksana”.

Atau ”tafsiran suatu hal”.

Atau ”penghakiman; penilaian”.

Atau ”penghakiman; penilaian”.

Atau ”napas kehidupan; angin”.

Atau mungkin ”kejahatan tidak bisa membebaskan pelakunya”.

Atau ”mencelakai”.

Atau ”menyedihkan”.

Atau ”kesibukan”.

Atau mungkin ”bahwa orang-orang tidak tidur, baik siang maupun malam”.

Atau ”bijaksana”.

Atau ”dan setelah itu, menuju orang mati”.

Atau ”sadar”.

Atau ”upah”.

Maksudnya, pakaian berwarna cerah yang menunjukkan kegembiraan, bukan pakaian berkabung.

Atau ”bagianmu”.

Atau ”kebijaksanaan”.

Atau ”Syeol”. Lihat Daftar Istilah.

Atau ”malapetaka”.

Atau ”kebijaksanaan”.

Atau ”bijaksana”.

Lit.: ”ada di tangan kanannya”.

Lit.: ”ada di tangan kirinya”.

Lit.: ”hati orang bodoh berkekurangan”.

Lit.: ”semangat; napas”.

Lit.: ”orang kaya”.

Atau mungkin ”harus berhati-hati”.

Atau ”Makanan”.

Atau ”sumpahi”.

Atau mungkin ”di tempat tidurmu”.

Lit.: ”makhluk terbang di langit”.

Atau ”pesanmu”.

Atau ”malapetaka”.

Bisa juga memaksudkan kuasa Allah.

Atau ”akan membawamu ke penghakiman”.

Atau ”hari-hari penuh malapetaka”.

Atau mungkin ”dengan”.

Atau ”goyah”.

Maksudnya, gigi berhenti bekerja.

Maksudnya, mata.

Atau ”kilangan”.

Atau ”pohon almond”.

Lit.: ”dan buah kapri pecah”. Sejenis buah yang menimbulkan nafsu makan.

Atau ”perigi”.

Atau ”roh”.

Atau ”bijaksana”.

Atau ”menyusun”.

Atau ”seperti kusa”.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan