PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/3 hlm. 26-28
  • Bagaimana Saya Dapat Menyingkirkan Perasaan Ini?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Saya Dapat Menyingkirkan Perasaan Ini?
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kenalilah Pola Pemikiran yang Salah
  • ”Pelajaran” yang Menyedihkan dari Masa Lalu
  • Membentuk Kembali Pikiran Seseorang
  • Bagaimana Aku Bisa Menghindari Homoseksualitas?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
  • Mengapa Saya Memiliki Perasaan seperti Ini?
    Sedarlah!—1995
  • Homoseksualitas​—Bagaimana Aku Dapat Menghindarinya?
    Sedarlah!—2007
  • Apakah Homoseksualitas Dapat Dibenarkan?
    Sedarlah!—2012
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/3 hlm. 26-28

Pertanyaan Kaum Muda . . .

Bagaimana Saya Dapat Menyingkirkan Perasaan Ini?

”Betapa pun menjijikkan homoseksualitas itu sebagaimana yang kini saya rasakan, kadang-kadang saya sendiri merasa tertarik melakukannya. Perasaan ini mengusik saya, kadang-kadang siang maupun malam. Saya telah berdoa kepada Yehuwa terus-menerus, ’Jauhkanlah perasaan buruk ini!’ Apakah perasaan ini bisa hilang?”​—Dennis.a

SEJUMLAH anak muda Kristen​—pria maupun wanita​—telah menyatakan permohonan bantuan yang sungguh-sungguh seperti di atas. Mereka merasakan adanya kecenderungan terhadap homoseksualitas namun tidak mau terlibat dengan promiskuitas, terkena penyakit, dan memiliki moral yang bejat yang mencirikan gaya hidup tersebut. Lebih penting lagi, mereka ingin menyenangkan Allah, dan di dalam Firman-Nya, Ia dengan tegas mengutuk homoseksualitas.​—Roma 1:26, 27; Kolose 1:10.

Banyak orang berpendapat bahwa para pelaku homoseksual tidak dapat berubah. Akan tetapi, hal ini tidak benar. Beberapa orang Kristen masa awal dahulunya mempraktekkan homoseksualitas, namun mereka berubah. (1 Korintus 6:9-11) Ya, bertentangan dengan mitos yang populer, orang-orang bisa dan memang berubah. Akan tetapi, walaupun seorang anak muda mungkin berhasil menghindari perbuatan homoseksual, ia bisa jadi merasa sulit untuk menyingkirkan sama sekali keinginan homoseksual. Berikut pengakuan seorang pemuda, ”Saya telah mencoba untuk mengubah perasaan saya. Saya telah berdoa kepada Yehuwa memohon bantuan. Saya membaca Alkitab. Saya mendengar khotbah-khotbah tentang pokok tersebut. Tetapi saya tidak tahu ke mana lagi saya harus mencari bantuan.”

Tidak ada penyembuhan ajaib atau sekejap mata. Dennis mengenang, ”Saya mendorong diri saya sendiri untuk melakukan promiskuitas dengan lawan jenis sebagai upaya untuk menjadi ’jantan’. Semua ini ternyata sia-sia dan hanya menyebabkan lebih banyak penderitaan batin.” Namun, dengan menerapkan prinsip-prinsip Alkitab, seseorang dapat mengatasi perasaan demikian.

Kenalilah Pola Pemikiran yang Salah

Pertama-tama, sadari bahwa perbuatan didahului oleh pikiran. (Yesaya 55:6, 7; Yakobus 1:14, 15) Memang, Dr. Wayne W. Dyer mencatat, ”Anda tidak dapat mempunyai perasaan (emosi) tanpa pertama-tama memikirkannya.” Maka akar dari keinginan homoseksual bisa jadi merupakan pola dari cara berpikir yang menyimpang mengenai diri sendiri, lawan jenis, cinta, dan sebagainya. Sebelum seseorang dapat ’membentuk kembali pikirannya’ dan mengubah pikiran demikian, seseorang pertama-tama harus mengenali pikiran tersebut. (Roma 12:2) Melakukan hal itu dapat memberikan seseorang pemahaman yang berharga tentang mengapa seseorang tertarik kepada sesama jenis.

Bagaimana hal ini dapat dilakukan? Satu cara adalah berdoa, sebagaimana yang dilakukan pemazmur, ”Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong.” (Mazmur 139:23, 24) Mungkin juga bermanfaat untuk membahas perasaan seseorang dengan seorang Kristen yang bijaksana dan matang. Sebagaimana dikatakan Amsal 27:17, ”besi menajamkan besi”. Oleh karena itu, seorang pemuda menceritakan rahasianya kepada seorang penatua Kristen yang dikenal penuh pengertian dan belas kasihan. Sama sekali tidak mudah baginya untuk mempercayai orang lain untuk dapat menceritakan rahasianya, namun hubungan yang berharga berkembang. ”Saya dapat berbicara kepada dia tentang apa saja,” katanya. Penatua tidak hanya mendengarkan namun, dengan pertanyaan yang terampil, membantu mengeluarkan perasaan dan pikiran dari pemuda tersebut.—Bandingkan Amsal 20:5.

Jika seorang pria mempunyai ayah yang tidak penyayang atau yang suka menganiaya, ia mungkin mendapati bahwa rasa tertariknya kepada sesama jenis tidak lebih dari upaya yang sia-sia untuk mengisi kebutuhan akan kasih sayang seorang ayah. Karena tidak pernah memiliki figur pria anutan, ia mungkin juga merasakan apa yang disebut Dr. Joseph Nicolosi ”rasa kelemahan dan ketidakmampuan sehubungan sifat-sifat yang dikaitkan dengan kejantanan, yaitu, kekuasaan, ketegasan, dan kekuatan”. Jika seseorang memikirkan setiap sifat tertentu yang ia rasa kurang, ia mungkin terkejut mendapati bahwa sifat itu adalah justru sifat yang ia rasa menarik dalam diri pria lain.

”Pelajaran” yang Menyedihkan dari Masa Lalu

Anak-anak muda lainnya mulai menyadari bahwa problem mereka berhubungan dengan trauma masa lalu. Seorang gadis mengenang, ”Bahan-bahan pornografi dengan tema-tema homoseksual dapat saya lihat di mana-mana. Saya mulai mengembangkan keinginan yang tidak wajar.” Seorang pemuda menyatakan, ”Saya adalah korban dari perbuatan inses yang dilakukan oleh ayah saya. Akibatnya, berhubungan seks dengan pria tampaknya wajar bagi saya.” Pengalaman yang menyakitkan demikian mungkin mengajarkan para korban untuk tidak menyukai atau bahkan takut terhadap lawan jenis atau menyamakan kasih sayang dengan keintiman fisik. Karena itu, seorang korban menggambarkan keinginan seksualnya sebagai ”kebutuhan emosi, bukan fisik—kebutuhan akan kelembutan dan pengertian”.

Namun, patut diakui bahwa penyebab homoseksualitas bersifat kompleks, dan sering kali tidak dapat diterangkan dengan penjelasan yang sederhana.b Akan tetapi, tidak soal apa yang menyebabkan cara berpikir yang keliru, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.

Membentuk Kembali Pikiran Seseorang

Cara terbaik adalah memanfaatkan Firman Allah. Pertimbangkan misalnya, seorang pemuda yang merasa tertarik kepada pria yang memperlihatkan sifat-sifat kejantanan yang ia rasa tidak dimilikinya. Atau seorang wanita muda yang takut terhadap lawan jenis. Satu cara yang dapat dilakukan kedua pihak untuk mengembangkan pandangan yang lebih sehat sehubungan kejantanan adalah mempelajari teladan Yesus. (1 Petrus 2:21) Ia adalah figur anutan yang sempurna dari kuasa kejantanan yang diimbangi dengan kelembutan. (Matius 19:14; Yohanes 19:5) Demikianlah seorang pemuda merasa terbantu dengan mempelajari buku Tokoh Terbesar Sepanjang Masa.c ”Mengenal Yesus mengubah gambaran saya sehubungan bagaimana seharusnya seorang pria,” katanya.

Merenungkan ayat-ayat Alkitab yang membahas pokok tersebut menurut pandangan Allah berkenaan seks, cinta, dan persahabatan sesama jenis juga bermanfaat dalam memperbaiki cara berpikir seseorang.​—Kejadian 1:27, 28; Rut 1:16, 17; 1 Samuel 18:1; Amsal 5:18, 19; 1 Korintus 13:4-8.

Juga penting untuk tidak terus memupuk pikiran yang salah. Sering kali, dorongan ini khususnya begitu kuat bila seseorang kesepian, depresi, atau kecewa. (Amsal 24:10) ”Satu-satunya cara untuk mengubah diri kita adalah mengganti pikiran yang buruk dengan pikiran yang baik,” kata seorang wanita Kristen. Bila dorongan yang najis muncul, ia mengingatkan dirinya tentang pandangan Allah sehubungan homoseksualitas. Seorang pria belasan tahun mengatakan, ”Bila saya merasakan dorongan homoseksual, saya merenungkan ayat Alkitab kesayangan saya.” (Bandingkan 2 Korintus 10:4; Filipi 4:8.) Orang-orang lain telah mendapati bahwa bermanfaat untuk tidur sambil mendengarkan kaset yang berdasarkan Alkitab dari Lembaga Menara Pengawal.

Sebagaimana cara kita berpikir mempengaruhi cara kita bertindak, cara kita bertindak dapat mempengaruhi cara kita berpikir dan merasa. Maka seseorang juga harus menghentikan perilaku dan pergaulan yang menyulut atau memperkuat keinginan yang salah. (1 Korintus 15:33) Seseorang mungkin juga perlu ’berhati-hati’ bila pergi ke kamar kecil umum, pantai, kamar penitipan barang, dan tempat-tempat lain yang dapat membawa seseorang kepada godaan.​—Mazmur 119:9.

Masturbasi adalah praktek lain yang tidak sehat yang perlu dihindari. Bagi banyak pria dan wanita yang homoseksual, hal ini merupakan dorongan di luar kendali. ”Saya punya masalah dengan masturbasi sejak berusia enam tahun,” demikian pengakuan seorang pemuda. ”Khayalan seksual memperkuat perasaan homoseksual saya.” Perangi kebiasaan yang tidak bersih ini!d​—Kolose 3:5.

Sebaliknya, juga penting bahwa seseorang membentuk pola perilaku yang bersih. Beberapa telah menyarankan bahwa jika seorang pemuda mengembangkan sifat-sifat jantan, ia mungkin akan kurang tertarik kepada pria lain. Tentu saja, seorang pemuda mungkin tidak tahu cara melakukan hal ini jika ia tidak pernah memiliki anutan peran seorang pria yang kuat sewaktu kanak-kanak. Bahkan ia mungkin merasa gelisah dengan tubuhnya sendiri dan merasa canggung atau tidak mampu. Ikut dalam pekerjaan yang memerlukan tenaga, gerak badan yang cukup, atau kegiatan olahraga yang santai sering kali membantu dalam hal ini. (Bandingkan 1 Timotius 4:8.) Namun sebagaimana halnya Timotius muda menjadi seperti anak bagi rasul Paulus, mungkin seseorang merasa khususnya bermanfaat untuk mengembangkan pengertian yang sehat dengan seorang pria Kristen yang lebih tua dan seimbang. (Filipi 2:19-22; 2 Timotius 3:10) Dengan menentukan batas perilaku yang jelas dan mengembangkan komunikasi yang terbuka, hubungan demikian dapat menjadi hangat dan penuh kepercayaan, namun bebas dari pengaruh yang erotis.

Di atas semuanya, seseorang hendaknya membuat pertahanan rohani yang kuat. Pelajaran Alkitab yang tetap tentu, doa, dan membagikan iman seseorang kepada orang lain membantu menjaga pikirannya tetap pada jalur rohani. (Mazmur 55:23; 119:11; Roma 10:10) Kadang-kadang perasaan tidak berharga bisa jadi membuat seseorang merasa berat untuk berada di antara rekan-rekan Kristen, namun Alkitab memperingatkan agar jangan menyendiri. (Amsal 18:1) Pergaulan yang sehat bersama orang-orang Kristen pria maupun wanita dapat membantu seseorang agar tetap seimbang.​—Ibrani 10:24, 25.

Jika Anda diganggu oleh keinginan homoseksual, saran-saran ini mungkin terbukti bermanfaat. Namun, jangan terlalu kecil hati, jika perasaan buruk terus menghantui. Allah mengerti perasaan Anda dan merasa iba hati terhadap orang yang berjuang untuk melayani Dia. (1 Yohanes 3:19, 20) Dalam dunia baru, umat manusia akan mengalami penyembuhan dari segala penyakit yang menimpa kita. (Penyingkapan 21:3, 4) Sementara ini, bersandarlah pada Allah dan perangilah hasrat yang salah. (Galatia 6:9) Dengan waktu dan upaya yang bulat, mungkin bahkan keinginan yang salah itu sendiri akan berkurang.

[Catatan Kaki]

a Beberapa nama telah diubah.

b Lihat ”Pertanyaan Kaum Muda . . .” dalam terbitan 8 Februari 1995.

c Diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.

d Pasal 25 dan 26 dari buku Pertanyaan Kaum Muda​—Jawaban yang Praktis (diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.) berisi saran-saran praktis untuk membantu anak muda mengatasi ketagihan akan hal ini.

[Blurb di hlm. 27]

Kembangkan pandangan yang sehat akan kejantanan dengan mempelajari teladan Yesus

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan