PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • si hlm. 229-231
  • Buku Alkitab Nomor 52​—1 Tesalonika

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Buku Alkitab Nomor 52​—1 Tesalonika
  • “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ISI BUKU SATU TESALONIKA
  • MENGAPA BERMANFAAT
  • Buku Alkitab Nomor 53​—2 Tesalonika
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Penghiburan Dari Allah Perdamaian
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-29)
  • Mengenal Buku 1 Tesalonika
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Bersiap-siaplah untuk Hari Yehuwa!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
Lihat Lebih Banyak
“Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
si hlm. 229-231

Buku Alkitab Nomor 52​—1 Tesalonika

Penulis: Paulus

Tempat Penulisan: Korintus

Selesai Ditulis: ± 50 M.

1. (a) Bagaimana sampai Satu Tesalonika ditulis? (b) Kapan surat itu ditulis, dan penghargaan apa diperoleh surat itu?

KIRA-KIRA pada tahun 50 M., rasul Paulus, dalam perjalanan pengabarannya yang kedua, mengunjungi kota Tesalonika di Makedonia dan di sana ia mendirikan sebuah sidang Kristen. Setelah satu tahun, ketika berada di Korintus ditemani oleh Silwanus (Silas menurut buku Kisah) dan Timotius, Paulus tergerak untuk menulis suratnya yang pertama kepada jemaat Tesalonika untuk menghibur mereka dan membina mereka dalam iman. Hal itu kemungkinan pada akhir tahun 50 M. Rupanya surat ini mendapat kehormatan sebagai tulisan Paulus yang pertama yang dijadikan bagian dari kanon Alkitab, dan dengan kekecualian Injil Matius menjadi buku pertama dari Kitab-Kitab Yunani Kristen yang ditulis.

2. Bukti-bukti apa yang ada berkenaan penulisan dan autentisitas surat Satu Tesalonika?

2 Bukti yang menunjang autentisitas dan keselarasan surat Paulus sangat banyak. Paulus memperkenalkan dirinya sebagai penulis, dan buku itu selaras isinya dengan bagian-bagian lain dari Firman yang terilham. (1 Tes. 1:1; 2:18) Surat itu disebutkan dalam banyak katalog Kitab-Kitab yang terilham di abad pertama, termasuk Fragmen Muratori.a Buku Satu Tesalonika dikutip maupun disinggung oleh banyak penulis gerejani, termasuk Irenaeus (abad kedua M.), yang menyebutkan namanya. Papirus Chester Beatty No. 2 (P46), kira-kira tahun 200 M., memuat buku Satu Tesalonika, dan suatu papirus lain dari abad ketiga (P30), sekarang ada di Ghent, Belgia, memuat bagian-bagian dari Satu maupun Dua Tesalonika.b

3, 4. Apa hasil pelayanan Paulus yang mula-mula di Tesalonika?

3 Melihat sekilas dalam sejarah sidang di Tesalonika, sebelum penulisan surat ini, memberikan latar belakang keprihatinan Paulus yang dalam kepada saudara-saudara yang ada di kota itu. Dari permulaannya, sidang itu mengalami penindasan dan tentangan. Dalam Kisah pasal 17, Lukas melaporkan kedatangan Paulus dan Silas di Tesalonika, ”di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi.” Selama tiga Sabat, Paulus mengabar kepada mereka, bertukar pikiran dengan mereka mengenai ayat-ayat Alkitab, dan ada petunjuk bahwa mereka bahkan tinggal di sana lebih lama dari jangka waktu ini, karena ia mempunyai waktu untuk mencukupi kebutuhan sendiri dengan bekerja, dan terutama, dapat mendirikan dan mengorganisasi sebuah sidang.—Kis. 17:1; 2:9; 1:6, 7.

4 Catatan dalam Kisah 17:4-7 dengan hidup menceritakan hasil pengabaran rasul itu di Tesalonika. Karena iri hati atas sukses pelayanan Kristen Paulus, orang-orang Yahudi menghasut gerombolan orang banyak dan menimbulkan kekacauan di dalam kota. Mereka menyerbu rumah Yason dan menyeret dia beserta saudara-saudara lain kepada penguasa kota, sambil berteriak: ”Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari, dan Yason menerima mereka menumpang di rumahnya. Mereka semua bertindak melawan ketetapan-ketetapan Kaisar dengan mengatakan, bahwa ada seorang raja lain, yaitu Yesus.” Yason dan yang lainnya terpaksa memberikan jaminan sebelum mereka dibebaskan. Demi kepentingan saudara-saudara di sidang, dan juga demi keselamatan mereka sendiri, Paulus dan Silas dikirim pada malam hari ke Berea. Akan tetapi sidang di Tesalonika sekarang sudah berdiri.

5. Bagaimana Paulus menunjukkan keprihatinan dan perhatiannya yang penuh kasih kepada sidang di Tesalonika?

5 Tentangan yang hebat dilancarkan orang-orang Yahudi terhadap Paulus sampai ke Berea dan mengancam untuk menghentikan pengabarannya di sana. Kemudian ia pindah ke Atena, di Yunani. Namun ia masih ingin tahu bagaimana keadaan saudara-saudaranya di Tesalonika yang menderita di bawah kesukaran itu. Dua kali ia mencoba kembali kepada mereka, tetapi tiap kali, ’Iblis telah mencegah dia.’ (1 Tes. 2:17, 18) Penuh keprihatinan akan sidang yang masih muda itu dan turut merasa pedih hati karena mereka mengalami kesusahan, Paulus mengirim Timotius kembali ke Tesalonika untuk menghibur saudara-saudara di sana dan membuat iman mereka lebih kuat. Ketika Timotius kembali dengan laporannya yang menyenangkan hati, Paulus sangat bersukacita karena berita tentang ketulusan hati mereka yang teguh di tengah-tengah penindasan yang hebat. Fakta-fakta tentang mereka sekarang telah menjadi teladan bagi orang-orang percaya di seluruh Makedonia dan Akhaya. (1:6-8; 3:1-7) Paulus bersyukur kepada Allah Yehuwa atas kesetiaan dan ketekunan mereka, tetapi ia menyadari juga bahwa seraya mereka terus bertumbuh ke arah kematangan, mereka pasti memerlukan lebih banyak bimbingan dan nasihat. Karena itu, ketika berada di Korintus bersama Timotius dan Silwanus, Paulus menulis suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika.

ISI BUKU SATU TESALONIKA

6. Mengapa Paulus memuji jemaat Tesalonika?

6 Jemaat Tesalonika suatu teladan bagi orang-orang beriman lainnya (1:1-10). Paulus memulai suratnya kepada jemaat Tesalonika dengan pujian yang hangat atas pekerjaan mereka yang setia, jerih payah yang pengasih, dan ketekunan di dalam pengharapan. Kabar baik yang diberitakan kepada mereka bukan dengan kata-kata saja tetapi ’juga dengan kekuatan dan kepastian yang kokoh.’ Dengan meniru teladan yang diberikan kepada mereka, jemaat Tesalonika telah menerima Firman itu ”dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” dan telah menjadikan diri mereka teladan bagi semua orang beriman di Makedonia, Akhaya, dan bahkan di luar daerah itu. Mereka sama sekali telah berpaling dari berhala-berhala mereka, ”untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan AnakNya dari sorga.”—1:5, 6, 9, 10.

7. Sikap apa ditunjukkan Paulus dan teman-temannya waktu berada di antara jemaat Tesalonika, dan apa yang telah ia anjurkan kepada mereka?

7 Keprihatinan Paulus yang penuh kasih terhadap jemaat Tesalonika (2:1–3:13). Setelah perlakuan kasar yang dialami di Filipi, Paulus dan teman-temannya memberanikan diri untuk mengabar di Tesalonika. Mereka melakukan hal ini bukan untuk menyenangkan manusia atau untuk mencari muka ataupun untuk mencari kemuliaan dari manusia. Sebaliknya, Paulus mengatakan, ”kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” (2:7, 8) Mereka terus menganjurkan jemaat Tesalonika, seperti seorang ayah terhadap anak-anaknya, agar hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil mereka ke dalam Kerajaan-Nya dan kemuliaan-Nya.

8. Bagaimana jemaat Tesalonika telah menjadi keriangan bagi Paulus, dan apa yang ia doakan bagi kepentingan mereka?

8 Paulus memuji mereka karena segera menerima kabar baik itu sebagai ”firman Allah.” Bukan mereka saja yang mengalami penindasan dari bangsa mereka sendiri, karena orang-orang pertama yang percaya di Yudea juga mengalami penderitaan yang sama dari orang-orang Yahudi. Karena khawatir akan kesejahteraan mereka, Paulus dua kali mencoba datang sendiri kepada mereka, tetapi telah digagalkan oleh Setan. Bagi Paulus dan rekan-rekan sekerjanya, saudara-saudara di Tesalonika merupakan mahkota kemegahan, ’kemuliaan dan sukacita’ mereka. (2:13, 20) Ketika Paulus sudah tidak sabar lagi ingin mendengar kabar tentang mereka, ia mengutus Timotius ke Tesalonika untuk menguatkan iman mereka dan menghibur mereka. Sekarang Timotius baru saja kembali dengan kabar baik tentang kemakmuran rohani dan kasih mereka, dan hal ini telah membawa penghiburan dan keriangan bagi rasul itu. Paulus bersyukur kepada Allah dan berdoa supaya Tuhan memberi mereka pertambahan, agar mereka berlimpah-limpah di dalam kasih seorang terhadap yang lain, dan agar hati mereka, ”tak bercacat dan kudus” di hadapan Allah, sang Bapa, pada kehadiran Tuhan Yesus.—3:13.

9. Apa yang Paulus anjurkan berkenaan kesucian dan kasih antara satu kepada yang lainnya?

9 Melayani di dalam kesucian dan kehormatan (4:1-12). Paulus memuji jemaat Tesalonika karena hidup mereka berkenan kepada Allah, dan ia menganjurkan mereka untuk terus melakukan hal itu dengan lebih bersungguh-sungguh. Masing-masing ”mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu.” Dalam hal ini, orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Allah memanggil mereka ”bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah.” (4:4, 5, 7, 8) Paulus memuji jemaat Tesalonika karena mereka saling menunjukkan kasih, dan ia menganjurkan mereka agar terus melakukan hal ini dengan lebih bersungguh-sungguh, mencurahkan segala upaya untuk hidup dalam damai dan jangan mencampuri urusan orang lain, serta bekerja dengan rajin. Karena mereka harus hidup sebagai orang yang sopan ”di mata orang luar.”—4:12.

10. Sikap yang bagaimana harus dimiliki saudara-saudara berkenaan mereka yang telah tertidur dalam kematian?

10 Harapan kebangkitan (4:13-18). Berkenaan orang yang telah tidur di dalam kematian, saudara-saudara itu tidak perlu berdukacita seperti yang dilakukan mereka yang tidak mempunyai harapan. Jika mereka percaya bahwa Yesus telah bangkit kembali, maka kita percaya juga bahwa Allah melalui Yesus akan membangkitkan orang-orang lain yang telah tertidur di dalam kematian. Pada waktu kehadiran Tuhan, ia akan turun dari surga dengan seruan yang memerintah, ”dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” Sesudah itu, mereka yang masih hidup akan ”diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa,” untuk selama-lamanya berada bersama Tuhan.—4:16, 17.

11. Mengapa jemaat Tesalonika harus terus berjaga-jaga, dan apa yang harus terus mereka lakukan?

11 Terus berjaga-jaga seraya hari Tuhan mendekat (5:1-28). ”Hari Tuhan [”Yehuwa,” NW] datang seperti pencuri pada malam.” Pada waktu orang-orang mengatakan ”Semuanya damai dan aman,” maka tiba-tiba mereka akan ditimpa oleh kebinasaan. Karena itu, biarlah jemaat Tesalonika berjaga-jaga seperti ”anak-anak terang dan anak-anak siang,” selalu sadar dan ”berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.” (5:2, 3, 5, 8) Inilah waktunya bagi mereka untuk terus saling menghibur dan saling membina satu sama lain. Hendaklah semuanya ”sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih” yaitu mereka yang bekerja keras dan yang memimpin di antara mereka. Di lain pihak, orang-orang yang hidup dengan tidak tertib harus ditegur, yang lemah dibina, dan semuanya harus menunjukkan panjang sabar. Ya, demikianlah Paulus menulis, ”usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.”—5:13, 15.

12. Tentang hal penting apa Paulus memberi nasihat, dan bagaimana ia menutup suratnya kepada jemaat Tesalonika?

12 Akhirnya, Paulus memberi nasihat tentang sejumlah perkara penting: ’Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal. Janganlah padamkan Roh, janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.’ (5:16-22) Kemudian ia berdoa semoga Allah damai sejahtera menguduskan mereka selengkapnya dan supaya mereka tetap tinggal tak bercacat dalam Roh, jiwa dan tubuh pada kehadiran Tuhan Kristus Yesus. Ia menutup suratnya dengan kata-kata anjuran yang hangat dan meminta dengan sungguh-sungguh agar surat itu dibacakan kepada semua saudara.

MENGAPA BERMANFAAT

13. Dalam hal apa Paulus dan teman-temannya merupakan teladan yang bagus, dan apa pengaruh pernyataan kasih dengan kerelaan hati di dalam sidang?

13 Dalam surat ini Paulus menunjukkan semangat keprihatinan yang penuh kasih kepada saudara-saudaranya. Ia dan rekan sepelayanannya telah memberikan teladan yang bagus sekali dalam menunjukkan kasih sayang yang lembut, bukan saja dengan memberikan kabar baik tentang Allah tetapi bahkan hidup mereka sendiri demi kepentingan saudara-saudara yang mereka kasihi di Tesalonika. Biarlah semua pengawas berusaha meniru ikatan kasih sedemikian dengan sidang-sidang mereka! Pernyataan kasih seperti itu akan mempengaruhi semua untuk saling menunjukkan kasih, bahkan seperti dikatakan Paulus: ”Kiranya Tuhan [”Yehuwa,” NW] menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.” Kasih ini yang dinyatakan dengan kerelaan hati di antara semua orang dari umat Allah memang sangat membina. Kasih ini ”menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya.” Kasih itu memisahkan umat Kristiani dari dunia yang bejat dan amoral supaya mereka dapat hidup di dalam kemurnian dan kesucian dan dengan demikian menyenangkan Allah.—3:12, 13; 2:8; 4:1-8.

14. Dengan cara bagaimana surat Satu Tesalonika merupakan teladan yang bagus dalam memberikan nasihat yang bijaksana dan penuh kasih?

14 Surat ini memberikan teladan yang bagus dalam memberikan nasihat dengan bijaksana dan penuh kasih di dalam sidang Kristen. Walaupun saudara-saudara di Tesalonika itu bersemangat dan setia, ada beberapa hal yang perlu dikoreksi. Akan tetapi, dalam setiap hal Paulus memuji saudara-saudara itu karena sifat-sifat mereka yang baik. Misalnya, dalam memberi peringatan terhadap kenajisan moral, ia mula-mula memuji mereka karena hidup untuk menyenangkan Allah dan kemudian mendesak mereka untuk melakukannya ”lebih bersungguh-sungguh lagi,” masing-masing hidup bersama istrinya di dalam pengudusan dan penghormatan. Kemudian, setelah memuji mereka atas kasih persaudaraan mereka, ia menasihati mereka untuk terus melakukannya dengan ”lebih bersungguh-sungguh lagi,” tidak campur tangan dalam urusan orang lain dan hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang-orang luar. Dengan bijaksana Paulus membimbing saudara-saudaranya untuk ’senantiasa mengupayakan yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.’—4:1-7, 9-12; 5:15.

15. Apa yang menunjukkan bahwa Paulus dengan bersemangat telah mengabarkan harapan Kerajaan ketika berada di Tesalonika, dan nasihat baik apa yang ia berikan berkenaan hal ini?

15 Empat kali Paulus menyebutkan tentang ”kedatangan” Kristus Yesus. Rupanya umat Kristiani di Tesalonika yang baru bertobat sangat berminat kepada pengajaran ini. Pada waktu berada di kota mereka, pastilah Paulus telah mengabarkan dengan berani tentang Kerajaan Allah di tangan Kristus, seperti yang ditunjukkan oleh tuduhan yang dilancarkan terhadap dia dan teman-temannya: ”Mereka semua bertindak melawan ketetapan-ketetapan Kaisar dengan mengatakan, bahwa ada seorang raja lain, yaitu Yesus.” (Kis. 17:7; 1 Tes. 2:19; 3:13; 4:15; 5:23) Saudara-saudara di Tesalonika telah menaruh harap kepada Kerajaan itu, dan dengan iman kepada Allah, menantikan ”kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkannya dari antara orang mati, yaitu Yesus,” agar menyelamatkan mereka dari murka yang akan datang. Demikian juga, orang yang menaruh harapan kepada Kerajaan Allah sekarang perlu mengindahkan nasihat yang baik dalam Satu Tesalonika untuk berlimpah-limpah di dalam kasih, dengan hati yang teguh dan tiada bercacat, supaya mereka dapat ’hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil mereka ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.’—1 Tes. 1:8, 10; 3:12, 13; 2:12.

[Catatan Kaki]

a Lihat bagan ”Katalog Terkemuka yang Mula-Mula dari Kitab-Kitab Yunani Kristen,” halaman 303.

b The Text of the New Testament, oleh Kurt dan Barbara Aland, diterjemahkan oleh E. F. Rhodes, 1987, halaman 97, 99.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan