PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • rs hlm. 69-hlm. 73
  • Babilon Besar

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Babilon Besar
  • Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
  • Bahan Terkait
  • Apa Babilon Besar Itu?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • “Keluarlah Kamu dari Antara Mereka”
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • Babel Besar​—Sudah Jatuh dan Divonis
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Babel​—Pusat Ibadat Palsu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
Lihat Lebih Banyak
Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
rs hlm. 69-hlm. 73

Babilon Besar

Definisi: Imperium agama palsu sedunia, mencakup semua agama yang ajaran dan praktek-prakteknya tidak selaras dengan ibadat sejati kepada Yehuwa, satu-satunya Allah yang benar. Setelah Air Bah pada zaman Nuh, agama palsu mulai di Babel (belakangan dikenal sebagai Babilon). (Kej. 10:8-10; 11:4-9) Lambat laun, kepercayaan dan praktek-praktek agama yang bersifat Babilon tersebar ke banyak negeri. Jadi, Babilon Besar menjadi nama yang cocok untuk agama palsu secara keseluruhan.

Bukti apa menunjuk kepada identitas Babilon Besar yang disebut dalam Penyingkapan?

Ia tidak mungkin kota Babilon kuno. Penyingkapan ditulis pada akhir abad pertama M dan menggambarkan kejadian-kejadian yang jangkauannya sampai ke zaman kita ini. The Encyclopedia Americana mengatakan, ”Kota [Babilon] direbut oleh orang-orang Persia di bawah Kores Agung pada tahun 539 SM. Belakangan, Aleksander Agung merencanakan untuk menjadikan Babilon ibu kota imperiumnya di sebelah timur, tetapi setelah kematiannya Babilon sedikit demi sedikit kehilangan arti pentingnya.” (1956, Jil. III, hlm. 7) Dewasa ini, kota tersebut berupa puing-puing tanpa penghuni.

Dalam kata-kata lambang buku Penyingkapan, Babilon Besar disebut sebagai ”kota besar”, suatu ”kerajaan” yang memerintah raja-raja lain. (Pny. 17:18) Seperti sebuah kota, ada banyak organisasi di dalamnya; dan seperti sebuah kerajaan yang mencakup raja-raja lain dalam wilayah kekuasaannya, ia bersifat internasional. Ia dilukiskan mempunyai hubungan dengan para penguasa politik dan banyak menyumbang kepada kekayaan para pedagang, sedangkan ia sendiri adalah unsur ketiga yang ”telah menjadi tempat tinggal hantu-hantu” dan penganiaya ”nabi-nabi dan orang-orang kudus”.​—Pny. 18:2, 9-17, 24.

Babilon kuno secara mencolok terkemuka karena agamanya dan sikapnya yang menentang Yehuwa

Kej. 10:8-10: ”Nimrod . . . mempertunjukkan dirinya sebagai seorang pemburu perkasa yang menentang Yehuwa. . . . Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel [belakangan dikenal sebagai Babilon].”

Dan. 5:22, 23: ”Sehubungan dengan engkau [Belsyazar raja Babilon], . . . engkau meninggikan diri terhadap Tuan yang berkuasa atas surga, . . . dan engkau memuji allah-allah yang hanyalah dari perak dan emas, tembaga, besi, kayu, dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui apa-apa; tetapi Allah yang memegang napasmu dan yang menentukan segala jalanmu tidak engkau muliakan.”

Sebuah prasasti kuno berinskripsi huruf paku berbunyi, ”Di Babilon keseluruhannya ada 53 kuil dewa-dewa utama, 55 kapel Marduk, 300 kapel untuk dewa-dewa di bumi, 600 untuk dewa-dewa di surga, 180 altar untuk dewi Istar, 180 untuk dewa Nergal dan dewa Adad dan 12 altar lain untuk berbagai macam dewa.”—Dikutip dalam The Bible as History (New York, 1964), W. Keller, hlm. 301.

The Encyclopedia Americana memberikan komentar, ”Peradaban Sumer [yang adalah bagian dari Babilonia] dikuasai oleh imam-imam; kepala negara ialah lugal (secara aksara berarti ’orang besar’), wakil dewa-dewa.”—(1977), Jil. 3, hlm. 9.

Jadi, masuk akal bahwa Babilon Besar yang disebut dalam Penyingkapan bersifat agama. Karena sama seperti sebuah kota dan kerajaan, ia tidak terdiri dari satu kelompok agama saja tetapi mencakup semua agama yang melawan Yehuwa, Allah yang benar.

Paham dan praktek-praktek keagamaan Babilon kuno ada dalam agama-agama di seluruh dunia

”Mesir, Persia, dan Yunani merasakan pengaruh agama Babilon . . . Campuran yang kuat dari unsur-unsur Semitik dalam mitologi Yunani yang mula-mula maupun dalam kultus-kultus Yunani kini begitu umum diakui oleh para pakar sehingga tidak dibutuhkan komentar lebih banyak lagi. Unsur-unsur Semitik ini sangat berciri Babilon.”—The Religion of Babylonia and Assyria (Boston, 1898), M. Jastrow, Jr., hlm. 699, 700.

Dewa-dewa mereka: Ada dewa-dewa tiga serangkai, dan di antara mereka ada yang melambangkan berbagai kekuatan alam dan dewa-dewa yang melancarkan pengaruh istimewa dalam kegiatan-kegiatan tertentu umat manusia. (Babylonian and Assyrian Religion, Norman, Okla.; 1963, S.H. Hooke, hlm. 14-40) ”Tritunggal dari Plato, yang sebenarnya hanya suatu penyusunan kembali tritunggal-tritunggal yang lebih kuno yang berasal dari bangsa-bangsa sebelumnya, tampaknya adalah tritunggal filosofis rasional yang memiliki sifat-sifat yang melahirkan ketiga zat (hypostase) atau pribadi-pribadi ilahi yang diajarkan oleh gereja-gereja Kristen. . . . Paham filsuf Yunani [Plato] ini tentang tritunggal yang bersifat ilahi . . . dapat ditemukan dalam semua agama [kafir] kuno.”—Nouveau Dictionnaire Universel (Paris, 1865-1870), diedit oleh M. Lachâtre, Jil. 2, hlm. 1467.

Penggunaan patung-patung: ”[Dalam agama Mesopotamia] peran patung sangat penting dalam kultus maupun dalam ibadat secara pribadi, seperti terlihat dari tersebarnya tiruan-tiruan murahan patung-patung tersebut secara luas. Pada dasarnya, dewa itu dianggap hadir dalam bentuk patungnya jika patung itu menampakkan ciri-ciri dan perlengkapan-perlengkapan spesifik tertentu dan dipelihara dengan cara yang patut.”—Ancient Mesopotamia—Portrait of a Dead Civilization (Chicago, 1964), A.L. Oppenheim, hlm. 184.

Kepercayaan berkenaan dengan kematian: ”Orang-orang maupun para pemimpin pemikiran agama [di Babilon] tidak pernah menghadapi kemungkinan kebinasaan total atas apa yang pernah hidup. Kematian adalah perjalanan menuju kehidupan jenis lain.”—The Religion of Babylonia and Assyria, hlm. 556.

Kedudukan imam-imam: ”Perbedaan antara imam dan kaum awam merupakan ciri agama [Babilon] ini.”—Encyclopœdia Britannica (1948), Jil. 2, hlm. 861.

Praktek astrologi, meramal, ilmu gaib, dan ilmu sihir: ”Ahli sejarah A.H. Sayce menulis, ”[Dalam] agama Babilon kuno . . . setiap benda dan kekuatan alam dianggap mempunyai zi atau roh, yang dapat dikendalikan oleh ilmu sihir yang gaib dari Syaman, atau tukang sihir-imam.” (The History of Nations, New York, 1928, Jil. I, hlm. 96) ”Orang Khaldea [Babilon] membuat kemajuan besar dalam ilmu astronomi melalui suatu upaya untuk mengetahui masa depan melalui bintang-bintang. Seni ini kita sebut ’astrologi’.”—The Dawn of Civilization and Life in the Ancient East (Chicago, 1938), R.M. Engberg, hlm. 230.

Babilon Besar seperti seorang pelacur amoral, yang hidup dalam kemewahan yang tidak bermalu

Penyingkapan 17:1-5 mengatakan, ”’Mari, aku akan memperlihatkan kepadamu penghakiman atas sundal besar yang duduk di atas air yang banyak [bangsa-bangsa]; dengan dialah raja-raja [para penguasa politik] di bumi melakukan percabulan, sedangkan mereka yang mendiami bumi menjadi mabuk oleh anggur percabulannya.’ . . . Pada dahinya tertulis sebuah nama, sebuah misteri: ’Babilon Besar, ibu para sundal dan ibu dari perkara-perkara yang menjijikkan di bumi.’” Penyingkapan 18:7 menambahkan bahwa ”dia memuliakan dirinya sendiri dan hidup dalam kemewahan yang tidak bermalu”.

Bukankah benar bahwa organisasi-organisasi agama yang dominan mempunyai kebiasaan berjalan bersisi-sisian dengan para penguasa politik untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan materi, meskipun hal ini mengakibatkan penderitaan bagi umat? Bukankah juga benar bahwa para pemimpin agama mereka yang lebih tinggi jabatannya hidup dalam kemewahan, meskipun banyak di antara umat yang harus mereka layani boleh jadi miskin?

Mengapa agama-agama yang mengaku Kristen cocok dianggap sebagai bagian dari Babilon Besar, bersama dengan mereka yang sama sekali tidak mengenal Allah Alkitab?

Yak. 4:4: ”Para pezina, tidak tahukah kamu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Karena itu barang siapa ingin menjadi sahabat dunia, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” (Jadi, meskipun mereka tahu apa yang Alkitab katakan tentang Allah, mereka menjadikan diri musuh-musuh-Nya jika mereka memilih untuk bersahabat dengan dunia dengan meniru cara-caranya.)

2 Kor. 4:4; 11:14, 15: ”Allah sistem ini membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya, agar penerangan dari kabar baik yang mulia mengenai Kristus, yang adalah gambar Allah, tidak dapat menembus.” ”Setan sendiri terus mengubah dirinya menjadi malaikat terang. Karena itu, bukanlah sesuatu yang hebat jika pelayan-pelayannya juga terus mengubah diri mereka menjadi pelayan-pelayan keadilbenaran. Namun akhir bagi mereka akan sesuai dengan perbuatan mereka.” (Jadi, musuh utama Yehuwa, Setan si Iblis sendiri, benar-benar dihormati oleh semua orang yang tidak menyembah Allah yang benar dengan cara yang telah Ia tetapkan, meskipun mereka mungkin mengaku sebagai orang Kristen. Lihat juga 1 Korintus 10:20.)

Mat. 7:21-23: ”Bukan setiap orang yang mengatakan kepadaku [Yesus Kristus], ’Tuan, Tuan’, akan masuk ke dalam kerajaan surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapakku yang di surga. Banyak yang akan mengatakan kepadaku pada hari itu, ’Tuan, Tuan, bukankah kami bernubuat dengan namamu, dan mengusir hantu-hantu dengan namamu, dan melakukan banyak perbuatan penuh kuasa dengan namamu?’ Meskipun demikian, pada waktu itu aku akan mengaku kepada mereka: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapanku, hai, orang-orang yang melanggar hukum.”

Mengapa keadaannya mendesak untuk keluar dari Babilon Besar tanpa menunda-nunda?

Pny. 18:4: ”Keluarlah dari dalamnya, jika kamu tidak ingin mengambil bagian bersama dia dalam dosa-dosanya, dan jika kamu tidak ingin menerima bagian dari tulah-tulahnya.”

Pny. 18:21: ”Seorang malaikat yang kuat mengangkat sebuah batu yang seperti batu kilangan besar dan mencampakkannya ke dalam laut, dengan mengatakan, ’Demikianlah, dengan lemparan yang cepat, Babilon, kota besar itu, akan dicampakkan, dan ia tidak akan pernah ditemukan lagi.’”

Luk. 21:36: ”Jadi, tetaplah sadar sepanjang waktu sambil membuat permohonan agar kamu berhasil luput dari semua hal ini yang ditentukan untuk terjadi, dan dapat berdiri di hadapan Putra manusia.”

Apa yang akan terjadi atas orang-orang yang tidak mengenal kebenaran Alkitab tetapi hidup dan mati di masa lampau sebagai bagian dari Babilon Besar?

Kis. 17:30: ”Allah telah mengabaikan zaman kurang pengetahuan demikian, namun sekarang ia memberi tahu umat manusia bahwa di mana-mana mereka semua harus bertobat.”

Kis. 24:15: ”Akan ada kebangkitan untuk orang-orang yang adil-benar maupun yang tidak adil-benar.” (Mengenai siapa saja dari antara ”orang-orang yang tidak adil-benar” yang akan dibangkitkan, Allah-lah yang akan menentukan.)

Ayb. 34:12: ”Sesungguhnya Allah tidak bertindak dengan fasik, dan Yang Mahakuasa tidak memutarbalikkan keadilan.”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan