PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g87_No22 hlm. 14-15
  • Berbicara dalam Bahasa Roh—Apakah Berasal dari Allah?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Berbicara dalam Bahasa Roh—Apakah Berasal dari Allah?
  • Sedarlah!—1987 (No. 22)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Berbagai Bahasa?
  • Karunia Lidah Dewasa Ini?
  • Akal Sehat Berbicara
  • Apa Kata Alkitab tentang Bahasa Roh?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Apakah Karunia Lidah Bagian dari Kekristenan Sejati?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Bahasa-Bahasa Lain, Berbicara dengan
    Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
  • ”Bahasa Roh”​—Apakah Itu Berasal dari Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1987 (No. 22)
g87_No22 hlm. 14-15

Pandangan Alkitab

Berbicara dalam Bahasa Roh—Apakah Berasal dari Allah?

”PERASAAN aneh langsung menyusup ke tangan-tangan saya, dan tangan saya . . . mulai tersentak! Seolah-olah kena listrik seribu volt—seperti sepuluh ribu—kemudian satu juta volt . . . Saya berbicara dalam bahasa yang tidak dapat saya mengerti selama kurang lebih dua jam.”

Pengalaman ini adalah ciri khas dari salah satu praktek yang paling diperdebatkan yang oleh banyak orang dihubungkan dengan ibadat Kristen dewasa ini: berbicara dalam bahasa roh. Masalah ini terutama menyangkut kelompok-kelompok Pentakosta dan gerakan-gerakan karismatik dalam gereja-gereja lain.

Dr. Vinson Synan dari Gereja Suci Pentakosta menegaskan dilema yang dihadapi para penyembah yang tulus berkenaan peranan dari berbicara dalam bahasa berkata, ”Berbicara dalam bahasa roh sangat memalukan bagi kami.” Mengapa? Dr. Synan mengamati bahwa berbicara dalam bahasa roh dewasa ini kemungkinan tidak masuk akal bagi kita. ”Walaupun memang memalukan,” ia meneruskan, ”glossolalia [berbicara dalam bahasa roh] merupakan karunia yang telah dipilih Allah pada waktu-waktu tertentu yang strategis dalam sejarah untuk memperkembangkan dan memperbaharui Gereja.”—Cetak miring red.

Salah satu ’waktu tertentu yang strategis’ sedemikian adalah kejadian yang sangat luar biasa kira-kira 1.900 tahun yang lalu.

Mengapa Berbagai Bahasa?

Saat itu hari Pentakosta tahun 33 M. Suatu perubahan akan terjadi. Perjanjian baru akan menggantikan Perjanjian Taurat Yahudi purba. Apa alasannya? Untuk memperkenalkan cara yang lebih baik dalam beribadat kepada Allah Yehuwa. Bagaimana orang-orang dapat mengetahui bahwa pergantian dalam cara beribadat ini diperkenan oleh Allah? Ia menggunakan banyak sekali peristiwa mujizat, termasuk berbicara dalam berbagai bahasa, untuk menggerakkan hati orang-orang yang cenderung kepada kebenaran. Mereka akan mengerti bahwa Allah yang mahakuasa dari nenek moyang mereka, sekarang benar-benar telah mengalihkan perkenanNya atas murid-murid Yesus.

Karunia lidah memenuhi maksud-tujuan lain pada hari Pentakosta. Pada jaman Yesus, tidak ada percetakan maupun siaran radio, dan catatan secara tertulis tidak umum di kalangan orang-orang biasa. Jadi, kabar baik dari kehendak dan maksud-tujuan Allah harus diteruskan melalui lidah orang-orang yang percaya. Para penyembah Yehuwa datang ke Perayaan Pentakosta di Yerusalem dari dua belas negara lebih di Afrika, Asia, dan Eropa, dan mereka semua berbicara dalam berbagai bahasa yang berbeda. Kira-kira 120 murid Yesus juga berkumpul di Yerusalem. Dengan kekuatan dari roh suci murid-murid ini mulai berbicara dalam berbagai bahasa. Benar-benar suatu pesta kabar baik, yang diselenggarakan bagi banyak penyembah yang berkumpul! Orang-orang ini dapat ”mendengar [murid-murid itu] berkata-kata dalam bahasa [mereka] sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah”.—Kisah 2:5-11.

Seberapa jitukah mujizat ini? Tiga ribu orang pendengar menjadi percaya pada hari yang sama! (Kisah 2:41) Setelah kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing yang jauh, orang-orang yang baru bertobat ini kemudian memberi kesaksian tentang ibadat yang sejati ”sampai ke ujung bumi”.—Kisah 1:8.

Hanya dua puluh tahun lebih sedikit setelah Pentakosta, Paulus memberitahukan bahwa karunia lidah pada akhirnya akan berhenti. (1 Korintus 13:8) Mengapa ini masuk akal? Karena mujizat-mujizat pada hari Pentakosta yang berfungsi sebagai pengukuhan atas awal Kekristenan telah memenuhi tujuannya dengan baik dan tidak diperlukan lagi.

Kita dapat memandang peristiwa di Gunung Sinai lebih dari 1.500 tahun sebelumnya dengan cara yang sama. Pada waktu itu Allah memberikan tanda-tanda gaib yang hebat untuk menegaskan kepada orang-orang yang berkumpul bahwa perjanjian Taurat berasal dari Allah. Setelah penyelenggaraan baru ini diterima oleh mereka, tanda-tanda mujizat khusus ini tidak terlihat lagi.—Keluaran 19:16-19.

Karunia Lidah Dewasa Ini?

Dewasa ini banyak yang merasa bahwa mereka dibantu oleh roh suci Allah untuk berbicara dalam bahasa roh. Bagaimana kita dapat menyelaraskan hal ini dengan bukti Alkitab bahwa karunia lidah sudah tidak ada lagi?

Berbicara dalam bahasa roh biasanya berupa keluarnya suara-suara yang tidak dapat dimengerti oleh siapapun, yang diucapkan dalam emosi yang tinggi. Jadi ini tidak mungkin berasal dari Allah. Yesus mengatakan bahwa orang-orang yang munafik secara agama akan mencoba mengaitkan namanya dengan ”mengadakan banyak mujizat”, tetapi ia menolak mereka sebagai ”pembuat kejahatan”. (Matius 7:21-23) Dan Paulus melalui nubuat memperingatkan tentang suatu waktu di masa mendatang manakala akan ada banyak mujizat palsu, atau ”tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu”. Jadi ”rupa-rupa tipu daya jahat” merupakan keistimewaan dari penipu besar, Setan si Iblis.—2 Tesalonika 2:8-10.

Tahukah anda bahwa berbicara dalam bahasa roh merupakan bagian dari agama-agama Kafir tertentu di Yunani pada jaman Paulus? Upacara-upacara mereka membaurkan berbicara dalam bahasa roh dengan praktek-praktek seperti melukai tubuh dan tarian telanjang yang menggila. Contoh-contoh sejarah seperti itu jelas menunjukkan bahwa berbicara dalam bahasa roh dapat terjadi di bawah pengaruh yang sangat tidak suci.

Akal Sehat Berbicara

Jika anda masih ragu-ragu mengenai asal-usul berbicara dalam bahasa roh yang disertai luapan kegembiraan dewasa ini, renungkan 1 Yohanes 4:1, yang mengatakan, ”Saudara-saudaraku yang kekasih . . . ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah.” Ya, ujilah melalui pelajaran yang sungguh-sungguh dari Firman Allah, disertai doa memohon bantuan. (Kisah 17:11) Selidiki apakah agama-agama yang menggunakan bahasa roh dewasa ini benar-benar dibimbing kepada ”seluruh kebenaran”.—Yohanes 16:13.

Ketika orang-orang Kristen abad pertama berbicara dalam bahasa roh, perkataan mereka mendatangkan perbaikan atas mereka yang mendengar. Berita yang terilham harus jelas dan dapat dimengerti.—1 Korintus 14:26-28.

Orang-orang yang dewasa ini menghormati kebenaran Alkitab mengucapkan pernyataan-pernyataan yang melebihi kata-kata yang keluar dari bahasa-bahasa yang terilham pada hari Pentakosta dulu. Mengapa demikian? Karena mereka mengumumkan pemerintahan Kerajaan Allah oleh Kristus bagi semua manusia yang taat kepada hadirin yang lebih besar jumlahnya dan dalam bentuk yang tetap. Berita mereka diambil dari catatan tertulis Alkitab, dan tidak seperti orang-orang Kristen abad pertama yang harus berbicara dalam berbagai bahasa, dewasa ini Alkitab seluruhnya maupun sebagian telah tersedia dalam kira-kira 1.800 bahasa.

[Gambar di hlm. 15]

Orang-orang Kristen abad pertama diberi karunia untuk memberi kesaksian dalam bahasa-bahasa asing

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan