PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w83_No56 hlm. 25-30
  • Di Manakah Kebenaran Yang Dapat Memerdekakan Kita?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Di Manakah Kebenaran Yang Dapat Memerdekakan Kita?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1983 (No. 56)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Harapan-Harapan yang Tidak Didasarkan atas Kebenaran
  • Menguji ”Kebenaran” Agama
  • Percaya kepada Allah Kebenaran
  • Umat yang Merdeka tetapi Bertanggung Jawab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • ”Tatanan Dunia Baru” Manusia Sudah Dekat?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Jangan Sia-siakan Kemerdekaan yang Diberikan Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Yehuwa Membebaskan Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1983 (No. 56)
w83_No56 hlm. 25-30

Di Manakah Kebenaran Yang Dapat Memerdekakan Kita?

“Maka kata [Yesus]: . . . ’Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”—YOHANES 8:31, 32.

1. Apa beberapa kebebasan yang diinginkan orang di dunia ini?

KEMERDEKAAN! Kata itu telah menggerakkan pikiran dan hati manusia selama berabad-abad. Peperangan timbul demi memperjuangkan kemerdekaan. Jutaan orang telah gugur untuk itu. Banyak orang mempunyai perasaan sama seperti negarawan Amerika Patrick Henry lebih dari 200 tahun yang lalu ketika ia menyatakan: ”Berikan aku kemerdekaan atau kematian.” Selama Perang Dunia II, Presiden Franklin D. Roosevelt menuntut ”empat kemerdekaan” atau kebebasan: Kebebasan berbicara, kebebasan beribadat, kebebasan dari kekurangan dan kebebasan dari rasa takut.

2, 3. Kebebasan sejati harus mencakup apa?

2 Namun, dalam arti yang lebih dalam, kebebasan sejati harus mencakup lebih banyak lagi. Misalnya, dapatkah salah satu dari kebebasan-kebebasan tersebut membebaskan kita dari ketidaksempurnaan manusiawi? Dapatkah hal-hal itu membebaskan kita dari penyakit? Selain itu, tidak soal betapa sehat seseorang, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa cepat atau lambat manusia menjadi tua dan mati. Apa yang dapat dinikmati seseorang dalam kuburan? Alkitab menjawab: ”Orang yang mati tak tahu apa-apa.” Itulah sebabnya dikatakan juga: ”Anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.”—Pengkhotbah 9:4, 5.

3 Bebas dalam arti yang sepenuhnya dari kata ini berarti, kita harus bebas dari perbudakan ketidaksempurnaan, penyakit dan kematian. Dan, ya, bersamaan dengan itu kita harus bebas dari kemiskinan, penindasan, kejahatan dan peperangan, perkara-perkara buruk yang telah memenuhi sejarah. Namun siapa yang dapat memberi kita kebebasan-kebebasan seperti itu? Apakah ada dokter yang dapat menjamin penyembuhan untuk kanker, sakit jantung dan semua penyakit lainnya? Dapatkah salah seorang ilmuwan mencegah agar kita tidak menjadi tua dan mati atau menghidupkan kita kembali setelah kita mati? Apakah ada pemimpin politik yang dapat menjamin perdamaian di bumi dan kebebasan dari peperangan untuk selama-lamanya? Apakah ada seorang walikota atau kepala polisi di sebuah kota di dunia ini yang dapat mendatangkan kebebasan total dari kejahatan? Sistem ekonomi apa dapat menghasilkan kebebasan dari kemiskinan, pengangguran atau inflasi, dan memberikan kemakmuran sejati kepada setiap orang—untuk selama-lamanya?

4. Kebebasan sejati harus didasarkan atas apa?

4 Jika ada harapan bahwa keadaan buruk yang begitu banyak yang kini melanda umat manusia dapat disingkirkan, jawabannya harus didasarkan atas kebenaran. Kebebasan sejati tidak dapat didasarkan atas penipuan atau dusta. Jadi, jika seseorang, tidak soal ia seorang pemimpin dunia, ilmuwan, ahli ekonomi atau ulama, memberikan pendapat tentang apa yang akan mendatangkan kebebasan-kebebasan yang dirindukan, harus diajukan pertanyaan: Apakah ia mengatakan kebenaran? Dan umat manusia sudah diberi waktu yang sangat lama untuk melihat apakah pendapat, janji-janji dan usaha-usaha manusia sesuai dengan kebenaran.

Harapan-Harapan yang Tidak Didasarkan atas Kebenaran

5. Sejauh mana harapan untuk bebas dari penyakit telah terwujud?

5 Misalnya, beberapa puluh tahun yang lalu banyak orang merasa bahwa dengan adanya titik terang dalam bidang kedokteran umat manusia akan dibebaskan dari penyakit. Meskipun ada banyak kemajuan dalam bidang kedokteran, apakah ini telah menghasilkan kebebasan dari penyakit? Tidak, karena wabah seperti kanker dan penyakit jantung telah mencapai tingkat epidemi. Pada satu waktu, juga, orang mengira bahwa penyakit kelamin dapat ditaklukkan dengan obat-obat mujarab yang baru. Namun majalah kedokteran Britania yang mempunyai nama baik The Lancet melaporkan: ”The World Health Organization (Organisasi Kesehatan Sedunia) menyimpulkan bahwa di seluruh dunia ada kira-kira 250 juta kasus baru gonorrhea dan 50 juta kasus baru sifilis tiap tahun. Penyakit-penyakit lain yang timbul dari hubungan seks mungkin bahkan lebih umum.”—Bandingkan Amsal 7:10, 21-23.

6. Mengapa dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dan industri telah mengecewakan?

6 Juga, bagaimana dengan harapan-harapan besar yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan industri satu atau dua abad yang lalu? Satu contoh saja, mobil disambut sebagai kemajuan yang besar, dan dalam beberapa hal memang demikian. Tetapi ini juga menambah kemacetan, kebisingan dan polusi di kota-kota. Di seluruh dunia lebih dari 200.000 orang tewas dalam kecelakaan mobil, dan jutaan menderita luka-luka tiap tahun! Hasil-hasil yang mengecewakan dari teknologi diperhatikan oleh Orville Wright, salah seorang penemu pesawat terbang. Selama Perang Dunia II ia menulis kepada Henry Ford sebagai berikut: ”Wilbur dan saya berpikir bahwa pesawat terbang akan mempercepat perdamaian dunia. Sejauh ini nampaknya malah sebaliknya. Saya curiga bahwa bila anda secara besar-besaran memproduksi—salah satu penemuan besar dari suatu abad—anda tidak terlalu memikirkan bahwa hal itu akan digunakan . . . membuat tank-tank untuk menghancurkan dunia. Nampaknya apabila suatu benda yang bermanfaat diperkenalkan, selalu akan ada orang yang menemukan suatu cara sehingga benda-benda tersebut digunakan untuk kejahatan.”

7. Dapatkah salah satu sistem ekonomi dunia mendatangkan kemakmuran bagi semua orang?

7 Apakah percobaan-percobaan dengan berbagai sistem ekonomi selama berabad-abad telah menghasilkan keadaan yang stabil dan mendatangkan kemakmuran yang abadi bagi semua orang? Tidak, karena ketidakstabilan ekonomi kini sudah umum. Seperti dinyatakan oleh Jack Weldon, seorang profesor ekonomi di Universitas Mcgill, Montreal: ”Ahli ekonomi manapun yang cakap dan jujur akan mengakui bahwa kita benar-benar tidak tahu bagaimana menangani problem-problem utama yang kini dihadapi kebanyakan bangsa-bangsa industri yang besar.” Keadaan bangsa-bangsa yang kurang berkembang bahkan lebih buruk. Di salah satu negara sedemikian, menurut laporan majalah Time, ”ada lebih dari 2 juta anak yang telah ditinggalkan oleh orangtua mereka yang putus asa dan 14 juta lainnya hidup dalam keadaan yang begitu miskin sehingga seakan-akan lebih diinginkan kalau anak-anak tersebut dibuang saja.” Di bagian lain dari dunia Philippine Daily Express menyatakan: ”Hampir setengah milyar [500 juta] orang Asia diperkirakan termasuk dalam kelompok ’miskin total’ dan jumlah mereka diperhitungkan akan bertambah terus.”

8. Sampai tingkat apa demokrasi telah mendatangkan keamanan pribadi bagi warga negara?

8 Selama Perang Dunia I dikatakan bahwa peperangan itu diperjuangkan untuk ”membuat dunia ini aman bagi demokrasi.” Dewasa ini, hanya beberapa negara saja yang demokratis. Bahkan di negara-negara di mana dikatakan berlaku demokrasi, betapa amankah warga-warga negaranya? Di Amerika Serikat satu dari tiap tiga keluarga menjadi korban salah satu jenis kejahatan. Warren Burger, Hakim Ketua dari Mahkamah Agung menyatakan: ”Kita mendekati keadaan dari masyarakat yang tidak berdaya—suatu masyarakat yang kesanggupannya untuk mempertahankan keamanan utama di jalan-jalan, sekolah-sekolah dan di rumah-rumah rakyat kita diragukan.” Ia menambahkan: ”Selama 10 tahun yang terakhir, banyak dari antara pemimpin-pemimpin nasional kita dan dari negeri-negeri lain telah berbicara tentang terorisme internasional. Tetapi tingkat terorisme kita yang rutin, dari hari ke hari, di hampir tiap kota besar dari Amerika Serikat melebihi korban-korban dari semua ’teror internasional’ yang dilaporkan pada tahun manapun.”—Bandingkan Pengkhotbah 8:11.

9. Dalam abad ini, apa yang terjadi dengan ramalan-ramalan bahwa peperangan akan berakhir?

9 Perang Dunia I juga dilukiskan sebagai ”peperangan yang akan mengakhiri semua peperangan.” Encyclopedia Americana mencatat: ”Selama perang para politikus dan wartawan berbicara tentang hari-hari baik yang akan datang, di mana tidak akan ada lagi peperangan, persenjataan, bentrokan antar bangsa-bangsa.” Tetapi kebenaran dari hal-hal itu justru terbukti sebaliknya. Sebuah majalah Afrika Selatan, The Natal Mercury, baru-baru ini mengatakan: ”Presiden Woodrow Wilson melukiskan Perang Dunia I sebagai ’peperangan.’ Ramalannya sebenarnya akan jauh lebih saksama jika [dikatakan] ’peperangan yang akan mengakhiri perdamaian.’” Artikel itu menambahkan: ”Sejak 1914 dunia ini mungkin telah melihat lebih banyak kekerasan dan kekacauan dari pada sebelumnya sejak sejarah dicatat.” Biaya untuk militer dunia kini jauh melebihi 500 milyar dollar tiap tahun. Kini bangsa-bangsa memiliki cukup banyak senjata nuklir untuk menyapu bersih lebih dari satu juta kota besar, jauh lebih banyak kota dari pada yang ada.

10. Bagaimana kebenaran berkenaan kemajuan yang dibuat dalam berbagai bidang usaha manusia?

10 Tidak, yang benar ialah bahwa kemajuan apapun yang telah dicapai dalam berbagai bidang, tidak membebaskan umat manusia dari pemerasan, penderitaan, kemiskinan, kejahatan, peperangan, rasa takut, penyakit dan kematian. Jadi, pernyataan-pernyataan, janji-janji dan pendapat dari pemimpin-pemimpin dunia ini tidak didasarkan atas kebenaran, seperti diperlihatkan dengan jelas oleh bukti selama berabad-abad. Halnya tepat seperti dikatakan Alkitab dalam 2 Petrus 2:19: ”Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan.”

Menguji ”Kebenaran” Agama

11. Ujian apa dapat dikenakan atas pengakuan tentang kebenaran suatu agama?

11 Kita tidak hanya perlu dibebaskan dari keadaan-keadaan menyedihkan yang begitu umum dewasa ini tetapi kita perlu bebas dari perbudakan mental yang datang dari ajaran-ajaran agama palsu. Namun agama-agama dari Susunan Kristen dan agama-agama lainnya dari dunia ini berpendapat bahwa kepercayaan mereka merupakan kebenaran. Hal itu mudah dikatakan, namun apa yang diperlihatkan oleh fakta-fakta? Ingatlah, Firman Allah mengatakan: ”Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yakobus 2:26) Selanjutnya, Yesus menyatakan: ”Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Ya, sistem-sistem agama dapat diakui benar atau palsu bukan hanya dari apa yang mereka katakan, tetapi dari apa yang mereka hasilkan. Tentang agama yang palsu, Yesus memperingatkan: ”Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”—Matius 7:15-20.

12. Apa yang disingkapkan oleh keadaan dari agama-agama dunia ini?

12 Jika suatu agama mencerminkan kebenaran, pasti sedikitnya buah yang harus dihasilkan ialah kekuatan pemersatu bagi mereka yang mengikutinya. Yesus mengatakan bahwa mereka yang memiliki kebenaran seharusnya ”semua menjadi satu.” (Yohanes 17:21) Firman Allah juga mengatakan: ’Hendaklah saudara-saudara semuanya sepakat dalam apa yang saudara-saudara bicarakan.’ (BIS) ”Jangan ada perpecahan di antara kamu.” ’Hendaklah kamu erat bersatu dan sehati sepikir.’ (1 Korintus 1:10) Demikianlah seharusnya di antara mereka yang benar-benar mewakili Allah, karena ”Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.” (1 Korintus 14:33) Namun agama-agama dari dunia ini terpecah-belah dalam ribuan sekte dan cara penyembahan, dengan ajaran-ajaran dan praktek-praktek yang saling bertentangan, tidak hanya di antara agama-agama yang berbeda tetapi sering juga dalam agama yang sama. Kekacauan dan kesalahan sedemikian tidak mungkin berasal dari Allah. Leaders’ Vision, sebuah majalah gereja di Australia, mengakui: ’Hidup dalam keadaan terpecah-belah sama seperti hidup dalam keadaan dosa menurut pengertian Alkitab. Kita membuat penyangkalan yang kelihatan dari bekerjanya Roh Suci.’

13. (a) Perpecahan dari agama palsu telah menghasilkan apa? (b) Maka, dari mana asalnya agama palsu sedemikian?

13 Bukti lain lagi bahwa agama-agama sedemikian tidak mungkin mencerminkan kebenaran, dan tidak mungkin berasal dari Allah, adalah hasil-hasil dari perpecahan mereka. Jika suatu agama mengajarkan kebenaran, pastilah suatu hal dasar bahwa para anggotanya sekurang-kurangnya tidak saling membunuh. Jika tidak, kebenaran macam apa, persaudaraan macam apakah itu? Tetapi sejarah memperlihatkan bahwa orang-orang dari agama-agama yang sama di dunia ini terus membantai satu sama lain pada masa perang, dalam jumlah jutaan, hanya karena mereka hidup di negeri-negeri yang berbeda. Kadang-kadang, orang-orang dari agama yang sama saling membunuh di dalam negeri yang sama, dalam pergolakan sipil atau revolusi. Alkitab mengatakan, di 1 Yohanes 3:10-12, bahwa ”anak-anak Iblis” membunuh ’saudara-saudara’ mereka. (Bandingkan Kejadian 4:8.) Anak-anak Allah tidak berbuat demikian, tetapi, sebaliknya, mereka memiliki kasih yang tidak terpatahkan terhadap satu sama lain. Yesus dengan jelas mengatakan: ”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”—Yohanes 13:35.

14. Dengan menerapkan petunjuk Yesus tentang ”dari buahnya,” apa kebenaran berkenaan agama duniawi?

14 Jadi, dengan buah-buah mereka yang buruk, perpecahan mereka, peperangan mereka, maupun imoralitas yang meluas dan kemunafikan yang begitu menonjol dalam agama-agama dunia ini, mereka jelas sekali tidak mencerminkan kebenaran—tidak mewakili Allah. Mereka benar-benar pohon yang tidak baik, yang menghasilkan panen yang busuk, siap untuk ”ditebang dan dibuang ke dalam api.”

Percaya kepada Allah Kebenaran

15. Kepada siapa kita dapat menaruh kepercayaan sepenuhnya, dan mengapa?

15 Ketidaksanggupan umat manusia untuk menghasilkan kebebasan sejati dalam perkara-perkara penting dari kehidupan ini menekankan apa yang dikatakan dalam Alkitab di Yeremia 10:23: ”Manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” Tidak, Allah tidak menciptakan manusia dengan kesanggupan atau hak istimewa untuk bebas dari bimbinganNya dan berhasil. Inilah satu alasan mengapa Allah memberikan waktu ribuan tahun bagi manusia untuk memerintah tanpa bergantung kepadaNya, untuk memperlihatkan sekali untuk selamanya bahwa pemerintahan sedemikian tidak dapat mendatangkan kebebasan dan kebahagiaan sejati. Maka, Mazmur 146:3 dengan bijaksana menasihati: ”Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.” Maka siapa yang dapat dipercayai? Alkitab menjawab: ”Percayalah kepada TUHAN [Yehuwa] dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”—Amsal 3:5, 6.

16. Keyakinan apa dapat kita miliki dalam Yehuwa?

16 Mengapa kita dapat menaruh keyakinan penuh kepada Yehuwa? Karena, seperti dikatakan Mazmur 31:6 (Klinkert), ’Tuhan [Yehuwa] adalah Allah yang benar.’ Jika kita benar-benar menginginkan kebenaran berkenaan semua persoalan hidup yang penting dan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bahkan membingungkan pemimpin-pemimpin dunia, Allah memilikinya. Karena ”Allah tidak mungkin berdusta,” apa yang dikatakanNya itulah yang akan terjadi. ”Tuhan [Yehuwa] semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ’Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti Kurancang, demikianlah akan terlaksana.’”—Ibrani 6:18; Yesaya 14:24.

17. Bagaimana Yehuwa telah menyediakan sumber kebenaran bagi para pencinta kebenaran yang tulus?

17 Allah pasti akan memberitahukan kebenaran-kebenaranNya kepada orang-orang yang tulus hati yang mencari kebenaran, karena, di Yohanes 8:32, Yesus mengatakan: ”Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Dalam doa kepada Allah ia juga mengatakan: ”FirmanMu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17) Di mana ’firman’ Allah, kebenaranNya, dinyatakan? Rasul Paulus menjawab: ”Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah.” (2 Timotius 3:16, BIS) Pencipta yang mahakuasa dari alam semesta dengan demikian mengaku telah mengarang Alkitab. Melalui tenaga aktifNya yang berkuasa, atau roh suci, Ia menggerakkan pria-pria yang setia untuk menulis pikiran-pikiranNya. Jadi bila kita membaca Alkitab, Allah seolah-olah berbicara kepada kita.—1 Tesalonika 2:13; 2 Petrus 1:20, 21.

18. Mengapa tidak masuk akal untuk berpikir bahwa Allah tidak mengarang Alkitab?

18 Ada orang yang mengaku bahwa Allah tidak mengarang Alkitab. Tetapi, manusia dapat mengarang buku-buku, dan Allah menciptakan manusia. Apakah Pencipta manusia, yang jauh lebih unggul, tidak dapat melakukan apa yang dapat dilakukan manusia yang jauh lebih rendah? Para ilmuwan, melalui alat-alat elektronika, mengirim petunjuk kepada satelit-satelit di ruang angkasa, mengatur perjalanannya. Seorang penyiar radio berbicara di mikrofon, dan beritanya terdengar sampai ribuan kilometer jauhnya. Bahkan dari bulan, gambar-gambar televisi dari kejadian-kejadian disampaikan ke rumah kita. Tetapi Yehuwa yang membuat telinga, mata, listrik dan suara. Tidak dapatkah Ia, melalui ”tenaga dinamis”Nya (NW) menyampaikan pikiran-pikiranNya kepada hamba-hambaNya yang setia di bumi? Pastilah Pencipta dari alam semesta yang hebat ini dapat menciptakan sebuah buku!—Yesaya 40:26.

19. Mengapa Allah mengarang Alkitab dengan beberapa bagian yang sulit untuk dimengerti?

19 ’Tetapi,’ orang-orang lain mengatakan, ’Alkitab sulit dimengerti.’ Ya, sebagian dari padanya memang. (2 Petrus 3:16) Mengapa Allah mengarang Alkitab dengan cara demikian? Karena dengan begitu Dialah Pribadi yang menentukan siapa yang akan mendapat kebenaran. Rasul Paulus mengatakan tentang kebenaran-kebenaran Allah: ”Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” (1 Korintus 3:6) Paulus juga menyatakan tentang hikmat dan rahasia suci Allah, ”Kepada Kita Allah telah menyatakannya oleh Roh.” (1 Korintus 2:10) Dengan demikian Allah berhak untuk menyingkapkan kebenaranNya hanya kepada mereka yang benar-benar menginginkannya dan yang mau hidup selaras dengannya dan melayani Dia dengan setia: ”Tuhan [Yehuwa] ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusanNya kepada hamba-hambaNya.”—Amos 3:7; Daniel 2:28, 47.

20. Di manakah kebenaran yang dapat membebaskan kita?

20 Ya, memang ada Allah kebenaran. Kebenaran-kebenaranNya terdapat dalam FirmanNya yang terilham, Alkitab. Ia menyingkapkan pengertian dari Alkitab suci kepada hamba-hambaNya yang rendah hati dan bersatu. Maka, kini, kebenaran-kebenaran penting apa yang terdapat dalam FirmanNya yang disingkapkan Allah kepada orang-orang yang mencari kebenaran, terutama pada jaman kita? Artikel berikut akan membahas beberapa dari antaranya?

Apakah Saudara Mengingat Pokok-Pokok Ini?

□ Kebebasan apa yang benar-benar dibutuhkan umat manusia?

□ Bagaimana harapan-harapan dari dunia ini terbukti mengecewakan? Mengapa?

□ Bagaimana kita dapat membedakan agama yang benar dari yang palsu?

□ Alasan-alasan apa yang ada untuk percaya sepenuhnya kepada Yehuwa?

□ Kepada siapa Yehuwa menyingkapkan kebenaran-kebenaranNya?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan