PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 11/15 hlm. 7-9
  • Hidup Tanpa Penglihatan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Hidup Tanpa Penglihatan
  • Sadarlah!—2015
  • Bahan Terkait
  • Bantu Kaum Tunanetra Belajar tentang Yehuwa
    Pelayanan Kerajaan Kita—2015
  • Titik-Titik yang Mengubah Kehidupan
    Bagaimana Sumbangan Saudara Digunakan
  • Lebih Terampil dalam Pelayanan—Mengabar kepada Tunanetra
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2020
  • Louis Braille​—Penerang dalam Gulita
    Sedarlah!—2000
Lihat Lebih Banyak
Sadarlah!—2015
g 11/15 hlm. 7-9
Paqui dan suaminya

Hidup Tanpa Penglihatan

”Saat lahir, penglihatan saya memburuk karena diberikan obat tetes mata yang keras. Saat remaja, saya menjadi buta total dan sangat tertekan.”​—Paqui, wanita setengah baya yang suaminya juga buta.

KEBUTAAN atau gangguan penglihatan serius disebabkan oleh banyak hal, termasuk kecelakaan dan penyakit. Ini bisa memengaruhi mata, saraf optik, atau otak. Orang yang penglihatannya memburuk atau menjadi buta sering tidak bisa menerima kenyataan, sedih, dan ketakutan. Tapi, banyak yang bisa mengatasi hal ini dan menikmati hidup yang memuaskan.

Mata biasanya adalah cara utama untuk mengenali dunia sekeliling kita. Jadi saat seseorang menjadi buta, dia akan lebih mengandalkan indra lainnya seperti pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap.

Menurut majalah Scientific American, penelitian pada kemampuan otak menunjukkan bahwa otak bisa ”menyesuaikan dengan apa yang terjadi”. Majalah itu menulis, ”Banyak bukti menunjukkan bahwa saat salah satu indra tidak bisa lagi menyampaikan informasi ke otak, otak bisa menyesuaikan cara kerjanya untuk mendukung dan memperkuat indra yang lain.” Pikirkan hal berikut:

Pendengaran: Suara dari ucapan atau langkah kaki bisa membantu orang buta membayangkan sesuatu. Fernando, yang buta, berkata, ”Saya bisa ingat dan kenal orang dari suara atau bahkan dari cara jalannya.” Juan, yang juga buta, berkata, ”Orang buta bisa kenal orang dari suaranya.” Mereka juga bisa tahu perasaan seseorang melalui nada suaranya, sama seperti kita.

Bagi orang buta yang sudah terbiasa memakai indra pendengaran, indra ini akan membantu mereka mengetahui banyak hal lain seperti arah lalu lintas, ukuran ruangan, dan letak suatu benda.

Penciuman: Indra ini juga bisa menjadi sumber informasi yang berguna, tapi bukan hanya untuk mencium bau. Misalnya, saat orang yang buta berjalan melintasi rute tertentu, indra penciumannya bisa membantu dia menghafal jalan dengan mengingat bau dari kedai kopi, restoran, pasar, dan lainnya. Tentu saja, suara-suara yang dikenal juga membantu. Dan, informasi dari indra peraba juga penting.

Peraba: Fransisco berkata, ”Jari-jari tangan saya adalah mata saya.” Jarak pandang ”mata” ini bisa diperpanjang dengan tongkat. Manasés, yang buta sejak lahir dan belajar memakai tongkat waktu kecil berkata, ”Saya bisa tahu arah jalan karena indra saya yang lain, ingatan saya, dan tongkat yang membantu saya mengenali kondisi jalan yang saya lalui.”

Seseorang membaca majalah Menara Pengawal Braille

Membaca majalah Menara Pengawal Braille

Indra peraba juga membantu banyak orang buta untuk membaca publikasi dalam tulisan Braille. Bahkan sekarang, mereka bisa menggunakan banyak hal untuk menambah pengetahuan dan memperkuat kerohanian mereka. Misalnya, melalui rekaman suara dan teknologi komputer. Semua ini membantu mereka untuk membaca Alkitab dan berbagai bacaan yang bisa membantu mereka belajar Alkitab.a

Paqui dan suaminya yang disebutkan di awal merasa sangat terhibur dan punya harapan karena ada alat bantu ini. Mereka juga mendapat dukungan dari keluarga rohani mereka, yaitu Saksi-Saksi Yehuwa di sana. Paqui berkata, ”Sekarang kami bisa menikmati hidup dan cukup mandiri.”

Kehilangan penglihatan memang menimbulkan tantangan. Tapi, sungguh hebat melihat kemampuan manusia untuk menyesuaikan dan bertahan saat menghadapi tantangan ini, bahkan bisa tetap berbahagia!

a Saksi-Saksi Yehuwa mencetak alat bantu untuk belajar Alkitab dalam lebih dari 25 bahasa Braille.

Walaupun Buta, Hidup Saya Memuaskan

Marco Antonio dan anjing penuntunnya, Dante

Marco Antonio adalah suami, ayah, dan salah seorang pemilik usaha bersama. Dia juga buta sejak lahir. Dia menceritakan kepada Sadarlah! mengenai tantangan dan hal-hal menyenangkan yang dia alami.

Bagaimana Anda bisa menjalankan usaha Anda?

Di tempat kerja, saya menjawab pertanyaan lewat telepon, bertemu klien dan pemasok, serta menangani urusan bank.

Apakah Anda punya hobi?

Saya suka musik. Itu membuat saya tenang. Saya juga bermain piano, meski itu tidak mudah. Saya tidak bisa baca not balok Braille sambil bermain dengan dua tangan saya. Saat saya memainkan lagu baru, tangan kanan saya membaca dan yang kiri bermain. Lalu, saya ulangi lagi, tapi posisi tangannya saya tukar. Saat saya sudah hafal not baloknya, saya bermain dengan kedua tangan saya.

Tantangan apa saja yang Anda alami?

Waktu saya kecil, orang tua dan dua adik saya merawat saya dengan baik. Saya tidak diperlakukan seperti orang buta. Memang, saya sering menabrak dan jatuh, tapi saya jadi bisa lakukan banyak hal yang orang lain biasa lakukan. Saat mulai dewasa, satu-satunya hal yang membuat saya kesal adalah karena saya tidak bisa menyetir.

Sekarang, saya adalah suami dan ayah dari keluarga yang bahagia. Saya menafkahi mereka dan mereka juga mendukung saya. Anak tunggal saya, David, mewarisi gangguan saraf penglihatan seperti saya. Tapi, saya berupaya jadi contoh yang bagus untuknya. Saya ingin dia belajar bahwa dengan kesabaran dan tekad, dia bisa melakukan banyak hal.

Mengapa Anda sekarang memakai anjing penuntun?

Saya bisa berjalan lebih cepat dan aman dengan Dante, anjing saya. Saat saya pergi ke tempat yang baru, Loli, istri saya yang tidak buta, mengantar kami ke sana agar saya dan Dante bisa hafal jalannya. Memang, awalnya sulit bagi saya untuk memercayakan keselamatan pada anjing saya. Tapi, akhirnya saya sangat percaya dengan Dante. Apa pun yang terjadi di sekitar kami, dia fokus pada tugasnya. Tapi, saat saya lepas pengikatnya, kelakuannya sama seperti anjing lainnya.

Sebagai Saksi Yehuwa, bagaimana Anda belajar Alkitab?

Saat teknologi bagi orang buta masih terbatas, Loli membacakan Alkitab dan alat bantu belajar Alkitab untuk saya. Dia sangat membantu saya. Hasilnya, saya bahkan bisa berkhotbah di pertemuan ibadat. Sekarang, saya bisa membaca sendiri karena punya Alkitab dan alat bantu belajar lainnya dalam Braille. Saya juga bisa buka situs Web jw.org yang dibuat oleh Saksi-Saksi Yehuwa untuk download rekaman audio. Layar Braille membuat saya bisa membaca apa yang ada di layar komputer. Layarnya punya titik-titik kecil yang menonjol ke atas yang membentuk huruf Braille. Ini sangat luar biasa!

Tugas istimewa yang terutama saya nikmati adalah membantu pembuatan publikasi Braille di kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa Spanyol di Madrid. Untuk meningkatkan kualitas publikasi Braille, mereka minta pendapat dari orang yang buta. Saya benar-benar merasa dikasihi dan dihargai oleh saudara-saudari seiman saya.

Apakah Anda senang berteman dengan yang lain?

Tentu, terutama dengan keluarga dekat dan Saksi Yehuwa lainnya. Kami juga suka pergi menginjil dari rumah ke rumah. Teman-teman seiman saya memperlakukan saya sama seperti yang lain. Malah, mereka kadang lupa kalau saya buta!

Saya bisa membagikan kepada orang lain harapan menakjubkan yang ada di Alkitab dengan menginjil. Contohnya, Yesaya 35:5 mengatakan bahwa di bawah pemerintahan Kerajaan Allah, ”mata orang buta akan terbuka”. Saat Yesus di bumi, dia menyembuhkan orang buta. Ini juga akan terjadi di masa depan. (Matius 15:​30, 31) Jadi, kebutaan dan cacat fisik lainnya hanya sementara. Di bumi Firdaus nanti, tidak ada orang yang akan berkata ’aku sakit atau cacat’.—Yesaya 33:24; Lukas 23:43.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan