Apakah Kejujuran Ada Gunanya?
ORANG-ORANG berhati jujur merasa sedih melihat ketidakjujuran di dunia ini. Ada yang bahkan merasa sedih dengan ketidakjujuran yang mereka dapati dalam diri mereka sendiri. Seorang wanita menulis, ”Saya . . . merasa agak kecewa melihat merosotnya kejujuran dalam diriku sendiri.” Yang lain mengatakan, ”Terlalu sering akhir-akhir ini nampaknya saya mengambil jalan yang mudah.”
Tetapi haruskah kita menjadi tidak jujur hanya karena begitu banyak orang tidak jujur? Tidak. Masih ada orang-orang di sekeliling kita yang tidak mau menjadi tidak jujur, dan ada orang-orang yang sebelumnya tidak jujur telah berubah. Tetapi, di mana kita dapat menemukan alasan yang baik untuk tetap berlaku jujur dalam dunia yang tidak jujur ini? Dalam Alkitab.
Alkitab membantu kita untuk berlaku jujur karena buku ini diilhami oleh Pribadi yang paling dapat dipercaya, Allah Yehuwa. Ia menganjurkan kita, ”Percayalah kepada [Yehuwa] dengan segenap hatimu.” (Amsal 3:5) Pengalaman memperlihatkan bahwa segala sesuatu selalu menghasilkan kebaikan atas orang yang percaya kepada Allah dengan mengikuti nasihatNya, seperti dalam hal kejujuran ini.
Bagaimana Caranya untuk Jujur
Bacalah beberapa hal yang Allah katakan tentang kejujuran. Kemudian bayangkan bagaimana jadinya dunia ini jika semua orang mengikutinya.
”Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain.”—Efesus 4:25.
Jika semua orang hanya berbicara kebenaran, bagaimana kehidupan ini? Ya, tidak ada politikus yang tidak jujur, tidak ada penipu-penipu, pemfitnah pun tidak akan ada!
”Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi.”—Efesus 4:28.
Pencurian mencakup tindakan-tindakan seperti mengisi keterangan palsu untuk pajak, menolak membayar rekening-rekening yang sah, mengambil barang-barang dari tempat pekerjaan tanpa mendapat wewenang, dengan curang menuntut jasa-jasa kesejahteraan, juga hal-hal seperti pencurian di toko dan perampokan. Menurut suatu taksiran, anggaran belanja Amerika Serikat akan hampir seimbang jika semua orang berhenti mencuri dari pemerintah.
”Neraca serong adalah kekejian bagi [Yehuwa].”—Amsal 11:1.
Bagaimana perasaan saudara jika saudara yakin akan mendapat pelayanan dengan jujur setiap kali saudara pergi berbelanja? Coba bayangkan suatu dunia tanpa penipuan dalam bisnis, di mana saudara dapat membeli mobil bekas atau rumah baru dengan keyakinan yang sama.
”Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya.”—Roma 13:1.
Ngebut, mengabaikan tanda-tanda lalu-lintas, berlaku curang mengenai mengisi formulir pajak dan membuang sampah sembarangan hanya empat dari banyak hal yang orang-orang gagal untuk tunduk kepada pemerintah mereka. Betapa berbeda keadaannya jika setiap orang memperlihatkan ketundukan yang sepatutnya kepada ”pemerintah di atasnya”.
”Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”—2 Tesalonika 3:10.
Kemalasan adalah sebab utama dari ketidakjujuran dan kejahatan. Seorang Kristen harus mempunyai kemauan untuk bekerja, tidak mengharapkan orang lain untuk membantu dia.
”Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur.”—Ibrani 13:4.
Dalam survai yang disebut sebelumnya, hampir separuh dari semua pasangan yang sudah menikah yang ditanya mengaku pernah menipu teman hidup mereka. Pasti, saudara dapat melihat betapa besar perbedaannya dalam hubungan antar manusia jika perintah ini ditaati.
Apakah Ini Praktis?
Patokan-patokan ini jelas bagus sekali. Tetapi apakah praktis dewasa ini? Jawabannya adalah ya. Allah tidak meminta kita melakukan sesuatu yang tidak praktis atau yang merugikan kita. Pertimbangkan beberapa keuntungan dengan berlaku jujur.
Pertama, kejujuran memberi kita hati nurani yang bersih. Ini bukan sesuatu yang sepele. Kecuali kita sudah dikeraskan dalam kebiasaan untuk melakukan kesalahan, kita akan tahu jika kita berbuat salah dan hal ini mengganggu kita. Hati nurani kita tidak mengganggu bila kita jujur.
Selanjutnya, jika kita jujur kita tidak akan dihukum karena ketidakjujuran. Orang yang jujur tidak akan ditangkap karena menyelundupkan barang melalui pabean, menipu pajak atau merampok sesamanya.
Juga, dengan berlaku jujur kita membuat hidup ini lebih menyenangkan bagi orang-orang di sekeliling kita. Hal itu bahkan membantu mereka untuk berlaku jujur pula. Setelah mensurvei para karyawan toko-toko serba-ada yang besar, majalah Psychology Today mengatakan, ”Jika karyawan-karyawan berpikir bahwa pimpinan perusahaan berlaku jujur, mereka mungkin akan berpikir bahwa mereka juga diharapkan akan berlaku jujur . . . Jika karyawan-karyawan merasa bahwa pimpinan perusahaan tidak jujur, mereka akan lebih cenderung untuk membenarkan dan memaafkan ketidakjujuran mereka sendiri.” Banyak dari kita tidak mempunyai pengaruh seperti yang dimiliki pimpinan perusahaan. Tetapi kita semua mempunyai sedikit pengaruh terhadap orang-orang di sekeliling kita. Dan jika kita bertindak jujur, pengaruh itu baik.
Lagi pula, kejujuran membuat kita dihargai. Seorang karyawati Kristen pada sebuah kantor penerbangan di Liberia mendapati bahwa hal ini benar. Ia menerima telepon untuk bosnya, dan pada waktu kepala memberitahukannya untuk mengatakan bahwa ia sedang keluar, wanita ini menerangkan bahwa ia tidak dapat berdusta. Dengan marah sekali kepala memindahkannya ke bagian lain. Tidak lama kemudian boss yang baru meminta dia untuk menutupi kekurangan yang terdapat dalam kas kecil. Wanita ini menolak, dan basisnya juga menjadi marah. Tetapi, beberapa hari kemudian, seseorang dibutuhkan untuk membawa ribuan dollar ke deposito. Siapa yang dipilih? Ya, karyawati yang jujur ini! Sebenarnya, bos-basisnya menghargai dia untuk kejujurannya. Dalam kenyataan, pada masa-masa yang sukar orang-orang Kristen yang jujur mendapat pekerjaan sedangkan orang-orang lain tidak.
Memang senang bila kita dihargai, memiliki hati nurani yang bersih dan membuat hidup ini lebih menyenangkan bagi orang-orang di sekeliling kita. Tetapi ada alasan yang lebih baik untuk berlaku jujur.
Alasan yang Terbaik untuk Kejujuran
Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Allah tidak dapat berdusta. (Titus 1:2) Ya, Allah Yehuwa jujur, dan Ia mengharap agar kita berlaku jujur pula. Dari antara perkara-perkara yang dibenci Allah adalah ”lidah dusta” dan ”saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan”. (Amsal 6:16-19) Allah benci bila orang-orang berdusta untuk mengurangi pajak-pajak mereka, mencuri dari majikan mereka atau mengambil untuk yang tidak layak dari orang lain dengan cara apapun.
Mungkin saudara membenci hal-hal ini juga. Jika demikian, saudara akan senang mengetahui bahwa Allah dapat dan akan melakukan sesuatu terhadap ketidakjujuran. Sebenarnya, Ia akan segera mengambil tindakan yang tegas. Ia berjanji, ”Orang-orang yang berbuat jahat [termasuk yang tidak jujur] akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan [Yehuwa] akan mewarisi negeri [bumi, NW]. Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi.”—Mazmur 37:9, 10.
Yehuwa tidak akan membiarkan bumi ini dikuasai oleh ketidakjujuran untuk selama-lamanya. Ia akan melenyapkan orang-orang yang berkeras untuk berlaku tidak jujur, bersama ”orang-orang yang berbuat jahat” lainnya. Tetapi, orang-orang yang menghargai kejujuran dan kebenaran dan yang berusaha melakukan kehendak Allah mempunyai masa depan yang cerah. Penulis Mazmur bertanya, ”[Yehuwa], siapa yang boleh menumpang dalam kemahMu? Siapa yang boleh diam di gunungMu yang kudus?” Jawabannya? ”Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya.”—Mazmur 15:1-3.
Dewasa ini, benar-benar suatu tantangan untuk berlaku jujur. Tetapi Allah mencari orang-orang yang mau tetap berlaku jujur meskipun menghadapi godaan dan tekanan. Mereka akan cocok sekali di dalam ’langit baru dan bumi baru, di mana terdapat kebenaran yang sedang kita nantikan sesuai dengan janjiNya’. (2 Petrus 3:13) Dewasa ini, banyak orang melayani Allah Yehuwa dan berusaha keras untuk mempertahankan patokan-patokanNya. Tentu, orang-orang ini tidak sempurna. Tetapi mereka percaya janji Allah tentang suatu ’bumi baru’ yang berisi kebenaran. Dan dari cara hidup mereka sekarang mereka menunjukkan keinginan yang sungguh-sungguh untuk menjadi bagian dari ’bumi baru’ itu, atau masyarakat baru dari orang-orang di atas bumi.
Jika saudara sendiri menghargai kejujuran, ada baiknya saudara berkenalan dengan orang-orang ini.
[Blurb di hlm. 2]
Pengetahuan Alkitab mengembangkan kejujuran dan hal ini menyenangkan Allah
[Blurb di hlm. 3]
Kejujuran praktis. Tetapi dalam hal-hal apa?
[Blurb di hlm. 4]
Apakah alasan terbaik untuk kejujuran?