PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 22/5 hlm. 3-4
  • Mereka Menyebutnya Hiburan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mereka Menyebutnya Hiburan
  • Sedarlah!—1997
  • Bahan Terkait
  • Sebuah Hikmah dari Sejarah Romawi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • Cara Memilih Hiburan yang Sehat
    ”Tetaplah Berada dalam Kasih Allah”
  • Pilihlah Hiburan yang Menyenangkan Yehuwa
    Hidup Bahagia Selamanya!—Pelajari Caranya dari Alkitab
  • Pilihlah Hiburan dengan Bijak
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2019
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 22/5 hlm. 3-4

Mereka Menyebutnya Hiburan

AMFITEATER itu ditelan suasana gegap gempita. Puluhan ribu orang berkumpul untuk menyaksikan salah satu tontonan yang paling spektakuler pada masa Romawi purba. Panji-panji, mawar, dan permadani aneka warna dengan semarak menghiasi arena. Air mancur memancarkan air yang harum, menebarkan aroma yang menyenangkan di udara. Orang-orang kaya mengenakan busana mereka yang paling istimewa. Terdengar obrolan orang banyak diselingi gelak tawa, tetapi senda gurau itu sungguh bertolak belakang dengan kengerian yang akan segera berlangsung.

Tak lama kemudian, suara tubæ (terompet peperangan orang Romawi) yang mencekam memberikan isyarat kepada sepasang gladiator untuk tampil ke arena pertarungan. Kumpulan orang benar-benar lupa diri seraya para kontestan mulai melukai satu sama lain secara biadab tanpa belas kasihan. Dentang suara pedang nyaris tak terdengar, ditelan gemuruh sorak-sorai penonton yang memekakkan telinga. Tiba-tiba, dengan satu gerakan gesit, salah seorang kontestan memukul roboh lawannya. Nasib gladiator yang roboh sekarang berada di tangan para penonton. Bila para penonton melambaikan sapu tangan, ia akan tetap hidup. Dengan satu isyarat ibu jari, kerumunan orang banyak​—termasuk wanita dan anak gadis​—memerintahkan pukulan yang mematikan. Sesaat kemudian tubuh tak bernyawa itu diseret ke luar lantai arena, tanah yang tergenang darah dibalikkan dengan sekop, pasir baru diserakkan, dan kumpulan orang tersebut bersiap-siap untuk pertumpahan darah yang masih akan berlangsung.

Bagi banyak orang yang hidup di Romawi purba, itulah hiburan. ”Bahkan para moralis yang paling fanatik tidak mengajukan keberatan atas kesenangan akan pertumpahan darah ini,” kata buku Rome: The First Thousand Years. Dan pertarungan gladiator hanyalah satu bentuk hiburan bobrok yang ditawarkan Roma. Pertempuran laut sungguhan juga diselenggarakan untuk menghibur para penonton yang haus darah. Bahkan eksekusi di hadapan umum digelar, tempat penjahat yang bersalah diikat pada sebuah tiang untuk dilahap habis oleh binatang-binatang buas yang sangat kelaparan.

Bagi orang-orang yang tidak terlalu suka menonton hiburan yang berdarah, Romawi menawarkan bermacam-macam pementasan drama. Pada pementasan mime​—drama pendek mengenai kehidupan sehari-hari​—”perzinaan dan skandal asmara merupakan tema utama”, tulis Ludwig Friedländer dalam Roman Life and Manners Under the Early Empire. ”Bahasanya sarat dengan ekspresi yang vulgar, dan humor yang kasar, dengan banyak kemurungan, isyarat yang kasar, dan terutama, tarian yang aneh-aneh mengikuti irama seruling.” Menurut The New Encyclopædia Britannica, ”terdapat bukti-bukti bahwa adegan perzinaan benar-benar dipertunjukkan di panggung mime selama masa Kekaisaran Romawi”. Dengan alasan kuat semacam itu, Friedländer menjuluki pementasan mime ”sandiwara konyol yang paling tidak masuk akal dalam perbuatan amoral dan percabulan”, dan ia menambahkan, ”Adegan yang paling cabul mendapat sambutan yang paling banyak.”a

Bagaimana dengan zaman sekarang? Apakah selera manusia akan hiburan telah berubah? Perhatikan buktinya, yang dibahas dalam artikel berikut.

[Catatan Kaki]

a Adakalanya sebuah eksekusi dipertunjukkan di atas panggung untuk menyajikan kesan nyata dan hasil yang dramatis. Buku The Civilization of Rome mengomentari, ”Bukan hal yang aneh apabila seorang penjahat yang divonis hukuman mati mengambil alih peran sang aktor pada momen yang tragis.”

[Keterangan Gambar di hlm. 3]

The Complete Encyclopedia of Illustration/J. G. Heck

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan