PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w91 1/8 hlm. 14-19
  • ’Kenakanlah Perlengkapan Senjata Terang’

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ’Kenakanlah Perlengkapan Senjata Terang’
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Tentangan dari Kalangan Berwenang Agama
  • Sifat Mementingkan Diri dan Keangkuhan
  • ’Dipanggil Ke Luar dari Kegelapan’
  • ’Di Dalam Allah Sama Sekali Tidak Ada Kegelapan’
  • Kepribadian Baru
  • ”Di Dalam Terangmu Kami Melihat Terang”
  • Terang Ilahi Mengusir Kegelapan!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • ”Terang Telah Datang ke Dalam Dunia”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Mengikuti Terang Dunia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Siapa yang Mengikuti Terang Dunia?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
w91 1/8 hlm. 14-19

’Kenakanlah Perlengkapan Senjata Terang’

”Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!”​—ROMA 13:12.

1, 2. Bagaimana kebanyakan orang Yahudi abad pertama menanggapi ”terang yang sesungguhnya”, meskipun adanya manfaat-manfaat apa?

KRISTUS YESUS adalah ”terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang”. (Yohanes 1:9) Sewaktu ia muncul sebagai Mesias pada tahun 29 M., ia datang ke suatu bangsa yang telah dipilih Allah untuk menjadi saksi-saksi-Nya dan yang setidaknya secara nominal, sudah dibaktikan kepada Yehuwa. (Yesaya 43:10) Banyak orang Israel yang telah menunggu Mesias dan beberapa di antara mereka mengetahui beberapa nubuat yang akan mengidentifikasi dirinya. Lebih lanjut, Yesus memberitakan di segenap penjuru Palestina, mempertunjukkan tanda-tanda ajaib dengan disaksikan sepenuhnya oleh sejumlah besar orang. Orang banyak berduyun-duyun datang untuk mendengarkannya dan terkesan oleh apa yang mereka lihat dan dengar.​—Matius 4:23-25; 7:28, 29; 9:32-36; Yohanes 7:31.

2 Meskipun demikian, pada akhirnya, mayoritas orang-orang Yahudi menolak Yesus. Injil Yohanes berkata, ”Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.” (Yohanes 1:11) Mengapa demikian? Jawaban dari pertanyaan itu akan membantu kita agar tidak mengulangi kesalahan mereka. Itu akan membantu kita untuk ”menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang”, dengan demikian menghindari vonis yang merugikan (dijatuhi hukuman) seperti yang menimpa orang Israel abad pertama.—Roma 13:12; Lukas 19:43, 44.

Tentangan dari Kalangan Berwenang Agama

3. Dalam cara apa para pemimpin agama Yahudi terbukti ”pemimpin buta”?

3 Di Israel para pemimpin agama yang terutama menolak terang. Meskipun menjadi guru dan ’ahli Taurat’, mereka telah memaksakan ke atas orang-orang suatu rangkaian peraturan legal yang sering kali bertentangan dengan Hukum Allah. (Lukas 11:45, 46) Dengan demikian, ’firman Allah mereka nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang mereka ikuti’. (Markus 7:13; Matius 23:16, 23, 24) Mereka adalah ”pemimpin buta”, yang menghalangi terang untuk bersinar.—Matius 15:14, Bode.

4, 5. (a) Bagaimana orang-orang Farisi bereaksi sewaktu sejumlah orang Yahudi mulai bertanya-tanya apakah Yesus adalah Mesias itu? (b) Sikap hati yang buruk apa yang disingkapkan oleh orang-orang Farisi?

4 Sekali peristiwa sewaktu banyak orang Israel bertanya-tanya apakah Yesus mungkin Kristus itu, orang-orang Farisi yang khawatir mengirim penjaga-penjaga untuk menangkap dia. Penjaga-penjaga kembali dengan tangan hampa seraya berkata, ”Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” Orang-orang Farisi tidak tergugah dan bertanya kepada para penjaga, ”Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepadaNya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!” Nikodemus, seorang anggota Sanhedrin memprotes bahwa tidak patut untuk mengadili seseorang sebelum memeriksanya. Dengan penuh kedengkian, orang-orang Farisi berpaling kepadanya dan berkata, ”Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.”—Yohanes 7:46-52.

5 Mengapa para pemimpin agama dalam suatu bangsa yang dibaktikan kepada Allah bertindak secara demikian? Karena mereka telah mengembangkan suatu keadaan hati yang buruk. (Matius 12:34) Pandangan mereka yang bersifat menghina terhadap rakyat biasa menyingkapkan keangkuhan mereka. Pengakuan mereka bahwa ’tidak seorang pun di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepadanya atau seorang di antara orang-orang Farisi’, menunjukkan anggapan mereka yang angkuh bahwa Mesias betul-betul sejati hanya jika mereka mengakui dia. Lebih jauh, mereka tidak jujur, mencoba untuk mendiskreditkan Yesus karena dia datang dari Galilea, padahal penyelidikan yang sederhana akan menyingkapkan bahwa dia sesungguhnya lahir di Betlehem, yaitu tempat kelahiran yang dinubuatkan dari Mesias.—Mikha 5:1; Matius 2:1.

6, 7. (a) Bagaimana reaksi para pemimpin agama terhadap kebangkitan Lazarus? (b) Apa yang Yesus katakan untuk menelanjangi kasih para pemimpin agama terhadap kegelapan?

6 Perlawanan yang sengit dari para pemimpin agama ini terhadap terang terbukti jelas sewaktu Yesus membangkitkan Lazarus. Bagi seorang yang takut akan Allah, perbuatan demikian merupakan bukti bahwa Yesus menerima dukungan Yehuwa. Akan tetapi, para pemimpin agama hanya dapat memandangnya sebagai sesuatu yang mungkin akan mengancam kedudukan istimewa mereka. Mereka berkata, ”Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepadaNya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” (Yohanes 11:44, 47, 48) Maka mereka berembuk untuk membunuh Yesus maupun Lazarus, mungkin berharap bahwa dengan cara demikian mereka dapat memadamkan terang itu.—Yohanes 11:53, 54; 12:9, 10.

7 Jadi, para pemimpin agama dari umat Allah itu disimpangkan dari terang karena kesombongan, keangkuhan, ketidakjujuran intelektual, dan suatu pementingan diri yang sangat kuat. Menjelang akhir pelayanannya, Yesus menelanjangi kesalahan mereka seraya berkata, ”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.”—Matius 23:13.

Sifat Mementingkan Diri dan Keangkuhan

8. Kejadian apa di Nazaret yang menelanjangi keadaan hati yang buruk dari beberapa orang di sana?

8 Secara umum, orang-orang Yahudi dari abad pertama mencerminkan para pemimpin agama mereka dalam menolak terang karena sikap hati yang buruk. Misalnya, sekali peristiwa Yesus diundang untuk berbicara dalam suatu sinagoge di Nazaret. Ia membacakan dan menjelaskan sebuah ayat dari Yesaya, dan pada mulanya, jemaat mendengarkannya. Tetapi sewaktu ia mengadakan perbandingan sejarah yang menelanjangi sifat mementingkan diri dan kurangnya iman, mereka menjadi sangat marah dan mencoba untuk membunuhnya. (Lukas 4:16-30) Keangkuhan, di antara sifat-sifat buruk lainnya, menghalangi mereka untuk menyambut terang secara patut.

9. Bagaimana motif yang salah dari sekelompok besar orang Galilea disingkapkan?

9 Pada suatu peristiwa lain, Yesus secara mukjizat memberi makan sekelompok besar orang-orang di tepi Laut Galilea. Orang-orang yang menyaksikan mukjizat ini berkata, ”Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.” (Yohanes 6:10-14) Sewaktu Yesus pergi ke tempat lain dengan perahu, orang banyak berjalan di tepi laut mengikuti dia. Akan tetapi, Yesus mengetahui bahwa motif dari banyak orang bukan karena kasih akan terang. Ia berkata kepada mereka, ”Kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” (Yohanes 6:26) Ia segera terbukti benar sewaktu sejumlah orang yang telah mengikuti dia berpaling kembali ke dunia. (Yohanes 6:66) Suatu sikap ”apa untungnya bagi saya?” yang mementingkan diri menghalangi terang.

10. Bagaimana reaksi mayoritas orang-orang non-Yahudi terhadap terang?

10 Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, orang-orang Yahudi yang percaya terus membawakan terang kepada orang-orang Yahudi lain, tetapi hanya sedikit yang menyambut. Oleh karena itu, rasul Paulus dan orang-orang lain, dengan melayani sebagai ”terang bagi bangsa-bangsa”, menyebarkan kabar kesukaan ke negeri-negeri lain. (Kisah 13:44-47) Banyak orang bukan Yahudi menyambut, tetapi reaksi umum adalah seperti yang dilukiskan oleh Paulus, ”Kami memberitakan Kristus yang disalibkan [”dipantek”, NW]: . . . [suatu berita yang] untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan.” (1 Korintus 1:22, 23) Kebanyakan orang non-Yahudi menolak terang karena mereka dibutakan oleh takhayul kafir atau filsafat-filsafat duniawi.—Kisah 14:8-13; 17:32; 19:23-28.

’Dipanggil Ke Luar dari Kegelapan’

11, 12. Siapa yang menyambut terang pada abad pertama, dan siapa yang menyambut terang dewasa ini?

11 Pada abad pertama, meskipun secara umum tidak ada sambutan, banyak orang yang berhati jujur ’dipanggil ke luar dari kegelapan kepada terang Allah yang ajaib’. (1 Petrus 2:9) Mengenai orang-orang ini rasul Yohanes menulis, ”Semua orang yang menerima [Kristus] diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya.” (Yohanes 1:12) Sejak 33 M., para pencinta terang ini dibaptis dengan roh suci dan menjadi anak-anak Allah dengan harapan memerintah bersama Yesus dalam Kerajaan surgawinya.

12 Pada zaman kita, orang-orang terakhir dari putra-putra Allah yang terurap ini telah dikumpulkan, dan menggenapi nubuat Daniel, mereka ”bercahaya seperti cahaya cakrawala, . . . menuntun banyak orang kepada kebenaran”. (Daniel 12:3) Mereka telah membiarkan terang mereka bercahaya demikian rupa sehingga lebih dari empat juta ”domba-domba lain” telah ditarik kepada kebenaran dan menikmati suatu kedudukan yang benar di hadapan Allah. (Yohanes 10:16) Selanjutnya mereka ini memantulkan terang ke seluruh dunia sehingga sekarang, terang itu lebih bersinar dibanding masa-masa sebelumnya. Pada zaman kita, seperti halnya pada abad pertama, ”kegelapan itu tidak menguasai [terang itu]”.—Yohanes 1:5.

’Di Dalam Allah Sama Sekali Tidak Ada Kegelapan’

13. Peringatan apa yang diberikan oleh rasul Yohanes kepada kita?

13 Akan tetapi, kita hendaknya tidak pernah melupakan peringatan rasul Yohanes, ”Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.” (1 Yohanes 1:5, 6) Jelaslah, ada kemungkinan bagi orang-orang kristiani untuk melakukan kesalahan yang sama seperti orang-orang Yahudi dan, meskipun tetap disebut sebagai saksi-saksi Allah, menghasilkan perbuatan kegelapan.

14, 15. Perbuatan-perbuatan kegelapan apa yang muncul di dalam sidang Kristen abad pertama, dan apa yang kita pelajari dari hal ini?

14 Memang, hal ini terjadi pada abad pertama. Kita membaca adanya perpecahan yang serius di Korintus. (1 Korintus 1:10-17) Rasul Yohanes harus memperingatkan orang-orang kristiani terurap agar tidak saling membenci, dan Yakobus harus menasihati beberapa orang agar tidak lebih menyukai orang kaya daripada orang miskin. (Yakobus 2:2-4; 1 Yohanes 2:9, 10; 3 Yohanes 11, 12) Selain itu, sewaktu Yesus memeriksa empat sidang di Asia Kecil, seperti yang diceritakan dalam buku Wahyu, ia melaporkan adanya perembesan perbuatan-perbuatan kegelapan termasuk kemurtadan, penyembahan berhala, perbuatan amoral, dan materialisme. (Wahyu 2:4, 14, 15, 20-23; 3:1, 15-17) Pada masa-masa awal dari sidang Kristen tersebut, sejumlah orang telah meninggalkan terang, beberapa telah dipecat dan yang lain-lain menyimpang menjauhkan diri kepada ”kegelapan yang paling gelap”.—Matius 25:30; Filipi 3:18; Ibrani 2:1; 2 Yohanes 8-11.

15 Semua laporan dari abad pertama ini menunjukkan berbagai cara kegelapan dari dunia Setan dapat merembes ke dalam pemikiran orang-orang kristiani secara pribadi atau bahkan seluruh sidang. Kita hendaknya waspada agar hal demikian tidak pernah menimpa diri kita. Bagaimana kita dapat melakukan hal itu?

Kepribadian Baru

16. Nasihat apa yang dapat diandalkan yang diberikan Paulus kepada orang-orang Efesus?

16 Paulus mendesak orang-orang Efesus agar tidak lagi dalam ”pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah”. Agar tidak berpaling kembali kepada kegelapan, mereka harus mengembangkan sikap hati yang sesuai dengan terang. Paulus berkata, ”Kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”—Efesus 4:18, 22-24.

17. Bagaimana kita sekarang dapat berhati-hati agar tidak menyimpang kembali ke dalam kegelapan?

17 Di sini Paulus seolah-olah menasihatkan pembedahan radikal—memotong apa yang dulunya merupakan bagian dari diri kita, kepribadian kita yang lama, dan membiarkan berkembangnya suatu roh yang sama sekali baru untuk ’mempengaruhi pikiran kita’. Selain itu dia sedang berbicara bukan kepada orang-orang yang baru berminat tetapi kepada orang-orang kristiani yang telah terbaptis. Perubahan kepribadian kita tidaklah berhenti pada saat pembaptisan. Itu merupakan suatu proses yang terus berlangsung. Jika kita berhenti mengembangkan kepribadian baru, kepribadian lama boleh jadi akan timbul kembali dengan kesombongannya, keangkuhannya, dan sifat mementingkan diri. (Kejadian 8:21; Roma 7:21-25) Dan ini dapat mengakibatkan kembali melakukan perbuatan-perbuatan kegelapan.

”Di Dalam Terangmu Kami Melihat Terang”

18, 19. Bagaimana Yesus dan Paulus melukiskan caranya untuk mengakui ”anak-anak terang”?

18 Ingatlah bahwa mencapai hidup yang kekal bergantung pada menerima vonis yang menguntungkan dari Allah, penghakiman yang didasarkan atas seberapa banyak kita mengasihi terang. Setelah menyinggung fakta yang disebut belakangan, Yesus berkata, ”Barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”—Yohanes 3:19-21.

19 Paulus mendukung gagasan ini sewaktu dia menulis kepada orang-orang Efesus, ”Hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.” (Efesus 5:8, 9) Jadi, perbuatan-perbuatan kita menunjukkan apakah kita anak-anak terang atau anak-anak kegelapan. Namun perbuatan-perbuatan yang benar hanya bisa muncul dari hati yang baik. Inilah sebabnya kita harus menjaga hati kita, sadar akan perlunya terus memperbaharui kepribadian kita, berhati-hati berkenaan roh yang mempengaruhi pikiran kita.—Amsal 4:23.

20, 21. (a) Tantangan khusus apa yang dihadapi oleh anak-anak yang lahir dalam keluarga-keluarga Kristen? (b) Tantangan apa yang dihadapi semua anak dari orang-tua Kristen?

20 Dalam beberapa kasus, hal ini telah terbukti merupakan suatu tantangan khusus bagi anak-anak dari Saksi-Saksi Yehuwa yang berbakti. Mengapa? Nah, di satu pihak anak-anak tersebut menikmati suatu berkat yang menakjubkan. Mengetahui kebenaran sejak masih anak-anak sesungguhnya berarti bahwa seseorang belum pernah merasakan sendiri berada dalam kegelapan dari dunia Setan. (2 Timotius 3:14, 15) Di lain pihak, beberapa anak yang berada dalam situasi ini menilai kebenaran sebagai sesuatu yang remeh dan tidak pernah sungguh-sungguh belajar untuk mengasihi terang. Beginilah situasi dari kebanyakan orang Yahudi pada abad pertama. Mereka dibesarkan dalam lingkungan suatu bangsa yang dibaktikan kepada Yehuwa, dan sampai batas tertentu mereka memiliki pengetahuan tentang kebenaran. Namun, kebenaran itu tidak ada dalam hati mereka.—Matius 15:8, 9.

21 Para orang-tua Kristen bertanggung jawab di hadapan Allah untuk membesarkan anak-anak mereka di dalam terang. (Ulangan 6:4-9; Efesus 6:4) Namun, pada akhirnya, anak itu sendiri harus mengasihi terang lebih daripada kegelapan. Ia harus membuat terang kebenaran itu menjadi miliknya sendiri. Seraya ia bertumbuh, beberapa corak dari dunia Setan mungkin kelihatannya menarik. Gaya hidup yang bebas atau yang tidak bertanggung jawab dari teman-teman sebayanya mungkin kelihatannya menarik. Sikap skeptis yang diajarkan di sekolah mungkin bisa bersifat menggoda. Namun hendaknya dia tidak pernah lupa bahwa di luar terang, ”kegelapan menutupi bumi”. (Yesaya 60:2) Dalam jangka panjang, dunia yang semakin gelap ini tidak memiliki apa pun yang baik untuk ditawarkan.—1 Yohanes 2:15-17.

22. Bagaimana Yehuwa sekarang memberkati mereka yang datang kepada terang, dan bagaimana Ia akan memberkati mereka di masa depan?

22 Raja Daud menulis, ”PadaMu [Yehuwa] ada sumber hayat, di dalam terangMu kami melihat terang. Lanjutkanlah kasih setiaMu bagi orang yang mengenal Engkau.” (Mazmur 36:10, 11) Mereka yang mengasihi terang mengenal Yehuwa, dan ini dapat mengartikan kehidupan bagi mereka. (Yohanes 17:3) Dalam kasih kemurahan-Nya, Yehuwa menunjang mereka sekarang, dan sewaktu sengsara besar melanda, Ia akan membawa mereka melewatinya masuk ke dalam suatu dunia baru. Kita dapat mengalami hal ini jika kita menolak kegelapan dari dunia Setan. Di dalam dunia baru, umat manusia akan dipulihkan kepada kehidupan sempurna di Firdaus. (Wahyu 21:3-5) Mereka yang menerima vonis yang menguntungkan ketika itu, akan memiliki prospek untuk hidup bahagia dalam terang Yehuwa sepanjang masa. Betapa menakjubkan prospek demikian! Dan betapa kuatnya dorongan sekarang untuk ”menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang”!—Roma 13:12.

Apakah Saudara Ingat?

◻ Mengapa kebanyakan orang Yahudi pada zaman Yesus menolak terang?

◻ Sampai batas mana terang telah bersinar pada zaman modern?

◻ Peringatan-peringatan apa berkenaan sifat mementingkan diri dan keangkuhan diperlihatkan oleh contoh-contoh pada abad pertama?

◻ Apa yang penting sekali kita lakukan jika ingin tetap berada dalam terang?

◻ Berkat-berkat apa tersedia bagi para pencinta terang?

[Gambar di hlm. 14]

Mayoritas orang-orang Yahudi pada zaman Yesus tidak menyambut terang

[Gambar di hlm. 17]

Selama berabad-abad berbagai metode telah digunakan untuk membiarkan terang bercahaya dalam menjadikan murid

[Gambar di hlm. 18]

”Kamu . . . harus menanggalkan manusia [kepribadian] lama, . . . dan mengenakan manusia [kepribadian] baru”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan