PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • rs hlm. 151-hlm. 155
  • Jiwa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Jiwa
  • Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
  • Bahan Terkait
  • Apa yang Disebut ”Jiwa” Itu?
    Begini Sajakah Hidup Ini?
  • Jiwa menurut Alkitab
    Apa yang Terjadi dengan Kita Bila Kita Meninggal?
  • Pandangan Saudara tentang Jiwa Mempengaruhi Kehidupan Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Apa Jiwa Itu?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
Lihat Lebih Banyak
Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
rs hlm. 151-hlm. 155

Jiwa

Definisi: Dalam Alkitab, ”jiwa” atau ”nyawa” diterjemahkan dari bahasa Ibrani neʹfes dan bahasa Yunani psy·kheʹ. Cara kata itu dipakai dalam Alkitab memperlihatkan bahwa jiwa adalah seseorang atau seekor hewan atau kehidupan yang dinikmati seseorang atau seekor hewan. Tetapi, menurut banyak orang ”jiwa” adalah suatu bagian dari manusia yang tidak bersifat jasmani, tetapi bersifat roh dan tetap hidup setelah tubuh jasmani mati. Orang-orang lain mengartikannya sebagai hakikat kehidupan. Tetapi pandangan-pandangan yang disebut belakangan ini bukan ajaran Alkitab.

Apa yang dikatakan Alkitab yang membantu kita untuk mengerti apa jiwa itu?

Kej. 2:7: ”Allah Yehuwa membentuk manusia dari debu tanah dan mengembuskan ke dalam lubang hidungnya napas kehidupan, dan manusia itu menjadi jiwa yang hidup.” (Perhatikan bahwa ayat ini tidak mengatakan manusia diberi suatu jiwa tetapi ia menjadi suatu jiwa, seorang manusia yang hidup.) (Bagian dari kata Ibrani yang di sini diterjemahkan ”jiwa” ialah neʹfes. Dalam TB dikatakan ”makhluk”. Dalam BIS, ”manusia”.)

1 Kor. 15:45: ”Ada tertulis begini, ’Manusia pertama, Adam, menjadi jiwa yang hidup.’ Adam yang terakhir menjadi roh yang memberikan kehidupan.” (Jadi, Kitab-Kitab Yunani Kristen selaras dengan Kitab-Kitab Ibrani berkenaan dengan apa jiwa itu.) (Kata Yunani yang di sini diterjemahkan ”jiwa” adalah kasus akusatif psy·kheʹ. Dalam TB dan BIS, ”makhluk”.)

1 Ptr. 3:20: ”Pada zaman Nuh . . . beberapa orang, yaitu delapan jiwa, dibawa dengan selamat melalui air.” (Kata Yunani yang di sini diterjemahkan ”jiwa” adalah psy·khaiʹ, bentuk jamak psy·kheʹ. TB dan BIS menggunakan ”orang”.)

Kej. 9:5: ”Selain itu, aku akan menuntut balas darah dari jiwamu [atau ”kehidupan”; bahasa Ibrani, dari neʹfes].” (Di sini jiwa dikatakan mempunyai darah.)

Yos. 11:11: ”Mereka memukul setiap jiwa [bahasa Ibrani, neʹfes] yang ada di dalamnya dengan mata pedang.” (Jiwa di sini diperlihatkan sebagai sesuatu yang dapat disentuh oleh pedang, maka jiwa-jiwa ini tidak mungkin sesuatu yang bersifat roh.)

Di mana Alkitab mengatakan bahwa hewan-hewan adalah jiwa?

Kej. 1:20, 21, 24, 25: ”Allah berfirman, ’Biarlah dalam air berkeriapan sekelompok jiwa yang hidup* . . .’ Kemudian Allah menciptakan makhluk-makhluk laut yang luar biasa besar dan segala jiwa yang hidup dan bergerak, yang berkeriapan dalam air menurut jenisnya, dan segala makhluk terbang yang bersayap menurut jenisnya. . . . Selanjutnya Allah berfirman, ’Biarlah bumi mengeluarkan jiwa-jiwa yang hidup menurut jenisnya, . . . ’ Kemudian Allah membuat binatang liar di bumi menurut jenisnya dan binatang peliharaan menurut jenisnya dan segala binatang merayap di tanah menurut jenisnya.” (*Dalam bahasa Ibrani, kata yang dipakai di sini adalah neʹfes. BIS menggunakan ”makhluk”.)

Im. 24:17, 18: ”Apabila seseorang membunuh jiwa [bahasa Ibrani, neʹfes] manusia, dia harus dibunuh. Orang yang membunuh jiwa [bahasa Ibrani, neʹfes] binatang peliharaan harus membayar ganti rugi atasnya, jiwa ganti jiwa.” (Perhatikan bahwa kata Ibrani yang sama untuk jiwa dipakai untuk manusia maupun binatang.)

Pny. 16:3: ”Laut menjadi darah seperti darah orang mati, dan matilah setiap jiwa yang hidup,* ya, segala yang ada di dalam laut.” (Jadi, Kitab-Kitab Yunani Kristen juga menunjukkan bahwa binatang adalah jiwa.) (*Dalam bahasa Yunani kata ini adalah psy·kheʹ. BIS menyebutnya ”makhluk”. TL, ”segala yang . . . bernyawa”.)

Apakah pakar-pakar lain yang bukan Saksi-Saksi Yehuwa mengakui bahwa inilah arti jiwa menurut Alkitab?

”Tidak ada dikotomi [pembagian] antara tubuh dan jiwa dalam P[erjanjian] L[ama]. Orang Israel melihat hal-hal secara konkret, secara keseluruhan, maka ia menganggap manusia sebagai orang (pribadi) dan bukan sebagai suatu gabungan. Istilah nepeš [neʹfes], meskipun diterjemahkan dalam bahasa kita sebagai jiwa, tidak pernah berarti jiwa yang terpisah dari tubuh atau orangnya. . . . Istilah [psy·kheʹ] adalah kata dalam P[erjanjian] B[aru] yang sama dengan nepeš. Ini dapat berarti prinsip kehidupan, kehidupan itu sendiri, atau makhluk hidup.”​—New Catholic Encyclopedia (1967), Jil. XIII, hlm. 449, 450.

”Istilah Ibrani untuk ’jiwa’ (nefes, sesuatu yang bernafas) digunakan oleh Musa . . . , mengartikan suatu ’makhluk yang hidup’ dan berlaku juga untuk makhluk bukan manusia. . . . Penggunaan psychē (’jiwa’) dalam Perjanjian Baru sama dengan nefes.”—The New Encyclopœdia Britannica (1976), Macropædia, Jil. 15, hlm. 152.

”Kepercayaan bahwa jiwa terus hidup setelah tubuh hancur adalah soal spekulasi filsafat atau teologi dan bukan iman yang sederhana, dan karena itu tidak pernah diajarkan dalam Alkitab.”—The Jewish Encyclopedia (1910), Jil. VI, hlm. 564.

Apakah jiwa manusia dapat mati?

Yeh. 18:4: ”Lihat! Semua jiwa—milikkulah mereka. Baik jiwa bapak maupun jiwa anak—milikkulah mereka. Jiwa * yang berbuat dosa—jiwa itulah yang akan mati.” (*Dalam bahasa Ibrani bunyinya ”neʹfes”. TB dan BIS menerjemahkannya ”orang”.)

Mat. 10:28: ”Jangan menjadi takut kepada mereka yang membunuh tubuh tetapi tidak dapat membunuh jiwa [atau, ”kehidupan”]; tetapi sebaliknya takutlah kepada dia yang dapat membinasakan baik jiwa* maupun tubuh dalam Gehena.” (*Bahasa Yunani mempunyai kasus akusatif untuk psy·kheʹ. TL dan BIS kedua-duanya menerjemahkan ”jiwa”.)

Kis. 3:23: ”Sungguh, setiap jiwa [bahasa Yunani, psy·kheʹ] yang tidak mendengarkan Nabi itu akan dibinasakan dari antara umat ini.”

Apakah mungkin bagi jiwa manusia untuk hidup kekal?

Lihat halaman 170-175, di bawah judul ”Kehidupan”.

Apakah jiwa sama dengan roh?

Pkh. 12:7: ”Kemudian debu kembali ke tanah seperti semula dan roh [atau, daya hidup; bahasa Ibrani, ruʹakh] kembali kepada Allah yang benar yang telah memberikannya.” (Perhatikan bahwa kata Ibrani untuk roh adalah ruʹakh; tetapi kata yang diterjemahkan menjadi jiwa ialah neʹfes. Ayat itu tidak mengartikan bahwa pada waktu mati roh akan pergi menuju hadirat pribadi Allah; tetapi harapan bagi orang tersebut untuk hidup kembali bergantung kepada Allah. Dengan cara pemakaian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa, jika pembayaran yang dituntut tidak dilaksanakan oleh pembeli sebidang tanah, tanah itu ”kembali” kepada pemiliknya.) (Dalam BIS diterjemahkan ”nafas kehidupan”.)

Pkh. 3:19: ”Ada suatu akhir sehubungan dengan putra-putra manusia dan suatu akhir sehubungan dengan binatang, dan mereka mempunyai akhir yang sama. Sebagaimana yang satu mati, begitu juga yang lain mati; dan mereka semua hanya mempunyai satu roh [ bahasa Ibrani, ruʹakh].” (Jadi, manusia maupun binatang dinyatakan mempunyai ruʹakh atau roh yang sama. Untuk komentar tentang ayat 20, 21 lihat halaman 310, 311.)

Ibr. 4:12: ”Firman Allah itu hidup dan mengerahkan kuasa dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun dan menusuk bahkan sampai memisahkan jiwa [bahasa Yunani, psy·khesʹ; ”kehidupan”, NE] dan roh [bahasa Yunani, pneuʹma·tos], serta sendi dan sumsumnya, dan dapat menilai pikiran dan niat hati.” (Perhatikan bahwa kata Yunani untuk ”roh” tidak sama dengan kata untuk ”jiwa”.)

Apakah seseorang tetap sadar setelah roh meninggalkan tubuh?

Mz. 146:4: ”Apabila roh [bahasa Ibrani, dari ruʹakh]nya keluar, ia kembali ke tanah; pada hari itu lenyaplah segala pikirannya.” (NAB, RO, Yg, dan Dy [145:4] di sini menerjemahkan ruʹakh sebagai ”roh”. Ada terjemahan-terjemahan yang berbunyi ”nafas”.) (Juga Mazmur 104:29)

Dari manakah kepercayaan Susunan Kristen bahwa jiwa adalah bagian yang tidak bersifat jasmani dan tidak dapat binasa?

”Konsep Kristen mengenai suatu jiwa yang bersifat roh yang diciptakan oleh Allah dan dimasukkan ke dalam tubuh pada waktu pembuahan untuk menjadikan manusia suatu keseluruhan yang hidup, merupakan buah dari suatu perkembangan yang lama dalam filsafat Kristen. Hanya oleh Origen [wafat ± tahun 254 M] di Timur dan St. Agustinus [wafat 430 M] di Barat jiwa dikatakan sebagai suatu zat yang bersifat roh dan terbentuklah suatu pengertian filsafat mengenai sifatnya. . . . Doktrin beliau [Agustinus] . . . banyak (termasuk beberapa kelemahan) diambil dari Neoplatonisme.”—New Catholic Encyclopedia (1967), Jil. XIII, hlm. 452, 454.

”Pengertian [jiwa] yang tidak berkematian adalah hasil pemikiran Yunani, sedangkan harapan tentang suatu kebangkitan adalah pemikiran Yahudi. . . . Setelah penaklukan oleh Aleksander [Agung], Yudaisme lambat-laun menyerap konsep-konsep Yunani.”—Dictionnaire Encyclopédique de la Bible (Valence, France; 1935), diedit oleh Alexandre Westphal, Jil. 2, hlm. 557.

”Jiwa yang tidak berkematian adalah suatu gagasan Yunani yang terbentuk dalam kultus misteri kuno dan dikembangkan oleh filsuf Plato.”—Presbyterian Life, 1 Mei 1970, hlm. 35.

”Apakah kita percaya bahwa ada kematian? . . . Bukankah itu adalah pemisahan jiwa dan tubuh? Dan, mati berarti lengkapnya hal ini; jika jiwa memang ada dalam dirinya sendiri, dan dibebaskan dari tubuh dan tubuh dibebaskan dari jiwa, bukankah itu kematian? . . . Dan, apakah jiwa menerima kematian? Tidak. Jadi, jiwa itu tidak berkematian? Ya.”—”Phaedo” dari Plato, Bag. 64, 105, seperti diterbitkan dalam Great Books of the Western World (1952), diedit oleh R. M. Hutchins, Jil. 7, hlm. 223, 245, 246.

”Problem [jiwa] yang tidak berkematian, sebagaimana kita lihat, menarik perhatian serius para teolog Babilon. . . . Orang-orang maupun para pemimpin agama tidak pernah menghadapi kemungkinan kebinasaan total dari apa yang pernah hidup. Kematian adalah suatu perjalanan menuju kehidupan jenis lain.”—The Religion of Babylonia and Assyria (Boston, 1898), M. Jastrow, Jr., hlm. 556.

Lihat juga halaman 177-179, di bawah judul ”Kematian”.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan