PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 15/2 hlm. 32
  • Seniman Agung​—Yehuwa!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Seniman Agung​—Yehuwa!
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Bahan Terkait
  • Kehidupan Saya sebagai Seorang Seniman
    Sedarlah!—2001
  • Apakah Seni Itu?
    Sedarlah!—1995
  • Segala Ciptaan, Pujilah Yehuwa!
    Nyanyikanlah Pujian bagi Yehuwa
  • Melayani Seniman yang Paling Agung
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 15/2 hlm. 32

Seniman Agung​—Yehuwa!

”BANYAK sekali pemandangan matahari terbit dan terbenam telah dilukis oleh para seniman, dan karya mereka dijual seharga ratusan bahkan ribuan dollar. Namun Allah Yehuwa, Seniman Agung dan Pencipta terbenam dan terbitnya matahari, memberi kita satu lukisan setiap hari—gratis. Lukisan aslinya jauh lebih bagus daripada tiruannya. Tidakkah hal itu seharusnya memberikan kita alasan untuk menghargai Dia sebagai Pencipta?” Demikianlah argumentasi yang dikemukakan seorang pengawas keliling dari Saksi-Saksi Yehuwa di Hawaii dalam salah satu khotbahnya kepada sebuah sidang.

Seorang wanita ateis, yang mengunjungi Balai Kerajaan untuk pertama kali, duduk di antara hadirin. Ia memperhatikan argumentasi pengkhotbah, tetapi masih sangat meragukan adanya Allah. Meskipun demikian, kira-kira dua tahun kemudian pada waktu ia pulang dari tempat kerja, mobilnya tertahan karena saat padatnya lalu-lintas. Hal ini membuat dia memperhatikan pemandangan matahari terbenam yang luar biasa menakjubkan. Ia mengingat kembali khotbah pengawas keliling tersebut.

Ia mengatakan, ”Daripada menjadi gusar karena tertahan oleh kemacetan lalu-lintas, saya memperhatikan pemandangan matahari terbenam yang sangat indah, dan hal itu mengingatkan saya kepada apa yang dikatakan pembicara mengenai menghargai Allah Yehuwa sebagai Seniman dan Pencipta. Ini mendorong saya untuk berpikir, ’Mungkin apa yang ia katakan benar; mungkin memang benar ada Pencipta.’ Saya memikirkan hal tersebut pada waktu saya melanjutkan perjalanan pulang dan malam itu saya menelepon teman saya yang dulu mengundang saya ke Balai Kerajaan. Saya mulai belajar Alkitab, dan sekarang saya menyembah Yehuwa sebagai Allah dan Pencipta saya.”

Sama seperti pemazmur, wanita ini akhirnya menghargai Yehuwa sebagai Seniman Agung dari karya ciptaan, dan juga menyanyikan lagu-lagu pujiannya. Pemazmur menulis, ”Pujilah [Yehuwa] di sorga, . . . Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia hai segala bintang terang! . . . Baiklah semuanya memuji nama [Yehuwa], sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta.”—Mazmur 148:1-5.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan