PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g85_No14 hlm. 31-32
  • Nasib—Apakah Menentukan Masa Depan Anda?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Nasib—Apakah Menentukan Masa Depan Anda?
  • Sedarlah!—1985 (No. 14)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apakah Nasib Berkuasa Atas Diri Anda?
  • Kebebasan untuk Memilih
  • Mengapa Hal-Hal yang Buruk Terjadi atas Orang-Orang yang Baik
  • Ditakdirkan atau Sekadar Kebetulan?
    Sedarlah!—1999
  • Apakah Alkitab Mengajarkan Kepercayaan akan Nasib?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Apakah Percaya kepada Nasib Mengatur Kehidupan Saudara?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Untuk Segala Sesuatu Ada Waktunya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1985 (No. 14)
g85_No14 hlm. 31-32

Pandangan Alkitab

Nasib—Apakah Menentukan Masa Depan Anda?

SEBUAH tangan dengan lembut menyingkirkan kotoran dari wajah seorang anak, suatu gerakan yang mesra yang umum dilakukan banyak orangtua. Namun keadaan di sini jauh berbeda. Anak itu, yang akan dimakamkan, adalah salah satu dari 2.000 jiwa lebih yang tewas dalam suatu bencana yang mengejutkan dan menyedihkan seluruh negeri India seraya bagian yang lain di dunia menahan napas ketakutan. Peristiwa ini terjadi oleh karena kebocoran gas putih yang beracun, yang mengakibatkan cacat dan kematian pada waktu kota Bhopal diliputi awan gas tersebut.

Beberapa orang India menanggapi tragedi ini dan mengatakan, ”Nasib!” Yang lain-lain bersikap pasrah dengan berpikir, ’Hal itu sudah ditentukan,’ atau, ’Sudah ditulis.’ Namun tidak semua orang India menyalahkan nasib dalam bencana di Bhopal itu.

Bagaimana menurut anda? Apakah nasib bertanggung jawab untuk itu? Apakah nasib menentukan mas depan anda?

Apakah Nasib Berkuasa Atas Diri Anda?

Doktrin fatalisme yang ada hubungan dengan nasib mengajar bahwa ”kejadian-kejadian telah ditentukan sebelumnya untuk selamanya sedemikian rupa sehingga manusia tidak berdaya untuk mengubahnya.” Oleh siapa? ”Suatu kekuatan gaib yang bukan suatu pribadi,” beberapa penganut fatalisme akan menjawab. Yang lain-lain percaya bahwa suatu allah telah menetapkan seluruh pola kehidupan seseorang, termasuk waktu dan caranya ia mati, dan apapun tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubahnya.

Tetapi, Alkitab, memberi pandangan yang bertentangan. Dikatakan bahwa beberapa kejadian dan keadaan orang-orang yang baik dan jahat telah ditentukan sebelumnya, tetapi nasib orang-orang secara pribadi tidak ditetapkan. Dictionary of the Bible (Kamus Alkitab), ketika mengulas mengenai kata ”nasib” yang digunakan dalam satu terjemahan, mengatakan: ”Suatu penelitian atas ikatan kalimatnya menunjukkan bahwa suatu fatalisme yang buta tidak dikemukakan sama sekali. Kadang-kadang hal itu disebutkan berkenaan nasib orang-orang pada umumnya, dan kadang-kadang malapetaka yang didatangkan manusia ke atasnya sendiri atau ditimpakan atas masyarakat.”—Lihat Bilangan 16:29 in the Revised Standard Version sebagai satu contoh.

Perhatikan bagaimana Alkitab membenarkan aturan dasar yang masuk akal dari sebab dan akibat, ketika dikatakan: ”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (Galatia 6:7) Ayat ini adalah sebuah aksioma (suatu pernyataan yang dianggap benar tanpa harus dibuktikan atau dapat dibantah). Hal itu tidak perlu dibuktikan, tidak perlu ”sebab.” Jadi, karena kita menuai apa yang kita tabur, tidakkah nyata bahwa kita bertanggung jawab atas akibat dari banyak hal yang terjadi atas kita? Nasib tidak menentukan hal itu.

Kebebasan untuk Memilih

Kita mempunyai kebebasan untuk memilih. Memang ada pilihan, dan hal ini nyata dari ayat berikut: ”Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi [Yehuwa], Allahmu, mendengarkan suaraNya dan berpaut padaNya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu.” (Ulangan 30:19, 20) Untuk apa Allah Yehuwa akan menganjurkan kita agar memilih kehidupan jika memang tidak ada pilihan?

Jika kita hanya robot-robot dengan badan manusia, yang tindakan-tindakannya telah ditentukan sebelumnya oleh seorang programmer di surga, apa gunanya nasihat Yesus agar kita ’berjuang untuk masuk melalui pintu yang sesak’ yang menuju kepada hidup kekal? Atau apa makna dari pernyataannya: ”Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat”? Tidak ada artinya sama sekali! Seseorang yang malas secara rohani tidak mempunyai alasan apapun untuk berusaha keras melayani Allah atau bertekun dalam berpegang teguh kepada petunjuk-petunjuk Alkitab.—Lukas 13:24; Matius 24:13.

Jika pengikut Yesus, Paulus, percaya bahwa nasib akhirnya sudah ditentukan dengan pasti, maka kata-katanya berikut ini tidak akan ada artinya: ”Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah.”—Filipi 3:12-14.

Apakah masuk akal bagi seorang Kristen untuk ”mengarahkan diri” dan ”berlari-lari kepada tujuan” jika nasib telah menentukan siapa yang akan menang bahkan sebelum pertandingan dimulai? Sebenarnya, untuk apa mengikuti pertandingan? Sebenarnya, untuk apa mengikuti pertandingan? Kepercayaan bahwa ’apapun yang akan terjadi, terjadilah’ tidak selaras dengan pandangan Alkitab.

Karena itu, kita ini bukanlah sekedar boneka atau wayang di tangan seorang dalang atau kuasa yang lebih tinggi yang mengatur setiap tindakan kita. Nasib kita tidak dimeteraikan sebelum kita lahir.

Mengapa Hal-Hal yang Buruk Terjadi atas Orang-Orang yang Baik

Jika nasib tidak menentukan kehidupan kita, maka mengapa nampaknya hal-hal yang buruk terjadi atas orang-orang yang baik? ”Waktu dan peristiwa-peristiwa yang tidak terduga” mempengaruhi kita semua, itulah jawaban yang diberikan Alkitab. (Pengkhotbah 9:11, NW) Seseorang dapat menjadi korban yang tidak bersalah karena kebetulan. Mereka mungkin berada di tempat yang salah pada waktu yang salah.

Jawaban lain yang terdapat dalam Alkitab ialah manusia telah mewarisi dosa, dengan demikian juga ketidaksempurnaan. ”Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12) Karena itu, tindakan orang-orang tidak hanya cenderung salah dan tidak baik tetapi demikian jugalah hal-hal yang mereka bangun atau buat. Tindakan pengamanan yang diabaikan, peringatan-peringatan diserukan namun tidak ditaati, maksud baik dikalahkan oleh ketamakan, dan lain sebagainya, semua dapat disebabkan karena sifat manusia yang tidak sempurna.

Maka, nasib tidak menentukan masa depan anda; kita bebas memilih nasib kita sendiri. Penyair Inggris William Ernest Henley menyatakan keyakinan yang sama ketika ia mengatakan ”Akulah majikan dari nasibku; akulah kapten dari jiwaku.” Namun lebih dari 3.000 tahun sebelum Henley, seorang penulis Alkitab menyatakannya dengan lebih saksama. Ia tahu bahwa masa depan yang baik atau buruk ada di tangannya sendiri. Hal ini bergantung pada apakah ia memilih untuk mentaati Allah atau tidak. Ia menulis: ”Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah . . . Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada [Yehuwa].”—Yosua 24:15.

[Blurb di halaman 31]

Apakah tragedi Bhopal disebabkan karena nasib?

[Blurb di halaman 32]

Banyak yang percaya bahwa seluruh kehidupan seseorang telah ditentukan dan apapun tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubahnya

[Blurb di halaman 32]

Alkitab mengatakan bahwa beberapa kejadian memang telah ditentukan, tetapi nasib orang-orang secara pribadi tidak ditetapkan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan