PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g96 22/6 hlm. 11-13
  • Mengapa Saya Tidak Mampu Belajar?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Saya Tidak Mampu Belajar?
  • Sedarlah!—1996
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Tantangan untuk Mengatasi
  • Belajar Berkonsentrasi
  • Mengurangi Kegelisahan
  • Memelihara Harga Diri Anda
  • Mencari Informasi yang Benar
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2020
  • Membantu Anak-Anak Penderita Ketidaksanggupan Belajar
    Sedarlah!—2009
  • Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Kegagalan?
    Sedarlah!—2004
  • Apa Salahnya Berpacaran Diam-Diam?
    Sedarlah!—2007
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1996
g96 22/6 hlm. 11-13

Pertanyaan Kaum Muda . . .

Mengapa Saya Tidak Mampu Belajar?

”Saya enggan pulang,” kenang Yohana, ”dan bertemu orang-tua saya. Lagi-lagi saya gagal dalam beberapa mata pelajaran.”a Ketika berusia 15 tahun, Yohana seorang gadis yang cerdas dan cantik. Tetapi seperti kebanyakan remaja, ia mengalami kesulitan mempertahankan nilai-nilainya.

PRESTASI yang buruk di sekolah sering kali diakibatkan oleh sikap tidak peduli terhadap pendidikan atau terhadap guru. Tetapi tidak demikian halnya dengan Yohana. Ia hanya merasa sangat sulit untuk memahami gagasan-gagasan yang abstrak. Tentu saja, hal ini menyulitkan Yohana untuk berhasil dalam pelajaran matematika. Dan kesulitan dalam pelajaran membaca menyulitkannya untuk berhasil dalam mata pelajaran lainnya.

Sebaliknya, Maria tidak dapat mengeja dengan benar. Ia selalu menyembunyikan catatan yang dibuatnya pada perhimpunan Kristen karena merasa malu akan kesalahan ejaannya. Namun, Yohana maupun Maria bukan anak yang bodoh. Yohana sangat mahir dalam berurusan dengan orang-orang sehingga ia ditunjuk sekolah sebagai penengah, atau pemecah masalah, sewaktu timbul masalah antara teman-teman sekolahnya. Dan Maria termasuk di antara sepuluh siswa terbaik di kelasnya.

Problemnya: Yohana dan Maria memiliki kelainan sehubungan dengan belajar. Para pakar percaya bahwa kira-kira 3 sampai 10 persen dari semua anak kemungkinan mendapat kesulitan yang sama sehubungan dengan belajar. Tania, yang sekarang usianya menjelang 20-an, menderita Kelainan Tidak Dapat Memusatkan Perhatian karena Hiperaktif (Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD).b Ia mengatakan, ”Saya mengalami kesulitan di dalam perhimpunan Kristen, pelajaran pribadi, dan doa karena ketidaksanggupan saya untuk memusatkan perhatian atau bahkan untuk duduk tenang. Pelayanan saya pun terpengaruh karena saya terlalu cepat beralih dari satu pokok ke pokok lain sehingga orang-orang tidak dapat mengikutinya.”

Bila tidak disertai dengan gejala hiperaktif, gangguan demikian disebut Kelainan Tidak Dapat Memusatkan Perhatian (Attention Defisit Disorder atau ADD). Mereka yang memiliki gangguan ini sering disebut sebagai tukang melamun. Sehubungan dengan penderita ADD, neurolog dr. Bruce Roseman mengatakan, ”Mereka duduk menatap sebuah buku dan selama 45 menit, tanpa mendapat apa-apa.” Apa pun penyebabnya, mereka sulit berkonsentrasi.

Para peneliti medis percaya bahwa mereka baru mulai memahami apa penyebab masalah tersebut. Namun, masih banyak yang belum diketahui. Dan batas antara jenis-jenis kelainan dan ketidakmampuan yang mengganggu proses belajar tidak selalu jelas. Tidak soal apa penyebab sesungguhnya ataupun sebutan yang diberikan untuk suatu kelainan​—apakah itu problem sehubungan dengan membaca, mengingat, memusatkan perhatian, atau menjadi hiperaktif​—kelainan tersebut dapat mengganggu pendidikan seseorang dan menimbulkan penderitaan yang tidak sedikit. Jika Anda memiliki kelemahan belajar, bagaimana Anda dapat mengatasinya?

Tantangan untuk Mengatasi

Contohnya Yohana, yang disebutkan di awal. Dengan tekad untuk mengatasi ketidakmampuannya membaca, ia terus mencoba untuk membaca berbagai macam buku. Titik balik terjadi sewaktu ia menemukan sebuah buku berisi kumpulan puisi yang begitu memikat perhatiannya. Ia memperoleh sebuah buku serupa, dan ia juga menikmatinya. Belakangan ia tertarik dengan suatu seri buku cerita, dan lambat laun membaca tidak lagi menjadi problem baginya. Pelajaran yang diperoleh ialah bahwa ketekunan mendatangkan hasil. Anda juga dapat mengatasi ketidakmampuan belajar atau setidaknya membuat kemajuan besar untuk mengatasinya tanpa menyerah.​—Bandingkan Galatia 6:9.

Bagaimana mengatasi masalah daya ingat yang pendek? Kunci utama untuk mengatasi masalah tersebut ada pada pepatah, ”Mengulang adalah pangkal dari mengingat.” Nicky mendapati bahwa dengan menyebutkan kembali apa yang ia dengar dan baca, ini membantunya untuk mengingat. Cobalah. Cara ini dapat membantu Anda juga. Menarik, di zaman Alkitab orang-orang dianjurkan untuk membaca dengan bersuara, bahkan sewaktu membaca bagi diri sendiri. Oleh karena itu, Yehuwa memerintahkan penulis Alkitab bernama Yosua, ”Engkau harus dengan suara rendah membaca [Hukum Allah] siang dan malam.” (Yosua 1:8, NW; Mazmur 1:2) Mengapa membaca dengan bersuara begitu penting? Karena ini melibatkan dua indra​—indra pendengaran dan indra penglihatan​—dan turut meninggalkan kesan yang lebih dalam pada pikiran si pembaca.

Bagi Yohana, belajar matematika juga merupakan tugas yang berat. Namun, ia mencoba mempelajari rumus-rumus matematika dengan cara mengulanginya​—adakalanya menghabiskan hingga setengah jam untuk satu rumus. Upaya-upaya tersebut akhirnya berhasil. Jadi ulangi, ulangi, ulangi! Cara yang bijaksana adalah selalu menyediakan kertas dan pensil saat mendengarkan di kelas atau membaca sehingga Anda dapat membuat catatan.

Sangat vital bagi Anda untuk bersungguh-sungguh dalam belajar. Biasakanlah untuk tetap tinggal seusai sekolah dan berbicara pada guru-guru Anda. Berkenalanlah dengan mereka. Beri tahu mereka bahwa Anda memiliki problem sehubungan dengan belajar tetapi bahwa Anda bertekad untuk menanggulanginya. Kebanyakan guru akan berminat untuk membantu. Jadi sambutlah bantuan mereka. Yohana melakukannya dan ia mendapat dukungan yang sangat dibutuhkan dari seorang guru yang simpatik.

Belajar Berkonsentrasi

Yang juga membantu adalah menetapkan tujuan dan memberi imbalan pada diri Anda sendiri. Menetapkan tujuan yang spesifik​—misalnya menyelesaikan sebagian dari pekerjaan rumah​—sebelum menyalakan televisi atau musik favorit Anda dapat memotivasi Anda untuk berkonsentrasi. Pastikan bahwa tujuan-tujuan yang Anda tetapkan masuk akal.​—Bandingkan Filipi 4:5.

Kadang-kadang membuat perubahan-perubahan yang membangun dalam lingkungan Anda dapat membantu. Nicky mengatur untuk duduk paling depan di kelas dekat sang guru agar dapat berkonsentrasi lebih baik. Yohana mendapati bermanfaat bila mengerjakan pekerjaan rumah bersama seorang teman yang senang belajar. Ada baiknya jika Anda mengatur ruangan Anda agar rapi dan menyenangkan.

Mengurangi Kegelisahan

Jika Anda cenderung hiperaktif, belajar dapat menjadi suatu pekerjaan berat. Namun, beberapa pakar mengatakan hiperaktif dapat disalurkan lewat latihan fisik. ”Bukti semakin bertambah,” tulis US.News & World Report, ”bahwa kapasitas masing-masing orang untuk menguasai informasi baru dan mengingat informasi lama dikembangkan oleh perubahan-perubahan biologis dalam otak yang dihasilkan dari gerakan-gerakan aerobik.” Jadi, olahraga secukupnya​—renang, lari, bermain bola, bersepeda, bermain ski, dan sebagainya​—dapat bermanfaat bagi tubuh dan pikiran.​—1 Timotius 4:8.

Pengobatan medis secara rutin diberikan bagi para penderita kelainan sehubungan dengan belajar. Dinyatakan bahwa sekitar 70 persen remaja penderita ADHD yang telah diberi obat perangsang menunjukkan tanggapan. Soal menerima atau tidaknya perawatan melalui obat-obatan merupakan hal yang harus diputuskan Anda dan orang-tua Anda setelah mempertimbangkan seberapa serius masalahnya, efek sampingan yang mungkin timbul, dan faktor-faktor lainnya.

Memelihara Harga Diri Anda

Walaupun kesulitan dalam belajar tidak dianggap sebagai problem emosi, ia dapat menimbulkan akibat-akibat emosional. Gabungan antara celaan dan kritik yang terus-menerus dari orang-tua dan para guru, nilai-nilai sekolah yang buruk atau kurang bagus, dan tidak adanya teman-teman dekat dapat dengan mudah mengakibatkan perasaan rendah diri. Beberapa remaja menyembunyikan perasaan demikian dengan bersikap marah atau mengancam.

Tetapi Anda tidak perlu kehilangan harga diri karena mempunyai problem sehubungan dengan belajar.c ”Tujuan saya,” kata seorang profesional yang berurusan dengan remaja yang mempunyai problem sehubungan dengan belajar, ”adalah untuk mengubah sikap mereka terhadap kehidupan​—dari ’saya bodoh, dan saya tidak becus’ . . . menjadi ’saya sedang menanggulangi problem, dan saya dapat berbuat lebih banyak daripada yang saya sangka’.”

Walaupun Anda tidak dapat berbuat banyak untuk mempengaruhi sikap orang lain, Anda dapat mempengaruhi sikap Anda sendiri. Itulah yang dilakukan Yohana. Ia berkata, ”Sewaktu saya menilai diri saya berdasarkan apa yang dikatakan anak-anak di sekolah dan julukan yang mereka berikan, saya ingin lari dari sekolah. Tapi sekarang saya mencoba mengabaikan apa yang mereka katakan dan terus melakukan yang terbaik. Memang sulit, dan saya harus terus mengingatkan diri saya, tetapi itu berhasil.”

Yohana harus berjuang menghadapi kenyataan lain. Kakak lelakinya adalah siswa yang luar biasa cerdas. ”Hal itu menghancurkan harga diri saya,” kata Yohana, ”sampai saya berhenti membandingkan diri saya dengan dia.” Jadi jangan membandingkan diri Anda dengan kakak-adik Anda.​—Bandingkan Galatia 6:4.

Berbicara kepada seorang sahabat yang dapat dipercaya juga dapat membantu Anda memandang segala sesuatu menurut sudut pandangan yang sepatutnya. Sahabat sejati dengan loyal akan tetap bersama Anda seraya Anda berupaya untuk maju. (Amsal 17:17) Sebaliknya, sahabat yang palsu akan meruntuhkan Anda atau memberikan pandangan yang berlebih-lebihan dan tidak pantas tentang diri Anda. Jadi pilihlah sahabat Anda dengan hati-hati.

Apabila Anda memiliki problem sehubungan dengan belajar, Anda mungkin mendapat lebih banyak koreksi dibanding remaja-remaja lain. Tetapi jangan biarkan hal tersebut membuat Anda berpikir negatif tentang diri Anda. Pandanglah disiplin dengan cara yang saleh, pandanglah sebagai sesuatu yang bernilai tinggi. Ingatlah, disiplin yang diberikan oleh orang-tua Anda merupakan bukti bahwa mereka mengasihi Anda dan menginginkan yang terbaik bagi Anda.​—Amsal 1:8, 9; 3:11, 12; Ibrani 12:5-9.

Problem Anda sehubungan dengan belajar tidak boleh membuat Anda kecil hati. Anda dapat berbuat sesuatu untuk mengatasinya dan menempuh kehidupan yang produktif. Tetapi bahkan ada alasan yang lebih besar untuk berharap. Allah telah berjanji untuk mendatangkan suatu dunia baru dengan keadilbenaran yang di dalamnya pengetahuan akan berlimpah dan yang di dalamnya setiap kelainan pikiran dan tubuh akan diperbaiki. (Yesaya 11:9; Penyingkapan 21:1-4) Jadi bertekadlah untuk belajar lebih banyak tentang Allah Yehuwa dan maksud-tujuan-Nya, dan bertindaklah selaras dengan pengetahuan tersebut.​—Yohanes 17:3.

[Catatan Kaki]

a Beberapa nama telah diubah.

b Silakan lihat seri ”Memahami Anak yang Bermasalah” di Sedarlah! 8 November 1994 dan artikel ”Does Your Child Have Learning Problems?” di Awake! edisi 8 Mei 1983.

c Lihat artikel ”Young People Ask . . . How Can I Build My Self-Respect?” dalam Awake! terbitan 8 April 1983.

[Gambar di hlm. 13]

Bersungguh-sungguhlah dalam belajar

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan