PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • si hlm. 53-58
  • Buku Alkitab Nomor 9​—1 Samuel

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Buku Alkitab Nomor 9​—1 Samuel
  • “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ISI BUKU SATU SAMUEL
  • MENGAPA BERMANFAAT
  • Pokok-Pokok Penting Satu Samuel
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Ia Bertekun Walau Menghadapi Banyak Kekecewaan
    Tirulah Iman Mereka
  • Ia Bertekun meski Sering Kecewa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2011
  • Garis Besar 1 Samuel
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru
Lihat Lebih Banyak
“Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
si hlm. 53-58

Buku Alkitab Nomor 9​—1 Samuel

Penulis: Samuel, Gad, Natan

Tempat Penulisan: Israel

Selesai Ditulis: ±1078 S.M.

Masa yang Ditinjau: ±1180-1078 S.M.

1. Perubahan besar apa terjadi dalam organisasi bangsa Israel pada tahun 1117 S.M., dan keadaan-keadaan apa menyusul sesudahnya?

PADA tahun 1117 S.M., terjadi suatu perubahan yang penting dalam organisasi nasional Israel. Seorang raja manusia dilantik! Ini terjadi pada masa Samuel melayani sebagai nabi Yehuwa di Israel. Meskipun Yehuwa telah mengetahui sebelumnya dan telah menubuatkannya, perubahan menjadi kerajaan, seperti yang dituntut bangsa Israel, tetap merupakan pukulan hebat bagi Samuel. Karena ia telah berbakti dalam dinas Yehuwa sejak lahir, dan karena ia dengan penuh hormat mengakui kedaulatan Yehuwa sebagai raja, Samuel dapat melihat sebelumnya akibat-akibat yang celaka bagi saudara-saudaranya sesama anggota umat Allah yang kudus. Hanya atas petunjuk Yehuwa, Samuel menuruti permintaan mereka. ”Kemudian Samuel menguraikan kepada bangsa itu tentang hak-hak kerajaan, menuliskannya pada suatu piagam [”buku,” BIS] dan meletakkannya di hadapan [Yehuwa].” (1 Sam. 10:25) Dengan demikian berakhirlah zaman para hakim, dan mulailah zaman raja-raja manusia yang akan menyaksikan Israel bangkit kepada kekuasaan dan kejayaan seperti belum pernah sebelumnya, namun pada akhirnya mengalami kejatuhan ke dalam kehinaan dan kehilangan perkenan Yehuwa.

2. Siapa yang menulis Satu Samuel, dan bagaimanakah mereka memenuhi syarat untuk itu?

2 Siapakah yang memenuhi syarat untuk membuat catatan ilahi tentang zaman yang penting ini? Dengan tepat Yehuwa memilih Samuel yang setia untuk memulai penulisan itu. Samuel berarti ”Nama Allah,” dan ia memang menonjol sebagai seorang yang menjunjung tinggi nama Yehuwa pada zaman itu. Rupanya Samuel menulis ke-24 pasal pertama dari buku tersebut. Kemudian, setelah ia mati, Gad dan Natan meneruskan penulisannya, menyelesaikan beberapa tahun terakhir dari catatan itu sampai kematian Saul. Hal ini diperlihatkan oleh 1 Tawarikh 29:29, yang berbunyi: ”Sesungguhnya, riwayat raja Daud dari awal sampai akhir tertulis dalam riwayat Samuel, pelihat itu, dan dalam riwayat nabi Natan, dan dalam riwayat Gad, pelihat itu.” Tidak seperti buku Raja-Raja dan Tawarikh, buku Samuel praktis tidak mengutip catatan-catatan terdahulu, dan karena itu Samuel, Gad, dan Natan orang-orang yang hidup sezaman dengan Daud ditetapkan sebagai penulisnya. Ketiga pria ini menjabat kedudukan yang bertanggung jawab sebagai nabi Yehuwa dan menentang penyembahan berhala yang telah sangat melemahkan kekuatan bangsa Israel.

3. (a) Bagaimana Satu Samuel menjadi buku Alkitab yang terpisah? (b) Kapan ini selesai ditulis, dan jangka waktu manakah yang ditinjau?

3 Kedua buku Samuel pada mulanya merupakan satu gulungan, atau jilid. Buku Samuel dibagi menjadi dua bagian ketika bagian dari Septuagint Yunani ini diterbitkan. Dalam Septuagint, buku Satu Samuel disebut Kerajaan-Kerajaan Pertama. Pembagian ini dan nama Satu Raja-Raja kemudian digunakan oleh Vulgate Latin dan sampai sekarang terus digunakan dalam Alkitab-Alkitab Katolik. Buku Satu dan Dua Samuel pada mulanya merupakan satu buku, terbukti dari catatan atas naskah Masoret di 1 Samuel 28:24, yang menyatakan bahwa ayat ini terdapat di pertengahan buku Samuel. Buku ini tampaknya telah selesai ditulis kira-kira tahun 1078 S.M. Maka rupanya buku Satu Samuel meliputi jangka waktu seratus tahun lebih sedikit, dari kira-kira tahun 1180 hingga 1078 S.M.

4. Bagaimana kesaksamaan dari catatan di Satu Samuel telah didukung?

4 Ada banyak sekali bukti tentang kesaksamaan catatan ini. Tempat-tempat geografisnya cocok dengan peristiwa-peristiwa yang dikisahkan. Menarik, serangan Yonatan yang sukses atas pasukan tentara Filistin di Mikhmas, yang menyebabkan orang Filistin kalah total, telah ditiru dalam Perang Dunia I oleh seorang perwira Angkatan Darat Inggris, yang dilaporkan mengalahkan orang Turki dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang diuraikan dalam catatan Samuel yang terilham.—1 Sam. 14:4-14.a

5. Bagaimanakah penulis-penulis Alkitab membuktikan keaslian Satu Samuel?

5 Akan tetapi, ada bukti-bukti yang bahkan lebih kuat bahwa buku ini terilham dan autentik. Buku ini memuat penggenapan yang menakjubkan dari nubuat Yehuwa bahwa Israel akan meminta seorang raja. (Ul. 17:14; 1 Sam. 8:5) Bertahun-tahun kemudian, Hosea meneguhkan catatan tersebut, dengan mengutip kata-kata Yehuwa, ”Aku memberikan engkau seorang raja dalam murkaKu dan mengambilnya dalam gemasKu.” (Hos. 13:11) Petrus mengakui bahwa Samuel mendapat ilham sewaktu ia menyebutkan Samuel sebagai nabi yang ”telah bernubuat tentang zaman” Yesus. (Kis. 3:24) Paulus mengutip 1 Samuel 13:14 sewaktu ia dengan singkat menguraikan sejarah Israel. (Kis. 13:20-22) Yesus sendiri meneguhkan autentisitas kisah tersebut, dengan bertanya kepada orang Farisi pada zamannya: ”Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar?” Kemudian ia menuturkan kisah bagaimana Daud meminta roti sajian. (Mat. 12:1-4; 1 Sam. 21:1-6) Ezra juga mengakui keaslian kisah ini, sebagaimana telah disebutkan.—1 Taw. 29:29.

6. Bukti lain apa lagi dalam Alkitab sendiri menunjukkan autentisitas Satu Samuel?

6 Karena catatan ini merupakan kisah asli mengenai perbuatan-perbuatan Daud, setiap kali nama Daud disebutkan dalam seluruh Alkitab, buku Samuel diteguhkan sebagai bagian dari Firman Allah yang terilham. Beberapa di antara peristiwanya bahkan disinggung dalam judul-judul dari mazmur-mazmur Daud, seperti di Mazmur 59 (1 Sam. 19:11), Mazmur 34 (1 Sam. 21:13, 14) dan Mazmur 142 (1 Sam. 22:1 atau 1 Sam. 24:1, 3). Jadi bukti-bukti dalam Firman Allah sendiri dengan tegas menyatakan autentisitas buku Satu Samuel.

ISI BUKU SATU SAMUEL

7. Sejarah yang dimuat di dalam buku ini menyangkut kehidupan dari pemimpin-pemimpin Israel yang mana?

7 Buku ini membahas sebagian atau seluruh masa hidup dari empat pemimpin bangsa Israel: imam besar Eli, nabi Samuel, Saul raja pertama, dan Daud yang diurapi menjadi raja berikut.

8. Bagaimana latar belakang kelahiran Samuel dan bagaimana ia menjadi ”pelayan [Yehuwa]”?

8 Hakim Eli dan Samuel muda (1:1-4:22). Dalam kata pembukaan, kita diperkenalkan kepada Hana, istri yang paling dicintai Elkana, seorang Lewi. Ia tidak mempunyai anak, dan karena itu dicemoohkan oleh istri Elkana yang lain, yaitu Penina. Pada waktu keluarga ini mengadakan salah satu kunjungan tahunan mereka ke Silo, tempat tabut perjanjian Yehuwa diletakkan, Hana berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Yehuwa agar diberi seorang anak laki-laki. Ia berjanji bahwa jika doanya dijawab, ia akan membaktikan anak itu kepada dinas Yehuwa. Allah menjawab doanya dan Hana melahirkan seorang putra, yakni Samuel. Segera setelah anak itu disapih, Hana membawanya ke rumah Yehuwa dan mempercayakannya kepada pemeliharaan imam besar, Eli, sebagai anak yang ’diserahkan kepada Yehuwa.’ (1:28) Hana kemudian menyatakan perasaannya dalam sebuah nyanyian gembira yang berisi ucapan syukur dan perasaan bahagia. Anak itu menjadi ”pelayan [Yehuwa] di bawah pengawasan imam Eli.”—2:11.

9. Bagaimana Samuel menjadi nabi di Israel?

9 Keadaan Eli sangat memprihatinkan. Ia sudah tua, dan kedua putranya menjadi orang jahat yang tidak berguna yang ”tidak mengindahkan [Yehuwa].” (2:12) Mereka menggunakan jabatan imam mereka untuk memuaskan ketamakan dan nafsu mereka yang amoral. Eli gagal mengoreksi mereka. Maka Yehuwa kemudian mengutus berita-berita ilahi yang menentang keluarga Eli dan memperingatkan bahwa ”tak seorang pria pun dalam keluargamu akan mencapai usia lanjut” (BIS) dan bahwa kedua anaknya akan mati pada hari yang sama. (1 Sam. 2:30-34; 1 Raj. 2:27) Akhirnya, Ia mengutus Samuel muda kepada Eli dengan berita penghukuman yang pedas. Dengan demikian Samuel diteguhkan sebagai nabi di Israel.—1 Sam. 3:1, 11.

10. Bagaimana Yehuwa melaksanakan penghukuman atas keluarga Eli?

10 Pada waktunya Yehuwa melaksanakan penghukuman ini dengan mendatangkan orang Filistin. Seraya pertempuran menunjukkan bahwa Israel akan kalah, orang Israel berteriak-teriak dengan suara nyaring, membawa tabut perjanjian dari Silo ke perkemahan tentara mereka. Ketika mendengar teriakan-teriakan itu dan mengetahui bahwa Tabut telah dibawa masuk ke perkemahan Israel, orang Filistin menggalang kekuatan mereka dan mendapat kemenangan yang mengejutkan, mengalahkan Israel secara total. Tabut direbut dan kedua putra Eli meninggal. Dengan hati gemetar Eli mendengarkan laporan itu. Ketika diberitakan mengenai Tabut itu, ia jatuh telentang dari tempat duduknya dan mati karena patah leher. Dengan demikian berakhirlah 40 tahun masa jabatannya sebagai hakim. Ya, ”Telah lenyap kemuliaan dari Israel,” sebab Tabut itu melambangkan kehadiran Yehuwa di antara umat-Nya.—4:22.

11. Bagaimana terbukti bahwa Tabut bukan suatu jimat?

11 Samuel menghakimi Israel (5:1–7:17). Kini orang Filistin juga harus belajar melalui penderitaan yang hebat, bahwa tabut Yehuwa tidak boleh mereka gunakan sebagai jimat. Ketika mereka membawa Tabut tersebut ke kuil Dagon di Asdod, dewa mereka jatuh dengan muka tertelungkup ke tanah. Esok harinya Dagon jatuh tertelungkup lagi di ambang pintu, kali ini kepala dan kedua belah telapak tangannya putus. Ini mengakibatkan mulainya takhayul Filistin untuk ”tidak menginjak ambang pintu rumah Dagon.” (5:5) Orang Filistin segera memindahkan Tabut ke Gat lalu ke Ekron tetapi semuanya sia-sia! Siksaan datang dalam bentuk kepanikan, penyakit wasir, dan hama binatang pengerat. Raja-raja Filistin yang bersekutu, karena sudah kehabisan akal melihat korban jiwa terus bertambah, memulangkan Tabut itu ke Israel di atas sebuah pedati baru yang dihela oleh dua ekor sapi perahan. Di Bet-Semes celaka menimpa beberapa orang Israel karena mereka melihat ke dalam Tabut itu. (1 Sam. 6:19; Bil. 4:6, 20) Akhirnya, Tabut itu ditaruh di rumah Abinadab di kota orang Lewi yakni Kiryat-Yearim.

12. Berkat-berkat apa yang dihasilkan karena Samuel menganjurkan ibadat yang benar?

12 Selama 20 tahun Tabut tetap tinggal di rumah Abinadab. Samuel, yang telah bertumbuh dewasa, mendesak Israel agar membuang ilah-ilah Baal dan patung-patung Asytoret dan agar mereka melayani Yehuwa dengan segenap hati. Ini mereka lakukan. Ketika mereka sedang berkumpul di Mizpa untuk beribadat, raja-raja Filistin yang bersekutu menggunakan kesempatan ini untuk menyerang dan menyergap Israel dalam keadaan tidak siap. Israel berseru kepada Yehuwa melalui Samuel. Suara guntur yang keras dari Yehuwa mengacaukan orang Filistin, dan orang Israel yang telah dikuatkan karena persembahan korban dan doa mendapat kemenangan yang gemilang. Sejak waktu itu, ”tangan [Yehuwa] melawan orang Filistin seumur hidup Samuel.” (7:13) Tetapi bagi Samuel tidak ada masa pensiun. Sepanjang hidupnya ia terus menjadi hakim di Israel, dan setiap tahun mengadakan perjalanan keliling dari Rama, sebelah utara Yerusalem, ke Betel, Gilgal, dan Mizpa. Di Rama ia mendirikan sebuah mezbah bagi Yehuwa.

13. Bagaimanakah Israel sampai menolak Yehuwa sebagai Raja, dan Samuel memperingatkan mereka terhadap akibat-akibat apa?

13 Saul, raja Israel yang pertama (8:1–12:25). Samuel telah menjadi tua dalam dinasnya kepada Yehuwa, tetapi putra-putranya tidak menuruti teladan bapa mereka, karena mereka menerima suap dan menyelewengkan keadilan. Pada waktu itu para tua-tua Israel datang kepada Samuel dan mengajukan tuntutan: ”Angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.” (8:5) Samuel sangat risau dan mencari Yehuwa dalam doa. Yehuwa menjawab: ”Bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka. . . . Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka.” (8:7-9) Tetapi, Samuel terlebih dahulu harus memperingatkan mereka terhadap akibat-akibat buruk dari permintaan mereka yang bersifat memberontak itu: pengaturan yang ketat, dikenakan pajak, hilangnya kemerdekaan, dan pada akhirnya penyesalan yang menyakitkan dan jerit tangis kepada Yehuwa. Namun keinginan khalayak ramai tidak dapat dibendung. Mereka tetap menuntut seorang raja.

14. Bagaimana kedudukan Saul akhirnya diteguhkan sebagai raja?

14 Kita sekarang diperkenalkan kepada Saul, putra Kisy dari suku Benyamin. Ia benar-benar paling tampan dan paling tinggi perawakannya di seluruh Israel. Ia dibawa kepada Samuel yang meninggikan dia di suatu pesta, mengurapinya, dan kemudian memperkenalkan dia kepada segenap bangsa Israel pada suatu pertemuan di Mizpa. Meskipun pada mulanya Saul menyembunyikan diri di antara barang-barang, ia akhirnya ditunjuk sebagai pilihan Yehuwa. Samuel sekali lagi memperingatkan Israel mengenai hak-hak raja dan menulisnya dalam sebuah buku. Tetapi, baru setelah mencapai kemenangan atas orang Amon, membebaskan kota Yabes di Gilead dari pengepungan, kedudukan Saul sebagai raja diperkuat, sehingga rakyat meneguhkan kedudukannya sebagai raja di Gilgal. Samuel sekali lagi menasihati mereka untuk takut akan Yehuwa, serta melayani, dan menaati Dia, kemudian ia berseru kepada Yehuwa agar memberi tanda berupa guruh dan hujan, sesuatu yang biasanya tidak terjadi selama musim menuai. Dengan suatu pertunjukan yang menakutkan, Yehuwa memperlihatkan kemurkaan-Nya karena mereka menolak Dia sebagai Raja.

15. Dosa yang lancang apa yang mengakibatkan kegagalan Saul?

15 Ketidaktaatan Saul (13:1–15:35). Ketika orang Filistin terus mengganggu Israel, putra Saul yang gagah berani Yonatan mengalahkan suatu pasukan Filistin. Untuk membalas hal ini, musuh mengirimkan bala tentara yang amat besar jumlahnya, ”sebanyak pasir di tepi laut,” dan mereka berkemah di Mikhmas. Pasukan-pasukan Israel menjadi gelisah. ’Andai kata saja Samuel datang untuk memberi tahu petunjuk Yehuwa!’ Karena tidak sabar menunggu Samuel, Saul berdosa dengan lancang mempersembahkan sendiri korban bakaran itu. Tiba-tiba Samuel muncul. Samuel tidak mempedulikan alasan-alasan lemah yang dikemukakan Saul dan mengucapkan vonis Yehuwa: ”Sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. [Yehuwa] telah memilih seorang yang berkenan di hatiNya dan [Yehuwa] telah menunjuk dia menjadi raja atas umatNya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan [Yehuwa] kepadamu.”—13:14.

16. Tindakan Saul yang gegabah menimbulkan kesulitan-kesulitan apa?

16 Yonatan, yang bergairah untuk nama Yehuwa, kembali menyerang pos terdepan dari pasukan Filistin, kali ini hanya disertai pembawa senjatanya, dan dengan cepat mereka menewaskan kira-kira 20 orang. Suatu gempa bumi membuat musuh bertambah bingung. Mereka lari dan seluruh Israel mengejar mereka. Akan tetapi, kemenangan mutlak itu dilemahkan karena sumpah Saul yang tergesa-gesa diucapkan, melarang pasukannya untuk makan sebelum pertempuran selesai. Pasukan menjadi cepat lelah dan kemudian berdosa terhadap Yehuwa dengan memakan daging yang baru disembelih, tanpa menunggu darahnya dicurahkan. Yonatan sendiri telah menyegarkan diri dengan mengambil madu sebelum ia mendengar tentang sumpah tadi, yang terang-terangan ia cela sebagai penghalang. Ia terlepas dari maut atas permintaan rakyat karena kemenangan besar yang telah ia capai di Israel.

17. Setelah dosa seriusnya yang kedua, bagaimana Saul lebih jauh ditolak oleh Yehuwa?

17 Kini tibalah waktunya untuk melaksanakan penghukuman Yehuwa atas orang Amalek yang keji. (Ul. 25:17-19) Mereka harus ditumpas sama sekali. Tidak ada yang boleh dibiarkan hidup, manusia atau hewan. Tidak ada yang boleh diambil sebagai jarahan. Segala sesuatu harus dimusnahkan. Akan tetapi, Saul tidak taat dan membiarkan hidup Agag, raja orang Amalek, dan hewan-hewan yang terbaik dari kawanan domba dan ternak, seolah-olah untuk dipersembahkan sebagai korban bagi Yehuwa. Hal ini sangat tidak menyenangkan Allah dari Israel, sehingga Ia mengilhamkan Samuel agar menyatakan untuk kedua kali bahwa Saul telah ditolak. Dengan tidak mempedulikan dalih-dalih yang diberikan Saul agar ia tidak kehilangan muka, Samuel menyatakan: ”Apakah [Yehuwa] itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara [Yehuwa]? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan . . . Karena engkau telah menolak firman [Yehuwa], maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.” (1 Sam. 15:22, 23) Lalu Saul memegang ujung rompi Samuel untuk memohon kepadanya, dan ujung rompi itu terkoyak. Samuel menegaskan bahwa seperti itu jugalah Yehuwa pasti akan mengoyakkan kerajaan Saul dan memberikannya kepada seorang yang lebih baik. Samuel sendiri mengambil pedang, membunuh Agag, dan pergi meninggalkan Saul, tidak pernah melihatnya kembali.

18. Atas dasar apa Yehuwa memilih Daud?

18 Pengurapan dan keberanian Daud (16:1–17:58). Kemudian Yehuwa menyuruh Samuel pergi ke rumah Isai di Betlehem di negeri Yehuda untuk memilih dan mengurapi calon raja. Putra-putra Isai satu per satu lewat untuk diperhatikan Samuel, tetapi mereka semua ditolak. Yehuwa mengingatkan Samuel: ”Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi [Yehuwa] melihat hati.” (16:7) Yehuwa akhirnya memperlihatkan perkenan-Nya kepada Daud, anak bungsu, yang dikatakan ”kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok,” dan Samuel mengurapinya dengan minyak. (16:12) Roh Yehuwa kemudian hinggap atas Daud, tetapi Saul mengembangkan roh yang buruk.

19. Kemenangan awal apa diperoleh Daud dalam nama Yehuwa?

19 Orang Filistin kembali menyerang Israel, menonjolkan jagoan mereka, Goliat, seorang raksasa yang tingginya enam hasta sejengkal (kira-kira 2,9 meter). Ia begitu besar sehingga berat baju besinya kira-kira 57 kilogram dan berat ujung tombaknya kira-kira 6,8 kilogram. (17:4, 5, 7) Dari hari ke hari Goliat sambil menghujat dan menghina menantang Israel supaya memilih satu orang untuk maju dan melawan dia, tetapi tidak ada yang menjawab. Saul gemetar di dalam kemahnya. Tetapi, Daud mendengar tantangan orang Filistin itu. Dengan perasaan marah yang benar dan keberanian yang diilhamkan Allah, Daud berseru: ”Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?” (17:26) Daud menolak memakai baju perang Saul karena ia belum pernah mencobanya, dan ia maju ke medan perang hanya membawa tongkat gembala, sebuah umban, dan lima batu yang licin. Goliat menganggap pertandingan dengan bocah gembala ini merendahkan martabatnya dan ia mengutuk Daud. Dengan suara nyaring Daud menjawab dia dengan penuh keyakinan: ”Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama [Yehuwa yang berbala tentara, NW].” (17:45) Satu batu dari umban Daud tepat mengenai sasaran, dan jagoan Filistin itu roboh! Dengan cepat, Daud disaksikan oleh tentara dari kedua pihak, menghunus pedang si raksasa dan memakainya untuk memenggal kepala pemiliknya. Betapa besar kelepasan yang diberikan Yehuwa! Betapa besar sukacita dalam perkemahan Israel! Karena jagoan mereka sudah mati, orang Filistin melarikan diri dan orang Israel dengan sorak-sorai mengejar mereka dengan sengit.

20. Bagaimana sikap Yonatan terhadap Daud berbeda dengan sikap Saul?

20 Saul mengejar Daud (18:1–27:12). Perbuatan Daud yang tidak mengenal takut demi nama Yehuwa, menghasilkan baginya persahabatan yang menakjubkan. Ini adalah persahabatan dengan Yonatan, yang adalah putra Saul dan pribadi yang berhak mewarisi Kerajaan. Yonatan ”mengasihi dia seperti jiwanya sendiri,” dan keduanya mengadakan perjanjian persahabatan. (18:1-3) Karena Daud semakin terkenal di Israel, Saul dengan penuh kemarahan berusaha membunuhnya, meskipun ia memberikan putrinya, Mikhal, sebagai istri Daud. Sikap permusuhan Saul semakin hari semakin menggila, sehingga akhirnya Daud harus melarikan diri dengan bantuan Yonatan yang pengasih. Kedua sahabat itu menangis ketika berpisah, dan Yonatan meneguhkan kembali keloyalannya kepada Daud dengan mengatakan: ”[Yehuwa] akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya.”—20:42.

21. Peristiwa-peristiwa apa dialami Daud ketika melarikan diri dari Saul?

21 Ketika melarikan diri dari Saul yang merasa geram, Daud dan sekelompok kecil pendukungnya tiba di Nob dalam keadaan lapar. Di sini imam Ahimelekh, setelah mendapat kepastian bahwa Daud dan kawan-kawannya bersih dari wanita, mengizinkan mereka untuk makan roti sajian yang suci. Bersenjatakan pedang dari Goliat, Daud melarikan diri ke Gat di daerah orang Filistin, di sana ia pura-pura gila. Kemudian ia melanjutkan perjalanan ke gua Adulam, lalu ke Moab, dan belakangan, atas nasihat nabi Gad, kembali ke negeri Yehuda. Karena takut akan pemberontakan yang memihak kepada Daud, Saul yang sangat dengki, menyuruh Doeg orang Edom membunuh imam-imam penduduk kota Nob. Hanya Abyatar yang berhasil lolos dan menggabungkan diri dengan Daud. Ia menjadi imam bagi Daud dan kawan-kawannya.

22. Bagaimana Daud menunjukkan keloyalannya kepada Yehuwa dan respek terhadap organisasi-Nya?

22 Sebagai hamba Yehuwa yang loyal, Daud kini melancarkan perang gerilya yang jitu terhadap orang Filistin. Akan tetapi Saul terus berusaha mati-matian untuk menangkap Daud. Ia mengumpulkan tentaranya dan memburu Daud ’di padang gurun En-Gedi.’ (24:1) Daud, yang menjadi kesayangan Yehuwa, selalu dapat menghindari orang-orang yang mengejarnya. Sekali waktu ia mendapat kesempatan untuk membunuh Saul, tetapi ia menahan diri dan hanya memotong ujung jubah Saul sebagai bukti bahwa ia telah memelihara kehidupannya. Bahkan tindakan yang tidak mencelakakan ini merisaukan hati Daud, karena ia merasa telah bertindak melawan orang yang diurapi Yehuwa. Betapa besar respeknya terhadap organisasi Yehuwa!

23. Bagaimana Abigail merundingkan perdamaian dengan Daud dan akhirnya menjadi istrinya?

23 Meskipun kematian Samuel kemudian disebutkan (25:1), penulis penggantinya melanjutkan pencatatan kisahnya. Daud meminta agar Nabal, dari Maon di Yehuda, menyediakan makanan baginya dan anak buahnya sebagai balas budi atas sikap mereka yang bersahabat dengan gembala-gembala Nabal. Tetapi Nabal hanya ”memaki-maki mereka.” Maka Daud berangkat untuk menghukum dia. (25:14) Karena menyadari bahaya yang mengancam, Abigail, istri Nabal, diam-diam membawa persediaan makanan kepada Daud dan meredakan amarahnya. Daud memberkati Abigail karena tindakan yang bijaksana ini dan menyuruh dia kembali dengan damai. Ketika Abigail memberi tahu Nabal tentang apa yang terjadi, Nabal mendapat serangan jantung dan sepuluh hari kemudian meninggal. Lalu Daud sendiri mengawini Abigail yang murah hati dan cantik itu.

24. Bagaimana Daud sekali lagi memelihara kehidupan Saul?

24 Untuk ketiga kali, Saul mati-matian mengejar Daud, dan sekali lagi ia mendapat belas kasihan Daud. ”[Yehuwa] membuat” Saul dan orang-orangnya ”tidur nyenyak.” Dengan demikian Daud dapat memasuki perkemahan dan mengambil tombak Saul, tetapi ia tidak mau mengulurkan tangannya ”untuk menjamah orang yang diurapi [Yehuwa].” (26:11, 12) Untuk kedua kali Daud terpaksa lari mencari perlindungan ke negeri orang Filistin, dan mereka memberikan Ziklag sebagai tempat kediamannya. Dari tempat ini ia meneruskan serangan gerilya melawan musuh-musuh Israel yang lain.

25. Dosa berat yang ketiga apakah yang dilakukan Saul?

25 Kematian Saul dengan bunuh diri (28:1–31:13). Raja-raja Filistin yang bersekutu mengerahkan tentara gabungan menuju Sunem. Dalam langkah balasan, Saul mengambil posisi di Gunung Gilboa. Dengan kebingungan ia mencari bimbingan tetapi tidak mendapat jawaban dari Yehuwa. Seandainya saja Samuel dapat dihubungi! Dengan menyamar, Saul melakukan dosa besar lain lagi ketika ia pergi mencari seorang petenung di En-Dor, di daerah kekuasaan Filistin. Setelah menemukan wanita petenung itu, ia meminta untuk dihubungkan dengan Samuel. Karena ingin segera mendapat jawaban, Saul mengira bahwa hantu itu adalah Samuel yang telah meninggal. Tetapi ”Samuel” tidak mempunyai berita penghiburan bagi sang raja. Besok ia akan mati, dan tepat seperti kata Yehuwa, kerajaannya akan diambil darinya. Dalam perkemahan yang lain, raja-raja Filistin yang bersekutu mulai maju menuju medan pertempuran. Waktu melihat Daud beserta anak buahnya ada di antara pasukan Filistin, para panglima orang Filistin menjadi curiga dan menyuruh mereka pulang. Anak buah Daud kembali ke Ziklag tepat pada waktunya! Gerombolan perampok orang Amalek telah melarikan keluarga Daud dan harta benda serta anak buahnya, tetapi Daud beserta anak buahnya mengejar, dan segala sesuatu didapatkan kembali tanpa kerugian.

26. Bagaimana pemerintahan yang celaka dari raja Israel yang pertama berakhir?

26 Pertempuran kemudian berkobar di Pegunungan Gilboa. Israel mengalami kekalahan besar, dan orang Filistin berhasil menguasai daerah-daerah yang strategis dari negeri itu. Yonatan dan putra-putra Saul yang lain gugur, dan Saul yang luka parah akhirnya bunuh diri dengan pedangnya sendiri. Orang Filistin yang menang menggantungkan mayat Saul dan ketiga putranya di tembok kota Bet-Sean, tetapi mereka diambil dari keadaan yang tercela ini oleh orang-orang dari Yabes-Gilead. Pemerintahan yang penuh bencana dari raja Israel yang pertama mencapai kesudahannya yang buruk.

MENGAPA BERMANFAAT

27. (a) Dalam hal apa Eli dan Saul telah gagal? (b) Dalam hal apa Samuel dan Daud merupakan contoh bagus bagi para pengawas dan rohaniwan-rohaniwan muda?

27 Alangkah hebatnya sejarah yang dimuat dalam buku Satu Samuel! Selain jujur sekali dalam setiap rincian, buku ini juga menyingkapkan kelemahan maupun kekuatan bangsa Israel. Di sini kita mendapati empat orang pemimpin Israel, dua pemimpin yang mengindahkan hukum Allah dan dua yang tidak mengindahkannya. Perhatikan bagaimana Eli dan Saul telah gagal: Yang satu lalai untuk bertindak, dan yang lain bertindak dengan lancang. Sebaliknya, Samuel dan Daud memperlihatkan kasih akan jalan Yehuwa sejak masa muda mereka, dan karena itu mereka berhasil. Betapa berharga pelajaran-pelajaran yang dapat ditarik dari hal ini oleh semua pengawas! Betapa penting agar mereka bertindak tegas, tetap menjaga kebersihan dan ketertiban dalam organisasi Yehuwa, menaruh respek kepada penyelenggaraan-Nya, tidak mengenal takut, seimbang, berani, dan dengan pengasih prihatin terhadap orang lain! (2:23-25; 24:5, 7; 18:5, 14-16) Perhatikan pula bahwa kedua orang yang telah mencapai sukses itu beruntung karena sejak muda telah mendapat didikan teokratis yang baik dan dari umur yang muda sekali telah berani menyampaikan berita Yehuwa dan bertanggung jawab atas kepentingan-kepentingan yang dipercayakan kepada mereka. (3:19; 17:33-37) Semoga semua penyembah muda dari Yehuwa dewasa ini menjadi ”Samuel-Samuel” dan ”Daud-Daud” muda!

28. Bagaimana ketaatan ditandaskan, dan nasihat apa dari Satu Samuel belakangan diulangi oleh penulis-penulis Alkitab yang lain?

28 Yang jelas harus diingat di antara semua ucapan yang bermanfaat dalam buku ini adalah kata-kata yang diilhamkan Yehuwa yang harus disampaikan oleh Samuel sebagai penghukuman terhadap Saul karena ia gagal ”menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit.” (Ul. 25:19) Pelajaran bahwa ”mendengarkan [”menaati,” NW] lebih baik dari pada korban” diulangi dalam berbagai keadaan di Hosea 6:6, Mikha 6:6-8, dan Markus 12:33. (1 Sam. 15:22) Penting agar kita dewasa ini menarik manfaat dari kisah yang terilham ini dengan menaati sepenuhnya dan selengkapnya suara Yehuwa Allah kita! Ketaatan dalam menghargai kesucian darah juga dibawa kepada perhatian kita di 1 Samuel 14:32, 33. Memakan daging tanpa mencurahkan darahnya dengan benar dianggap sebagai ”berdosa terhadap [Yehuwa].” Ini juga berlaku bagi sidang Kristen, seperti yang dijelaskan di Kisah 15:28, 29.

29. Satu Samuel melukiskan akibat-akibat dari kesalahan nasional apa di pihak orang Israel, sebagai peringatan apa bagi orang yang keras kepala?

29 Buku Satu Samuel melukiskan kesalahan yang menyedihkan dari suatu bangsa yang menganggap bahwa pemerintahan yang dijalankan Allah dari surga tidak praktis. (1 Sam. 8:5, 19, 20; 10:18, 19) Jerat-jerat dan kesia-siaan dari kekuasaan manusia dilukiskan dan dinubuatkan dengan jelas sekali. (8:11-18; 12:1-17) Ditunjukkan bahwa Saul pada mulanya seorang yang bersahaja dan memiliki roh Allah (9:21; 11:6), tetapi pertimbangannya menjadi kabur dan hatinya menjadi geram karena kasih kepada kebenaran dan iman akan Allah berkurang. (14:24, 29, 44) Gairahnya yang mula-mula menjadi tidak berarti karena belakangan ia bertindak dengan lancang, tidak taat, dan tidak setia kepada Allah. (1 Sam. 13:9; 15:9; 28:7; Yeh. 18:24) Karena ia tidak mempunyai iman timbullah perasaan tidak aman, yang berubah menjadi iri hati, benci, dan pembunuhan. (1 Sam. 18:9, 11; 20:33; 22:18, 19) Ia mati sebagaimana ia telah hidup, gagal di hadapan Allah dan bangsanya, dan menjadi peringatan bagi siapapun yang ”keras kepala” (NW) seperti dia.—2 Ptr. 2:10-12.

30. Sifat-sifat Samuel yang manakah dapat dipupuk oleh rohaniwan-rohaniwan zaman modern demi kefaedahan mereka sendiri?

30 Namun, ada yang baik sebagai bahan perbandingan. Misalnya, perhatikan haluan hidup dari Samuel yang setia, yang melayani Israel sepanjang hidupnya tanpa kecurangan, berpihak, atau berat sebelah. (1 Sam. 12:3-5) Sejak masa kanak-kanak ia menunjukkan semangat patuh (3:5), sopan dan memperlihatkan respek (3:6-8), dapat diandalkan dalam melaksanakan tugas-tugasnya (3:15), tidak goyah dalam pembaktian dan pengabdiannya (7:3-6; 12:2), suka mendengarkan (8:21), siap mendukung keputusan Yehuwa (10:24), tegas dalam pertimbangannya tidak soal siapa yang ia hadapi (13:13), tegas dalam hal ketaatan (15:22), dan bertekun menyelesaikan suatu tugas (16:6, 11). Ia juga mendapat nama baik dari orang-orang lain. (2:26; 9:6) Pelayanannya pada masa muda hendaknya tidak saja menganjurkan kaum muda untuk terjun dalam pelayanan dewasa ini (2:11, 18) tetapi ketekunan Samuel tanpa berhenti sampai akhir hidupnya juga hendaknya meneguhkan orang yang sudah lanjut usia.—7:15.

31. Dalam hal apa Yonatan merupakan contoh yang bagus?

31 Kemudian teladan yang bagus dari Yonatan. Ia tidak merasa dengki walaupun Daud diurapi untuk mendapat kedudukan sebagai raja yang sebenarnya dapat ia warisi. Sebaliknya, ia mengakui sifat-sifat Daud yang baik dan mengadakan perjanjian persahabatan dengan dia. Hubungan persahabatan yang tidak mementingkan diri seperti itu di antara mereka yang setia melayani Yehuwa dewasa ini, dapat sangat menganjurkan dan membina.—23:16-18.

32. Sifat-sifat yang bagus apa dapat diperhatikan dalam diri wanita Hana dan Abigail?

32 Bagi kaum wanita ada teladan dari Hana, yang selalu menyertai suaminya ke tempat ibadat Yehuwa. Ia seorang wanita yang rajin berdoa, rendah hati, yang rela berpisah dengan anaknya demi memenuhi janjinya dan menunjukkan penghargaan akan kebaikan Allah. Sungguh besar berkat yang ia peroleh karena dapat menyaksikan anaknya sibuk dalam dinas Yehuwa yang berhasil sepanjang hidupnya. (1:11, 21-23, 27, 28) Selain itu ada pula teladan Abigail, yang memperlihatkan ketundukan sebagai wanita dan kebijakan yang menghasilkan pujian Daud, sehingga belakangan ia menjadi istrinya.—25:32-35.

33. Kasih dan loyalitas Daud yang tidak kenal takut hendaknya mendorong kita untuk menempuh haluan apa?

33 Kasih Daud akan Yehuwa secara menggetarkan dinyatakan di mazmur-mazmur yang digubah Daud pada waktu ia dikejar di padang gurun oleh Saul, orang ”yang diurapi [Yehuwa]” yang menyeleweng. (1 Sam. 24:6; Mzm. 34:7, 8; 52:8; 57:1, 7, 9) Dan benar-benar dengan penghargaan sepenuh hati Daud memuliakan nama Yehuwa ketika ia menantang si pengejek Goliat itu! ”Aku mendatangi engkau dengan nama [Yehuwa yang berbala tentara, NW] . . . Hari ini juga [Yehuwa] akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku . . . supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa [Yehuwa] menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan [Yehuwa]-lah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” (1 Sam. 17:45-47) Daud, hamba ”yang diurapi” Yehuwa, yang berani dan loyal, memuliakan Yehuwa sebagai Allah dari seluruh bumi dan satu-satunya Sumber keselamatan yang sejati. (2 Sam. 22:51) Semoga kita selalu mengikuti teladannya yang tidak mengenal takut ini!

34. Bagaimana maksud-tujuan Yehuwa berkenaan Kerajaan disingkapkan lebih jauh sehubungan dengan Daud?

34 Komentar apa yang diberikan buku Satu Samuel mengenai perkembangan dari maksud-tujuan Kerajaan Allah? Nah, sekarang kita sampai kepada pokok utama yang sesungguhnya dari buku Alkitab tersebut! Karena di sinilah kita diperkenalkan dengan Daud, yang namanya kemungkinan berarti ”Yang Dikasihi.” Daud dikasihi Yehuwa dan dipilih sebagai ”seorang yang berkenan di hatiNya,” orang yang pantas menjadi raja di Israel. (1 Sam. 13:14) Demikianlah kerajaan berpindah ke suku Yehuda, selaras dengan berkat Yakub di Kejadian 49:9, 10, dan kedudukan raja akan tetap dipegang oleh suku Yehuda sampai tiba Penguasa yang harus ditaati semua bangsa.

35. Bagaimana nama Daud dikaitkan dengan nama dari Benih Kerajaan, dan sifat-sifat Daud manakah yang akan diperlihatkan oleh Benih tersebut?

35 Selain itu, nama Daud dikaitkan dengan nama dari Benih Kerajaan, yang juga dilahirkan di Betlehem dan yang berasal dari garis keturunan Daud. (Mat. 1:1, 6; 2:1; 21:9, 15) Ia adalah Kristus Yesus yang dimuliakan, ”singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud,” dan ”tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” (Why. 5:5; 22:16) ”Anak Daud” ini, yang memerintah dalam kuasa Kerajaan, akan memperlihatkan keteguhan dan keberanian dari pendahulunya yang termasyhur dalam memerangi musuh-musuh Allah sampai kehancuran mereka dan menyucikan nama Yehuwa di seluruh bumi. Betapa besar keyakinan kita akan Benih Kerajaan ini!

[Catatan Kaki]

a The Romance of the Last Crusade, 1923, Mayor Vivian Gilbert, halaman 183-6.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan