Ahab II
Pembunuhan Nabot, dan Akibatnya. Selama masa selang tiga tahun yang damai, Ahab memalingkan perhatiannya untuk memiliki kebun anggur Nabot di Yizreel, sebidang tanah yang sangat diinginkan Ahab karena letaknya berbatasan dengan halaman istana raja. Ketika Nabot menolak permintaan itu karena berdasarkan hukum Allah milik pusaka nenek moyang tidak boleh diganggu gugat, Ahab dengan marah pulang ke rumahnya, berbaring di tempat tidurnya dengan muka menghadap ke dinding, dan menolak untuk makan. Mengetahui alasan dari kekesalan hati Ahab, Izebel orang kafir itu mengatur pembunuhan Nabot melalui pengadilan pura-pura untuk tuduhan hujatan, menggunakan surat yang ditulis atas nama Ahab. Sewaktu Ahab pergi untuk mengambil bidang tanah yang ia inginkan itu, ia ditemui oleh Elia yang dengan tajam mengecamnya sebagai pembunuh dan sebagai orang yang menjual diri untuk melakukan kejahatan atas desakan yang terus-menerus dari istri kafirnya. Sebagaimana anjing-anjing menjilati darah Nabot, demikian juga anjing-anjing akan menjilati darah Ahab, dan Izebel sendiri serta keturunan Ahab akan menjadi makanan bagi anjing-anjing dan burung pemakan bangkai. Kata-kata ini mengenai sasaran, dan Ahab berpuasa dengan amat sedih, mengenakan kain kabung, secara bergantian duduk dan berjalan mondar-mandir dengan putus asa. Atas dasar ini maka belas kasihan diberikan kepadanya sehubungan dengan saat manakala malapetaka akan menimpa keluarganya.—1 Raj 21:1-29.
Hubungan Ahab dengan Yehuda di sebelah Selatan diperkuat melalui ikatan perkawinan antara putri Ahab, Atalya, dengan putra Raja Yosafat, Yoram. (1 Raj 22:44; 2 Raj 8:18, 26; 2 Taw 18:1) Pada waktu Yosafat mengadakan kunjungan kekeluargaan ke Samaria, Ahab mempengaruhi dia agar mendukung upayanya untuk mengambil kembali Ramot-Gilead dari orang-orang Aram, yang ternyata tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan dari perjanjian yang dibuat oleh Benhadad. Walaupun sekumpulan nabi palsu secara mufakat memberi jaminan akan keberhasilan, atas desakan Yosafat nabi Mikha yang dibenci Ahab dipanggil dan ia meramalkan bencana. Ahab menyuruh agar Mikha ditangkap, dan ia bersikeras pergi berperang. Meskipun dengan licik ia menyamar, ia terkena panah yang nyasar sehingga akhirnya mati secara pelan-pelan. Jenazahnya dibawa ke Samaria untuk dikubur dan ketika ”kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, . . . darah raja dijilat anjing”. Suatu cekungan besar telah ditemukan di sudut Barat Laut halaman istana yang luas di Samaria, dan kemungkinan di sinilah lokasi tergenapnya nubuat ini.—1 Raj 22:1-38.
Prasasti-Prasasti Moab dan Asiria. Di dalamnya disebutkan mengenai pembangunan kembali Yerikho selama pemerintahan Ahab, mungkin sebagai bagian dari program untuk memperkuat pengaruh Israel atas Moab. (1 Raj 16:34; bandingkan 2 Taw 28:15.) Batu Moab oleh Raja Mesa dari Moab menceritakan mengenai dominasi Moab melalui Raja Omri dan putranya.
Prasasti-prasasti Asiria yang menggambarkan pertempuran yang terjadi antara Shalmaneser III dan koalisi 12 raja di Karkar menyebutkan nama A-ha-ab-bu sebagai anggotanya. Ini pada umumnya diterima oleh kebanyakan sarjana sebagai sebutan untuk Raja Ahab dari Israel; akan tetapi, sebagai bukti yang memperlihatkan bahwa pernyataan demikian dipertanyakan, lihat artikel mengenai SHALMANESER No. 1.
2. Seorang nabi palsu di antara orang-orang buangan di Babel; putra Kolaya. Yeremia meramalkan bahwa nabi yang tidak bermoral dan pembohong ini bersama rekan-rekannya akan dibakar dalam api oleh Nebukadnezar.—Yer 29:21-23.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.