PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 1/3 hlm. 24-29
  • Keadilan Sudah Dekat bagi Semua Bangsa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Keadilan Sudah Dekat bagi Semua Bangsa
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Bayangan dari Perkara-Perkara Baik yang Akan Datang
  • Keadilan Diimbangi Dengan Belas Kasihan
  • Keadilan bagi Semua Bangsa
  • Apakah Saudara Menyambut Jalan-Jalan Keadilan Allah?
  • Allah Keadilan Akan Segera Bertindak
  • ”Bersorak-sorailah, Hai Bangsa-Bangsa Karena Umat-Nya”
  • Yehuwa—Sumber Keadilan dan Keadilbenaran Sejati
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Tirulah Yehuwa—Menjalankan Keadilan dan Keadilbenaran
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • ”Semua Jalan-Nya Adil”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
  • Yehuwa​—Pencinta Keadilbenaran dan Keadilan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 1/3 hlm. 24-29

Keadilan Sudah Dekat bagi Semua Bangsa

”Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh [Yehuwa], Allahmu.”—ULANGAN 16:20.

1. Apa maksud-tujuan Allah yang semula bagi manusia, dan hanya dengan cara bagaimana Ia dapat melaksanakannya?

MAKSUD-TUJUAN Allah Yehuwa dalam menciptakan pria dan wanita adalah agar bumi dipenuhi makhluk-makhluk yang sempurna. Mereka semua akan memuliakan Dia dan berperan dalam menaklukkan bumi. (Kejadian 1:26-28) Karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, ia diberi sifat hikmat, adil, kasih, dan kuasa. Hanya dengan penerapan yang seimbang dari sifat-sifat ini manusia dapat memenuhi maksud-tujuan Penciptanya bagi dirinya.

2. Seberapa pentingkah mengejar keadilan bagi putra-putra Israel?

2 Seperti dijelaskan artikel sebelumnya, manusia memberontak terhadap cara Allah bertindak dan dijatuhi hukuman mati. Sekarang, karena tidak sempurna, ia mustahil dapat melaksanakan maksud-tujuan Allah yang semula bagi umat manusia. Ketidakmampuan manusia untuk memperlihatkan keadilan yang sempurna merupakan faktor penting yang menyebabkan kegagalan ini. Maka, tidak heran jika Musa mengingatkan bani Israel, ”Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar”! Kehidupan dan kesanggupan mereka untuk menaklukkan Tanah Perjanjian bergantung kepada upaya mereka mengejar keadilan.—Ulangan 16:20.

Bayangan dari Perkara-Perkara Baik yang Akan Datang

3. Mengapa penelitian atas cara Yehuwa berurusan dengan Israel penting bagi kita dewasa ini?

3 Cara Yehuwa berurusan dengan Israel menguatkan keyakinan kita bahwa Ia pasti akan menyatakan keadilan-Nya kepada semua bangsa melalui Hamba-Nya yang terpilih, Yesus Kristus. Rasul Paulus menjelaskan masalahnya sebagai berikut, ”Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” (Roma 15:4) Karena Allah ”mencintai kejujuran dan keadilan,” Ia menuntut agar orang Israel meniru Dia dalam semua urusan antar mereka sendiri. (Mazmur 33:5, BIS) Ini jelas terlihat bila kita memeriksa beberapa dari 600 hukum yang diberikan kepada Israel.

4. Bagaimana problem hak-hak sipil ditangani di bawah Taurat Musa?

4 Tidak ada problem hak-hak sipil jika Taurat Musa ditaati. Mengenai orang bukan Israel yang datang untuk tinggal di negeri itu, Imamat 19:34 mengatakan, ”Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri.” Benar-benar suatu penyelenggaraan yang adil dan pengasih! Selanjutnya, para hakim dan saksi sama-sama dinasihati, ”Jangan ikut-ikutan dengan kebanyakan orang kalau mereka berbuat salah atau menyelewengkan hukum dengan memberi kesaksian yang tidak benar. Jangan membeda-bedakan orang dalam perkara pengadilan, walaupun yang diadili itu orang miskin.” (Keluaran 23:2, 3, BIS) Coba pikirkan hal itu—keadilan diterapkan tidak soal orang kaya maupun orang miskin!

5. Bandingkan hukum pidana di bawah Taurat Musa dengan yang ada dewasa ini.

5 Hukum pidana (kasus kejahatan) di bawah kaidah Taurat Musa jauh lebih unggul daripada hukum-hukum apapun dalam kitab undang-undang dari bangsa-bangsa dewasa ini. Sebagai contoh, seorang pencuri tidak dipenjarakan sehingga menjadi beban bagi orang-orang yang bekerja keras yang menaati Taurat. Ia harus bekerja dan membayar dua kali lipat atau lebih untuk apa yang telah ia curi. Jadi si korban tidak menderita kerugian. Andaikan pencuri itu tidak mau bekerja dan membayar. Dalam hal itu, ia akan dijual sebagai budak sampai ganti rugi dilunasi. Jika ia tetap memperlihatkan sikap keras kepala, ia akan dihukum mati. Dengan demikian, keadilan diterapkan kepada si korban dan hal ini menjadi penahan yang kuat bagi orang-orang lain yang mempunyai kecenderungan untuk mencuri. (Keluaran 22:1, 3, 4, 7; Ulangan 17:12) Selain itu, karena kehidupan dipandang suci oleh Allah, siapapun yang menjadi pembunuh akan dihukum mati. Dengan demikian orang yang jahat dan suka membunuh disingkirkan dari bangsa itu. Meskipun demikian, belas kasihan diperlihatkan kepada pembunuh yang tidak sengaja.—Bilangan 35:9-15, 22-29, 33.

6. Kepada kesimpulan apa kita dibawa dalam meneliti hukum-hukum Israel?

6 Maka, siapa yang dapat menyangkal bahwa keadilan menandai semua cara Allah menangani soal-soal hukum dengan bangsa Israel? Jadi, betapa besar penghiburan, betapa besar harapan, yang memenuhi diri kita bila kita merenungkan bagaimana janji Allah dalam Yesaya 42:1 (BIS) akan dipraktikkan melalui Kristus Yesus! Di sana kita mendapat jaminan: ’Ia akan membawa keadilan bagi setiap bangsa.’

Keadilan Diimbangi Dengan Belas Kasihan

7. Jelaskan belas kasihan Yehuwa dalam berurusan dengan Israel.

7 Keadilan Allah diimbangi dengan belas kasihan. Ini jelas diperlihatkan ketika orang Israel mulai memberontak melawan jalan-jalan Allah yang benar. Dengarkan gambaran Musa tentang perhatian Yehuwa yang penuh belas kasihan terhadap mereka selama jangka waktu 40 tahun di padang belantara, ”DidapatiNya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. DikelilingiNya dia dan diawasiNya, dijagaNya sebagai biji mataNya. Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah [Yehuwa] sendiri menuntun dia.” (Ulangan 32:10-12) Belakangan, ketika bangsa itu menjadi murtad, Yehuwa memohon, ”Berbaliklah dari tingkah lakumu yang buruk dan dari perbuatanmu yang jahat!”—Zakharia 1:4a.

8, 9. (a) Sejauh manakah Allah memperlihatkan keadilan yang disertai belas kasihan kepada orang-orang Yahudi? (b) Bencana akhir apa menimpa mereka, tetapi apa yang dapat dikatakan mengenai cara Allah berurusan dengan mereka?

8 Uluran belas kasihan Yehuwa tidak diperhatikan. Melalui nabi Zakharia, Allah mengatakan, ”Mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan Aku.” (Zakharia 1:4b) Jadi keadilan Allah yang disertai belas kasihan mendorong Dia untuk mengutus Putra tunggal-Nya guna membantu mereka kembali kepada-Nya. Yohanes Pembaptis memperkenalkan Putra Allah dengan mengatakan, ”Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29) Selama beberapa tahun, Yesus tanpa kenal lelah mengajar orang Yahudi jalan-jalan Allah yang benar, mengadakan tak terhitung banyaknya mujizat dan dengan demikian membuktikan bahwa dialah Pembebas yang telah dinubuatkan. (Lukas 24:27; Yohanes 5:36) Tetapi umat itu tidak mau mendengarkan atau percaya. Maka Yesus tergerak untuk mengatakan, ”Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.”—Matius 23:37, 38.

9 Allah menunda pelaksanaan penghukuman-Nya selama 37 tahun lagi, hingga tahun 70 M. Kemudian Ia membiarkan Roma menghancurkan Yerusalem dan membawa ribuan orang Yahudi sebagai tawanan. Bila kita merenungkan panjang sabar dan sifat rela menderita dari Yehuwa selama jangka waktu berabad-abad, siapa yang tidak melihat tanda keadilan dalam cara Ia berurusan dengan kaum Israel?

Keadilan bagi Semua Bangsa

10. Bagaimana keadilan Allah diperluas kepada semua bangsa?

10 Setelah Israel menolak Yesus, Yakobus mengatakan, ”Allah untuk pertama kali mengalihkan perhatian-Nya kepada bangsa-bangsa untuk memilih dari mereka suatu umat bagi nama-Nya.” (Kisah 15:14, NW). ”Umat” ini termasuk sedikit orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesias, secara kolektif membentuk ”Israel [rohani] milik Allah” dan terdiri dari 144.000 pengikut Yesus Kristus yang diurapi dengan roh. (Galatia 6:16; Wahyu 7:1-8; 14:1-5) Orang Kafir pertama yang percaya yang tidak bersunat adalah Kornelius. Ketika ia dan keluarganya menerima jalan keselamatan dari Allah, Petrus mengatakan, ”Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya.” (Kisah 10:34, 35) Paulus dengan panjang lebar menulis tentang adilnya sifat Yehuwa yang tidak pandang bulu ketika ia mengatakan, ”Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.”—Galatia 3:28, 29.

11. Janji apa diberikan kepada Abraham, dan bagaimana ini akan digenapi?

11 Di sini kita diingatkan akan janji Yehuwa yang menakjubkan kepada Abraham. Berdasarkan kerelaan datuk itu untuk mengorbankan putranya yang kekasih Ishak, Allah mengatakan kepadanya, ”Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, maka Aku pasti akan memberkati engkau . . . Dan melalui benihmu semua bangsa di bumi pasti akan memberkati diri mereka sendiri.” (Kejadian 22:16-18, NW) Bagaimana janji ini akan digenapi? ”Keturunan [”benih,” Klinkert] Abraham,” yang terdiri dari Yesus Kristus dan ke-144.000 pengikut terurap yang terbukti setia sampai mati, akan memerintah umat manusia dari surga selama seribu tahun. (Wahyu 2:10, 26; 20:6) Mengenai masa yang penuh berkat itu, Yehuwa meyakinkan kita, ”Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan.” Mengapa? Karena ’kekuasaan’ dari Kerajaan Mesias itu ’dikokohkan dengan keadilan dan kebenaran sampai selama-lamanya.’—Yesaya 9:6.

12. Sejauh manakah berkat-berkat dari perjanjian Abraham telah dirasakan?

12 Namun kita tidak perlu menunggu sampai Pemerintahan Seribu Tahun dari Kristus mulai untuk dapat menikmati berkat-berkat dari perjanjian Abraham. Berkat-berkat tersebut sudah dinikmati oleh ”suatu kumpulan besar” orang banyak ”dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa.” Dengan secara simbolis ”mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba,” mereka telah mendapat kedudukan yang benar di hadapan Yehuwa. Seperti Abraham, mereka menjadi sahabat-sahabat Allah! Keadilan benar-benar menandai jalan keselamatan Yehuwa bagi berjuta-juta orang dari semua bangsa.—Wahyu 7:9, 14.

Apakah Saudara Menyambut Jalan-Jalan Keadilan Allah?

13, 14. (a) Pemeriksaan apa atas hati kita masing-masing harus dibuat? (b) Bagaimana kita dapat menyatakan perasaan terima kasih kita kepada Yehuwa?

13 Apakah hati saudara sudah tersentuh dan sangat digugah oleh jalan keadilan dan kasih Allah dalam memberikan Putra tunggal-Nya sebagai tebusan bagi saudara? Bayangkan perasaan Abraham ketika Yehuwa meminta dia mengorbankan putra tunggalnya, putra yang sangat ia kasihi! Namun perasaan Allah jauh lebih dalam lagi. Pikirkan bagaimana perasaan Yehuwa ketika Putra-Nya yang Ia kasihi menanggung penghinaan, dicaci maki oleh orang-orang yang lewat, merasakan sakit yang luar biasa pada tiang siksaan. Bayangkan reaksi Yehuwa terhadap seruan Yesus, ”AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:39, 46) Namun, keadilan menuntut agar Yehuwa membiarkan Putra-Nya mati dengan cara demikian untuk membuktikan integritasnya demi membela kebenaran Allah. Selain itu, dengan membiarkan Putra-Nya mati, Yehuwa membuka jalan keselamatan bagi kita.

14 Maka, pastilah perasaan terima kasih kita kepada Yehuwa dan Putra-Nya menggerakkan kita untuk memberitakan di hadapan umum, ”Keselamatan bagi Allah kami . . . dan bagi Anak Domba.” (Wahyu 7:10) Dengan tanggapan kita yang positif seperti itu, kita memperlihatkan bahwa kita percaya kepada kata-kata Musa, ”Segala jalan [Yehuwa] adil.” (Ulangan 32:4) Kita benar-benar membahagiakan hati Yehuwa dan Putra-Nya seraya kita mengakui dan mengejar jalan-jalan keadilan Allah bagi keselamatan manusia!

15. Apa arti kata-kata Yesus kepada Nikodemus bagi kita?

15 Tidakkah kita bahagia bahwa saudara-saudara seiman kita pada tahun 1870-an mengambil sikap tegas mengenai masalah korban tebusan? Tidakkah kita gembira bahwa kita dewasa ini menjadi anggota dari suatu organisasi yang tetap bertekad untuk berpaut kepada jalan Allah yang adil dan pengasih demi keselamatan manusia? Jika demikian halnya, kita patut memberikan perhatian istimewa atas apa yang Yesus katakan kepada Nikodemus, ”Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum; . . . Barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam [”selaras dengan,” NW] Allah.” Agar dapat luput dari penghukuman Allah, kita harus membuktikan iman kita dalam sang Putra dengan melakukan ’perbuatan-perbuatan yang selaras dengan Allah.’—Yohanes 3:17, 18, 21.

16. Bagaimana murid-murid Yesus dapat memuliakan Bapa surgawi?

16 Yesus berkata, ”Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu. Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya.” (Yohanes 15:8, 10) Apa beberapa dari perintah-perintah tersebut? Salah satunya terdapat dalam Yohanes 13:34, 35. Di ayat-ayat ini Yesus mengatakan, ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; . . . Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Buah roh nyata di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa. Yesus juga memerintahkan, ”Karena itu pergilah dan jadikanlah murid dari semua bangsa, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan roh kudus, ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu.” (Matius 28:19, 20, NW) Apakah saudara secara pribadi melakukan ’perbuatan-perbuatan yang selaras dengan Allah’ ini?

17. Hasil apa yang memperlihatkan bahwa pekerjaan pemberitaan dan pengajaran merupakan pertunjukan dari keadilan Yehuwa?

17 Keadilan dari cara Yehuwa dalam membiarkan para pengikut Yesus melakukan pekerjaan pengabaran dan pengajaran ini nyata bila kita memikirkan apa yang telah dicapai oleh Saksi-Saksi Yehuwa dalam satu tahun saja. Pada tahun 1988, ada 239.268 murid baru dibaptis! Tidakkah ini mendatangkan sukacita dalam hati saudara?

Allah Keadilan Akan Segera Bertindak

18. Pertanyaan-pertanyaan apa dapat diajukan sehubungan dengan penindasan atas umat Yehuwa?

18 Pekerjaan kesaksian bukannya tanpa tentangan. Yesus mengatakan kepada murid-muridnya, ”Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.” (Yohanes 15:20) Sejarah zaman modern dari Saksi-Saksi Yehuwa membuktikan kebenaran dari pernyataan itu. Pelarangan, pemenjaraan, pemukulan, dan bahkan siksaan telah dialami Saksi-Saksi dari satu negeri ke lain negeri. Kata-kata nubuat dari Habakuk muncul kembali di pikiran kita, ”Hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan.” Maka, kadang-kadang, bahkan umat Yehuwa seolah-olah bertanya, ’Mengapa Yehuwa memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu? Mengapa Dia berdiam diri apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?’—Habakuk 1:4, 13.

19. Perumpamaan apa yang Yesus berikan untuk membantu kita mengerti perkara-perkara dari sudut pandangan Allah?

19 Yesus memberikan sebuah perumpamaan yang membantu menjawab pertanyaan seperti itu dan membuat kita melihat hal-hal itu dari sudut pandangan Allah. Di Lukas 17:22-37, Yesus menjelaskan keadaan yang sangat jahat yang akan menandai akhir sistem ini. Ia mengatakan bahwa keadaannya dapat disamakan dengan keadaan sebelum Air Bah pada zaman Nuh dan kebinasaan Sodom dan Gomora pada zaman Lot. Kemudian, seperti dijelaskan di Lukas 18:1-5, Yesus beralih kepada murid-muridnya dan ”melanjutkan menceritakan kepada mereka sebuah perumpamaan sehubungan pentingnya mereka selalu untuk berdoa dan tidak menyerah.” Yesus menceritakan mengenai seorang janda yang tertindas dan ”seorang hakim” yang dapat memenuhi permohonannya. Janda itu terus memohon, ”Belalah hakku [”berilah aku keadilan,” NW] terhadap lawanku.” Karena ketekunannya, hakim itu akhirnya ’memberinya keadilan.’

20. Pelajaran apa yang tersedia bagi kita dari perumpamaan Yesus?

20 Pelajaran apa yang kita dapatkan dari perumpamaan tersebut dewasa ini? Mempertentangkan hakim yang tidak benar itu dengan Yehuwa, Yesus mengatakan, ”Camkanlah apa yang dikatakan hakim itu, meskipun ia lalim! Tidakkah Allah akan melaksanakan keadilan bagi orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya, meskipun Ia panjang sabar terhadap mereka? Aku berkata kepadamu, Ia akan melaksanakan keadilan bagi mereka dengan segera.”—Lukas 18:6-8a, NW.

21. Bagaimana seharusnya kita memandang dan menangani problem pribadi kita?

21 Ingatlah selalu bahwa dalam hal problem pribadi, jika kelihatannya jawaban atas permohonan kita lambat datangnya, hal itu bukanlah merupakan keengganan di pihak Allah. (2 Petrus 3:9) Jika kita mengalami beberapa bentuk penganiayaan atau ketidakadilan seperti janda itu, kita dapat beriman bahwa Allah akhirnya akan melaksanakan keadilan. Bagaimana kita dapat memperlihatkan iman seperti ini? Dengan berdoa tak putus-putusnya dan mendukung doa-doa kita dengan terus memelihara kesetiaan. (Matius 10:22; 1 Tesalonika 5:17) Dengan kesetiaan kita, kita membuktikan adanya iman di bumi, bahwa ada pecinta-pecinta keadilan yang sejati, dan bahwa kita termasuk di antara mereka.—Lukas 18:8b.

”Bersorak-sorailah, Hai Bangsa-Bangsa Karena Umat-Nya”

22. Dengan nada kemenangan apa Musa mengakhiri nyanyiannya?

22 Berabad-abad yang lalu, Musa mengakhiri nyanyiannya dengan nada kemenangan ini, ”Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umatNya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hambaNya, Ia membalas dendam kepada lawanNya, dan mengadakan pendamaian bagi tanah umatNya.” (Ulangan 32:43) Hari pembalasan Yehuwa makin lebih dekat lagi. Betapa bersyukur kita bahwa Ia masih tetap mempraktikkan kesabaran disertai keadilan!

23. Hasil yang membahagiakan apa menanti mereka yang ambil bagian dalam sorak-sorai umat Allah?

23 Jalan masih terbuka bagi mereka dari segala bangsa untuk ”bertobat,” namun kita tidak boleh membuang waktu. Petrus mengingatkan, ”Hari Tuhan [Yehuwa, NW] akan tiba seperti pencuri.” (2 Petrus 3:9, 10) Keadilan Allah menuntut agar sistem yang jahat ini tidak lama lagi dibinasakan. Bila tiba waktunya, semoga kita didapati di antara orang-orang yang telah menyambut seruan yang menggembirakan, ”Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umatNya.” Ya, semoga kita ada di antara orang-orang yang bahagia yang telah menyadari bahwa keadilan menandai semua jalan Allah!

Bagaimana Saudara Akan Menjawab?

◻ Mengapa Taurat Musa seharusnya menguatkan iman kita kepada keadilan Allah?

◻ Apa yang seharusnya mendorong kita untuk menyambut jalan-jalan Allah yang adil?

◻ Bagaimana Yehuwa dapat dimuliakan?

◻ Dewasa ini, hanya di manakah kebahagiaan sejati dapat ditemukan?

[Gambar di hlm. 25]

”Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya.”—Kisah 10:34, 35

[Gambar di hlm. 28]

Allah akan memberikan keadilan kepada orang-orang pilihan-Nya yang memohon kepada-Nya

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan