PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g82_No5 hlm. 8-11
  • Benar-Benar Memecahkan Problem Kemiskinan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Benar-Benar Memecahkan Problem Kemiskinan
  • Sedarlah!—1982 (No. 5)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Di Jaman Dulu
  • Minat Allah Dewasa Ini
  • Jawaban Atas Problem Tersebut
  • Puas untuk Menanti
  • Akhir Kemiskinan Sudah Dekat
    Sedarlah!—1998
  • Segera, Tidak Seorang Pun akan Menjadi Miskin!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Dunia tanpa Kemiskinan Sudah Dekat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Ikuti Teladan Yesus dengan Peduli kepada Orang Miskin
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1982 (No. 5)
g82_No5 hlm. 8-11

Benar-Benar Memecahkan Problem Kemiskinan

KARMEN dikunjungi oleh salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa, dan Saksi ini membantunya untuk mengerti bahwa ia tidak perlu menghadapi problem-problemnya sendirian. Tidak ada yang lain kecuali Allah Yehuwa sendiri yang berprihatin dengan kesulitan-kesulitannya. Di dalam Alkitab Ia dilukiskan sebagai ”menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.”—Mazmur 113:7.

Hal ini memberikan hiburan bagi Karmen, terutama ketika ia tahu bagaimana Allah telah membantu orang-orang miskin di masa lalu, bagaimana Ia menolong mereka sekarang dan bagaimana Ia akan membantu mereka di masa-masa mendatang. Jika anda sendiri memikirkan keterangan ini, maka anda akan mengerti mengapa seluruh sikap Karmen terhadap kehidupan sama sekali berubah.

Di Jaman Dulu

Pada tahun 1513 S.M., ketika Allah Yehuwa membentuk bangsa Israel, Ia memberi mereka suatu hukum berupa penyelenggaraan yang pengasih bagi orang miskin. Pertama-tama, patut diperhatikan bahwa hukum itu tidak menetapkan golongan yang ”lebih tinggi” atau ”rendahan.” Pada mulanya tiap keluarga memiliki kesempatan yang sama. Tetapi bukankah benar bahwa dewasa ini banyak orang merasa bahwa perbedaan-perbedaan golongan menjadi salah satu penyebab utama dari kemiskinan?

Tentu saja, dalam dunia yang tidak sempurna ini keadaan orang dapat berubah. Dan beberapa mungkin jatuh miskin. Hal-hal semacam itu juga terjadi di Israel dulu. Bagaimana Hukum Taurat membantu mereka?

Hukum tersebut tidak menganjurkan untuk mengemis. Tetapi memang semangat kemurahan hati dianjurkan di pihak orang-orang lain. Jadi, pada pesta-pesta musiman yang diadakan setiap tahun, orang-orang Israel didesak untuk mengikutsertakan ”anak yatim dan janda-janda” dalam perayaan-perayaan mereka.—Ulangan 16:9-11.

Jika seorang miskin membutuhkan uang, rekan sewarganya dianjurkan untuk meminjamkan kepadanya apapun yang ia perlukan, dengan murah hati dan tanpa bunga. (Ulangan 15:7, 8; 23:19, 20) Dengan demikian, warga yang lebih kaya tidak akan menarik keuntungan dari kesulitan-kesulitan sesama saudara Israelnya. Tetapi sebaliknya, orang miskin itu merasa berkewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut.

Di musim menuai, orang-orang Israel yang miskin diijinkan untuk mengumpulkan sisa-sisa tuaian dari ladang-ladang dan kebun anggur orang-orang lain setelah para penuai selesai. Dengan demikian mereka dapat bekerja untuk memperoleh makanan yang dibutuhkan bagi keluarga-keluarga mereka. Andai kata seseorang tenggelam dalam hutang, ia dapat menjual diri dengan menjadi budak selama jangka waktu tertentu. Hal ini tidak seburuk apa yang kita bayangkan. Kesejahteraannya dilindungi oleh hukum dan dengan demikian ia dapat melunasi hutang-hutangnya, sambil menjamin pemenuhan kebutuhan keluarganya.—Imamat 19:9, 10; Ulangan 15:12-15.

Allah memberitahukan orang-orang Israel: ”orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu.” Meskipun demikian, jalan terbuka bagi orang-orang miskin untuk dibantu mengusahakan jalan keluar dari kemiskinan. Selama seseorang memperlihatkan iman kepada Allah, penyelenggaraan ini berhasil. (Ulangan 15:11; Mazmur 37:25) Apakah Yehuwa memperlihatkan minat yang sama kepada orang miskin dewasa ini? Ya, memang.

Minat Allah Dewasa Ini

Pada suatu peristiwa, Yesus berbicara kepada sekelompok besar orang banyak. Pasti di antaranya ada banyak orang miskin. Ia memberikan anjuran dengan mengingatkan mereka mengenai cara yang menakjubkan dari Yehuwa dalam memelihara hewan serta tumbuh-tumbuhan. Kemudian ia menarik pelajaran dari sini yang benar-benar berarti bagi orang miskin pada masa sekarang yang ingin melayani Allah.

Ia berkata: ”Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: ’Apakah yang akan kami makan?’ ’Apakah yang akan kami minum?’ Apakah yang akan kami pakai?’ Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.”—Matius 6:30-32.

Bagaimana seorang yang miskin dapat yakin tentang perhatian Allah kepadanya? Dengan menaruh Allah di tempat yang pertama dalam kehidupannya, sebagaimana Yesus selanjutnya berkata: ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”—Matius 6:33.

Seperti Karmen orang-orang miskin lainnya yang mendengarkan pemberitaan tentang ”Injil Kerajaan” oleh Saksi-Saksi Yehuwa, juga belajar bahwa Allah mengasihi dan melindungi semua orang yang melayani Dia, termasuk orang-orang miskin. (Matius 24:14) Dan Ia benar-benar membantu. Selain menyediakan nasihat praktis dalam Alkitab—seperti disebutkan dalam artikel terdahulu—Ia melindungi para penyembahNya serta memungkinkan mereka bertahan terus. Banyak yang telah memberi kesaksian bahwa Ia pasti menjawab doa: ”Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,” secara aksara.—Matius 6:11.

Tetapi orang-orang yang mendengarkan ”Injil Kerajaan” mempelajari sesuatu yang bahkan jauh lebih penting. Yesus berkata: ”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari Mulut Allah.” (Matius 4:4) Jadi mereka belajar nilai dari hal-hal rohani.

Melalui Firman Allah, Alkitab, mereka belajar bagaimana mencapai kebahagiaan di dalam lingkungan keluarga. Mereka belajar untuk memiliki hubungan yang akrab dengan Allah dan bagaimana melakukan kehendakNya bagi mereka. Dan mereka memperoleh ”damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal.” (Filipi 4:7) Kebanyakan orang kaya dewasa ini tidak memiliki ketenangan pikiran. Padahal ketenangan pikiran jauh lebih berharga dari pada harta benda.

Orang yang mendengarkan ’kabar kesukaan’ mempelajari satu hal lain yang penting juga. Ia belajar bahwa keadaannya yang miskin tidak berlangsung untuk selamanya.

Jawaban Atas Problem Tersebut

Kemiskinan dapat diakibatkan oleh sistem ekonomi yang tidak adil. Juga dapat terjadi akibat peperangan, kelaparan, penyakit, prasangka rasial atau sosial, ”waktu dan nasib [kejadian tak terduga, NW],” atau karena ketidaksempurnaan manusia. (Pengkhotbah 9:11) Tidak heran manusia tidak sanggup menyingkirkannya.

Tetapi orang-orang Kristen dewasa ini di mana-mana memberitakan ”Injil Kerajaan.” Ini adalah kabar kesukaan bahwa Kerajaan Allah telah didirikan di surga dan tidak lama lagi akan mengambil alih semua pemerintahan di bumi ini. Orang-orang Kristen mendoakan hal ini selama berabad-abad ketika mereka memohon: ”Bapa kami yang di Sorga, dikuduskanlah namaMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di Sorga.”—Matius 6:9, 10.

Kerajaan ini akan menjadi suatu pemerintahan dunia. Ia akan meniadakan sistem ekonomi yang tidak adil. Prasangka-prasangka rasial dan sosial tidak akan ada lagi, karena hukum yang berlaku dalam pemerintahan itu adalah hukum kasih, yang mencakup perintah: ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”—Matius 22:39.

Selain itu, peperangan tidak akan ada lagi, yang turut menyebabkan kemiskinan, karena Allah akan ”menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi.” (Mazmur 46:9) Bahkan penyakit dan ketidaksempurnaan manusia pada akhirnya tidak akan ada lagi, karena ”[Allah] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Wahyu 21:4) Kemudian orang-orang miskin akan mendapat kesempatan untuk menemukan jalan keluar dari kemiskinan mereka selama-lamanya, dan beban yang telah berlangsung lama ini akhirnya akan dilenyapkan dari antara umat manusia.

Puas untuk Menanti

Dapatkah anda memahami alasannya mengapa seseorang seperti Karmen memiliki suatu pandangan yang sama sekali berbeda tentang kehidupan setelah menerima ’kabar kesukaan’ itu? Inilah suatu berita yang bukan saja kedengarannya bagus, tetapi memang benar. Banyak bukti memperlihatkan bahwa Kerajaan Allah akan melaksanakan semua hal yang Allah katakan. Tidak mengherankan bahwa seorang wanita lain yang mempunyai banyak anak yang harus mengungsi karena adanya kegiatan teroris, tergerak untuk mengatakan: ”Kami puas dengan keadaan [miskin] kami karena kehidupan kami kaya secara rohani. Ya, ibadat itu kalau disertai rasa puas, memberi keuntungan besar”!—Lihat 1 Timotius 6:6-8.

Banyak orang yang rendah hati, karena telah mempertimbangkan penyelesaian Allah terhadap problem kemiskinan, merasa bahagia menanti saatNya yang tepat untuk menyingkirkan beban ini secara total. Sementara itu mereka bergabung dengan orang-orang yang mempunyai iman yang sama dan menggunakan setiap kesempatan untuk membagikan apa yang mereka percayai kepada orang-orang lain. Jadi mereka menikmati kekayaan rohani walaupun miskin secara materi.

Apakah kemiskinan dunia merupakan problem yang mengganggu anda? Jika demikian, mengapa tidak memeriksa keterangan yang sama yang telah membantu Karmen dan jutaan orang-orang lain. Maka anda juga akan mempunyai kesempatan untuk menyaksikan saatnya manakala kemiskinan tidak akan ada lagi.

”Berbahagialah orang . . . yang harapannya pada TUHAN [Yehuwa], Allahnya: Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya, yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang lapar. . . . TUHAN membuka mata orang-orang buta; TUHAN menegakkan orang yang tertunduk.”—Mazmur 146:5-8.

[Gambar di hlm. 8, 9]

Kerajaan Allah akan melenyapkan keadaan-keadaan yang menyebabkan kemiskinan selama-lamanya

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan