PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g89_No29 hlm. 3
  • Siapa yang Akan Mewarisi Bumi?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Siapa yang Akan Mewarisi Bumi?
  • Sedarlah!—1989 (No. 29)
  • Bahan Terkait
  • ”Orang yang Lemah Lembut Akan Mewarisi Bumi”​—Caranya?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2004
  • Apakah Manusia Akan Menghancurkan Bumi?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
  • Bumi—Warisan Kekal bagi Orang-Orang yang Lemah Lembut
    Sedarlah!—1989 (No. 29)
  • ”Seperti di Surga, Demikian Pula di Atas Bumi”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1989 (No. 29)
g89_No29 hlm. 3

Siapa yang Akan Mewarisi Bumi?

YESUS menjawab pertanyaan ini dalam Khotbahnya di Bukit, ’Orang yang lemah lembut akan memiliki bumi.’ Berabad-abad sebelumnya pemazmur Daud telah berkata, ”Orang yang rendah hati akan mewarisi tanah itu.” Tentang Allah Yehuwa sendiri dikatakan, ”Bumi itu telah diberikanNya kepada anak-anak manusia.”—Matius 5:5; Mazmur 37:11, BIS; 115:16.

Sewaktu Yehuwa mencipta manusia, Ia memberinya tugas mengurus bumi. Ia memerintahkan manusia ’untuk mengusahakan dan memeliharanya’. (Kejadian 2:15) Tetapi, manusia mengotori serta merusaknya. Wahyu 11:18 menubuatkan bahwa Allah akan menghentikannya dan hanya Dia yang dapat melakukan hal itu. Allah sendiri akan ”membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi”. Manusia memang tuli bila keindahan bumi berteriak memprotes, tetapi ia dapat mendengar dengan saksama bila uang berbisik.—1 Timotius 6:10.

Tetapi uang akhirnya juga menjadi korban. Suatu tajuk rencana dalam U.S. News & World Report menanyakan hal yang cocok:

”Siapakah orang yang realis sekarang? Selama bertahun-tahun, warga yang khawatir terhadap apa yang kita lakukan atas planet kita telah dicemoohkan sebagai orang idealis, penyebar panik dan orang usil yang ingin berbuat baik. Sekarang tiba-tiba menjadi jelas bahwa orang-orang ’tidak praktis’ yang selalu khawatir itu ternyata benar sekali mengenai hujan asam, mengenai erosi lapisan ozon bumi dan perubahan cuaca seluas bumi karena pencemaran atas atmosfir melalui karbon dioksida, dampak rumah kaca.

”Dalam ketiga kasus itu, kita dan anak-anak kita harus membayar mahal untuk kesalahan dari mereka yang menganggap dirinya berpikiran praktis. ’Realisme’ mereka menghalangi pengendalian polusi yang pada waktu itu dapat menghabiskan uang berjuta-juta, tetapi yang sekarang menghadang kita dengan biaya bermilyar-milyar untuk akibat yang tidak dapat diubah yang dapat menimbulkan malapetaka seluas bumi.”

Orang-orang yang seharusnya dapat melakukan sesuatu dengan itu bergerak dengan lambat dan memenuhi dompet mereka sementara orang-orang lain jatuh sakit dan mati. Dan mereka masih terus berbuat demikian. Enam ribu tahun sejarah manusia telah membuktikan kebenaran Alkitab, sewaktu dikatakan, ”Aku tahu, ya [Yehuwa], bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”—Yeremia 10:23.

Allah memberi manusia petunjuk yang dibutuhkan, ”FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105) Hal itu membawa kepada kebahagiaan, ”Akulah [Yehuwa], Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.”—Yesaya 48:17, 18.

Tetapi kebanyakan dari umat manusia tidak memiliki kerendahan hati untuk menerima bimbingan ilahi sehingga dapat menuai keuntungannya. Mereka menuntut kebebasan, berkeras mengambil jalan menuju kebinasaan. Hanya orang yang rendah hati menemukan ”jalan yang menuju kepada kehidupan”.—Matius 7:13, 14.

Orang-orang sekarang telah menjadi orang yang tidak layak. Mula-mula mereka mencemari diri sendiri secara moral, kemudian mereka secara aksara mengotori bumi. Pencemaran moral inilah yang membuat mereka tidak layak di mata Allah untuk mewarisi bumi. Artikel berikut akan memberikan dua contoh tentang bagaimana imoralitas manusia telah begitu mengotori tanah sehingga mereka diusir dari sana. Kedua kasus itu dapat ditelusuri kembali dalam sejarah kuno.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan