PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1 “Burung Kuku”
  • Burung Kuku

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Burung Kuku
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Camar
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Unggas
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Mengamati Burung​—Hobi yang Menarik bagi Semua Orang?
    Sedarlah!—1998
  • Burung
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1 “Burung Kuku”

BURUNG KUKU

[Ibr., jamak, bar·bu·rimʹ].

Dalam Alkitab, nama ini muncul hanya satu kali di 1 Raja-Raja 4:23, yang menyebutkan bahwa ”burung kuku [bar·bu·rimʹ]” (JB; NW) termasuk di antara makanan yang setiap hari disediakan untuk istana Salomo. Terjemahan lain (KJ, RS, bdk. TL) menyebutkan ”unggas” di ayat itu, tetapi tampaknya bar·bu·rimʹ memaksudkan sejenis burung yang spesifik dan bukan sekadar istilah umum. Meskipun ada yang menganggapnya sama dengan ayam kebiri, ayam mutiara, atau itik, leksikograf bernama W. Baumgartner (Hebräisches und Aramäisches Lexikon zum Alten Testament, Leiden, 1967, hlm. 147) menyarankan ”burung kuku”, dan itulah yang tampaknya ditunjukkan oleh nama Arab burung tersebut, abu burbur.

Burung kuku biasa atau kangkok Erasia (Cuculus canorus) maupun burung kuku totol (Clamator glandarius) melintasi Palestina pada migrasi mereka ke arah utara, dan tiba di sana pada awal bulan Maret. Burung kuku bertubuh sedang, mirip elang kecil, dengan paruh yang tajam, runcing, dan sedikit melengkung. Biasanya warna burung kuku tidak mencolok, misalnya abu-abu muda atau cokelat muda sampai cokelat kemerahan atau hitam. Bagian bawahnya kebanyakan agak putih dengan garis-garis tipis berwarna hitam.

Ada yang berpendapat bahwa burung kuku terlalu kecil untuk disajikan kepada Salomo, tetapi patut diperhatikan bahwa pada zaman dahulu bahkan burung pipit yang sudah dibersihkan bulunya dijual di pasar-pasar di Timur Tengah. (Mat 10:29) Selain itu, burung-burung kuku ini ”digemukkan”, dan mengenai hal itu The American Cyclopædia mengatakan, ”Pada musim gugur mereka gemuk dan dianggap makanan enak; orang-orang pada zaman dahulu sangat menyukainya, dan dagingnya dianggap berkhasiat untuk penyembuhan.”—1883, Jil. V, hlm. 557.

Burung kuku bukan pemangsa ataupun pemakan bangkai, melainkan berguna sebagai pemakan serangga. Secara hukum, burung ini ”tidak haram” dan layak dihidangkan di meja Raja Salomo.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan