PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g03 8/12 hlm. 10-11
  • Haruskah Anda Membayar Pajak?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Haruskah Anda Membayar Pajak?
  • Sedarlah!—2003
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kalangan Berwenang yang Lebih Tinggi
  • ”Jika Kamu Berutang Pajak, Bayarlah Pajak”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Pajak​—Haruskah Anda Membayarnya?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2011
  • Pajak​—Harga untuk ”Masyarakat yang Beradab”?
    Sedarlah!—2003
  • Ketundukan Kita yang Relatif kepada Kalangan Berwenang yang Lebih Tinggi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2003
g03 8/12 hlm. 10-11

Haruskah Anda Membayar Pajak?

”Berilah setiap orang apa utangmu kepadanya: Jika kamu berutang pajak, bayarlah pajak; jika cukai, cukai; jika respek, respek; jika hormat, hormat.”​—Roma 13:7, New International Version.

DALAM menghadapi pemajakan yang membubung, nasihat di atas mungkin tampak sukar diterima. Akan tetapi, itu adalah kata-kata rasul Paulus, dan kata-kata itu dicatat dalam Alkitab. Tetapi, Anda mungkin heran, ’Apakah orang Kristen harus membayar semua pajak​—termasuk pajak yang dianggap beberapa orang mengada-ada atau tidak adil?’

Pikirkan pengingat yang Yesus berikan kepada murid-muridnya. Ia tahu bahwa sesama rekan Yahudinya sangat kesal terhadap pajak yang diberlakukan oleh Roma. Meskipun demikian, Yesus mendesak, ”Bayarlah kembali perkara-perkara Kaisar kepada Kaisar, tetapi perkara-perkara Allah kepada Allah.” (Markus 12:17) Sungguh menarik, Yesus menganjurkan pembayaran pajak kepada rezim yang akan segera mengeksekusinya.

Beberapa tahun kemudian, Paulus memberikan saran yang dikutip di awal. Ia mendesak orang untuk membayar pajak, kendati kenyataannya sejumlah besar uang pajak digunakan untuk mendanai militer Romawi dan mendukung gaya hidup para kaisar Romawi yang amoral dan boros. Mengapa Paulus mengambil pendirian yang tidak disukai semacam itu?

Kalangan Berwenang yang Lebih Tinggi

Perhatikan ikatan kalimat kata-kata Paulus. Di Roma 13:1, ia menulis, ”Hendaklah setiap jiwa tunduk kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi, sebab tidak ada wewenang kecuali dari Allah; kalangan berwenang yang ada ditempatkan oleh Allah dalam kedudukan mereka yang bersifat relatif.” Sewaktu bangsa Israel memiliki penguasa yang takut akan Allah, mendukung bangsa itu secara keuangan dengan mudah dianggap sebagai kewajiban kemasyarakatan dan keagamaan. Tetapi, apakah orang Kristen memiliki tanggung jawab yang serupa apabila para penguasa itu adalah penyembah berhala dan tidak seiman? Jawabannya adalah ya! Kata-kata Paulus memperlihatkan bahwa Allah telah memberi para penguasa itu ”wewenang” untuk berkuasa.

Pemerintah melakukan banyak hal untuk mempertahankan ketertiban. Ini memungkinkan orang Kristen menjalankan berbagai kegiatan rohani mereka. (Matius 24:14; Ibrani 10:24, 25) Oleh karena itu, Paulus berkata sehubungan dengan kalangan berwenang pemerintah, ”Ia adalah pelayan Allah bagimu demi kebaikanmu.” (Roma 13:4) Paulus sendiri memanfaatkan perlindungan yang diberikan pemerintah Romawi. Contohnya, sewaktu ia menjadi korban suatu gerombolan massa, ia diselamatkan oleh prajurit Romawi. Belakangan, ia meminta banding ke sistem pengadilan Romawi agar ia dapat terus melayani sebagai utusan injil.​—Kisah 22:22-29; 25:11, 12.

Maka, Paulus memberikan tiga alasan untuk membayar pajak. Pertama, ia berbicara tentang ”kemurkaan” pemerintah untuk menghukum pelanggar hukum. Kedua, ia menjelaskan bahwa hati nurani orang yang saleh akan sangat terpengaruh jika ia curang dalam soal pajak. Akhirnya, ia memperlihatkan bahwa pajak hanyalah kompensasi untuk pelayanan yang dilakukan pemerintah sebagai ’hamba untuk umum’.​—Roma 13:1-6.

Apakah rekan-rekan Kristen Paulus mengindahkan kata-katanya? Tampaknya demikian, karena pada abad kedua (sekitar tahun 110 sampai 165 M), penulis Yustin Martyr yang mengaku Kristen mengatakan bahwa dalam membayar pajak, orang Kristen ”lebih bersedia daripada semua orang”. Dewasa ini, sewaktu pemerintah menuntut pembayaran, entah berupa waktu entah uang, orang Kristen tetap patuh dengan rela.​—Matius 5:41.a

Tentu saja, orang Kristen boleh memanfaatkan setiap pengurangan pajak yang sah. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin bisa memperoleh pengecualian pajak yang diberikan kepada orang-orang yang menyumbang untuk organisasi keagamaan. Meskipun demikian, karena menaati Firman Allah, orang Kristen tidak terlibat dalam penggelapan pajak. Mereka membayar pajak, membiarkan kalangan berwenang memikul tanggung jawab penuh atas caranya uang itu digunakan.

Pemajakan yang berlebihan hanyalah satu cara ”manusia menguasai manusia sehingga ia celaka”. (Pengkhotbah 8:9) Saksi-Saksi Yehuwa terhibur akan janji Alkitab bahwa tak lama lagi keadilan akan berkemenangan bagi semua orang di bawah pemerintahan Allah​—suatu pemerintahan yang tidak akan pernah membebani orang dengan pajak yang tidak adil.​—Mazmur 72:​12, 13; Yesaya 9:7.

[Catatan Kaki]

a Nasihat Yesus untuk membayar ”perkara-perkara Kaisar kepada Kaisar” tentu tidak terbatas pada membayar pajak. (Matius 22:21) Critical and Exegetical Hand-Book to the Gospel of Matthew karya Heinrich Meyer menjelaskan, ”[Perkara-perkara Kaisar] . . . tidak sekadar kita pahami sebagai pajak sipil, tetapi segala sesuatu yang padanya Kaisar berhak mendasarkan kekuasaannya yang absah.”

[Kutipan di hlm. 11]

Dalam membayar pajak, orang Kristen masa awal ”lebih bersedia daripada semua orang”.​—YUSTIN MARTYR

[Gambar di hlm. 10]

Orang Kristen sejati mematuhi hukum perpajakan

[Gambar di hlm. 11]

Yesus mengatakan, ”Bayarlah kembali perkara-perkara Kaisar kepada Kaisar”

[Keterangan Gambar di hlm. 10]

© European Monetary Institute

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan