PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g01 8/3 hlm. 18-20
  • Perjuanganku Melawan Penyakit yang Melemahkan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Perjuanganku Melawan Penyakit yang Melemahkan
  • Sedarlah!—2001
  • Bahan Terkait
  • Apakah Sistisis Interstisial Itu?
    Sedarlah!—2001
  • Surat Pembaca
    Sedarlah!—2001
  • Kemajuan dalam Mengobati Rasa Sakit
    Sedarlah!—1994
  • Perjuangan Saya Menghadapi RSD
    Sedarlah!—1997
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2001
g01 8/3 hlm. 18-20

Perjuanganku Melawan Penyakit yang Melemahkan

SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH TANYA SALAY

Hingga beberapa tahun yang lalu, saya masih menjalani kegiatan dengan aktif sebagai ibu rumah tangga dan rohaniwan sepenuh waktu di kota kecil kami Luverne, Alabama. Kehidupan di sini tenang dan santai. Kehidupan saya tampak baik-baik saja, demikian pula dengan suami saya, Duke, dan putra saya yang masih muda, Daniel. Lalu, setelah saya menjalani sebuah operasi ringan, kehidupan kami langsung berubah drastis.

MASALAHNYA bermula pada tahun 1992 ketika saya menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Segera setelah itu, saya mulai terus-menerus mengalami rasa nyeri yang sangat hebat dan sering buang air kecil (50 hingga 60 kali sehari). Dokter kandungan saya akhirnya mengatur agar saya diperiksa seorang dokter spesialis urologi untuk menemukan penyebab masalahnya.

Saya pergi ke sebuah rumah sakit untuk menjalani beberapa pemeriksaan. Pada kunjungan saya yang pertama, sang urolog mendiagnosis penyakit saya—sistisis interstisial (SI), atau radang kandung kemih yang parah. Penyakit ini tidak mudah didiagnosis karena gejala-gejala SI mirip dengan gejala-gejala gangguan saluran kemih lainnya. Selain itu, masih belum ada sistem pemeriksaan yang tepat untuk mengidentifikasi SI. Oleh karena itu, para dokter harus memastikan kemungkinan penyakit lain sebelum menentukan bahwa seseorang didiagnosis menderita SI.

Dokter kami dengan gamblang mengatakan bahwa karena perawatan yang tersedia tidak banyak membantu, kandung kemih saya toh harus diangkat juga! Ia mengatakan bahwa memang ada perawatan lain, tetapi semuanya tidak berhasil. Tentu saja, keterangan itu membuat kami sangat terpukul. Saya tidak pernah mengalami gangguan kesehatan hingga saat ini. Sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, Duke dan saya telah berada dalam dinas sepenuh waktu selama bertahun-tahun, dan sekarang saya diberi tahu bahwa kandung kemih saya harus diangkat. Untunglah, suami saya bersikap sangat mendukung.

Kami memutuskan untuk berkonsultasi dengan urolog lain. Kami mencoba menemui beberapa dokter. Sayangnya, pada waktu itu, kebanyakan dokter tidak banyak terinformasi tentang SI. Juga, tiap-tiap urolog punya teorinya masing-masing tentang SI, maka perawatan yang disarankan berbeda-beda pula. Sebuah jurnal medis mengatakan, ”Penyakit ini cenderung kronis.” Ada pula yang mengatakan, ”Para ilmuwan masih belum menemukan pengobatan SI, mereka pun masih belum dapat memprediksikan perawatan mana yang terbaik untuk tiap-tiap pasien. . . . Karena para dokter masih belum mengetahui apa penyebab SI, perawatan penyakit ini hanya bertujuan meringankan gejala-gejalanya.”

Saya menderita nyeri luar biasa disertai kram dan tingginya frekuensi buang air kecil sehingga bersedia mencoba apa pun yang dokter sarankan. Saya sudah mencoba sekitar 40 macam pengobatan serta jamu, akupunktur, pemblokiran saraf, injeksi epidural dan injeksi tulang belakang, dan stimulasi elektris saraf lewat kulit (transcutaneous electrical nerve stimulation atau TENS), suatu perawatan yang menggunakan aliran listrik ringan yang dimasukkan ke tubuh selama beberapa menit hingga beberapa jam. Saya pun melakukan sebanyak mungkin riset, yang setidaknya membantu saya memahami apa yang terjadi pada diri saya.

Sekarang ini, saya menggunakan metadon, semacam obat penawar nyeri, beserta enam macam obat lainnya. Saya juga secara teratur pergi ke klinik nyeri, dan di sana mereka biasanya memberikan injeksi epidural disertai steroid untuk membantu saya mengatasi rasa nyeri. Untuk mengurangi frekuensi buang air kecil, saya pergi ke rumah sakit sekitar tiga atau empat bulan sekali untuk menjalani prosedur yang disebut hidrodistensi, yang menggunakan semacam cairan untuk membuat kandung kemih mengembang seperti balon. Saya menjalani prosedur ini sebanyak beberapa kali. Dan sesudahnya, saya biasanya mengalami kelegaan selama beberapa bulan. Saya keluar-masuk rumah sakit lebih dari 30 kali selama beberapa tahun terakhir.

Bagaimana dengan solusinya yang terakhir, pengangkatan kandung kemih? Salah seorang pakar mengatakan, ”Kebanyakan dokter enggan melakukan pengangkatan ini karena hasilnya tidak dapat diprediksi bagi tiap-tiap pasien—beberapa telah menjalani operasi namun masih merasakan gejala-gejalanya.” Jadi, saat ini, saya masih belum mempertimbangkan pilihan itu.

Kadang-kadang, rasa nyerinya sangat luar biasa dan tak kunjung reda hingga saya benar-benar tidak tahan lagi. Bahkan, saya sempat terpikir untuk menyudahi semua penderitaan ini dengan bunuh diri. Tetapi, niat itu saya urungkan saat memikirkan celaan akibat perbuatan itu terhadap nama Yehuwa. Saya dapat melihat pentingnya doa dan pelajaran pribadi, demikian pula dengan mengembangkan hubungan yang akrab dengan Yehuwa, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, yang akan mengubah kehidupan kita. Hubungan saya dengan Yehuwa-lah yang membuat saya bertahan menanggung penyakit ini, karena saya tahu bahwa tanpa itu, sudah lama saya bunuh diri.

Sewaktu saya menengok kembali sembilan tahun ke belakang, saya melihat betapa cepatnya kehidupan dapat berubah. Saya menghargai kata-kata Pengkhotbah 12:1, yang mengatakan, ”Ingatlah Penciptamu yang Agung pada hari-hari masa mudamu, sebelum hari-hari yang menyebabkan malapetaka mulai datang, atau tiba tahun-tahun ketika engkau akan mengatakan, ’Aku tidak memperoleh kesenangan di dalamnya.’ ” Saya sungguh bersyukur karena saya telah memulai dinas sepenuh waktu pada usia 15 tahun dan dapat bertekun dalam dinas ini selama hampir 20 tahun. Selama masa-masa itu, saya mengembangkan hubungan yang akrab dengan Yehuwa.

Saya bersyukur kepada Yehuwa karena memberi saya pendukung-pendukung yang berpengertian, yakni suami saya dan putra saya, Daniel. Juga, alangkah membesarkan hati saat saudara-saudari di sidang menyempatkan diri menelepon atau mampir menjenguk saya. Sukar rasanya untuk berdinas di musim dingin karena hawa dingin dapat memperparah kram yang saya rasakan. Jadi, saya melakukan kesaksian lewat telepon, yang membuat harapan hidup di Firdaus tetap membara dan nyata. Saya menanti-nantikan masa manakala penyakit dan penderitaan akan berlalu dan tidak akan diingat-ingat lagi.—Yesaya 33:24.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan