PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g98 22/12 hlm. 16-19
  • Cedera Tegang Berulang​—Apa yang Seharusnya Anda Ketahui

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Cedera Tegang Berulang​—Apa yang Seharusnya Anda Ketahui
  • Sedarlah!—1998
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Sebuah Penyakit Baru?
  • Naik Turunnya RSI
  • Penyebabnya, dan Profesi yang Tersangkut
  • Bukan Sekadar Gerakan
  • Mengidentifikasi Penderitaan Tersebut
  • Memerangi RSI
  • Pencegahan di Rumah dan Pekerjaan
  • Surat Pembaca
    Sedarlah!—1999
  • Mengamati Dunia
    Sedarlah!—2004
  • Otot​—Mahakarya Rancangan
    Sedarlah!—1999
  • Apa yang Membuat Tempat Kerja Berbahaya
    Sedarlah!—2002
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1998
g98 22/12 hlm. 16-19

Cedera Tegang Berulang​—Apa yang Seharusnya Anda Ketahui

OLEH KORESPONDEN SEDARLAH! DI BRASIL

MARCELO, seorang tukang cat rumah berusia 24 tahun di Brasil, mempunyai suatu kebiasaan rutin setiap pagi. Ia mengenakan arloji ke pergelangan tangannya dan mengaitkan kedua ujung tali kulitnya. Tetapi, kali ini ia mengalami kesulitan sewaktu mengencangkan tali tersebut. Kemudian, ia melihat ke pergelangan tangannya dan menemukan masalahnya. Ternyata, pergelangan tangannya membengkak hingga tali arloji tersebut tidak pas lagi.

Beberapa waktu kemudian, memegang sisir atau sikat gigi saja pun menimbulkan nyeri pada tangannya. Maka, Marcelo pergi ke dokter. Setelah mengadakan pemeriksaan dan tahu bahwa selama dua tahun Marcelo telah mengampelas, menurap, dan mengecat tembok, sang dokter memberitahunya, ”Rasa nyeri yang Anda rasakan berkaitan dengan pekerjaan Anda. Anda menderita cedera tegang berulang [repetitive strain injury, atau RSI].”

Sebuah Penyakit Baru?

Banyak pekerja pabrik dan kantor didiagnosis menderita penyakit yang sama seperti Marcelo. RSI menyebar sedemikian cepatnya sehingga surat kabar Folha de S. Paulo menyebutnya sebagai ”penyakit paling utama yang berkaitan dengan pekerjaan pada pengujung abad ini”. Tidak heran, banyak orang menyimpulkan bahwa RSI pastilah termasuk satu lagi penyakit modern! Benarkah demikian?

Sebenarnya, jika Marcelo hidup di Eropa pada awal abad ke-18, seorang dokter mungkin telah mengenali gejala-gejalanya. Tentu saja, problem tersebut tidak dikenal dengan nama yang sama. Dokter Bernardino Ramazzini dari Italia melukiskan problem tersebut sebagai tenosinovitis (radang pada tendon dan pembungkus di sekelilingnya) pergelangan dan menyebutnya penyakit ”para penulis dan notaris”. Gerakan berulang sebagai tuntutan profesi ini telah menimbulkan RSI versi abad ke-18 terhadap para pegawai pemerintah. Tetapi, pada pengujung abad yang sama itu, jumlah pekerja yang menderita RSI telah mengalami penurunan. Mengapa?

Naik Turunnya RSI

Para pegawai kantor pada masa Ramazzini, hidup pada abad praindustri. Pada masa itu, orang bekerja selama berjam-jam tanpa bantuan mesin. Pekerjaan mereka menuntut gerakan berulang dan perhatian mental tanpa henti. Ini mengakibatkan penderitaan jenis RSI.

Akan tetapi, pada pengujung abad ke-18, Eropa memasuki abad industri dan tenaga manusia digantikan oleh tenaga mesin. Manusia kini menjadi majikan yang mengalihkan pekerjaan berulang kepada mesin. Perubahan itu, menurut kesimpulan seorang dokter yang meneliti sejarah RSI, boleh jadi mengurangi timbulnya RSI di kalangan pekerja.

Memang, pada abad industri, jumlah kecelakaan kerja membubung dan penyakit akibat pekerjaan di kalangan pekerja pabrik meningkat. Meskipun demikian, lektur medis pada masa itu hanya menyinggung timbulnya kasus RSI di kalangan tertentu. Misalnya, para pemain piano dan biola abad ke-19 menderita radang tendon pada lengan atas, dan pemain tenis mengidap siku petenis, atau radang pada tendon di siku.

Akan tetapi, pada abad kita, RSI yang berkaitan dengan pekerjaan telah muncul kembali. Mengapa? Salah satu alasan adalah karena mesin-mesin yang semakin efisien sering kali mendikte manusia apa yang harus dilakukan dan seberapa cepat melakukannya. Keadaan yang terbalik ini mengakibatkan ketidakpuasan para pekerja dan timbulnya masalah kesehatan. Para pekerja harus bekerja untuk waktu yang lama dan dipaksa melakukan gerakan berulang serta dituntut untuk memberikan perhatian mental tanpa henti. Akibatnya? RSI telah menjadi masalah kesehatan yang kini bertanggung jawab atas lebih dari 50 persen penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan di kalangan pekerja Amerika Serikat dan Brasil​—dan ini baru dua negara saja.

Penyebabnya, dan Profesi yang Tersangkut

Penyebab utama RSI adalah gerakan berulang dan cepat yang dituntut oleh banyak tugas kerja. Sungguh menyedihkan, para pekerja sering kali tidak punya pilihan selain terus melakukan pekerjaan yang dapat merusak kesehatan mereka. Banyak pekerja dapat bersimpati dengan wanita Brasil yang bekerja di sebuah pabrik mobil dan harus merakit radio dalam waktu kurang dari satu menit. Pekerja lain, lapor surat kabar Folha de S. Paulo, harus mengadakan pengujian yang menuntutnya untuk memalu 63 perkakas dengan palu karet setiap jam. Kedua wanita tersebut mulai menderita rasa nyeri pada lengan atas dan belakangan dikeluarkan dari pekerjaan karena cacat akibat RSI.

Upaya yang terlalu membebani otot dan persendian (misalnya membawa karung yang berat) dan kerja yang sifatnya statis (yakni, kerja otot yang menyebabkan bagian tubuh berada pada posisi yang tetap) juga dapat mengakibatkan RSI. Tindakan semacam itu khususnya dapat mengakibatkan cedera apabila seseorang bekerja dalam posisi yang tidak nyaman.

Beberapa profesi yang menurut para peneliti termasuk cenderung berakibat RSI adalah ahli metalurgi, pegawai bank, operator papan ketik (keyboard), operator telepon, kasir supermarket, pelayan restoran, tukang cat rumah, perakit mainan, penjahit, penata rambut, perajut, pemotong tebu, dan buruh kasar lainnya.

Bukan Sekadar Gerakan

Meskipun kebanyakan orang mengira bahwa RSI hanya diakibatkan oleh pekerjaan yang menuntut gerakan berulang, para pakar yang menghadiri Seminar Nasional Pertama mengenai RSI, yang diadakan di ibu kota Brasil, Brasília, menekankan bahwa ini bukan sekadar akibat gerakan berulang.

Dr. Wanderley Codo, seorang konsultan kesehatan mental dan kerja di University of Brasília, menjelaskan, ”Cara pengorganisasian pekerjaan​—tugas-tugas, hubungan antara direksi dan pekerja, suasana bisnis yang riil, tingkat partisipasi pekerja, dan rutin kerja​—adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan penyakit tersebut.”

Para pakar medis lain pada seminar RSI tersebut juga menekankan kaitan antara penyakit itu dan pengorganisasian tempat kerja. Mereka mengatakan bahwa salah satu sisi negatif dari teknologi baru adalah bahwa ini mengarah ke bentuk-bentuk organisasi kerja yang di dalamnya pekerja sama sekali tidak punya kendali atas pekerjaannya​—sebuah faktor yang turut menyebabkan RSI.

Karena cara pengorganisasian dan pelaksanaan kerja berkaitan erat dengan RSI, beberapa pekerja pada dekade lampau sanggup melakukan gerakan berulang tanpa terkena RSI. Demikianlah kesimpulan beberapa pakar.

Mengidentifikasi Penderitaan Tersebut

Ingatlah bahwa RSI bukanlah satu penyakit melainkan sekelompok penyakit. Semua penyakit dalam kelompok ini mempengaruhi otot, tendon, sendi, dan ligamen, khususnya pada anggota tubuh bagian atas. Karena RSI merupakan sekelompok penyakit, maka ada berbagai tanda dan gejala yang dihasilkannya. Gejalanya mungkin samar-samar, dan kaitan antara penyebab dan gejalanya mungkin tidak dapat ditentukan secara langsung. Perhatikan tanda-tanda utama berikut ini.

Satu tanda adalah merasa berat dan tidak nyaman pada bagian tubuh yang terpengaruh (misalnya, bahu dan⁄atau lengan) yang kemudian menjadi rasa nyeri menetap dan perasaan seperti tertusuk. Selain itu, boleh jadi timbul nodul, atau benjolan kecil, di bawah kulit. Pada stadium RSI yang lebih lanjut, pembengkakan dan rasa nyeri kemungkinan menjadi sedemikian parahnya sehingga seseorang tidak sanggup melakukan tugas-tugas sederhana seperti menyisir rambut dan menyikat gigi. Jika dibiarkan tanpa perawatan, RSI bahkan dapat mengakibatkan deformitas dan cacat.

Memerangi RSI

Jika pekerjaan Anda sekarang ini menuntut gerakan yang berulang dan Anda telah memperhatikan adanya tanda-tanda RSI, sebaiknya Anda meminta bantuan jasa medis di perusahaan Anda. Jika itu tidak memungkinkan, barangkali Anda dapat menghubungi jasa kesehatan tempat seorang ahli ortopedi dapat membuat penilaian terhadap masalah Anda dan mengambil langkah yang dibutuhkan untuk membantu. Kemungkinan untuk sembuh akan lebih besar jika Anda memberikan perhatian untuk RSI pada stadium awal penyakit tersebut.

Cara penting lainnya untuk memerangi RSI adalah mempertimbangkan ergonomi. Apakah ergonomi itu? Istilah tersebut didefinisikan sebagai ”sains terapan yang berkaitan dengan merancang dan mengatur peralatan yang orang-orang gunakan agar orang dan peralatan dapat berinteraksi dengan cara yang paling efisien dan aman”.

Jadi, ergonomi ada hubungannya dengan mengadaptasi tempat kerja untuk manusia, serta manusia untuk tempat kerja. Akan tetapi, ini bukan sekadar memperbaiki bentuk papan ketik (keyboard) atau palu. Ini juga mencakup mempertimbangkan kebutuhan mental dan emosi pekerja. Untuk mencapai itu, kata pakar ergonomi, Dr. Ingeborg Sell, ilmu ergonomi ”memanfaatkan data, informasi, dan pengetahuan dari semua disiplin ilmu yang terlibat [dan] berupaya mencapai pengetahuan yang baru dan menyeluruh tentang manusia dan pekerjaannya”.

Memang, mengubah ergonomi di tempat kerja mungkin di luar lingkup pengaruh kebanyakan pekerja. Tetapi, para pakar medis pada seminar RSI di Brasília menjelaskan bahwa tidak demikian halnya dengan ”partisipasi ergonomi”. Apa maksudnya partisipasi ergonomi?

Seorang majikan yang mendukung partisipasi ergonomi di tempat kerja mempertimbangkan opini para pekerja. Ia mengundang pekerja untuk turut menentukan cara memperbaiki tempat kerjanya. Majikan semacam itu juga akan mengizinkan adanya panitia RSI internal yang terdiri dari pekerja dan direksi. Kelompok ini akan terus memantau dan mempertahankan lingkungan kerja yang aman dan nyaman di tempat kerja. Panitia tersebut menangani penyebab-penyebab RSI, menggalakkan tindak pencegahan, dan menentukan apa tanggung jawab majikan dan pekerja dalam mengendalikan atau bahkan menghapus kasus RSI di antara mereka.

Pencegahan di Rumah dan Pekerjaan

Pencegahan RSI dimulai di rumah. Apa yang dapat Anda lakukan? Sewaktu bangun, tirulah anjing atau kucing Anda. Perhatikan bahwa binatang peliharaan Anda meregangkan otot-ototnya sebelum memulai hari baru. Lakukanlah hal yang sama. Dan, sambil melakukannya, ulangi peregangan demikian beberapa kali sepanjang hari. Hal ini penting untuk menjaga tulang dan otot Anda tetap sehat. Lakukan sedikit olahraga untuk melemaskan otot-otot Anda. Ini akan melancarkan peredaran darah dan meningkatkan jumlah persediaan oksigen agar otot-otot Anda dapat berfungsi dengan baik. Tentu saja, pada cuaca dingin dan juga sebelum ikut dalam permainan olahraga, mengambil langkah ini bahkan lebih penting lagi. Lakukan beberapa gerakan yang akan memperkuat otot-otot yang paling sering Anda gunakan. Otot yang lebih kuat akan membantu Anda melakukan tugas kerja yang dibutuhkan.

Di samping langkah-langkah ini di rumah, dibutuhkan juga program pencegahan di tempat kerja. Majikan dapat mencegah timbulnya masalah RSI di kalangan pekerja dengan mengatur jadwal kerja yang memungkinkan adanya waktu rihat atau perubahan dan perputaran jenis pekerjaan di antara para pekerja.

Aspek lain dari pencegahan RSI adalah menyediakan jenis perkakas yang tepat bagi pekerja. Ini mencakup, antara lain, meja dan kursi dengan tinggi yang tepat, bantalan untuk siku, bor dan tang yang tidak membutuhkan tenaga berlebih dari tangan, papan ketik (keyboard) komputer yang nyaman, atau peralatan berat dengan peredam kejut (shock absorber) guna meredam getaran yang berlebihan.

Marcelo, yang disebutkan di pengantar, mempraktekkan banyak dari saran ini. Ditambah dengan perawatan medis yang ia terima, semua ini telah menyingkirkan gejala-gejala RSI yang dialaminya. Kesembuhan menyeluruh tidaklah mustahil. Tidak diragukan, butuh upaya pribadi dan perubahan secara organisasi untuk memerangi RSI, tetapi mengingat jumlah pasien RSI di tempat kerja semakin bertambah, manfaat perubahan ini akan terbukti lebih besar daripada biayanya.

[Kotak di hlm. 17]

RSI pada Pemusik

Cedera tegang berulang (RSI) merupakan hal umum di kalangan pemusik profesional. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1986, setengah dari semua pemusik dalam delapan orkes simfoni di Eropa menderita RSI. Pada abad ke-19, penyakit tersebut disebut kejang pada pemusik. Salah satu kasus yang mula-mula dilaporkan adalah pada Robert Schumann. RSI memaksanya berhenti main piano dan memusatkan perhatian pada komposisi.

[Kotak di hlm. 17]

Faktor-Faktor yang Turut Menyebabkan RSI

1. Postur yang salah

2. Bekerja untuk waktu yang lama

3. Stres pada pekerjaan

4. Pernah cedera pada otot dan tendon

5. Ketidakpuasan dengan pekerjaan Anda

6. Terkena dingin

[Kotak di hlm. 18]

Mencegah RSI

HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI

1. Mengangkat barang berat untuk waktu yang berkepanjangan

2. Terlalu membebani sendi-sendi

3. Mengangkat lengan melebihi tinggi jantung untuk waktu yang berkepanjangan

4. Bekerja dalam posisi yang tidak nyaman

HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN

1. Gunakan kedua lengan secara bergantian sewaktu melakukan tugas​—termasuk yang ringan-ringan

2. Buatlah pembagian berbagai jenis pekerjaan sepanjang hari

[Keterangan Gambar di hlm. 16]

Halaman 16 dan 17: The Complete Encyclopedia of Illustration/J. G. Heck

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan