PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • sg pel. 36 hlm. 175-181
  • Kata Penutup yang Cocok dan Penggunaan Waktu

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kata Penutup yang Cocok dan Penggunaan Waktu
  • Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • **********
  • **********
  • Waktu yang Akurat, Proporsi yang Tepat
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Kata Penutup yang Efektif
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Menyusun Rangka
    Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Bahan Memuat Penerangan Dipersembahkan dengan Jelas
    Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
Lihat Lebih Banyak
Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
sg pel. 36 hlm. 175-181

Pelajaran 36

Kata Penutup yang Cocok dan Penggunaan Waktu

1-3. Bagaimana saudara dapat membuat kata penutup berkaitan dengan tema khotbah?

1 Apa yang paling akhir saudara katakan sering kali merupakan hal pertama yang akan diingat. Maka kata penutup khotbah patut dipersiapkan dengan saksama. Kata penutup harus benar-benar menonjolkan pokok-pokok penting yang saudara ingin agar diingat dan dengan tegas menandaskan tema. Sebagai hasil dari penyusunan dan persembahannya, kata penutup seharusnya mendorong hadirin untuk bertindak. Kami mendesak saudara untuk memberikan perhatian kepada hal ini pada waktu saudara tiba di ”Kata penutup yang cocok, efektif” pada lembaran Nasihat Khotbah.

2 Kata penutup berhubungan langsung dengan tema khotbah. Untuk mendapatkan pandangan berkenaan cara menghubungkan kata penutup dengan tema khotbah, kami menyarankan agar saudara meninjau kembali Pelajaran 27. Dalam kata penutup tema khotbah tidak perlu disebutkan kembali dengan banyak kata, meskipun beberapa pelajar, terutama yang baru, mungkin berpendapat ini akan membantu; namun hal itu memang harus menarik perhatian kepada tema. Kemudian, berdasarkan tema, perlihatkan apa yang dapat dilakukan oleh hadirin.

3 Jika tidak langsung berhubungan dengan tema, kata penutup tidak akan menyatukan bahan dan mengikatnya bersama. Bahkan jika saudara menggunakan kata penutup berupa ikhtisar yang kaku, dengan menyampaikan suatu rangka dari pokok-pokok utama, saudara tentu masih ingin menambahkan satu atau dua kalimat terakhir, yang menyatakan gagasan inti atau tema khotbah.

4-9. Mengapa kata penutup harus menunjukkan kepada pendengar apa yang harus dilakukan?

4 Kata penutup menunjukkan kepada pendengar apa yang harus dilakukan. Karena pada umumnya tujuan saudara berkhotbah adalah untuk mendorong dilakukannya tindakan tertentu atau meyakinkan sudut pandangan tertentu, maka pasti buah-buah pikiran penutup dari khotbah harus menandaskan pokok-pokok tersebut. Jadi, tujuan utama dari kata penutup adalah untuk menunjukkan kepada hadirin apa yang harus dilakukan dan menganjurkan mereka untuk melakukannya.

5 Karena alasan ini, di samping membuat jelas tujuan dari khotbah, kata penutup hendaknya disertai kesungguhan, keyakinan, dan daya pendorong. Ternyata sering kali kalimat-kalimat pendek berfaedah untuk memberi tekanan kepada kata penutup. Tetapi, tidak soal susunan kalimatnya, alasan-alasan yang baik untuk bertindak harus diberikan, termasuk faedah-faedah yang akan diperoleh dengan mengikuti haluan sedemikian.

6 Kata penutup harus berurutan secara logis dengan apa yang telah dinyatakan dalam khotbah. Jadi, apa yang saudara sampaikan dalam kata penutup dimaksudkan untuk menggerakkan hadirin agar bertindak selaras dengan apa yang telah dinyatakan dalam isi khotbah. Kata penutup akan menjelaskan dan menandaskan apa yang harus mereka lakukan agar mereka dapat bertindak atas dasar perkara-perkara yang dibahas dalam khotbah dan khususnya digerakkan untuk melakukan hal tersebut karena pengaruh kuat dari kata penutup.

7 Dalam pelayanan dari rumah ke rumah, kata penutup sering kali lemah. Ini terjadi bila kita tidak dengan tegas memperlihatkan kepada penghuni rumah haluan yang kita harapkan ia ikuti, baik dalam menerima salah satu publikasi, setuju dikunjungi kembali ataupun sesuatu yang serupa.

8 Kata penutup dalam penugasan di sekolah juga akan lemah jika itu hanya berupa ikhtisar dari bahan dan tidak menggerakkan hadirin untuk bertindak. Penerapan dari bahan harus dinyatakan, atau dengan cara lain harus diperlihatkan betapa istimewa nilai bahan tersebut bagi hadirin.

9 Ada pembicara yang menganggap sangat berfaedah untuk menutup sebuah khotbah mengenai tema Alkitab dengan ikhtisar singkat dari seluruh khotbah, menggunakan ayat-ayat kunci dan tema khotbah sebagai dasar. Meringkaskan khotbah dengan cara ini, yaitu membahas beberapa ayat seperti saudara lakukan dari rumah ke rumah, tidak hanya akan membuat jelas inti dari khotbah tetapi saudara akan memberikan sesuatu yang dapat dimanfaatkan hadirin dan yang dapat digunakan dalam mengulangi pokok-pokok utama dari khotbah. Itulah tujuan utama dari kata penutup, dan metode ini tidak saja cocok tetapi dengan efektif akan mencapai tujuan tersebut.

**********

10-14. Berikan saran-saran untuk panjangnya kata penutup.

10 Kata penutup cukup panjang. Panjang kata penutup hendaknya tidak ditentukan oleh jam, meskipun itu sering terjadi. Kata penutup cukup panjang jika itu efektif dan mencapai tujuan. Maka, cocok tidaknya panjang kata penutup harus ditentukan oleh hasilnya. Inilah yang akan dilakukan penasihat pada waktu saudara sedang mengusahakan ”Kata penutup cukup panjang”, dalam lembaran Nasihat Khotbah.

11 Sebagai perbandingan dari kata penutup yang cocok dengan panjang bahan, perhatikan kata penutup yang singkat untuk seluruh kitab Pengkhotbah yang terdapat di Pengkhotbah 12:13, 14, dan bandingkan ini dengan Khotbah Yesus di Bukit dan kata penutupnya di Matius 7:24-27. Ini adalah dua kata penutup yang berbeda bentuk serta panjangnya, namun kedua-duanya mencapai tujuan.

12 Hadirin harus mengerti bahwa saudara telah tiba pada bagian penutup. Kata-kata yang diucapkan tidak saja harus dengan jelas menunjukkan akhir dari khotbah, tetapi juga harus mempunyai nada selesai. Apa yang saudara katakan dan cara saudara mengatakan hendaknya mengakhiri pembicaraan. Jangan bertele-tele. Jika saudara tidak sanggup menyimpulkan khotbah dan masih dapat mempertahankan minat selama seluruh kata penutup, maka hal itu perlu dikerjakan kembali. Kata penutup tersebut masih terlalu panjang.

13 Jika saudara pembicara yang masih baru, sebaiknya kata penutup dibuat lebih singkat dari apa yang mungkin saudara rasa perlu. Buatlah kata penutup itu sederhana, langsung dan positif. Jangan biarkan itu berjalan tanpa akhir.

14 Jika saudara memberikan khotbah simposium, atau jika saudara berbicara di perhimpunan dinas, kata penutup harus berkaitan dengan kata pengantar dari khotbah berikut dan karena itu dapat dibuat lebih singkat. Bagaimanapun juga, setiap bagian tersendiri harus mempunyai kata penutup yang mencapai tujuan khotbah. Jika memang demikian, berarti kata penutup cukup panjang.

**********

15-18. Jika penggunaan waktu tidak mendapat perhatian yang saksama, apa akibatnya?

15 Penggunaan waktu. Panjang kata penutup bukan saja penting; penggunaan waktu dari tiap bagian khotbah juga patut mendapat perhatian. Untuk alasan itu ada catatan terpisah pada lembaran Nasihat Khotbah untuk ”Penggunaan waktu”.

16 Pentingnya penggunaan waktu dengan benar dalam suatu khotbah tidak boleh diremehkan. Jika khotbah telah dipersiapkan dengan baik, pemakaian waktu tentu juga telah dipertimbangkan, tetapi jika pembicara memaksakan seluruh bahan sehingga lewat waktu, ia sebenarnya tidak mencapai tujuannya. Ini disebabkan karena orang-orang di antara hadirin akan mulai gelisah dan melihat arloji mereka dan tidak lagi benar-benar memperhatikan apa yang ia katakan. Kata penutup, yang seharusnya memuat penerapan dan motivasi yang penting untuk mencapai tujuan khotbah, akan hilang. Bahkan meskipun hal itu memang disampaikan, dalam banyak keadaan hadirin tidak akan memperoleh faedah daripadanya karena pembicara lewat waktu.

17 Bukan hadirin saja yang tidak tenang bila pembicara lewat waktu, tetapi pembicara pun demikian. Bila ia melihat bahwa waktu sudah hampir habis, padahal ia mempunyai terlalu banyak bahan, ia mungkin akan berusaha menjejalkan terlalu banyak, dengan demikian meniadakan keefektifannya. Hasilnya sering kurang ketenangan. Sebaliknya, jika pembicara mendapati bahwa ia tidak mempunyai cukup bahan untuk mengisi waktu yang tersedia, bisa saja dalam usaha untuk mengulur waktu ia akan mengatakan hal-hal yang sama sekali tidak berpautan dan persembahannya melantur tidak menentu.

18 Meskipun pengawas sekolah memang akan memberi isyarat kepada pelajar bila waktunya sudah habis, siswa maupun hadirin akan merasa kecewa jika suatu khotbah harus dipotong sebelum selesai. Pembicara harus mempunyai cukup minat kepada bahan sehingga ia ingin menyampaikannya. Hadirin akan merasa seolah-olah dibiarkan terkatung-katung di udara jika mereka tidak mendengar kata penutupnya. Orang yang selalu lewat waktu, menunjukkan bahwa ia tidak mempunyai tenggang rasa terhadap orang lain atau membuktikan kurangnya persiapan.

19, 20. Mengapa penggunaan waktu istimewa penting pada perhimpunan dinas dan acara kebaktian?

19 Bila beberapa pembicara mempunyai bagian dalam suatu acara, penggunaan waktu yang benar penting sekali. Misalnya, ada lima bagian dalam perhimpunan dinas. Jika setiap pembicara berkhotbah hanya satu menit lewat waktu yang disediakan baginya, maka perhimpunan akan lewat waktu lima menit. Padahal masing-masing hanya lewat waktu sedikit sekali. Akibatnya beberapa orang mungkin harus pulang sebelum perhimpunan selesai agar masih ada bis, atau teman hidup yang tidak seiman yang datang menjemput di perhimpunan terpaksa harus menunggu dan menjadi kesal. Secara umum pengaruhnya tidak baik.

20 Kesulitan dapat juga timbul jika seorang pembicara dalam simposium tidak mengisi waktu yang diberikan kepadanya. Jika, misalnya, seorang saudara yang ditugaskan untuk khotbah setengah jam dalam acara kebaktian berhenti sesudah dua puluh menit, ia mungkin akan mengganggu acara apabila pembicara berikut belum siap untuk segera mulai.

21-24. Ringkaskan beberapa dari problem-problem mengenai penggunaan waktu dan penyebabnya.

21 Tentu, salah satu sebab utama mengapa sebuah khotbah lewat waktu adalah terlalu banyak bahan. Ini seharusnya diperbaiki sewaktu mempersiapkan khotbah. Tetapi jika pokok-pokok lain, pokok-pokok terdahulu pada lembaran Nasihat Khotbah, telah dikuasai sampai pada pokok ini, penggunaan waktu tidak akan menjadi problem. Jika saudara telah belajar cara memisahkan pokok-pokok utama dan cara menyiapkan rangka yang baik, saudara akan mendapati bahwa penggunaan waktu yang betul akan datang dengan sendirinya. Penggunaan waktu baru akan ditinjau mendekati akhir dari lembaran nasihat karena hal ini banyak bergantung kepada sifat-sifat khotbah terdahulu yang telah dibahas.

22 Umumnya kesulitan dalam hal penggunaan waktu adalah soal lewat waktu. Pembicara yang telah siap dengan baik biasanya mempunyai cukup banyak bahan penerangan, tetapi ia harus berhati-hati agar jangan menggunakan lebih banyak waktu dari yang tersedia baginya.

23 Namun, pembicara-pembicara yang baru atau belum berpengalaman kadang-kadang cenderung selesai sebelum waktunya. Ada baiknya mereka belajar menggunakan seluruh waktu yang tersedia. Mula-mula mungkin sukar bagi mereka untuk mengukur khotbah mereka agar panjangnya tepat seperti yang diinginkan, tetapi mereka harus berusaha untuk selesai sedekat mungkin dengan waktu yang ditentukan. Bagaimanapun juga, kecuali khotbahnya sangat kurang mengisi waktu yang tersedia, penggunaan waktu tidak akan dianggap lemah jika siswa telah menyiapkan serta menyampaikan khotbah yang lengkap dan memuaskan.

24 Lemah atau tidaknya penggunaan waktu seorang pembicara, paling baik dapat ditentukan dengan mengamati pengaruh dari persembahannya atas hadirin. Bila pengawas sekolah memberi isyarat bahwa waktunya sudah habis, siswa harus merasa bebas untuk mengakhiri kalimatnya. Jika dengan kalimat itu ia dapat menutup khotbahnya secara efektif sehingga hadirin merasa bahwa mereka telah mendengarkan khotbah yang lengkap, maka penggunaan waktu hendaknya tidak dianggap lemah.

25-29. Bagaimana seseorang dapat memastikan apakah penggunaan waktu dari khotbahnya tepat

25 Bagaimana penggunaan waktu yang tepat dapat dicapai? Pada dasarnya itu soal persiapan. Penting untuk mempersiapkan, bukan hanya bahan yang akan menjadi bagian dari khotbah, tetapi cara menyampaikan khotbah. Jika ada cukup persiapan untuk persembahannya, penggunaan waktu biasanya akan tepat.

26 Dalam membuat rangka khotbah tandailah dengan jelas mana pokok-pokok utamanya. Di bawah tiap pokok utama, mungkin ada beberapa pokok yang kurang penting untuk dibahas. Ada, tentunya yang akan lebih penting dari pada yang lain. Periksa mana yang penting bagi persembahan dan mana yang dapat ditiadakan jika perlu. Kemudian, jika selama persembahan saudara mendapati bahwa saudara ketinggalan waktu, saudara dengan mudah dapat menyampaikan argumen utamanya saja dan menghapus argumen yang kurang penting.

27 Inilah sesuatu yang sering harus kita lakukan dalam dinas pengabaran. Pada waktu kita pergi ke rumah-rumah orang, jika mereka mau mendengarkan, kita akan berbicara kurang lebih sepuluh menit. Namun, kita juga telah siap untuk mengucapkan khotbah yang sama dalam bentuk singkat, mungkin dalam waktu tiga menit, atau, jika perlu, hanya satu atau dua menit. Bagaimana cara melakukannya? Kita akan mengingat pokok atau pokok-pokok kuncinya dan bahan yang paling penting yang dibutuhkan untuk menunjangnya. Juga dalam ingatan kita ada keterangan-keterangan lain yang kurang penting yang dapat digunakan untuk memperluas pembahasan, namun kita tahu bila keadaan menuntut ini dapat ditiadakan. Prosedur yang sama dapat diikuti dalam menyampaikan khotbah dari mimbar.

28 Sering ada gunanya jika pembicara membuat catatan di pinggir khotbah untuk menunjukkan berapa banyak yang sudah harus ia bahas bila setengah dari waktunya habis, atau, jika khotbah itu lebih panjang, ia mungkin dapat membaginya dalam empat bagian. Kemudian bila ia melewati tanda-tanda waktu itu dalam rangkanya, ia harus memeriksa jam dan melihat bagaimana perkembangannya. Jika ia ketinggalan waktu, itulah saatnya untuk mulai menghapus bahan yang kurang penting dan tidak menunggu sampai saat terakhir serta menjejalkan kata penutup sehingga merusak keefektifannya. Akan tetapi, akan sangat mengganggu perhatian jika seorang pembicara terus memeriksa arlojinya atau jika ia melakukan ini dengan mencolok, atau jika ia mengatakan kepada hadirin bahwa waktunya sudah hampir habis sehingga ia harus bergegas menyelesaikan bahannya. Ini suatu hal yang harus dilakukan secara wajar tanpa mengganggu hadirin.

29 Dalam mengusahakan penggunaan waktu yang baik secara keseluruhan, dituntut agar kata pengantar cukup panjang, setiap pokok kunci diperkembangkan menurut perbandingan yang benar, dan cukup waktu disisihkan untuk kata penutup. Hal itu bukan sesuatu yang akan dipertimbangkan baru pada waktu saudara melihat bahwa waktunya hampir habis. Jika saudara memperhatikan penggunaan waktu sejak awal, hasilnya adalah persembahan yang diatur dengan baik.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan