PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 1/2 hlm. 32
  • ‘Tuaian Sudah Masak’ di Birma

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ‘Tuaian Sudah Masak’ di Birma
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Ini Terjadi di Dinam
  • Mendapatkan Kebenaran dari Buku yang Dibuang
  • Berkat-Berkat dari Dinas Perintis
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Yehuwa, Kepercayaan Saya sejak Muda
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • No. 090—Pertambahan yg Terus Berlanjut Menuntut Prosedur yg Disederhanakan
    Pelayanan Kerajaan Kita—1986
  • Memperlihatkan Dukungan kepada Para Perintis
    Pelayanan Kerajaan Kita—1992
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 1/2 hlm. 32

Laporan Pemberita Kerajaan

‘Tuaian Sudah Masak’ di Birma

◻ NEGERI Birma yang indah memiliki lebih dari 1.500 pemberita kabar baik. Pesta-pesta mereka belakangan ini diadakan dalam bahasa Birma, Lushai dan Haka Chin, dengan total hadirin 2.273. Pengalaman-pengalaman berikut menunjukkan minat yang dimiliki orang-orang seperti domba terhadap berita Kerajaan dan menonjolkan apa yang dilihat Yohanes dalam penglihatan: ”Tuaian di bumi sudah masak.”—Wahyu 14:15.

Ini Terjadi di Dinam

◻ Ketika ambil bagian dalam pelayanan kesaksian umum di Matupi, seorang perintis istimewa bertemu dengan seorang pelajar yang sangat berminat mengetahui mengenai neraka. Ketika dijelaskan kepadanya bahwa neraka yang ada dalam Alkitab adalah kuburan umum umat manusia, ia sangat terkejut. Ia tak dapat menyimpan pengetahuan itu untuk dirinya sendiri dan ingin menceritakan hal itu kepada kerabat-kerabatnya di desa Dinam. Pada liburan sekolah, ia kembali ke desanya dan menyebarkan kebenaran mengenai neraka. Ipar laki-lakinya sangat berminat untuk mengetahui lebih banyak, maka ia menemani pelajar itu kembali ke Matupi untuk berbicara sendiri dengan perintis tersebut. Ia tinggal berminggu-minggu di Matupi dan belajar dengan perintis itu. Belakangan, pada kunjungannya yang kedua ke Matupi, ia mendesak agar perintis-perintis mengunjungi desanya, karena ia mengatakan bahwa ada banyak peminat di sana. Ketiga perintis semua menerima undangan itu dengan senang hati. Dibutuhkan 12 jam yang meletihkan untuk sampai ke Dinam.

Pada hari perintis-perintis tiba di Dinam, suatu upacara pemakaman sedang berlangsung, dan orang-orang dari desa-desa sekitarnya juga ada di situ untuk mendengar lebih banyak mengenai neraka menurut Alkitab. Mereka semua bergegas untuk menemui tamu-tamu ini. Pembahasan Alkitab berlangsung mulai pukul 7:00 sampai pukul 11:00 malam. Seorang yang prihatin di antara hadirin menghentikan pembahasan pada pukul 11:00 malam, sehingga perintis-perintis itu dapat beristirahat untuk esok harinya. Esok paginya, mereka memulai pembahasan Alkitab pada kira-kira pukul tujuh dan terus belajar sampai pukul sepuluh malam, dengan hanya istirahat-istirahat singkat untuk makan. Ketika para perintis meninggalkan desa, orang-orang yang seperti domba itu meminta agar mereka kembali dan menggunakan lebih banyak waktu dengan mereka. Betapa besar hak istimewa untuk membantu orang-orang yang ingin diajar seperti itu dengan kabar baik Kerajaan yang sangat berharga. Memang, tuaian sudah ”masak” di Birma!

Mendapatkan Kebenaran dari Buku yang Dibuang

◻ Seorang pria di Birma sedang mengunjungi temannya yang menjual buku-buku dan koran tua sebagai kertas bekas dan melihat sebuah buku tua tanpa sampul di antara kertas-kertas itu. Ia mengambilnya dan mulai membaca. Ia segera asyik membaca. Buku itu ternyata adalah terbitan Lembaga Menara Pengawal berjudul Mendengar kepada Guru yang Agung. Ia menulis kepada kantor cabang Lembaga untuk memperoleh lebih banyak buku. Kantor cabang segera mengirim seorang perintis untuk menemuinya. Pelajaran dimulai dengannya, dan hanya setelah beberapa kali belajar, ia mengenali suara kebenaran dan mulai membersihkan kehidupannya dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan belakangan membuang patung-patung agama Hindunya. Tidak lama kemudian, ia dan anak perempuan sulung membaktikan diri mereka kepada Yehuwa dan dibaptis. Sekarang ia seorang perintis biasa.

Benar, ”tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit” dalam ladang yang subur di Birma.—Matius 9:37, 38.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan