PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1 “Apel”
  • Apel

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apel
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • ”Sebutir Apel Sehari Sehat Setiap Hari”
    Sedarlah!—1996
  • Siapa Bilang Itu Buah Apel?
    Sedarlah!—1985 (No. 14)
  • Bet-tapua
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Apakah Semua Bagian Alkitab Masih Berguna Sekarang?
    Sedarlah!—2010
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1 “Apel”

APEL

[Ibr., tap·puʹakh].

Ada banyak dugaan sehubungan dengan pohon dan buah apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh kata Ibrani tap·puʹakh. Kata itu sendiri menunjukkan sesuatu yang dicirikan oleh keharuman, atau aromanya. Kata dasarnya adalah na·fakhʹ, artinya ”mengembuskan; terengah-engah; berjuang untuk dapat bernapas”. (Kej 2:7; Ayb 31:39; Yer 15:9) Mengenai hal ini, M. C. Fisher menulis, ”Hubungannya [dengan na·fakhʹ] pada mulanya tampak dipaksakan secara semantik, tetapi gagasan tentang ’menapaskan’ dan ’mengeluarkan bau’ memang berkaitan. Padanan lainnya, puah, berarti ’mengembuskan’ (tentang angin) dan ’mengeluarkan bau yang menyenangkan, menjadi harum’.”—Theological Wordbook of the Old Testament, diedit oleh R. L. Harris, 1980, Jil. 2, hlm. 586.

Beberapa jenis buah telah diusulkan sebagai alternatif apel, termasuk jeruk, jeruk sukade, quince, dan abrikos. Keberatan utama yang diajukan sehubungan dengan apel ialah bahwa iklim yang panas dan kering di sebagian besar Palestina tidak cocok untuk membudidayakan apel. Akan tetapi, kata bahasa Arab yang berkaitan, tuffah, terutama berarti ”apel”, dan patut disimak bahwa nama-nama tempat dalam bahasa Ibrani yakni Tapua dan Bet-tapua (mungkin dinamai seperti itu karena buah ini banyak terdapat di sekitarnya) telah dilestarikan dalam padanan kata-kata Arabnya dengan digunakannya kata tersebut. (Yos 12:17; 15:34, 53; 16:8; 17:8) Tempat-tempat tersebut tidak terletak di dataran rendah, tetapi di daerah berbukit yang iklimnya pada umumnya agak sejuk. Selain itu, kemungkinan variasi-variasi iklim di zaman dahulu tidak dapat dikesampingkan sepenuhnya. Dewasa ini, pohon apel memang tumbuh di Israel sehingga tampaknya cocok sekali dengan gambaran Alkitab. William Thomson, yang tinggal selama bertahun-tahun di Siria dan Palestina pada abad ke-19, bahkan melaporkan bahwa ia telah menemukan perkebunan apel di daerah Askelon di Dataran Filistia.—The Land and the Book, direvisi oleh J. Grande, 1910, hlm. 545, 546.

Pohon apel (Pyrus malus) terutama disebutkan dalam Kidung Agung. Di sana, pernyataan cinta sang gembala, pasangan gadis Syulam, disamakan dengan keteduhan pohon apel dan buahnya yang manis. (Kid 2:3, 5) Raja menyamakan napas gadis Syulam dengan harumnya buah apel. (Kid 7:8; lihat juga 8:5.) Dalam Amsal (25:11), perkataan yang cocok dan tepat waktu disamakan dengan ”apel emas dalam pahatan perak”. Apel hanya disebutkan sekali lagi di Yoel 1:12. Anggapan umum bahwa apel adalah buah terlarang di Eden sama sekali tidak berdasarkan Alkitab.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan