PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • hp psl. 16 hlm. 151-160
  • Pemerintahan Damai bagi Seluruh Bumi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemerintahan Damai bagi Seluruh Bumi
  • Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ALLAH MERANCANG SUATU PEMERINTAHAN—KERAJAAN
  • PEMERINTAHAN DARI SURGA
  • REKAN-REKAN PENGUASA DALAM KERAJAAN
  • ALASAN UNTUK YAKIN KEPADA PARA PENGUASA INI
  • Siapa yang Pergi ke Surga, dan Mengapa?
    Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi
  • Apakah Kerajaan Allah Itu?
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
  • Kerajaan Allah Memerintah
    Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi
  • Apa Itu Kerajaan Allah?
    Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Alkitab?
Lihat Lebih Banyak
Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
hp psl. 16 hlm. 151-160

Pasal 16

Pemerintahan Damai bagi Seluruh Bumi

Hal-hal yang bagus apa yang tidak dapat dicapai oleh pemerintahan manusia? (1, 2)

Apakah ada pemerintahan yang sanggup membawa damai kekal di bumi? yang dapat memberikan rasa aman dan kebebasan dari kejahatan? yang dapat menyediakan kelimpahan makanan yang sehat bagi semua orang? yang sanggup membersihkan lingkungan dan mengalahkan penyakit?

2 Perhatikanlah apa yang dicapai oleh manusia dalam bidang pemerintahan—kerajaan, demokrasi dan sosialis atau pemerintahan-pemerintahan Komunis. Tidak satu pun, atau andai kata pun semua digabung, yang dapat melakukan hal-hal baik yang baru disebutkan tadi, walaupun hanya kecil-kecilan, apalagi di seluruh bumi. Namun, ada alasan untuk menaruh harapan.

ALLAH MERANCANG SUATU PEMERINTAHAN—KERAJAAN

Bagaimana kita tahu bahwa Allah merancang suatu pemerintahan yang akan membawa damai? (3, 4)

3 Allah Yehuwa sendiri berjanji untuk menyediakan apa yang kita butuhkan. Bagaimana kita dapat yakin? Ingat bahwa sejak semula Ia bermaksud menciptakan firdaus di seluruh bumi supaya di sana manusia dapat menikmati damai serta kebahagiaan. (Kejadian 1:28; 2:8, 9) Kemudian pemberontakan terjadi di taman Eden. Tetapi apakah anda pikir bahwa Allah akan membiarkan makhluk-makhluk yang tidak menghargai merusak maksud-tujuanNya? Pasti tidak. Malah, segera setelah Adam dan Hawa memberontak, Yehuwa menubuatkan pembebas yang akan datang, ”keturunan” yang akan meremukkan para pengganggu perdamaian di surga dan di bumi. (Kejadian 3:15) ’Tetapi,’ mungkin anda bertanya, ’bagaimana bisa ”pemerintahan” turut berperan?’ ”Keturunan” itu akan menjadi Mesias, Pangeran Perdamaian, dan mengenai dia nabi Yesaya diilhami untuk menulis, ”Kebesaran pemerintahannya [pemerintahan sebagai pangeran, NW] dan selamatnya akan tiada berkesudahan.”—Yesaya 9:5, 6, Klinkert; 11:1-5.

4 Ya, Yehuwa menjanjikan pemerintahan yang akan menjalankan keadilan dan mendatangkan damai. Alkitab menyebut pemerintahan ini kerajaan Allah. Jutaan orang mendoakan, ”Bapa kami . . . datanglah KerajaanMu.” (Matius 6:9, 10) Jika anda pernah memanjatkan doa ini, berarti anda mendoakan suatu pemerintahan yang nyata—kerajaan surga—yang akan membawa damai di bumi. (Mazmur 72:1-8) Tetapi kapan Allah akan mulai menjalankan pemerintahan ini? Kapan Ia akan memilih dan mengesahkan para penguasanya?

Langkah-langkah apa telah diambil oleh Allah untuk menghasilkan kerajaan itu? (5, 6)

5 Abad demi abad maksud-tujuan Allah disingkapkan. Misalnya, Ia memperlihatkan bahwa Mesias akan datang melalui Abraham, melalui Yakub, dan akan berasal dari suku Yehuda. (Kejadian 22:18; 49:10) Kemudian Yehuwa menetapkan atas Israel suatu kerajaan sebagai pola nubuat dari perkara-perkara yang akan datang. Israel menjadi suatu teokrasi (pemerintahan Allah). Raja mereka dikatakan duduk di atas ’takhta Yehuwa’. (1 Tawarikh 29:23) Yehuwa memegang wewenang tertinggi; hukum dan patokanNya membimbing bangsa itu. Pada waktunya, Allah mengatakan kepada Raja Daud bahwa melalui keluarganya akan datang seorang yang akan menjadi raja kekal.—Mazmur 89:21, 22, 30.

6 Perincian demikian dan keterangan lain dalam Alkitab tentang sejarah Israel penting, sebab hal-hal ini memperlihatkan bagi kita bahwa Allah membubuh dasar hukum yang kokoh bagi kerajaan yang mendatang itu. Selaras dengan ini, belakangan Allah mengutus seorang malaikat kepada gadis perawan dari keluarga Daud untuk memberitahu:

”Engkau . . . akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan [Yehuwa] Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.”—Lukas 1:28-33.

Mengapa kita yakin bahwa Yesus akan menjadi penguasa yang lain dari yang lain? (7-10)

7 Inilah Mesias yang dinubuatkan, pribadi yang Allah janjikan untuk diberi pemerintahan kekal atas umat manusia. Apa yang dapat kita harapkan dari Yesus sebagai penguasa? Mari kita periksa sebagian dari fakta kehidupannya.

8 Yesus selalu berbakti sepenuhnya kepada Allah dan melakukan kehendakNya. (Ibrani 10:9; Yesaya 11:3) Ia memperlihatkan loyalitasnya kepada Allah, antara lain dengan menolak suap berupa kekayaan atau kedudukan, yang sangat bertentangan dengan sifat banyak penguasa manusia. (Lukas 4:5-8) Ia tidak gentar membela kebenaran, sehingga ia tidak segan-segan menyingkapkan kemunafikan agama.—Yohanes 2:13-17; Markus 7:1-13.

9 Kristus juga mempunyai kasih yang menonjol terhadap umat manusia. Hal ini jelas, sebab ia memberikan kehidupannya demi kepentingan kita. (Yohanes 13:34; 15:12, 13) Tergerak oleh belas kasihan, Yesus menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati dan menyediakan makanan bagi yang kekurangan. (Lukas 7:11-15, 22; 9:11-17) Ia juga berkuasa atas tenaga alam dan menggunakannya demi kefaedahan orang banyak. (Matius 8:23-27) Namun ia mudah didekati; bahkan anak-anak tidak canggung menghadapi pria yang lembut hati ini.—Matius 11:28-30; 19:13-15.

10 Bayangkan berkatnya apabila ia menjadi Penguasa, dengan sifat-sifatnya dan kesanggupannya! Inilah masa depan yang menakjubkan bagi para penyembah Yehuwa.

PEMERINTAHAN DARI SURGA

Dari mana kita tahu bahwa Yesus tidak akan memerintah di atas bumi? (11, 12)

11 Ketika seorang gubernur Roma bertanya kepada Yesus mengenai kerajaannya, ia menjawab, ”KerajaanKu bukan dari dunia ini.” (Yohanes 18:36) Yesus selalu benar-benar netral terhadap urusan politik bangsa-bangsa, yang menjadi teladan bagi para pengikutnya. (Yohanes 6:15; 2 Korintus 5:20) Lebih jauh, Allah tidak bermaksud supaya PutraNya memerintah dari suatu lokasi di bumi. Ia akan memerintah dari surga, dan dari sana ia dapat menjalankan wewenang adimanusiawi, yang meliputi segala tempat.

12 Dengan mengingat masa depan ini, setelah Yesus mati setia kepada Allah, Bapanya membangkitkan dia kepada kehidupan sebagai makhluk roh yang tak berkematian. (Kisah 10:39-43; 1 Korintus 15:45) Kristus menampakkan diri kepada para pengikutnya dan menyatakan dengan pasti bahwa ia hidup dan aktif. Kemudian Yesus naik ke surga. Mengenai hal ini, rasul Petrus menulis, ”Yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepadaNya.”—1 Petrus 3:22; Matius 28:18.

Bukti apa yang menjelaskan kapan Kristus mulai memerintah atas umat manusia? (13-16)

13 Mulai pada waktu itu, tahun 33 M., Kristus memerintah atas sidang Kristen, dan para pengikutnya dengan bahagia mengakui kedudukannya sebagai pemimpin yang menjalankan wewenang dari surga. (Kolose 1:13, 14) Namun bukan maksud Allah supaya pada waktu itu Yesus mulai memerintah atas dunia umat manusia dan alam semesta.

14 Allah membiarkan waktu agar manusia melihat sendiri buah dari pemerintahan manusia. Jadi, Kristus harus menunggu sampai masa yang ditetapkan bagi pemerintahan Kerajaan atas dunia ini. Rasul Paulus menulis, ”Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya.”—Ibrani 10:12, 13.

15 Tetapi jika Yesus tidak kelihatan di surga, dari mana kita tahu apabila saatnya telah tiba bagi dia untuk memerintah? Sebagaimana dibahas di pasal sebelumnya, Yesus memberikan ”tanda” yang kelihatan sehingga para pengikutnya di bumi mengetahui bila waktu itu tiba. (Matius 24:3-31) Peperangan, bala kelaparan, gempa bumi, penindasan atas orang Kristen dan pengabaran Injil Kerajaan di seluruh bumi yang kita saksikan sejak Perang Dunia I (1914-1918), meneguhkan bahwa kita telah hidup pada masa kesudahan sistem dunia ini. Kejadian-kejadian ini juga membuktikan bahwa Kristus kini memerintah di surga, sebab setelah melukiskan perang di surga terhadap Setan, Alkitab mengatakan:

”Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya [KristusNya]. . . . Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.”—Wahyu 12:7-12.

16 Jadi, Yesus Kristus kini telah memerintah. Ini berarti bahwa ”waktunya sudah singkat” sebelum ia menjalankan wewenang untuk menyingkirkan semua perlawanan terhadap Kerajaan itu, termasuk Iblis dan semua pemerintahan bikinan manusia. (Daniel 2:44) Setelah itu kita dapat bersukacita karena kerajaan teokratis yang membawa damai kekal.

REKAN-REKAN PENGUASA DALAM KERAJAAN

Yesus memerintah dengan siapa dalam Kerajaan? (17, 18)

17 Segi lain yang menakjubkan dari kerajaan ini diungkapkan dalam Alkitab. Daniel 7:13, 14 [Klinkert] melukiskan Putra Allah sedang menerima ”pemerintahan dan kemuliaan kerajaan”. Kemudian penglihatan ini mengatakan:

”Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka.”—Daniel 7:27.

Jadi Allah bermaksud agar Yesus Kristus mempunyai rekan-rekan penguasa. Berarti, beberapa dari antar manusia akan pergi ke surga. Sewaktu di bumi Yesus mulai memilih orang-orang pria dan wanita untuk menjadi rekan-rekan penguasa bersama dia. Ia mengatakan bahwa ia akan pergi ke surga mempersiapkan tempat bagi mereka.—Yohanes 14:1-3.

18 Ini menjelaskan lebih jauh sesuatu yang tidak dimengerti oleh banyak orang yang mengunjungi gereja sepanjang hidup mereka: Di satu pihak, Alkitab memperlihatkan bahwa Allah bermaksud agar manusia hidup di bumi; namun, di lain pihak, Alkitab menyebut tentang orang-orang yang akan pergi ke surga. Bagaimana hal ini akan terwujud? Ya, Allah telah berjanji untuk mengambil beberapa orang dari antara manusia ke surga untuk bersama-sama dengan putraNya dalam pemerintahan Kerajaan itu. Tetapi bumi akan menjadi firdaus yang dipenuhi dengan manusia-manusia yang bahagia dan damai.—Lihat Mazmur 37:29; Yesaya 65:17, 20-25.

Berapa banyak orang akan pergi ke surga, dan mengapa tidak semua umat manusia? (19-22)

19 Berapa banyak yang akan pergi ke surga sebagai bagian dari pemerintahan Kerajaan? Yesus memberi petunjuk, dengan mengatakan, ”Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” (Lukas 12:32) Ya, jumlahnya terbatas. Wahyu memperlihatkan bahwa mereka yang ”ditebus dari antara manusia” untuk memerintah bersama ”Anak Domba” (Yesus Kristus) berjumlah 144.000. (Wahyu 14:1-5) Ini tidak sulit dimengerti. Bahkan beberapa pemerintahan manusia mempunyai badan pilihan yang terdiri dari pria dan wanita yang akan pergi ke ibukota sebagai bagian pemerintahan.

20 Tetapi Allah tidak menyerahkan kepada manusia untuk menentukan siapa yang akan pergi ke surga. Ia yang memilih mereka. (1 Petrus 2:4, 5, 9; Roma 8:28-30; 9:16) Ketika Allah memilih rasul Paulus, Ia mencurahkan rohNya atas dia, yang memberikan keyakinan kepada Paulus bahwa ia akan menjadi sebagian dari ”KerajaanNya di sorga”. (2 Timotius 4:18) Paulus menulis, ”Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus.”—Roma 8:16, 17; 2 Korintus 1:22; 5:5.

21 Relatif sedikit saja dari penyembah-penyembah Allah yang dipilih untuk hidup di surga, sebab maksud Allah adalah agar manusia hidup bahagia di bumi. Yesus adalah yang pertama diambil ke surga. (Ibrani 6:19, 20; Matius 11:11) Setelah itu Allah terus memilih yang lain-lain sejumlah 144.000. Apa yang akan terjadi apabila jumlah itu telah lengkap?

22 Setelah diberikan penglihatan mengenai jumlah yang terbatas (144.000) di surga bersama Kristus, kepada rasul Yohanes diperlihatkan ”kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya”. (Wahyu 7:4, 9, 10) Mereka ini akan dilindungi oleh Allah melalui akhir yang membinasakan sistem dunia sekarang ini. Mereka mempunyai masa depan menakjubkan untuk hidup kekal di bumi, yang juga dimiliki oleh orang-orang yang setia seperti Nuh, Abraham dan Daud, yang mati sebelum Allah membuka jalan untuk kehidupan di surga bagi ke-144.000.—Kisah 2:34.

ALASAN UNTUK YAKIN KEPADA PARA PENGUASA INI

Apa alasan-alasannya untuk yakin kepada rekan-rekan penguasa ini? (23, 24)

23 Dewasa ini kebanyakan orang hampir tidak yakin kepada para penguasa yang memerintah mereka. Tetapi, mereka yang akan memerintah dalam kerajaan Allah sangat berbeda dengan para penguasa duniawi. Selama berabad-abad Allah telah memilih orang-orang yang terbukti beriman. Dalam segala macam ujian dan godaan, mereka berpaut pada apa yang benar dan adil. Mereka dipercayai oleh Allah, maka apakah kita tidak dapat mempercayai mereka?

24 Juga, karena mereka pernah menjadi manusia, mereka akan dapat mengerti dan bersimpati terhadap kita. (Bandingkan Ibrani 4:15, 16.) Mereka tahu apa artinya letih, kuatir, tawar hati. Mereka tahu perlunya usaha untuk lebih sabar, tabah dan berbelas kasihan. Dan beberapa dari mereka adalah kaum wanita; mereka mengerti perasaan dan kebutuhan khusus dari kaum wanita di bumi.—Galatia 3:28.

Bagaimana kita dapat memperlihatkan dukungan terhadap Kerajaan itu? (25-27)

25 Berjuta-juta Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini membuktikan keyakinan mereka kepada Kristus dan rekan-rekan penguasanya, dan memperlihatkan betapa nyata Kerajaan itu bagi mereka. Ini mereka lakukan dengan menjadi warga-warga yang loyal dari kerajaan Allah. (Amsal 14:28) Mereka menyambut dan menganjurkan orang-orang lain untuk menaati hukum-hukum kerajaan itu yang tertulis dalam Alkitab, karena mereka benar-benar percaya bahwa Kekristenan adalah cara hidup yang terbaik. Mereka turut dalam program pendidikan dari pemerintahan ini. Alkitab adalah buku pelajaran utamanya, yang digunakan bersama buku-buku petunjuk dan alat-alat bantuan pelajaran Kristen. Di perhimpunan sidang, mereka belajar lebih banyak mengenai Kerajaan itu dan cara hidup Kristen. Dan mereka membawa program pendidikan ini kepada orang-orang lain dengan mengajar di hadapan umum dan di rumah-rumah.—Kisah 20:20.

26 Yesus berkata bahwa salah satu corak dari tanda mengenai ”hari-hari terakhir” adalah, ”Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14) Sebelum Yesus naik ke surga ia menandaskan betapa perlu para murid ikut secara aktif dalam pekerjaan penginjilan ini.—Matius 28:19, 20; Kisah 1:8.

27 Orang-orang Kristen dewasa ini menyadari bahwa keikutsertaan dalam pekerjaan pengabaran dan pengajaran ini suatu cara yang penting untuk membuktikan kasih kepada Allah dan sesama. (Markus 12:28-31) Kehidupan tersangkut, jadi merupakan tanggung jawab yang serius. (Kisah 20:26, 27; 1 Korintus 9:16) Ini juga menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan yang sangat besar. (Kisah 20:35) Saksi-Saksi Yehuwa akan senang membantu anda mengajar orang-orang lain tentang kerajaan Allah yang telah memerintah.

[Kotak di hlm. 151]

”Kegagalan untuk menciptakan dasar yang murni bagi perdamaian dunia . . . langsung disebabkan oleh penolakan bangsa-bangsa, khususnya bangsa-bangsa yang lebih besar, untuk menerima suatu wewenang yang dapat memberitahu mereka apa yang harus dilakukan dalam arena internasional.

”Jadi, ini merupakan tantangan dasar dewasa ini—bagaimana menciptakan suatu wewenang atas dunia untuk mempertahankan perdamaian yang didukung oleh keyakinan masyarakat dunia.”—Redaktur Norman Cousins, Saturday Review.

[Kotak di hlm. 159]

REALISTIS TENTANG PEMERINTAHAN

”Senjata kami terdiri dari gada, pentung berlapis timah, rantai dan senapan.” kata Stelvio, seorang aktifis politik di Eropa Selatan pada tahun 1970-an. Di kamp rahasia yang mirip kepunyaan militer ia belajar mengorganisir massa dan melakukan peperangan dalam kota.

Tetapi setelah beberapa tahun, terjadi perubahan. Seorang Saksi Yehuwa mengunjungi rumah Stelvio, dan mengajarkan Alkitab. Akibatnya? ”Mataku mulai melihat bahwa nasionalisme dan pengelompokan politik memecah-belah manusia. Saya tahu dari Alkitab bahwa Allah membuat setiap bangsa manusia dari satu manusia, untuk mendiami bumi. (Kisah 17:26) Kesadaran ini menjadi tenaga pemersatu. Aku tidak lagi membenci orang lain hanya karena gagasan politiknya berlainan.”

Bekas aktifis yang ganas ini menambahkan, ”Saya terus menanya diri: Bagaimana problem manusia dapat dipecahkannya sendiri dengan politik? Politik justru memecah-belah umat manusia. Agar manusia dipersatukan, penyebab perpecahan harus lenyap. Telah kuperhatikan di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa, kulit hitam dan kulit putih dibaptiskan di air yang sama, bekas Protestan dan Katolik di Irlandia tidak lagi saling membenci, Arab dan Yahudi berkumpul bersama selama Perang Enam Hari. Saya telah belajar mencintai orang yang dulunya kubenci.

”Tak seorang pun dapat mengatakan bahwa Kerajaan Allah, yang didambakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, hanya impian belaka. Sudah ada masyarakat internasional yang bersatu di bawah Kerajaan itu. Dengan menerapkan prinsip Alkitab, telah dicapai hasil yang tidak pernah dicapai oleh kelompok agama, politik atau sosial lain manapun.

”Kepada mereka yang, seperti saya dulu, berjuang demi keadilan, perdamaian dan ketertiban sosial, kukatakan, ’Hadapilah kenyataan dan akuilah bahwa manusia belum sanggup mewujudkan hal-hal ini. Tetapi, lihat Saksi-Saksi Yehuwa. Bukankah mereka telah mengatasi problem perang, perpecahan politik, diskriminasi ras, problem perdamaian dan persatuan? Manusia bersandar pada manusia dan timbul problem. Saksi-Saksi Yehuwa tunduk kepada Kerajaan Allah dan berhasil menanggulangi problem-problem utama dalam kehidupan.’”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan