PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • kl psl. 16 hlm. 150-159
  • Bagaimana Saudara Dapat Mendekat kepada Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Saudara Dapat Mendekat kepada Allah
  • Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • MENGAPA MENDEKAT KEPADA ALLAH
  • TUNTUTAN-TUNTUTAN AGAR DAPAT MENDEKAT KEPADA ALLAH
  • KESEMPATAN-KESEMPATAN UNTUK BERBICARA KEPADA ALLAH
  • DOA-DOA YANG YEHUWA DENGAR
  • BERTEKUN DALAM DOA
  • KOMUNIKASI DENGAN ALLAH TIDAK SATU ARAH
  • Mendekatlah kepada Allah dengan Berdoa
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
  • Caranya Berdoa Sehingga Didengar Oleh Allah
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • Bagaimana Memperoleh Bantuan melalui Doa
    Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi
  • ”Nyatakanlah Permintaanmu kepada Allah”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
Lihat Lebih Banyak
Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi
kl psl. 16 hlm. 150-159

Pasal 16

Bagaimana Saudara Dapat Mendekat kepada Allah

1. Kemiripan apa nyata dalam banyak agama?

SEORANG turis yang mengunjungi sebuah negara di Asia merasa terkejut ketika mengamati upacara-upacara keagamaan di sebuah kuil Buddha. Walaupun patung-patung yang ada bukan patung Maria atau Kristus, banyak dari antara upacara-upacara tersebut menyerupai upacara gereja di negerinya. Misalnya, ia memperhatikan adanya penggunaan rosario dan pelantunan doa-doa. Yang lain-lain juga mempunyai kemiripan demikian. Di Timur ataupun Barat, terdapat kemiripan yang luar biasa dalam cara para penganut mencoba mendekat kepada Allah atau kepada objek-objek penyembahan mereka.

2. Bagaimana doa digambarkan, dan mengapa banyak orang berdoa?

2 Banyak orang khususnya mencoba mendekat kepada Allah dengan berdoa kepada-Nya. Doa telah lama digambarkan sebagai ”suatu tindakan komunikasi oleh manusia dengan yang suci atau yang kudus—Allah, dewa-dewa, alam misterius, atau kuasa-kuasa adikodrati”. (The New Encyclopædia Britannica) Akan tetapi, pada waktu menghampiri Allah dalam doa, beberapa orang hanya memikirkan apa yang dapat mereka peroleh. Contohnya, seorang pria bertanya kepada salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, ”Kalau saudara berdoa bagi saya, apakah problem-problem saya dalam keluarga, di tempat kerja, dan sehubungan kesehatan akan teratasi?” Tampaknya pria tersebut mengira demikian, namun banyak orang berdoa dan mendapati bahwa problem-problem mereka tetap ada. Jadi mungkin kita bertanya, ’Sebenarnya untuk apa kita mendekat kepada Allah?’

MENGAPA MENDEKAT KEPADA ALLAH

3. Kepada siapa hendaknya doa kita ditujukan, dan mengapa?

3 Doa bukan suatu upacara kosong, ataupun sekadar sarana untuk memperoleh sesuatu. Alasan utama untuk menghampiri Allah adalah untuk memiliki hubungan yang akrab dengan Dia. Karena itu, doa harus ditujukan kepada Allah Yehuwa. ”[Yehuwa] dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya,” kata pemazmur Daud. (Mazmur 145:18) Yehuwa mengundang kita untuk memasuki hubungan yang penuh damai dengan Dia. (Yesaya 1:18) Mereka yang menyambut undangan ini setuju dengan sang pemazmur yang berkata, ”Tetapi aku, aku suka [”baiklah bagiku”, Klinkert] dekat pada Allah.” Mengapa? Karena mereka yang mendekat kepada Allah Yehuwa akan menikmati kebahagiaan sejati dan kedamaian pikiran.—Mazmur 73:28.

4, 5. (a) Mengapa penting untuk berdoa kepada Allah? (b) Hubungan macam apa yang dapat kita bangun dengan Allah melalui doa?

4 Mengapa kita berdoa kepada Allah memohon bantuan jika Ia ’tahu hal-hal yang kita butuhkan sebelum kita meminta kepada-Nya’? (Matius 6:8; Mazmur 139:4) Doa memperlihatkan bahwa kita memiliki iman kepada Allah dan memandang Dia sebagai Sumber ”setiap pemberian yang baik dan setiap hadiah yang sempurna”. (Yakobus 1:17; Ibrani 11:6) Yehuwa senang akan doa-doa kita. (Amsal 15:8) Ia gembira mendengar ungkapan-ungkapan penghargaan dan pujian kita yang penuh arti, sama seperti seorang bapak girang mendengar anaknya yang masih kecil mengucapkan kata-kata terima kasih yang tulus. (Mazmur 119:108) Apabila ada hubungan yang baik antara bapak dan anak, maka komunikasi yang hangat pun ada. Seorang anak yang dikasihi ingin berbicara kepada bapaknya. Demikian pula hubungan kita dengan Allah. Jika kita benar-benar menghargai apa yang kita pelajari tentang Yehuwa dan kasih yang telah Ia perlihatkan bagi kita, kita akan memiliki hasrat yang kuat untuk menyatakan diri kita kepada Dia dalam doa.—1 Yohanes 4:16-18.

5 Pada waktu menghampiri Allah Yang Mahatinggi, kita harus penuh respek, meskipun kita tidak perlu terlalu khawatir akan persisnya kata-kata yang kita gunakan. (Ibrani 4:16) Kita selalu dapat mendekati Yehuwa. Dan sungguh suatu hak istimewa bahwa kita dapat ’mencurahkan hati kita’ kepada Allah dalam doa! (Mazmur 62:9) Penghargaan terhadap Yehuwa menghasilkan hubungan yang hangat dengan Dia, seperti hubungan yang dinikmati oleh pria yang setia Abraham sebagai sahabat Allah. (Yakobus 2:23) Tetapi pada saat berdoa kepada Tuan Yang Berdaulat di alam semesta, kita harus mengikuti tuntutan-tuntutan-Nya agar dapat menghampiri Dia.

TUNTUTAN-TUNTUTAN AGAR DAPAT MENDEKAT KEPADA ALLAH

6, 7. Walaupun Allah tidak menuntut pembayaran untuk mendengar doa-doa kita, apa yang Ia tuntut dari kita pada saat kita berdoa?

6 Apakah diperlukan uang untuk dapat menghampiri Allah? Banyak orang membayar para pemimpin agama untuk berdoa bagi mereka. Bahkan ada yang percaya bahwa doa-doa mereka akan didengar menurut besarnya sumbangan yang mereka berikan. Akan tetapi, Firman Allah tidak mengatakan bahwa persembahan uang dituntut agar kita dapat menghampiri Yehuwa dalam doa. Persediaan-persediaan rohani-Nya dan berkat-berkat dari hubungan dengan Dia dalam doa tersedia dengan cuma-cuma.—Yesaya 55:1, 2.

7 Lalu, apa yang dituntut? Sikap hati yang benar adalah salah satu tuntutan yang penting. (2 Tawarikh 6:29, 30; Amsal 15:11) Dalam hati, kita harus menjalankan iman kepada Allah Yehuwa sebagai ”Pendengar doa” dan ”pemberi upah bagi mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari dia”. (Mazmur 65:2, NW; Ibrani 11:6) Kita juga harus memiliki kerendahan hati. (2 Raja 22:19; Mazmur 51:19) Dalam salah satu perumpamaannya, Yesus Kristus memperlihatkan bahwa pada waktu menghampiri Allah, seorang pemungut pajak yang rendah hati dengan sikap hati yang sederhana terbukti lebih adil-benar dibandingkan seorang Farisi yang angkuh. (Lukas 18:10-14) Seraya kita menghampiri Allah dalam doa, hendaklah kita ingat bahwa ”setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi [Yehuwa]”.—Amsal 16:5.

8. Jika kita ingin Allah menjawab doa-doa kita, kita harus membersihkan diri kita dari apa?

8 Jika kita ingin Allah menjawab doa-doa kita, kita harus membersihkan diri dari tingkah laku yang berdosa. Ketika Yakobus sang murid menganjurkan yang lain-lain untuk mendekat kepada Allah, ia menambahkan, ”Bersihkanlah tanganmu, kamu pedosa-pedosa, dan murnikan hatimu, kamu yang bimbang.” (Yakobus 4:8) Bahkan para pelaku kesalahan pun dapat memasuki hubungan yang penuh damai dengan Yehuwa apabila mereka bertobat dan meninggalkan jalan hidup mereka sebelumnya. (Amsal 28:13) Kita tidak bisa mendapat kesempatan untuk didengar oleh Yehuwa jika kita hanya berpura-pura telah membersihkan jalan kita. ”Mata Yehuwa ada pada orang yang adil-benar, dan telinganya kepada permohonan mereka; tetapi muka Yehuwa menentang mereka yang melakukan hal-hal buruk,” demikian kata Firman Allah.—1 Petrus 3:12.

9. Melalui siapa hendaknya kita menghampiri Yehuwa, dan mengapa?

9 Alkitab menyatakan, ”Di bumi tidak ada orang yang saleh [”adil-benar”, NW]: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!” (Pengkhotbah 7:20) Karena itu saudara mungkin bertanya, ’Kalau begitu, bagaimana kita dapat menghampiri Allah Yehuwa?’ Alkitab menjawab, ”Jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai penolong pada Bapak, Yesus Kristus, pribadi yang adil-benar.” (1 Yohanes 2:1) Walaupun kita adalah pedosa, kita dapat menghampiri Allah dengan kebebasan berbicara melalui Yesus Kristus, yang telah mati sebagai tebusan bagi kita. (Matius 20:28) Ia adalah satu-satunya saluran yang melaluinya kita dapat menghampiri Allah Yehuwa. (Yohanes 14:6) Kita tidak boleh menganggap nilai korban tebusan Yesus sebagai sesuatu yang sudah semestinya dan dengan sengaja mempraktekkan dosa. (Ibrani 10:26) Akan tetapi, apabila kita berjuang sekuat tenaga untuk menjauhkan diri dari apa yang jahat namun kadang-kadang masih melakukan kesalahan, kita dapat bertobat dan memohon pengampunan dari Allah. Apabila kita menghampiri Dia dengan rendah hati, Dia akan mendengar kita.—Lukas 11:4.

KESEMPATAN-KESEMPATAN UNTUK BERBICARA KEPADA ALLAH

10. Sehubungan dengan doa, bagaimana kita dapat meniru Yesus, dan apa beberapa saat yang baik untuk berdoa secara pribadi?

10 Yesus Kristus sangat menghargai hubungannya dengan Yehuwa. Oleh karena itu, Yesus menjadwalkan waktu untuk berbicara kepada Allah dalam doa pribadi. (Markus 1:35; Lukas 22:40-46) Baiklah kita meniru teladan Yesus dan berdoa kepada Allah secara teratur. (Roma 12:12) Merupakan hal yang patut untuk memulai hari yang baru dengan kata-kata doa, dan sebelum pergi tidur, kita dapat secara tepat berterima kasih kepada Yehuwa untuk kegiatan pada hari tersebut. Sepanjang hari, bertekadlah untuk menghampiri Allah ”pada setiap saat”. (Efesus 6:18) Kita bahkan dapat berdoa dengan senyap di dalam hati kita, karena mengetahui bahwa Yehuwa dapat mendengar kita. Berbicara secara pribadi kepada Allah membantu kita untuk memperteguh hubungan kita dengan-Nya, dan berdoa kepada Yehuwa setiap hari membantu kita untuk lebih mendekat lagi kepada-Nya.

11. (a) Mengapa keluarga hendaknya berdoa bersama? (b) Apa artinya jika saudara mengatakan ”Amin” di akhir suatu doa?

11 Yehuwa juga mendengarkan doa-doa yang dipanjatkan demi kepentingan sekelompok orang. (1 Raja 8:22-53) Kita dapat mendekat kepada Allah sebagai satu keluarga, dengan kepala keluarga memimpin doa. Hal ini memperkuat ikatan keluarga, dan Yehuwa menjadi nyata bagi anak-anak seraya mereka mendengar orang-tua mereka dengan rendah hati berdoa kepada Allah. Bagaimana jika seseorang mewakili sebuah kelompok dalam doa, mungkin pada suatu perhimpunan dari Saksi-Saksi Yehuwa? Apabila kita ada di antara hadirin, hendaklah kita mendengarkan dengan penuh perhatian sehingga di akhir doa, kita dapat dengan sepenuh hati mengatakan ”Amin”, yang berarti ”Terjadilah demikian”.—1 Korintus 14:16.

DOA-DOA YANG YEHUWA DENGAR

12. (a) Mengapa Allah tidak menjawab doa-doa tertentu? (b) Mengapa kita hendaknya tidak berkonsentrasi hanya pada keperluan-keperluan pribadi pada waktu berdoa?

12 Ada yang mungkin merasa bahwa Allah tidak menjawab doa-doa mereka meskipun mereka berdoa kepada Dia melalui Kristus. Akan tetapi, rasul Yohanes mengatakan, ”Tidak soal apa yang kita minta sesuai dengan kehendak [Allah], dia mendengar kita.” (1 Yohanes 5:14) Maka, kita perlu meminta sesuai dengan kehendak Allah. Karena Ia berminat akan kesejahteraan rohani kita, apa pun yang mempengaruhi kerohanian kita adalah pokok yang pantas untuk didoakan. Kita harus melawan godaan untuk berkonsentrasi sepenuhnya pada kebutuhan-kebutuhan jasmani. Sebagai contoh, meskipun berdoa memohon pemahaman dan kekuatan untuk menghadapi penyakit merupakan hal yang patut, kekhawatiran tentang kesehatan hendaknya tidak mendesak ke luar kepentingan-kepentingan rohani. (Mazmur 41:2-4) Setelah seorang wanita Kristen menyadari bahwa ia terlalu memprihatinkan kesehatannya, ia meminta bantuan Yehuwa untuk memiliki pandangan yang sepatutnya berkenaan penyakitnya. Sebagai hasil, problem-problem kesehatannya menjadi permasalahan yang jauh lebih ringan, dan ia merasa bahwa ia telah diberi ”kuasa yang melampaui apa yang normal”. (2 Korintus 4:7) Hasratnya untuk menjadi bantuan rohani bagi orang-orang lain diperkuat, dan ia menjadi pemberita Kerajaan sepenuh waktu.

13. Sebagaimana ditunjukkan di Matius 6:9-13, apa beberapa pokok yang cocok yang dapat kita masukkan dalam doa-doa kita?

13 Apa yang dapat kita masukkan dalam doa-doa kita sehingga Yehuwa akan senang mendengarnya? Yesus Kristus mengajar murid-muridnya cara berdoa. Dalam contoh doa yang dicatat di Matius 6:9-13, ia menetapkan suatu pola tentang pokok-pokok yang dengan benar dapat kita doakan. Apa yang hendaknya menjadi perhatian utama dalam doa-doa kita? Nama dan Kerajaan Allah Yehuwa harus mendapat prioritas teratas. Memohonkan kebutuhan-kebutuhan materi kita adalah hal yang pantas. Juga penting untuk memohonkan pengampunan atas dosa-dosa kita serta memohonkan kelepasan dari godaan-godaan dan si fasik, Setan si Iblis. Yesus tidak mau kita melantunkan doa ini atau mengulanginya terus-menerus, menyebutkan doa ini tanpa memikirkan artinya. (Matius 6:7) Hubungan macam apa jadinya nanti jika seorang anak menggunakan kata-kata yang sama setiap kali ia berbicara kepada ayahnya?

14. Selain permintaan yang sungguh-sungguh, doa apa saja yang hendaknya kita panjatkan?

14 Selain permintaan yang sungguh-sungguh dan permohonan yang sepenuh hati, kita hendaknya memanjatkan doa yang berisi pujian dan ucapan syukur. (Mazmur 34:2; 92:2; 1 Tesalonika 5:18) Kita juga dapat mendoakan orang-orang lain. Doa mengenai saudara dan saudari rohani kita yang sedang menderita atau dianiaya memperlihatkan minat kita akan mereka, dan Yehuwa senang mendengar kita mengungkapkan keprihatinan demikian. (Lukas 22:32; Yohanes 17:20; 1 Tesalonika 5:25) Sebenarnya, rasul Paulus menulis, ”Jangan khawatir tentang apa pun, melainkan dalam segala sesuatu dengan doa dan permohonan disertai ucapan syukur hendaklah permohonanmu diberitahukan kepada Allah; dan kedamaian Allah yang lebih unggul daripada segala akal akan menjaga hatimu dan kekuatan mentalmu dengan perantaraan Kristus Yesus.”—Filipi 4:6, 7.

BERTEKUN DALAM DOA

15. Apa yang hendaknya kita ingat jika doa-doa kita tampaknya tidak dijawab?

15 Walaupun saudara sedang memperoleh pengetahuan tentang Allah, saudara mungkin merasa bahwa doa saudara kadang-kadang tidak terjawab. Hal ini bisa saja terjadi karena saat itu bukan waktunya bagi Allah untuk menjawab suatu doa yang spesifik. (Pengkhotbah 3:1-9) Yehuwa bisa jadi membiarkan suatu keadaan berlangsung untuk sementara waktu, tetapi Ia benar-benar menjawab doa-doa dan tahu kapan waktu terbaik untuk melakukannya.—2 Korintus 12:7-9.

16. Mengapa kita hendaknya bertekun dalam doa, dan bagaimana melakukan hal ini dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Allah?

16 Ketekunan kita dalam doa menyingkapkan minat kita yang sepenuh hati akan apa yang kita katakan kepada Allah. (Lukas 18:1-8) Sebagai contoh, kita mungkin memohon agar Yehuwa membantu kita mengatasi kelemahan tertentu. Dengan bertekun dalam doa dan bertindak selaras dengan permintaan kita yang sungguh-sungguh, kita memperlihatkan ketulusan kita. Kita hendaknya spesifik dan jujur dalam permintaan kita yang sungguh-sungguh. Teristimewa penting untuk berdoa dengan kuat pada saat kita mengalami godaan. (Matius 6:13) Seraya kita terus berdoa sementara kita mencoba mengendalikan desakan yang penuh dosa, kita akan melihat bagaimana Yehuwa membantu kita. Hal ini akan membangun iman kita dan memperkuat hubungan kita dengan Dia.—1 Korintus 10:13; Filipi 4:13.

17. Bagaimana kita dapat mengambil manfaat dari sikap bersandar melalui doa ketika melayani Allah?

17 Dengan memupuk sikap bersandar melalui doa ketika memberikan dinas suci kepada Allah Yehuwa, kita akan menyadari bahwa kita tidak melayani Dia dengan kekuatan kita sendiri. Yehuwa-lah yang memberi kita kekuatan untuk melaksanakannya. (1 Korintus 4:7) Mengakui hal ini akan membantu kita untuk rendah hati dan akan memperkaya hubungan kita dengan Dia. (1 Petrus 5:5, 6) Ya, kita memiliki alasan-alasan yang kuat untuk bertekun dalam doa. Doa kita yang sungguh-sungguh dan pengetahuan berharga tentang caranya mendekat kepada Bapak surgawi kita yang pengasih akan membuat kehidupan kita benar-benar berbahagia.

KOMUNIKASI DENGAN ALLAH TIDAK SATU ARAH

18. Bagaimana kita dapat mendengarkan Allah?

18 Jika kita ingin Allah mendengar doa-doa kita, kita harus mendengarkan apa yang Ia katakan. (Zakharia 7:13) Ia tidak lagi mengirimkan pesan-pesan melalui nabi-nabi yang mendapat ilham ilahi dan pasti tidak akan menggunakan sarana-sarana yang bersifat spiritisme. (Ulangan 18:10-12) Tetapi kita dapat mendengarkan Allah dengan mempelajari Firman-Nya, Alkitab. (Roma 15:4; 2 Timotius 3:16, 17) Sama seperti kita mungkin perlu memperkembangkan selera untuk makanan jasmani yang menyehatkan kita, kita didesak untuk ’membentuk keinginan yang besar akan susu yang tidak dicampur yang berasal dari firman’. Perkembangkanlah selera untuk makanan rohani dengan membaca Firman Allah setiap hari.—1 Petrus 2:2, 3; Kisah 17:11.

19. Apa manfaatnya jika kita merenungkan apa yang kita baca dalam Alkitab?

19 Renungkanlah apa yang saudara baca dalam Alkitab. (Mazmur 1:1-3; 77:12, 13) Ini berarti memikirkan dalam-dalam bahan tersebut. Saudara dapat menyamakan hal ini dengan mencernakan makanan. Saudara dapat mencernakan makanan rohani dengan menghubungkan apa yang saudara baca dengan hal-hal yang sudah saudara ketahui. Pertimbangkan bagaimana bahan tersebut mempengaruhi kehidupan saudara, atau pertimbangkan apa yang disingkapkan tentang sifat-sifat Yehuwa dan cara-cara Dia berurusan. Maka melalui pelajaran pribadi, saudara dapat memasukkan ke dalam pikiran makanan rohani yang Yehuwa sediakan. Hal ini akan mendekatkan saudara kepada Allah dan membantu saudara mengatasi problem sehari-hari.

20. Bagaimana hadir di perhimpunan-perhimpunan Kristen membantu kita untuk mendekat kepada Allah?

20 Saudara juga dapat mendekat kepada Allah dengan mendengarkan Firman-Nya yang dibahas di perhimpunan-perhimpunan Kristen, sama seperti bangsa Israel mendengarkan dengan penuh perhatian ketika mereka berkumpul untuk mendengar pembacaan Hukum Allah di hadapan umum. Para pengajar di zaman itu memberi keterangan tentang apa yang mereka baca dari Hukum, sehingga membantu para pendengar mereka mengerti dan tergerak untuk menerapkan apa yang mereka dengar. Hal ini menghasilkan sukacita besar. (Nehemia 8:9, 13Nehemia 8:9, 13) Maka, jadikanlah kebiasaan saudara untuk menghadiri perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa. (Ibrani 10:24, 25) Ini akan membantu saudara mengerti dan kemudian menerapkan pengetahuan tentang Allah dalam kehidupan saudara dan akan mendatangkan kebahagiaan bagi saudara. Menjadi bagian dari persaudaraan Kristen seluas dunia akan membantu saudara tetap dekat dengan Yehuwa. Dan sebagaimana akan kita lihat, saudara dapat menemukan keamanan sejati di antara umat Allah.

UJI PENGETAHUAN SAUDARA

Mengapa saudara hendaknya mendekat kepada Yehuwa?

Apa beberapa tuntutan agar dapat mendekat kepada Allah?

Apa yang dapat saudara masukkan dalam doa-doa saudara?

Mengapa hendaknya saudara bertekun dalam doa?

Bagaimana saudara dapat mendengarkan Yehuwa dewasa ini?

[Gambar penuh di hlm. 157]

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan