Siapa yang Akan Membimbing Umat Manusia Menuju Perdamaian?
APAKAH fakta bahwa manusia tidak dapat mendatangkan perdamaian berarti bahwa kita tidak pernah akan melihat perdamaian? Tidak. Sama seperti Setan, yang lebih kuat dari kita, merupakan halangan utama atas terwujudnya perdamaian di atas bumi, demikian pula ada Pribadi yang bahkan lebih berkuasa lagi daripada Setan, yang akhirnya akan memimpin umat manusia menuju perdamaian. Alkitab, yang berbicara mengenai Setan, juga berbicara mengenai Pribadi ini. Dikatakan, ”Lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:5, 6) Siapakah Raja Damai ini? Tidak lain dari Yesus Kristus, dan ia dapat mendatangkan perdamaian karena ia jauh lebih mampu daripada kita. Dalam hal apa saja?
Lebih daripada Kemampuan Manusia
Pertama-tama, Yesus tidak dapat mati. Memang, ia pernah hidup sebagai manusia dan mati sebagai korban. Tetapi kemudian ia dibangkitkan kepada kehidupan surgawi yang kekal, dan dalam keadaan inilah ia menjadi Raja Damai. Itulah sebabnya sebuah nubuat berkata, ”KerajaanNya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1:32, 33) Tidak seperti Aśoka, penguasa di Timur, Yesus akan hidup tanpa akhir untuk memastikan bahwa pekerjaan baiknya tidak akan dirusak oleh penerus-penerus yang kurang cakap.
Juga, Yesus tidak dinodai oleh dosa. Pemerintahannya didasarkan atas hikmat ilahi dan prinsip-prinsip yang benar. Nabi Yesaya menubuatkan, ”Roh [Yehuwa] akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan [Yehuwa] . . . Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan.” (Yesaya 11:2-4) Tidak seperti orang-orang Eropa dulu, Yesus tidak akan memelihara perdamaian di negeri sendiri sementara melancarkan perang di negeri asing. Di bawah pemerintahannya, perdamaian akan bersifat universal.
Selanjutnya, Yesus memiliki kuasa untuk mendatangkan perdamaian. Nubuat itu berkata, ”Roh [Yehuwa] . . . , roh nasihat dan keperkasaan,” ada padanya. Roh ini berada di belakang penciptaan alam semesta maupun semua perbuatan-perbuatan kebenaran yang penuh kuasa yang dilaporkan dalam Alkitab. Bahkan si penentang terbesar Setan, tidak memiliki senjata yang dapat melawan kekuatan dari roh Allah.
Langkah-Langkah Menuju Perdamaian
Bagaimanakah Yesus akan memimpin umat manusia menuju perdamaian? Saudara mungkin terkejut untuk mengetahui bahwa sebenarnya ia sudah mulai. Dalam buku nubuat, Wahyu, Yesus terlihat menerima dari Allah, kedudukan sebagai raja dalam Kerajaan di surga. (Wahyu 11:15) Jika kita meneliti nubuat-nubuat Alkitab dengan saksama dan membandingkannya dengan peristiwa-peristiwa di abad kita, kita melihat bahwa penobatan Yesus sebagai raja terjadi di surga pada tahun 1914. (Matius 24:3-42) Itu merupakan langkah besar dalam upaya mendatangkan perdamaian di atas bumi.
Tetapi, jika demikian halnya, mengapa Perang Dunia I meletus pada tahun 1914? Dan mengapa abad kita telah melihat perang-perang yang paling buruk dibanding abad-abad lain? Karena tindakan pertama dari Raja surgawi ini adalah membuang Setan dari surga untuk selamanya dan mencampakkannya ke bawah, ke wilayah bumi dan sekitarnya. Akibatnya? Nubuat itu berkata, ”Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Wahyu 12:7-12) Perang-perang besar di abad kita ada kaitannya dengan amarah Setan. Tetapi perhatikan bahwa: kemarahan Setan hanya untuk ’waktu yang singkat’. Krisis ini akan segera berakhir!
Tetapi, sebelum itu, Raja Damai akan membuat persiapan penting lebih jauh demi perdamaian. Mula-mula, umat manusia harus mengetahui tentang maksud-tujuan Allah untuk mendatangkan perdamaian melalui Kristus. Sesuai dengan itu, Yesus menubuatkan bahwa pada zaman kita ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa.” (Matius 24:14) Dalam menggenapi hal ini, kabar baik sedang diberitakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh penjuru bumi.
Kemudian, mereka yang berhati benar harus dididik dalam jalan-jalan perdamaian. Alkitab berjanji, ”Semua anakmu akan menjadi murid [Yehuwa], dan besarlah kesejahteraan mereka.” (Yesaya 54:13) Bahkan sekarang, jutaan orang yang berhati benar sedang menerima pendidikan ini.
Langkah Berikutnya
Sekarang sudah hampir tiba waktunya untuk suatu tindakan lain yang menentukan dalam proses perwujudan perdamaian. Apakah itu? Sesuatu yang istilahnya banyak dikenal orang tetapi hanya sedikit yang mengetahui maksud sebenarnya. Alkitab menyebutnya ’peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa’, atau Armagedon. (Wahyu 16:14, 16) Banyak orang menghubungkan Armagedon dengan suatu perang nuklir yang akan menghancurkan seluruh peradaban. Sebaliknya, hal itu merupakan tindakan langsung oleh Yesus, Raja Damai, untuk mencapai hal-hal yang penting untuk perdamaian.
Pertama-tama, Armagedon akan menyingkirkan semua rintangan manusiawi. Nubuat dalam Mazmur 37:10 berkata, ”Sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi.” Ya, Yesus akan meniadakan dari bumi ”orang fasik”—para pembuat perang, para penjahat, teroris, maupun mereka yang tidak mau menerima Raja Damai yang agung. Mereka tidak akan memiliki hak lagi untuk tetap hidup di atas planet ini.—Wahyu 19:19-21.
Kedua, di Armagedon, nubuat Daniel ini akan digenapi, ”Pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.” (Daniel 2:44) Pembagian umat manusia menjadi banyak bangsa yang sering kali mengakibatkan peperangan tidak akan ada lagi. Akhirnya, akan ada suatu pemerintahan sedunia di bawah penguasa yang dapat kita percaya!
Kapankah Armagedon akan datang? Alkitab tidak mengatakan. Tetapi peristiwa-peristiwa dunia yang menggenapi nubuat, menunjukkan bahwa itu akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Alkitab dengan jelas menubuatkan suatu peristiwa yang merupakan pendahulu dari peristiwa itu. Rasul Paulus berkata, ”Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman—maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan.” (1 Tesalonika 5:3) Kemudian, langsung setelah pembinasaan mendadak yang mencapai klimaks di Armagedon, rintangan terbesar menuju perdamaian akan disingkirkan. ’Waktu yang singkat’ dari Setan akan berakhir, dan ia akan ditempatkan ke dalam suatu keadaan yang membuatnya tidak dapat lagi menimbulkan kesulitan di atas bumi ini. (Wahyu 20:1-3) Betapa leganya!
Suatu Dunia dalam Keadaan Damai
Bayangkanlah keadaan pada waktu itu. Sang pemazmur menubuatkan, ”Orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.” (Mazmur 37:11) Orang-orang yang rendah hati ini akan terus hidup untuk menggenapi nubuat yang indah dari Yesaya, ”Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.”—Yesaya 2:4.
Akhirnya, untuk pertama kali sejak di Eden, semua manusia yang hidup akan menikmati berkat dari Allah Yehuwa, dan Ia akan memenuhi janji-Nya, ”Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”—Wahyu 21:3, 4.
Harapan yang Pasti
Maka, siapakah yang akan memimpin umat manusia menuju perdamaian? Yesus Kristus, Raja Damai yang terlantik. Apakah ini suatu harapan yang masuk akal bagi kita dewasa ini? Tentu! Jika janji-janji Alkitab tidak dapat diandalkan, tidak akan ada harapan yang sejati untuk perdamaian. Manusia akan terus saling berperang dan membunuh tanpa akhir. Tetapi Alkitab dapat diandalkan, dan Kerajaan Allah di bawah pimpinan Kristus akan mendatangkan perdamaian. Kami menganjurkan saudara untuk mendengarkan kabar baik dari Kerajaan yang dibawa oleh Saksi-Saksi Yehuwa ke rumah saudara dan memeriksa hal ini sendiri. Kemudian, bila waktu itu tiba, semoga saudara termasuk di antara mereka yang rendah hati yang akan mewarisi bumi dan bergembira dalam perdamaian yang limpah.
Harapan perdamaian yang dibahas dalam artikel ini, didasarkan atas Alkitab. Dewasa ini, manakala banyak orang tidak lagi percaya kepada Alkitab, saudara mungkin meragukan apakah harapan ini masuk akal. Saksi-Saksi Yehuwa dengan teguh percaya bahwa ini benar. Mereka menerima Alkitab sebagai Firman yang terilham dari Allah, dengan demikian ini benar-benar dapat dipercaya. Pada tahun 1989 mereka menerbitkan sebuah buku berjudul Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia? yang memberikan banyak bukti tentang fakta ini. Beberapa keterangan yang ada di dalam buku itu dibahas dalam dua artikel berikutnya, dan kami senang mengundang saudara untuk membacanya.
Lebih banyak keterangan mengenai janji Alkitab tentang perdamaian akan muncul dalam artikel ”Perdamaian Dunia—Apa Artinya Itu Sebenarnya?” yang akan diterbitkan dalam edisi Menara Pengawal 15 April 1990.
[Blurb di hlm. 8]
Hanya Yesus yang memenuhi syarat untuk memimpin umat manusia menuju perdamaian
[Blurb di hlm. 9]
Dewasa ini, kabar baik Kerajaan sedang diberitakan di seluruh penjuru bumi