PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w91 15/5 hlm. 32
  • Ahab[Bagian I]

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Ahab[Bagian I]
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
w91 15/5 hlm. 32

Ahab

[Bagian I]

AHAB (Aʹhab) [Saudara Laki-Laki dari Ayah].

1. Anak Omri dan raja kerajaan Israel Utara. Ia memerintah di Samaria selama 22 tahun, kira-kira sejak tahun 940 S.M.​—1 Raj 16:28, 29.

Memaafkan Ibadat Palsu. Riwayat Ahab merupakan salah satu kisah terburuk berkenaan dengan suatu segi yang penting dari ibadat sejati. Ibadat kepada Yehuwa yang telah dirusak oleh lembu emas buatan Yeroboam tidak hanya dibiarkan tetap ada tetapi Ahab juga membiarkan ibadat kepada Baal mempengaruhi bangsa Israel dalam skala yang lebih luas daripada sebelumnya. Ini adalah akibat pernikahannya pada usia sangat muda dengan Izebel, putri Etbaal, raja orang Sidon. Josephus, yang mengutip sejarawan purba Menander, menyebut Etbaal sebagai Itobal, dan kisah (Against Apion, I, 123 [18]) memperlihatkan bahwa ia adalah imam dari Astarte sebelum naik takhta dengan cara membunuh raja.

Ahab membiarkan istrinya Izebel yang kafir itu mengarahkannya kepada penyembahan Baal, membuat mezbah untuk Baal, dan mendirikan tiang suci untuk menghormati Asyera (Astarte). (1 Raj 16:30-33) Dalam waktu singkat sudah ada 450 nabi Baal dan 400 nabi dari tiang suci, semua diberi makan dari meja istana Izebel. (1 Raj 18:19) Nabi-nabi Yehuwa yang sejati dibunuh dengan pedang, dan hanya karena tindakan Obaja, kepala pelayan istana Ahab, yang beriman, kehidupan 100 orang dapat diselamatkan dengan disembunyikan dalam gua-gua, dan mereka bertahan hidup hanya dengan roti serta air.​—1 Raj 18:3, 4, 13; 19:10.

Karena Ahab berpaling kepada Baal, ia diberi tahu oleh Elia akan datangnya musim kemarau panjang yang, menurut Lukas 4:25 dan Yakobus 5:17, meliputi masa tiga tahun enam bulan. (1 Raj 17:1; 18:1) Hujan akan turun lagi hanya atas perintah Elia. Meskipun Ahab mencari Elia di antara bangsa-bangsa dan kerajaan di sekitar situ, Elia tetap tidak dapat ditemukan sampai saatnya tiba. (1 Raj 17:8, 9; 18:2, 10) Sekarang Ahab berusaha menimpakan kesalahan kepada Elia atas musim kemarau dan kelaparan. Elia buktikan tuduhan ini salah dengan memperlihatkan bahwa alasan sebenarnya adalah ibadat Baal yang didukung oleh Ahab. Suatu ujian di puncak Gunung Karmel membuktikan bahwa Baal bukanlah apa-apa dan menyatakan Yehuwa sebagai Allah yang benar; nabi-nabi Baal dibunuh atas perintah Elia, dan tidak lama setelah itu turun hujan lebat yang mengakhiri musim kering. (1 Raj 18:17-46) Ahab kembali ke Yizreel dan kepada istrinya, yang ia beri tahu mengenai tindakan Elia terhadap agama Baal. Izebel bertindak dengan mengancam akan membalas Elia sehingga nabi itu harus lari ke Gunung Horeb.​—1 Raj 19:1-8.

Pembangunan Besar; Kemenangan atas Aram. Kata orang, pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan Ahab termasuk penyelesaian benteng-benteng Samaria, yang menurut arkeologi terdiri dari tiga dinding raksasa yang kuat, hasil karya yang bermutu tinggi. Penggalian memperlihatkan adanya suatu panggung istana berbentuk persegi empat berukuran kira-kira 90 meter kali 180 meter, yang dikelilingi dengan dinding dari ubin-ubin batu yang sangat indah. Banyak sekali balok-balok gading untuk mendekorasi perkakas rumah dan potongan-potongan dinding ditemukan, mungkin ada hubungannya dengan ”istana gading” milik Ahab yang disebut di 1 Raja 22:39.​—GAMBAR, Jil. 1, hlm. 948; juga bandingkan Amos 3:15; 6:4.

Kekayaan kota dan kekuatan posisinya segera diuji dengan dikepungnya Samaria oleh Benhadad II, seorang Aram, yang mengepalai koalisi 32 raja. Mula-mula Ahab tanpa perlawanan menyetujui tuntutan penyerangnya, tetapi kemudian ia menolak keras ketika diminta untuk membiarkan istananya dijarah. Perundingan perdamaian gagal, dan dengan petunjuk ilahi Ahab menggunakan strategi perang menyergap musuh secara tidak terduga sehingga semua terbunuh, namun Benhadad melarikan diri.​—1 Raj 20:1-21.

Yakin bahwa Yehuwa hanyalah ’allah gunung’, Benhadad kembali pada tahun berikutnya dengan pasukan militer yang sama besar. Namun sebaliknya daripada maju ke daerah pegunungan Samaria, ia maju berperang di dataran tinggi yang rata dekat Afek di wilayah Manasye. (Lihat APHEK No. 5.) Pasukan Israel maju ke medan pertempuran namun tampak seperti ”dua kawanan [kecil] kambing” dibanding dengan perkemahan yang besar dari orang Aram. Yakin akan janji Yehuwa untuk memperlihatkan bahwa kekuatan-Nya tidak dipengaruhi oleh letak geografis, pasukan Ahab dapat menaklukkan musuh secara telak. (1 Raj 20:26-30) Akan tetapi, sama seperti tindakan Raja Saul terhadap Agag orang Amalek, Ahab membiarkan Benhadad hidup dan membuat perjanjian dengan dia bahwa kota-kota yang ditawan akan dikembalikan kepada orang Israel dan jalan-jalan di Damaskus akan diserahkan kepada Ahab, jelas untuk mendirikan pasar serta memajukan kepentingan dagang Ahab di ibu kota negeri Aram itu. (1 Raj 20:31-34) Sama seperti Saul, alasan ini mengakibatkan Ahab dikutuk oleh Yehuwa melalui nubuat tentang bencana yang akan menimpa dia dan umatnya di masa depan.​—1 Raj 20:35-43.​—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan