PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Yeroboam”
  • Yeroboam

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Yeroboam
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Kerajaan Itu Dibagi
    Buku Cerita Alkitab
  • Kerajaan yang Terbagi
    Belajarlah dari Cerita-Cerita di Alkitab
  • Yehuwa Tidak Akan Meninggalkan Orang-Orang-Nya yang Loyal
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Abiya
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Yeroboam”

YEROBOAM

Dua raja Israel yang memerintah pada masa yang berbeda; perbedaannya kira-kira 130 tahun.

1. Raja pertama di kerajaan Israel sepuluh suku; putra Nebat, salah seorang pejabat Salomo di desa Zereda; dari suku Efraim. Tampaknya, sejak kecil Yeroboam sudah yatim, dan dibesarkan oleh Zerua, ibunya yang menjanda.—1Raj 11:26.

Sewaktu Salomo mengamati bahwa Yeroboam adalah seorang yang perkasa dan gagah berani dan juga seorang pekerja keras, ia menjadikannya pengawas atas para pekerja wajib dari keturunan Yusuf. (1Raj 11:28) Belakangan, Yeroboam didekati oleh Ahiya, nabi Allah, yang menyampaikan berita yang mengejutkan. Setelah mengoyak pakaiannya yang masih baru menjadi 12 potong, sang nabi menyuruh Yeroboam mengambil sepuluh potong di antaranya sebagai gambaran bagaimana Yehuwa akan mengoyak kerajaan Salomo menjadi dua dan mengangkat Yeroboam sebagai raja atas sepuluh suku. Akan tetapi, ini semata-mata pembagian dalam pemerintahan dan tidak mencakup pemisahan dari ibadat sejati yang berpusat di bait yang ada di Yerusalem, ibu kota kerajaan selatan. Maka Yehuwa meyakinkan Yeroboam bahwa Ia akan memberkati dan membuat pemerintahannya jaya serta membangun baginya keturunan yang bertahan lama sebagai penerusnya asalkan ia berpegang kepada hukum dan perintah Allah.—1Raj 11:29-38.

Bisa jadi, karena mendengar semua hal itu, Salomo berupaya membunuh Yeroboam. Akan tetapi, Yeroboam melarikan diri ke Mesir, dan ia tinggal di sana di bawah perlindungan Firaun Syisyak sampai Salomo meninggal.—1Raj 11:40.

Setelah Yeroboam mendengar tentang kematian Salomo kira-kira pada tahun 998 SM, ia segera kembali ke negeri asalnya, dan di sana ia bergabung dengan bangsanya untuk menuntut Rehoboam, putra Salomo, agar meringankan beban mereka jika dia ingin mendapatkan dukungan mereka atas kedudukannya yang baru sebagai raja. Akan tetapi, Rehoboam mengabaikan nasihat baik dari para penasihat yang lebih tua karena lebih menyukai nasihat para pemuda yang sebaya dengannya yang memberi tahu dia untuk menambah beban kerja rakyat. Kesepuluh suku menanggapi sikapnya yang bengis ini dengan menjadikan Yeroboam raja mereka. Sebenarnya, ”perubahan ini terjadi atas keinginan Yehuwa, agar Yehuwa melaksanakan firman yang ia ucapkan dengan perantaraan Ahiya”.—1Raj 12:1-20; 2Taw 10:1-19.

Yeroboam, raja yang baru dilantik itu, segera membangun Syikhem sebagai ibu kota kerajaannya, dan di sebelah timur Syikhem, di seberang S. Yordan, ia membentengi permukiman Penuel (Peniel), tempat Yakub bergulat dengan seorang malaikat. (1Raj 12:25; Kej 32:30, 31) Karena melihat rakyatnya berbondong-bondong menuju bait di Yerusalem untuk beribadat, Yeroboam membayangkan bahwa kelak mereka akan berbalik mendukung Rehoboam dan kemudian membunuhnya. Maka ia memutuskan untuk menghentikan hal ini dengan membentuk agama yang berkisar pada dua anak lembu emas yang ia dirikan, satu di Betel di selatan, dan yang lain di Dan di utara. Ia juga mendirikan keimamannya sendiri yang bukan dari keturunan Harun melainkan dari rakyat biasa yang bersedia mendapatkan jabatan itu dengan mempersembahkan seekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan. Lalu orang-orang ini menjadi imam ”untuk tempat-tempat tinggi dan untuk hantu-hantu berbentuk kambing dan untuk anak-anak lembu yang ia buat”. Yeroboam juga membuat ’hari-hari raya’ yang istimewa dan secara pribadi memimpin rakyat untuk mempersembahkan korban kepada allah-allah yang baru ia ciptakan.—1Raj 12:26-33; 2Raj 23:15; 2Taw 11:13-17; 13:9.

Pada suatu kesempatan sewaktu Yeroboam akan mempersembahkan asap korban di atas mezbahnya di Betel, roh Yehuwa menyebabkan seorang abdi Allah menegur sang raja karena ia menyembah berhala yang memuakkan, dan ketika sang raja memerintahkan agar abdi Allah itu ditangkap, mezbah itu terbelah, lalu abunya tumpah, dan tangan sang raja mengering. Baru setelah abdi Allah meredakan kemarahan Yehuwa, tangan sang raja pulih. Akan tetapi, bahkan setelah itu Yeroboam tetap memperlihatkan sikap menantang dan menghujat Yehuwa. (1Raj 13:1-6, 33, 34) Penyembahan anak lembu yang ia prakarsai dikenal dengan istilah ”dosa Yeroboam”, dosa yang menyebabkan raja-raja Israel lainnya menjadi bersalah karena melestarikan ibadat yang murtad ini.—1Raj 14:16; 15:30, 34; 16:2, 19, 26, 31; 22:52; 2Raj 3:3; 10:29, 31; 13:2, 6, 11; 14:24; 15:9, 18, 24, 28; 17:21-23.

Pada tahun ke-18 pemerintahan Yeroboam, Rehoboam meninggal, tetapi peperangan di antara kedua bangsa itu berlanjut pada masa tiga tahun pemerintahan putra Rehoboam, Abiyam (Abiya), yaitu penggantinya. (1Raj 15:1, 2, 6; 2Taw 12:15) Pada suatu kesempatan Abiya mengumpulkan 400.000 prajurit untuk bertempur melawan pasukan Yeroboam yang berjumlah dua kali lipat. Walaupun memiliki pasukan lebih kuat dan strategi pengadangan yang cerdik, Yeroboam kalah telak. Ia kehilangan 500.000 prajurit dan banyak kota Efraim miliknya dan oleh karena itu ia sangat dipermalukan. Yehuda mendapatkan kemenangan karena Abiya dan anak buahnya percaya kepada Yehuwa dan berseru meminta pertolongan-Nya.—2Taw 13:3-20.

Yeroboam mendapatkan malapetaka lain, yaitu Abiya, putranya, menderita penyakit yang memautkan. Oleh karena itu, sang raja menyuruh istrinya untuk menyamar, lalu mengutus dia dengan membawa pemberian kepada nabi Ahiya yang sudah tua dan buta untuk menanyakan apakah anaknya akan sembuh. Jawabannya ’Tidak’. Selain itu, setiap laki-laki yang menjadi ahli waris Yeroboam diramalkan akan dimusnahkan. Dengan perkecualian terhadap putra yang ini karena Yehuwa mendapati sesuatu yang baik pada dirinya, tidak ada keturunan Yeroboam yang akan mendapat penguburan yang layak, bahkan mayat mereka akan dimakan anjing atau unggas.—1Raj 14:1-18.

Tidak lama kemudian, kira-kira pada tahun 977 SM, ”Yehuwa memukul [Yeroboam], sehingga dia mati”, mengakhiri 22 tahun masa pemerintahannya. (2Taw 13:20; 1Raj 14:20) Nadab, putranya, naik takhta menggantikannya tetapi dua tahun setelah itu ia dibunuh oleh Baasya, yang juga memusnahkan semua yang bernapas dari antara keluarga Yeroboam. Dengan cara ini, dinastinya berakhir secara tiba-tiba ”sesuai dengan firman Yehuwa”, dan ”oleh karena dosa-dosa yang telah Yeroboam lakukan”.—1Raj 15:25-30.

2. Raja Israel; putra dan penerus Yehoas, dan cicit Yehu. Sebagai penguasa ke-14 di kerajaan utara, Yeroboam II memerintah selama 41 tahun, mulai kira-kira pada tahun 844 SM. (2Raj 14:16, 23) Sebagaimana kebanyakan pendahulunya, ia melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa dengan melestarikan penyembahan anak lembu yang diprakarsai Yeroboam I.—2Raj 14:24.

Ada keterangan sehubungan dengan pendataan silsilah yang istimewa yang tampaknya diadakan pada masa pemerintahan Yeroboam II. (1Taw 5:17) Akan tetapi, prestasi menonjol yang dicapai oleh pemerintahannya adalah mengembalikan wilayah negeri itu yang sebelumnya telah direbut dari kerajaannya. Sebagai penggenapan atas nubuat Yunus, Yeroboam ”mengembalikan batas Israel dari jalan masuk ke Hamat sampai Laut Araba [L. Mati]”. Ia juga dianggap telah mengembalikan ”Damaskus dan Hamat kepada Yehuda di Israel”. (2Raj 14:25-28) Hal itu bisa memaksudkan bahwa Yeroboam mewajibkan kerajaan Damaskus dan kerajaan Hamat membayar upeti, sebagaimana keduanya pernah membayar upeti kepada Yehuda pada masa pemerintahan Salomo.—Bdk. 1Raj 4:21; 2Taw 8:4.

Tidak diragukan, semua kesuksesan ini menghasilkan kemakmuran materi bagi kerajaan utara. Akan tetapi, pada waktu yang sama bangsa itu terus mengalami kemerosotan rohani. Nabi Hosea dan nabi Amos menyampaikan kritik yang keras terhadap Yeroboam yang memberontak dan para pendukungnya karena mereka benar-benar murtad, demikian juga atas tingkah laku mereka yang amoral—kecurangan, pencurian, percabulan, pembunuhan, penindasan, penyembahan berhala, dan praktek-praktek lain yang tidak menghormati Allah. (Hos 1:2, 4; 4:1, 2, 12-17; 5:1-7; 6:10; Am 2:6-8; 3:9, 12-15; 4:1) Peringatan Yehuwa yang sangat terus terang disampaikan kepada Yeroboam melalui mulut Amos, nabi-Nya, ”Aku akan bangkit melawan keluarga Yeroboam dengan pedang.”—Am 7:9.

Setelah kematian Yeroboam, Zakharia, putranya, naik takhta. (2Raj 14:29) Akan tetapi, ada selisih waktu 11 tahun antara kematian Yeroboam dan enam bulan masa pemerintahan Zakharia, raja terakhir dari dinasti Yehu. Bisa jadi karena Zakharia terlalu muda atau karena alasan lain, ia baru dikokohkan atau diakui sepenuhnya sebagai raja kira-kira pada tahun 792 SM.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan