PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp psl. 20 hlm. 158-165
  • Bagaimana Saya Dapat Cocok Dengan Guru Saya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Saya Dapat Cocok Dengan Guru Saya?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Guru-Guru dan Murid-Murid Kesayangan Mereka
  • Perang di Kelas
  • ‘Guru Saya Tidak Menyukai Saya’
  • ‘Saya Layak Mendapat Nilai Lebih Baik’
  • Beri Tahu Orang-tua Anda
  • Bagaimana Aku Bisa Akur dengan Guru?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
  • Bagaimana Supaya Aku Bisa Cocok dengan Guruku?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Guru​—Mengapa Kita Membutuhkan Mereka?
    Sedarlah!—2002
  • Mengajar​—Pengorbanan dan Risikonya
    Sedarlah!—2002
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
yp psl. 20 hlm. 158-165

Pasal 20

Bagaimana Saya Dapat Cocok dengan Guru Saya?

“SAYA tidak suka guru yang tidak adil,” kata remaja Vicky. Pasti anda merasa demikian juga. Meskipun begitu, dalam suatu penelitian pada tahun 1981 atas 160.000 remaja Amerika, 76 persen menuduh guru-guru mereka suka pilih kasih!

Para remaja merasa kecewa apabila mereka mendapat nilai rendah untuk pekerjaan yang mereka rasa harus mendapat nilai tinggi. Mereka merasa kesal sekali apabila disiplin dianggap berlebihan atau tidak beralasan atau tampaknya bermotifkan prasangka ras. Mereka marah apabila guru memberikan perhatian khusus atau perlakuan istimewa kepada murid kesayangannya.

Memang, guru-guru jauh dari sempurna. Mereka juga memiliki kelemahan, problem, dan, ya, prasangka. Namun, Alkitab memperingatkan: “Janganlah lekas-lekas marah dalam hati.” (Pengkhotbah 7:9) Bahkan guru-guru “bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:2) Maka dapatkah anda mencoba memahami guru anda?

Seorang remaja bernama Freddy memperhatikan bahwa gurunya “membentak setiap orang.” Freddy dengan bijaksana mendekati guru itu dan mendapat tahu alasannya. “Persoalannya hanya karena saya mendapat problem dengan mobil saya pagi ini,” guru itu menjelaskan. “Mobil saya menjadi terlalu panas dalam perjalanan ke sekolah sehingga saya terlambat.”

Guru-Guru dan Murid-Murid Kesayangan Mereka

Bagaimana dengan perlakuan istimewa yang diberikan kepada murid kesayangan guru? Ingatlah bahwa seorang guru menghadapi tuntutan dan tekanan yang unik. Buku Being Adolescent (Menjadi Remaja) menggambarkan bahwa guru-guru menghadapi “keadaan sulit yang serius” karena mereka harus berupaya tetap memelihara perhatian sekelompok remaja “yang pikirannya biasanya ada di tempat lain . . . Mereka menghadapi sekelompok remaja yang suka murung, perhatiannya mudah teralihkan, yang pada umumnya tidak biasa berkonsentrasi kepada apa saja untuk lebih dari 15 menit.”

Jadi, apakah mengherankan bahwa seorang guru mencurahkan perhatian kepada murid yang giat belajar, suka memperhatikan, atau berlaku respek? Memang, mungkin menyakitkan hati untuk melihat anak-anak yang suka “menjilat” mendapat lebih banyak perhatian daripada anda. Tetapi mengapa anda harus kesal atau iri hati jika murid yang rajin menjadi kesayangan guru selama kebutuhan pendidikan anda tidak diabaikan? Selain itu, mungkin baik jika anda sendiri dapat lebih rajin.

Perang di Kelas

Seorang murid berkata mengenai gurunya: “Ia terus berpikir bahwa kami semua telah menyatakan perang melawan dia sehingga ia memutuskan untuk menaklukkan kami dulu. Ia seorang penderita paranoia (semacam penyakit ketakutan).” Namun, banyak guru merasa bahwa mereka berhak untuk sedikit “paranoia.” Sebagaimana dinubuatkan Alkitab, sekarang adalah “masa yang sukar,” dan murid-murid sering kali “tidak dapat mengekang diri [“tanpa pengendalian diri,” NW], garang, tidak suka yang baik.” (2 Timotius 3:1-3) Jadi, U.S. News & World Report mengatakan: “Guru-guru di banyak sekolah di kota hidup dengan perasaan takut terhadap kekerasan.”

Mantan guru Roland Betts mengatakan mengenai guru-guru: “Anak-anak memandangnya sebagai tanggung jawab yang sudah melekat untuk . . . [secara kiasan] mendorong mereka dan mempermainkan mereka dan melihat seberapa jauh mereka akan membengkok atau merentang sebelum mereka akhirnya patah . . . Apabila anak-anak merasa bahwa mereka telah mendorong seorang guru baru nyaris sampai ia hampir tidak tahan lagi, mereka mendorong sedikit lagi.” Apakah anda atau teman-teman sekelas pernah ikut mengganggu guru? Maka jangan heran atas reaksi guru anda.

Alkitab mengatakan: “Penindasan membodohkan orang berhikmat.” (Pengkhotbah 7:7, NW) Dalam suasana ketakutan dan tidak adanya respek yang melanda sekolah-sekolah tertentu, dapatlah dimengerti mengapa beberapa guru bereaksi berlebihan dan menjadi orang yang memberikan displin dengan keras. Menurut The Family Handbook of Adolescence (Buku Petunjuk Keluarga tentang Remaja): “Murid-murid yang . . . melalui tingkah laku mereka meremehkan pernyataan guru biasanya akan diremehkan sebagai akibatnya.” Ya, guru yang bersikap bermusuhan sering kali disebabkan oleh murid-muridnya sendiri!

Juga, pertimbangkan pengaruh dari senda gurau yang kejam di kelas. Remaja Valerie tidak membesar-besarkan persoalannya ketika ia mengatakan mengenai “penganiayaan, penyiksaan,” yang dilakukan para remaja terhadap guru-guru pengganti. Roland Betts menambahkan: “Guru-guru pengganti diganggu tanpa belas kasihan oleh murid-murid mereka, sering kali didorong sampai titik yang tak tertahankan.” Yakin bahwa mereka tidak akan dihukum, murid-murid senang mengacau dengan tiba-tiba berpura-pura menjadi canggung dalam gerak-gerik—menjatuhkan buku-buku atau pinsil mereka berbarengan ke lantai. Atau mereka mencoba membuat frustrasi guru mereka dengan ‘berlagak dungu’ dan bertindak seolah-olah mereka tidak mengerti sepatah kata pun yang ia ucapkan. “Kami menyabot untuk iseng,” remaja Bobby menjelaskan.

Namun, jika anda menabur kejahatan di kelas, jangan kaget jika anda menuai guru yang keras dan bersikap memusuhi. (Bandingkan Galatia 6:7.) Ingat aturan emas: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Matius 7:12) Jangan ikut serta dalam senda gurau yang jahat di kelas. Perhatikan apa yang guru anda katakan. Bekerja samalah. Mungkin lambat laun ia akan kurang bersikap bermusuhan—paling tidak terhadap anda.

‘Guru Saya Tidak Menyukai Saya’

Kadang-kadang, karena perbedaan kepribadian atau salah pengertian guru anda menjadi keras terhadap anda; rasa ingin tahu disalahartikan sebagai pemberontakan, maksud bergurau sedikit dianggap kurang ajar. Dan jika seorang guru tidak menyukai anda, ia mungkin cenderung untuk mempermalukan atau merendahkan anda. Sikap saling bermusuhan dapat berkembang.

Alkitab mengatakan: “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan. . . . Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.” (Roma 12:17, 18) Cobalah untuk tidak bersikap bermusuhan terhadap guru anda. Hindari pertentangan yang tidak perlu. Jangan berikan guru anda alasan untuk mengeluh. Sesungguhnya, berupayalah untuk berlaku ramah. Berlaku ramah? Kepada dia?’ anda bertanya. Ya, perlihatkan sopan santun dengan memberi salam hormat kepada guru anda bila anda masuk kelas. Kesopanan yang terus-menerus anda perlihatkan—bahkan senyuman dari waktu ke waktu—mungkin akan mengubah pandangannya tentang anda.—Bandingkan Roma 12:20, 21.

Memang, anda tidak selalu dapat memperoleh jalan ke luar dengan senyuman. Tetapi Pengkhotbah 10:4 memberi nasihat: “Jika amarah penguasa [atau orang yang memiliki wewenang] menimpa engkau [dengan menghukum anda], janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar.” Juga, ingat bahwa “jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman.”—Amsal 15:1.

‘Saya Layak Mendapat Nilai Lebih Baik’

Ini adalah keluhan umum. Cobalah membicarakan masalah ini dengan guru anda. Alkitab menceritakan bagaimana Natan menghadapi tugas yang berat untuk menyingkapkan dosa yang serius dari Raja Daud. Natan tidak langsung masuk ke istana melancarkan tuduhan, tetapi ia menghampiri Daud dengan bijaksana.—2 Samuel 12:1-7.

Anda juga dapat dengan rendah hati, dan dengan tenang, menghampiri guru anda. Mantan guru sekolah, Bruce Weber, mengingatkan kita: “Pemberontakan di pihak murid membangkitkan kekerasan di pihak guru. Jika anda berbicara dengan kasar dan marah-marah atau melancarkan tuduhan ketidakadilan dan bersumpah untuk membalas, anda tidak akan mencapai apa-apa.” Upayakan pendekatan yang lebih dewasa. Mungkin anda dapat mulai dengan bertanya kepada guru anda untuk membantu anda memahami sistem penilaian yang ia gunakan. Kemudian, kata Weber, anda dapat “mencoba untuk membuktikan bahwa anda menjadi korban dari kekeliruan atau salah hitung sebaliknya daripada penilaian yang salah. Gunakan sistem penilaian dari guru anda sendiri; perlihatkan kepadanya di mana anda melihat kesalahan pada nilai anda.” Meskipun nilai anda tidak diubah, kedewasaan anda mungkin akan memberikan kesan yang positif kepada guru anda.

Beri Tahu Orang-tua Anda

Walaupun demikian, kadang-kadang pembicaraan saja tidak memberikan hasil. Misalnya pengalaman Susan. Sebagai murid teladan, ia terkejut ketika salah seorang gurunya mulai memberinya nilai-nilai yang buruk. Masalahnya? Susan adalah salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa, dan gurunya memang mengaku tidak menyukai Susan karena hal itu. “Hal ini benar-benar membuat saya frustrasi,” kata Susan, “dan saya tidak tahu apa yang harus dilakukan.”

Susan mengatakan: “Saya memberanikan diri dan memberi tahu ibu saya [orang-tua tunggal] mengenai guru ini. Ia berkata, ‘Baiklah, mungkin saya dapat berbicara dengan gurumu.’ Dan dalam suatu pertemuan umum ibu pergi ke sana dan bertanya kepada guru saya mengenai masalahnya. Saya pikir ibu akan marah-marah, tetapi ternyata tidak. Ibu berbicara kepadanya dengan tenang.” Guru itu mengatur agar Susan mendapat guru yang lain.

Memang, tidak semua permasalahan dapat berakhir dengan baik, dan ada saatnya anda hanya dapat bersabar. Tetapi asalkan anda dapat dengan damai berurusan dengan guru anda sekarang, selalu ada tahun depan, saat anda mempunyai permulaan yang baru, mungkin harus belajar cocok dengan teman-teman sekelas yang berbeda—dan bahkan dengan guru baru.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi

◻ Bagaimana anda dapat memandang guru yang memperlakukan anda dengan tidak adil?

◻ Mengapa guru-guru sering kali mencurahkan lebih banyak perhatian kepada murid kesayangan?

◻ Bagaimana anda dapat belajar dari guru yang kelihatannya membosankan?

◻ Mengapa ada guru-guru yang kelihatannya memusuhi murid-murid mereka?

◻ Bagaimana anda dapat menerapkan aturan emas di kelas?

◻ Apa yang dapat anda lakukan jika anda merasa menjadi korban ketidakadilan dalam pemberian nilai atau dalam perlakuan?

[Blurb di hlm. 158]

Perhatian yang diberikan kepada murid kesayangan guru sering menimbulkan kebencian

[Blurb di hlm. 163]

“Guru-guru di banyak sekolah di kota hidup dengan perasaan takut terhadap kekerasan.”—U.S.News & World Report

[Kotak di hlm. 160, 161]

‘Guru Saya Membosankan!’

The Family Handbook of Adolescence mengatakan: “Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa mayoritas murid-murid remaja mengritik guru-guru, mengeluh bahwa [guru-guru] membosankan atau kurang humor.” Cepat atau lambat anda juga, mungkin akan mendapat seorang guru yang benar-benar membosankan. Apa yang dapat anda lakukan?

Sebuah eksperimen baru-baru ini menyingkapkan bahwa tingkat konsentrasi seorang remaja cukup tinggi pada mata pelajaran seperti seni industri, pendidikan jasmani, dan musik. Namun, tingkat konsentrasi langsung jatuh pada mata pelajaran bahasa dan sejarah.

Apakah guru-guru pendidikan jasmani dan musik lebih berbakat mengajar daripada guru-guru pelajaran akademik? Kemungkinan tidak. Sebenarnya, banyak murid hanya memiliki sikap negatif terhadap pelajaran akademik. Dan jika mereka sebelumnya sudah memvonis sebuah mata pelajaran membosankan, bahkan seorang guru dengan keahlian seperti Socrates akan sangat sulit mendapatkan perhatian mereka! Jadi, bukankah ini berarti bahwa sikap anda terhadap mata pelajaran tertentu memerlukan penyesuaian? Memperbesar minat kepada apa yang anda pelajari dapat menghilangkan kebosanan di sekolah.

Kadang-kadang bahkan murid-murid yang suka belajar mengeluh bahwa guru mereka “buruk.” Tetapi bagaimana sebenarnya guru yang “baik” itu? Menurut seorang gadis remaja: “Saya menyukai guru matematika karena ia sering bercanda.” Seorang anak laki-laki memuji guru bahasa Inggrisnya karena ‘banyak menceritakan lelucon.’

Tetapi meskipun menjadi orang yang disukai atau bahkan suka bercanda dapat berguna bagi seorang guru, hal ini tidak berarti bahwa ia “cakap mengajar orang lain.” (2 Timotius 2:2) Walaupun ayat ini menunjuk kepada persyaratan rohani, Alkitab menyorot fakta bahwa seorang guru yang baik harus memahami bidangnya.

Sayang, pengetahuan dan kepribadian yang menarik tidak selalu ada bersamaan. Rasul Paulus, misalnya, adalah seorang pengajar Firman Allah yang sangat cakap. Namun ada orang-orang Kristen pada zaman Paulus yang mengeluh bahwa “bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti.” Paulus menjawab: “Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata [“kurang pandai berbicara,” BIS], tidaklah demikian dalam hal pengetahuan.” (2 Korintus 10:10; 11:6) Jika ada yang meremehkan apa yang Paulus katakan dan hanya memperhatikan kelemahannya sebagai pembicara seperti dituduhkan orang kepadanya, mereka pasti tidak akan memperoleh pengetahuan yang berharga. Jangan melakukan kesalahan yang sama di sekolah! Sebelum mencela seorang guru “buruk,” tanyalah pada diri sendiri, ‘Apakah ia menguasai apa yang ia bahas? Dapatkah saya belajar darinya?’

Anda mungkin harus memberikan lebih banyak perhatian daripada biasa kepada guru yang membosankan cara penyampaiannya. Cobalah membuat catatan agar perhatian anda terus terpusatkan kepada apa yang ia katakan. Lengkapi pembahasan yang membosankan di kelas dengan penelitian tambahan di rumah.

Barbara Mayer, juga seorang guru, menambahkan: “Guru-guru yang mungkin telah sedemikian sering mengajarkan mata pelajaran yang sama, cenderung menyampaikannya secara rutin.” Apa yang dapat anda lakukan untuk menghidupkan suasana? “Sekali-kali angkat tangan anda dan mintalah lebih banyak penjelasan . . . Buatlah agar ia benar-benar menjelaskan semua yang ia ketahui.” Apakah guru akan marah karena hal ini? Tidak, jika anda melakukannya dengan penuh hormat. (Kolose 4:6) Mayer mengatakan: “Anda akan mendapati bahwa guru anda akan datang dengan lebih banyak persiapan, dan lebih banyak penjelasan daripada sekedar kulitnya.”

Semangat bersifat menular, dan keinginan anda untuk belajar bisa jadi akan memberikan gairah kepada guru anda. Tentu, jangan mengharapkan perubahan yang drastis. Dan mungkin ada beberapa mata pelajaran yang harus anda jalani dengan sabar. Tetapi jika anda seorang pendengar yang baik dan betul-betul berminat kepada apa yang sedang dibicarakan, anda tetap dapat mempelajari sesuatu—bahkan dari guru yang membosankan.

[Gambar di hlm. 162]

Gelombang kekerasan yang meningkat di sekolah telah menyulitkan tugas guru

[Gambar di hlm. 164]

Jika anda merasa diperlakukan tidak adil, dekati guru anda dengan penuh respek

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan