PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • wt psl. 2 hlm. 14-22
  • Agungkanlah Yehuwa sebagai Satu-satunya Allah yang Benar

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Agungkanlah Yehuwa sebagai Satu-satunya Allah yang Benar
  • Sembahlah Satu-satunya Allah yang Benar
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ”Allah Adalah Kasih”
  • Memperlihatkan Kasih kepada Orang Lain
  • ”Berjalan dengan Nama Yehuwa”
  • Muliakan Yehuwa sebagai Allah yang Benar
    Bersatu dalam Ibadat dari Satu-Satunya Allah yang Benar
  • Kasihilah Allah yang Mengasihi Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
  • ”Yang Paling Besar di Antaranya Ialah Kasih”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Dibangun oleh Kasih
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
Lihat Lebih Banyak
Sembahlah Satu-satunya Allah yang Benar
wt psl. 2 hlm. 14-22

Pasal Dua

Agungkanlah Yehuwa sebagai Satu-satunya Allah yang Benar

1. Siapakah satu-satunya Allah yang benar?

ALKITAB mengatakan bahwa meskipun ada banyak yang dianggap sebagai allah, ”sesungguhnya bagi kita hanya ada satu Allah, sang Bapak”. (1 Korintus 8:5, 6) ”Satu Allah” itu adalah Yehuwa, Pencipta segala sesuatu. (Ulangan 6:4; Penyingkapan 4:11) Yesus menyebut Dia sebagai ”Allahku dan Allahmu”. (Yohanes 20:17) Ia sependapat dengan Musa, yang sebelumnya pernah menyatakan, ”Yehuwa adalah Allah yang benar; tidak ada yang lain kecuali dia.” (Ulangan 4:35) Yehuwa jauh lebih unggul daripada segala objek penyembahan lainnya, seperti berhala, manusia yang didewakan, atau musuh-Nya, yaitu Setan si Iblis, ”allah sistem ini”. (2 Korintus 4:3, 4) Sebagai kontras, Yehuwa adalah, sebagaimana Yesus menyebut Dia, ”satu-satunya Allah yang benar”.​—Yohanes 17:3.

2. Seraya kita belajar tentang Allah, bagaimana hendaknya kehidupan kita dipengaruhi?

2 Orang-orang yang dengan penuh penghargaan belajar tentang sifat-sifat Allah yang menghangatkan hati, serta apa yang telah Ia lakukan dan masih akan lakukan bagi kita, tertarik kepada-Nya. Seraya kasih mereka kepada Yehuwa bertumbuh, mereka terdorong untuk mengagungkan Dia. Caranya? Salah satunya adalah dengan memberi tahu orang lain tentang Dia. ”Dengan mulut, seseorang membuat pernyataan di hadapan umum yang menghasilkan keselamatan,” kata Roma 10:10. Cara lain adalah dengan meniru Dia dalam perkataan dan perbuatan. ”Jadilah peniru Allah, sebagai anak-anak yang dikasihi,” kata Efesus 5:1. Agar dapat melakukan hal itu dengan lebih sepenuhnya, kita perlu mengenal Yehuwa sebagaimana Ia adanya.

3. Apa sifat-sifat utama Allah?

3 Dalam seluruh Alkitab, ada banyak pernyataan yang mengidentifikasi sifat-sifat Allah yang menonjol. Keempat sifat utama-Nya adalah hikmat, adil, kuasa, dan kasih. ”Padanya ada hikmat.” (Ayub 12:13) ”Segala jalannya adil.” (Ulangan 32:4) ”Kekuasaannya sangat besar.” (Yesaya 40:26) ”Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8) Akan tetapi, dari keempat sifat utama Allah, sifat manakah yang paling menonjol, yang terutama menunjukkan Allah macam apa Dia itu?

”Allah Adalah Kasih”

4. Sifat mana yang memotivasi Allah untuk menciptakan alam semesta dan semua makhluk hidup?

4 Pikirkan apa yang memotivasi Yehuwa untuk menciptakan alam semesta dan makhluk roh serta manusia yang cerdas. Apakah hikmat-Nya, ataukah kuasa-Nya? Bukan, karena meskipun Allah menggunakannya, sifat-sifat itu bukanlah kekuatan yang memotivasi. Dan, keadilan-Nya tidak mengharuskan Dia berbagi karunia kehidupan. Sebaliknya, kasih Allah yang besar menggerakkan Dia untuk berbagi sukacita dalam menikmati kehidupan sebagai pribadi yang cerdas. Kasih menggerakkan Dia untuk menetapkan maksud-tujuan bahwa umat manusia yang taat pasti hidup selama-lamanya di Firdaus. (Kejadian 1:28; 2:15) Kasih mendorong Dia untuk mengatur agar kutuk atas umat manusia, akibat pelanggaran Adam, disingkirkan.

5. Menurut Alkitab, Yehuwa adalah personifikasi sifat yang mana, dan mengapa?

5 Jadi, dari semua sifat Allah, yang paling menonjol adalah kasih-Nya. Itulah kodrat atau pembawaan-Nya. Sekalipun ketiga sifat lainnya penting, Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa Yehuwa adalah hikmat, adil, ataupun kuasa. Tetapi, Alkitab mengatakan bahwa Ia adalah kasih. Ya, Yehuwa adalah personifikasi kasih. Ini adalah kasih yang dibimbing oleh prinsip, bukan oleh emosi. Kasih Allah dikendalikan oleh prinsip-prinsip kebenaran dan keadilbenaran. Ini adalah bentuk kasih yang paling luhur, sebagaimana tercermin dalam diri Allah Yehuwa sendiri. Kasih demikian adalah ekspresi dari sifat yang sama sekali tidak mementingkan diri, dan selalu disertai dengan tindakan yang merupakan bukti nyata kasih itu.

6. Apa yang memungkinkan kita meniru Allah, sekalipun Dia lebih luhur daripada kita?

6 Sifat kasih yang menakjubkan inilah yang memungkinkan kita meniru Allah yang demikian. Sebagai manusia yang rendah, tidak sempurna, dan cenderung berbuat salah, kita mungkin berpikir bahwa kita tidak akan pernah bisa berhasil meniru Allah. Namun, inilah contoh lain dari kebesaran kasih Yehuwa: Ia memahami keterbatasan kita dan tidak menuntut kesempurnaan dari kita. Ia tahu bahwa kita sekarang sudah sangat jauh dari kesempurnaan. (Mazmur 51:5) Itulah sebabnya Mazmur 130:3, 4 berkata, ”Jika kesalahan-kesalahanlah yang engkau perhatikan, oh, Yah, oh, Yehuwa, siapakah yang dapat tahan? Tetapi padamu ada pengampunan yang sejati.” Ya, Yehuwa adalah ”Allah yang berbelaskasihan dan murah hati, lambat marah dan berlimpah dengan kebaikan hati yang penuh kasih”. (Keluaran 34:6) ”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni.” (Mazmur 86:5) Alangkah menenteramkan hati! Alangkah menyegarkan untuk melayani Allah yang menakjubkan ini dan untuk menikmati perhatian-Nya yang pengasih dan berbelaskasihan!

7. Bagaimana kasih Yehuwa dapat terlihat melalui karya ciptaan-Nya?

7 Kasih Yehuwa juga dapat terlihat dalam karya ciptaan-Nya. Pikirkan banyak hal baik yang telah Yehuwa sediakan demi kesenangan kita, seperti gunung, hutan, danau, serta samudra yang indah. Ia telah memberi kita begitu banyak variasi makanan untuk dinikmati dan untuk menunjang kehidupan kita. Selain itu, Yehuwa telah menyediakan beraneka ragam bunga yang cantik dan harum, serta binatang-binatang yang menawan hati. Ia membuat perkara-perkara yang akan memberikan kesenangan kepada manusia, meskipun sebenarnya Ia tidak wajib berbuat demikian. Memang, karena kita sekarang hidup di dunia yang fasik ini dalam kondisi diri yang tidak sempurna, kita tidak dapat menikmati ciptaan Allah sepenuhnya. (Roma 8:22) Tetapi, coba bayangkan apa yang akan Yehuwa lakukan bagi kita di Firdaus! Sang pemazmur meyakinkan kita, ”Engkau membuka tanganmu dan memuaskan keinginan [yang patut dari] segala yang hidup.”​—Mazmur 145:16.

8. Apa contoh yang paling menonjol sehubungan dengan kasih Yehuwa bagi kita?

8 Apa contoh yang paling menonjol sehubungan dengan kasih Yehuwa bagi umat manusia? Alkitab menjelaskan, ”Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.” (Yohanes 3:16) Apakah Yehuwa melakukan hal ini karena kebaikan manusia? Roma 5:8 menjawab, ”Allah merekomendasikan kasihnya sendiri kepada kita dalam hal, sementara kita masih berdosa, Kristus mati bagi kita.” Ya, Allah mengutus Putra-Nya yang sempurna ke bumi untuk menyerahkan kehidupannya sebagai korban tebusan guna menebus kita dari kutuk dosa dan kematian. (Matius 20:28) Hal ini membuka jalan bagi orang-orang yang mengasihi Allah untuk memperoleh kehidupan abadi. Syukurlah, kasih Allah terulur bagi semua yang ingin melakukan kehendak-Nya, karena Alkitab memberi tahu kita, ”Allah tidak berat sebelah, tetapi orang dari bangsa mana pun yang takut kepadanya dan mengerjakan keadilbenaran diperkenan olehnya.”​—Kisah 10:34, 35.

9. Bagaimana hendaknya kita dipengaruhi oleh fakta bahwa Yehuwa telah memberikan Putra-Nya sebagai tebusan bagi kita?

9 Bagaimana fakta bahwa Yehuwa telah memberikan Putra-Nya sebagai tebusan bagi kita, yang membuka jalan menuju kehidupan abadi, hendaknya mempengaruhi cara kita menggunakan kehidupan kita sekarang? Hal itu hendaknya memperdalam kasih kita kepada Allah yang benar, Yehuwa. Pada waktu yang sama, hal itu hendaknya membuat kita ingin mendengarkan Yesus, yang mewakili Allah. ”[Yesus] telah mati untuk semua orang agar mereka yang hidup tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri, tetapi bagi dia yang telah mati untuk mereka.” (2 Korintus 5:15) Alangkah senangnya untuk mengikuti jejak kaki Yesus, karena dialah teladan dalam meniru kasih dan keibaan hati Yehuwa! Hal ini diperlihatkan melalui apa yang Yesus katakan kepada orang-orang yang rendah hati, ”Marilah kepadaku, kamu semua yang berjerih lelah dan dibebani tanggungan yang berat, dan aku akan menyegarkan kamu. Ambillah kuk aku atas kamu dan belajarlah padaku, karena aku berwatak lembut dan rendah hati, dan kamu akan menemukan kesegaran bagi jiwamu. Karena kuk aku nyaman dan tanggunganku ringan.”​—Matius 11:28-30.

Memperlihatkan Kasih kepada Orang Lain

10. Dengan cara apa saja kita dapat memperlihatkan kasih kepada rekan-rekan Kristen?

10 Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa jenis kasih yang kita miliki bagi rekan-rekan Kristen sama dengan yang Yehuwa dan Yesus miliki bagi kita? Perhatikan banyaknya cara kita dapat melakukan hal ini: ”Kasih itu panjang sabar dan baik hati. Kasih tidak cemburu, tidak membual, tidak menjadi besar kepala, tidak berlaku tidak sopan, tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri, tidak terpancing menjadi marah. Kasih tidak mencatat kerugian. Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilbenaran, tetapi bersukacita karena kebenaran. Kasih menanggung segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mempunyai harapan akan segala sesuatu, bertekun menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.”​—1 Korintus 13:4-8; 1 Yohanes 3:14-18; 4:7-12.

11. Kepada siapa lagi kita hendaknya menunjukkan kasih, dan bagaimana?

11 Kepada siapa lagi hendaknya kita menunjukkan kasih, dan bagaimana? Yesus berkata, ”Karena itu pergilah dan buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid, baptislah mereka dengan nama Bapak dan Putra dan roh kudus, ajarlah mereka untuk menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu.” (Matius 28:19, 20) Hal ini mencakup membagikan kepada orang yang belum menjadi rekan Kristen kita kabar baik tentang segera datangnya dunia baru Allah yang bersuasana firdaus. Yesus dengan jelas memperlihatkan bahwa kasih kita hendaknya tidak dibatasi hanya kepada mereka yang seiman dengan kita, karena ia berkata, ”Jika kamu [hanya] mengasihi orang yang mengasihi kamu, apa upahmu? Bukankah para pemungut pajak juga melakukan hal yang sama? Dan jika kamu memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, hal luar biasa apa yang kamu lakukan? Bukankah orang-orang dari bangsa-bangsa juga melakukan hal yang sama?”​—Matius 5:46, 47; 24:14; Galatia 6:10.

”Berjalan dengan Nama Yehuwa”

12. Mengapa nama Allah hanya dapat disandang oleh-Nya?

12 Aspek penting lainnya dari mengagungkan Allah yang benar adalah mengenal, menggunakan, dan mengajarkan nama-Nya yang unik, Yehuwa, kepada orang lain. Sang pemazmur menyatakan harapan yang sepenuh hati ini, ”Agar mereka tahu bahwa engkau, yang bernama Yehuwa, engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.” (Mazmur 83:18) Nama Yehuwa berarti ”Ia yang Menyebabkan Menjadi”. Ia adalah Penggenap Yang Agung, selalu menggenapi maksud-tujuan-Nya dengan berhasil. Dan, hanya Allah yang benar yang dapat dengan tepat menyandang nama itu, karena manusia tidak pernah dapat yakin bahwa upaya-upaya mereka akan berhasil. (Yakobus 4:13, 14) Yehuwa saja yang dapat mengatakan bahwa firman-Nya ”pasti . . . akan berhasil” dalam apa yang Ia suruhkan kepadanya. (Yesaya 55:11) Banyak orang tergetar sewaktu pertama kali melihat nama Allah dalam Alkitab mereka dan mengerti artinya. (Keluaran 6:3) Namun, mereka akan memperoleh manfaat dari pengetahuan ini hanya jika mereka ”berjalan dengan nama Yehuwa . . . selama-lamanya”.—Mikha 4:5.

13. Apa yang tercakup dalam mengetahui nama Yehuwa dan berjalan dengan nama-Nya?

13 Tentang nama Allah, Mazmur 9:10 menyatakan, ”Orang yang mengetahui namamu akan percaya kepadamu.” Hal ini mencakup lebih dari sekadar mengetahui nama Yehuwa, yang tidak secara otomatis berarti percaya kepada-Nya. Mengetahui nama Allah berarti menghargai Allah macam apa Yehuwa itu, merespek wewenang-Nya, menaati perintah-perintah-Nya, mempercayai Dia dalam segala hal. (Amsal 3:5, 6) Demikian pula, berjalan dengan nama Yehuwa berarti berbakti kepada-Nya dan mewakili Dia sebagai salah seorang penyembah-Nya, benar-benar menggunakan kehidupan kita dengan cara yang selaras dengan kehendak Allah. (Lukas 10:27) Apakah Saudara sedang melakukan hal itu?

14. Selain atas dasar rasa kewajiban, apa yang diperlukan jika kita hendak melayani Yehuwa selama-lamanya?

14 Jika kita hendak melayani Yehuwa selama-lamanya, kita hendaknya tidak didorong oleh rasa kewajiban semata. Rasul Paulus mendesak Timotius, yang telah melayani Yehuwa selama bertahun-tahun, ”Latihlah dirimu dengan pengabdian yang saleh sebagai tujuanmu.” (1 Timotius 4:7) Pengabdian berasal dari hati yang dipenuhi penghargaan akan pribadi yang kepadanya pengabdian itu ditujukan. ”Pengabdian yang saleh” menyiratkan rasa hormat yang dalam kepada Yehuwa secara pribadi. Hal itu nyata dari keterikatan yang penuh kasih dengan-Nya karena penghargaan yang amat dalam kepada-Nya dan akan jalan-jalan-Nya. Hal itu membuat kita ingin agar semua orang menjunjung tinggi nama-Nya. Kita harus memupuk pengabdian yang saleh dalam kehidupan kita jika kita ingin berjalan dengan nama Yehuwa, satu-satunya Allah yang benar, untuk selama-lamanya.—Mazmur 37:4; 2 Petrus 3:11.

15. Bagaimana kita dapat memberikan pengabdian kita yang eksklusif kepada Allah?

15 Agar dapat melayani Allah dengan cara yang diperkenan, kita harus memberikan kepada-Nya ibadat yang tidak bercabang, karena Ia adalah ”Allah yang menuntut pengabdian yang eksklusif”. (Keluaran 20:5) Kita tidak dapat mengasihi Allah dan pada saat yang sama mengasihi dunia yang fasik, yang allahnya adalah Setan. (Yakobus 4:4; 1 Yohanes 2:15-17) Yehuwa tahu persis kita ingin menjadi orang macam apa. (Yeremia 17:10) Jika kita benar-benar mengasihi keadilbenaran, Ia melihat hal itu dan akan membantu kita bertekun menghadapi cobaan sehari-hari. Seraya mendukung kita dengan roh kudus-Nya yang penuh kuasa, Ia akan membuat kita berkemenangan atas kefasikan yang begitu merajalela di dunia ini. (2 Korintus 4:7) Ia juga akan membantu kita memelihara harapan kita yang kuat akan kehidupan abadi di bumi firdaus. Alangkah mulianya prospek itu! Kita hendaknya sungguh-sungguh menghargainya dan dengan rela melayani Allah yang benar, Yehuwa, yang memungkinkan semua hal itu.

16. Apa yang hendaknya ingin Saudara lakukan bersama jutaan orang lainnya?

16 Jutaan orang di seluas bumi telah dengan senang hati menyambut undangan sang pemazmur yang menulis, ”Hai, kamu sekalian, agungkanlah Yehuwa bersamaku, dan marilah kita bersama-sama meninggikan namanya.” (Mazmur 34:3) Yehuwa mengundang Saudara untuk berada di antara kumpulan besar orang dari segala bangsa, yang kian meningkat jumlahnya, yang sedang melakukan hal ini.

Pembahasan Tinjauan

• Pribadi macam apakah Yehuwa itu? Bagaimana kita mendapat manfaat dengan memperoleh pemahaman yang jelas tentang sifat-sifat-Nya?

• Bagaimana kita dapat membantu orang lain untuk mempelajari kebenaran tentang Allah?

• Apa yang tercakup dalam mengetahui nama Yehuwa dan berjalan dengan nama-Nya?

[Gambar di hlm. 14]

Yehuwa, dengan kasih-Nya yang besar, ’akan membuka tangan-Nya dan memuaskan keinginan segala yang hidup’

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan