PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w92 1/9 hlm. 26-30
  • Yehuwa Telah Memelihara Saya dengan Baik

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Yehuwa Telah Memelihara Saya dengan Baik
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kehidupan Masa Awal
  • Memberi Kesaksian kepada Sanak-Saudara
  • Berkat-Berkat meskipun Adanya Tentangan
  • Bukti-Bukti Lebih Lanjut dari Pemeliharaan Yehuwa
  • Penugasan ke Luar Negeri
  • Hak-Hak Istimewa Lebih Lanjut dalam Dinas—Dan Suatu Ujian
  • ”Carilah Dahulu Kerajaan”
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Persatuan Kerajaan Nyata
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (s-2)
  • Buku Kegiatan 1990
    Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 1990
  • Saksi-Saksi Yehuwa—Laporan Buku Kegiatan 1994
    Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 1994
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
w92 1/9 hlm. 26-30

Yehuwa Telah Memelihara Saya dengan Baik

SUNGGUH, saya mulai melayani Yehuwa dengan cara yang dapat dikatakan tidak lazim. Saya dibesarkan di daerah pedesaan yang indah di ujung utara Selandia Baru, yang sebagian besar dihuni oleh orang-orang Maori seperti saya. Suatu hari ketika saya sedang mengadakan perjalanan dengan menunggang kuda, saya didekati oleh sepupu saya, Ben. Itu terjadi pada musim gugur (Hemisfer Selatan, musim semi di Hemisfer Utara) tahun 1942. Saya berusia 27 tahun dan ketika itu menjadi anggota yang aktif dari Gereja Inggris.

Ben telah bertahun-tahun membaca buku-buku dari Hakim Rutherford, presiden Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal pada waktu itu, dan sekarang ia menggenggam sepucuk surat dari kantor cabang Lembaga Menara Pengawal di Selandia Baru yang memintanya agar mengundang penduduk setempat ke suatu tempat yang dapat mereka gunakan untuk merayakan Perjamuan Malam Tuhan bersama-sama. Selanjutnya, Ben harus mengatur agar seseorang memimpin khotbah ini. Karena merespek saya, Ben berkata, ”Kamulah orangnya.” Dengan rasa bangga karena dianggap memenuhi syarat—dan sebagai seorang komunikan di gereja—saya menyetujuinya.

Pada malam Perjamuan itu, kira-kira 40 orang berkumpul di rumah Ben untuk merayakan kematian Tuhan kita, dan tak seorang pun dari antara mereka adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Setelah tiba di sana, sepupu saya menyerahkan naskah khotbah kepada saya. Saya tidak mempedulikan nyanyian yang disarankan dan meminta saudara ipar dari Ben untuk membuka dengan doa. Lalu, saya mulai mempersembahkan bahan khotbah, yang berisi serangkaian pertanyaan beserta jawaban-jawaban yang berdasarkan Alkitab. Seorang pendeta setempat yang hadir menginterupsi dengan bantahan, namun dapat dijawab dengan membaca ayat-ayat referensi yang dimuat dalam naskah.

Saya ingat bahwa salah satu dari pertanyaan-pertanyaan dalam naskah berhubungan dengan waktu bilamana peristiwa ini harus dirayakan setiap tahun. Alangkah puasnya ketika semua hadirin melihat keluar jendela dan menyaksikan bulan purnama. Jelaslah, tanggalnya adalah 14 Nisan.

Benar-benar suatu malam yang tak terlupakan! Perayaan ini berlangsung selama empat jam! Banyak pertanyaan diajukan dan dijawab dari ayat-ayat dalam naskah Lembaga. Mengenangnya kembali, saya tahu bahwa saya tidak dapat berhasil tanpa pemeliharaan pengasih Yehuwa—meskipun pada saat itu saya bukan Saksi-Nya yang berbakti. Namun, pada malam Peringatan di tahun 1942, saya menemukan tujuan hidup saya.

Kehidupan Masa Awal

Saya lahir pada tahun 1914. Ayah saya meninggal kira-kira empat bulan sebelum saya lahir, dan saya ingat saya adalah seorang bocah yang merasa iri dengan anak-anak lain yang memiliki ayah untuk mengasihi mereka. Saya sangat merindukan hal itu. Bagi ibu saya kehidupan tanpa suami benar-benar suatu perjuangan keras, dipersulit lagi oleh efek yang panjang dari Perang Dunia I.

Sewaktu masih remaja, saya menikahi seorang gadis belia bernama Agnes Cope, dan ia menjadi pasangan hidup saya selama lebih dari 58 tahun. Pada mulanya kami bersama-sama berjuang agar berhasil dalam hidup. Saya gagal sebagai petani karena kemarau yang sangat panjang. Saya mendapatkan kepuasan dalam olahraga, namun sebelum peristiwa Peringatan pada tahun 1942 itu, saya tidak memiliki tujuan hidup yang berarti.

Memberi Kesaksian kepada Sanak-Saudara

Setelah Peringatan itu, saya mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, membahas lektur Alkitab yang diterbitkan oleh Lembaga Menara Pengawal bersama beberapa sepupu saya. Pada bulan September 1943, beberapa Saksi-Saksi Yehuwa dari daerah lain mengunjungi masyarakat kami yang terpencil. Kami mengadakan pembahasan intensif selama empat jam. Kemudian setelah mengetahui bahwa mereka harus pulang keesokan paginya, saya bertanya, ”Apa yang menghalangi saya untuk dibaptis sekarang?” Saya dan dua sepupu saya dibenamkan dalam air pada pukul setengah dua pagi.

Setelah itu, saya mengadakan perjalanan jauh untuk memberi kesaksian kepada sanak-saudara saya. Beberapa orang menerima, dan untuk mereka, saya membahas berdasarkan Matius pasal 24. Lain-lainnya tidak menerima, dan dalam hal ini saya menggunakan kata-kata Yesus kepada orang-orang Farisi yang dicatat dalam Matius pasal 23. Namun, pada waktunya, saya belajar untuk lebih bijaksana, dalam meniru Bapa surgawi kita yang baik serta pengasih.—Matius 5:43-45.

Pada mulanya istri saya menentang keinginan saya untuk melayani Yehuwa. Namun, ia segera bergabung dengan saya, dan pada bulan Desember 1943 ia menjadi mitra kerja yang berbakti dan dibaptis. Ada lima orang lain dari kampung Waima dibaptis bersamanya pada hari yang tak terlupakan itu, membawa total penyiar Kerajaan di tempat tersebut menjadi sembilan orang.

Berkat-Berkat meskipun Adanya Tentangan

Selama tahun 1944, kami dikunjungi kembali oleh saudara-saudara dari luar daerah, dan kali ini mereka menyediakan pelatihan yang dibutuhkan untuk pelayanan dari rumah ke rumah secara resmi. Seraya kehadiran kami dalam masyarakat menjadi lebih nyata, tentangan dari wakil-wakil Susunan Kristen meningkat. (Yohanes 15:20) Berulang kali terjadi konfrontasi dengan para pendeta setempat, yang berakhir dalam pembahasan doktrin yang panjang. Namun, Yehuwa memberi kemenangan, dan anggota-anggota lain dari masyarakat, termasuk saudara perempuan saya, datang ke dalam pemeliharaan pengasih Yehuwa.

Sebuah sidang dibentuk di Waima pada bulan Juni 1944. Penindasan agama dan kebencian berkembang. Saksi-Saksi Yehuwa dilarang untuk dimakamkan di pemakaman setempat. Kadang-kadang pertentangan menjadi keras. Terjadi konfrontasi fisik. Mobil dan berikut garasi saya dibakar sampai habis. Namun, dengan berkat Yehuwa, dalam waktu kurang dari tiga bulan, kami dapat membeli sebuah truk. Dan saya menggunakan kereta yang ditarik kuda untuk mengangkut keluarga saya yang besar ke perhimpunan-perhimpunan.

Jumlah orang-orang yang bergabung semakin bertambah, memperlihatkan bahwa kami memiliki kebutuhan mendesak untuk tempat berhimpun yang lebih besar, maka kami memutuskan untuk membangun sebuah Balai Kerajaan di Waima. Ini merupakan Balai Kerajaan pertama yang dibangun di Selandia Baru. Empat bulan setelah pohon pertama ditumbangkan pada tanggal 1 Desember 1949, suatu kebaktian dan acara baptisan yang digabungkan, diadakan dalam balai baru dengan 260 tempat duduk. Pada zaman itu, ini benar-benar merupakan suatu keberhasilan, yang dicapai dengan bantuan Yehuwa.

Bukti-Bukti Lebih Lanjut dari Pemeliharaan Yehuwa

Karena jumlah dari pengabar Kerajaan di sebelah ujung utara Selandia Baru terus berkembang, pengawas-pengawas keliling yang berkunjung menganjurkan untuk melayani di tempat yang lebih membutuhkan. Sebagai tanggapan, pada tahun 1956, saya memindahkan keluarga saya ke Pukekohe, tepat di sebelah selatan Auckland. Kami melayani di sana selama 13 tahun.—Bandingkan Kisah 16:9.

Dua contoh pemeliharaan Yehuwa selama saat-saat itu melekat dalam ingatan saya. Sewaktu bekerja di kantor kabupaten sebagai seorang supir truk dan operator mesin, saya diundang untuk mengikuti kursus Sekolah Pelayanan Kerajaan selama empat minggu, di kantor cabang Lembaga Menara Pengawal di Auckland. Saya meminta empat minggu cuti untuk tujuan ini, dan kepala bagian teknik berkata, ”Tentu saja boleh. Kalau saja lebih banyak orang seperti Anda. Jika Anda kembali, datang dan temui saya di kantor.” Ketika saya kemudian mengunjungi kantornya, saya menerima pembayaran untuk empat minggu kepergian saya. Dengan demikian, kebutuhan materi keluarga saya terpenuhi.—Matius 6:33.

Itu adalah contoh pertama. Yang kedua muncul setelah saya dan istri memasuki dinas perintis biasa pada tahun 1968. Sekali lagi, kami bersandar kepada Yehuwa untuk dukungan, dan Ia memberi imbalan kepada kami. Suatu pagi setelah sarapan, istri saya membuka lemari es dan tidak mendapati apa pun kecuali setengah pon mentega. ”Sarn,” katanya, ”kita tidak memiliki apa-apa untuk dimakan. Apakah kita masih akan keluar berdinas hari ini?” Jawaban saya? ”Ya!”

Pada kunjungan kami yang pertama, penghuni rumah menerima lektur yang ditawarkan dan dengan baik hati memberikan kami beberapa kilo telur sebagai sumbangan. Orang kedua yang kami kunjungi menyerahkan pemberian berupa sayur-sayuran—kumaras (ubi), kembang kol, dan wortel. Bahan-bahan makanan lainnya yang kami bawa pulang hari itu adalah daging dan mentega. Dalam keadaan kami ini, betapa benar kata-kata Yesus, ”Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”—Matius 6:26.

Penugasan ke Luar Negeri

Rarotonga di Kepulauan Cook! Ini merupakan tempat penugasan kami sebagai perintis istimewa pada tahun 1970. Selama empat tahun kemudian ini adalah rumah kami. Tantangan pertama di sini adalah untuk mempelajari bahasa baru. Namun, karena kemiripan antara bahasa Maori Selandia Baru dengan bahasa Maori Kepulauan Cook, saya dapat memberikan khotbah umum pertama saya lima minggu setelah tiba di sini.

Di Kepulauan Cook, tidak banyak penyiar Kerajaan, dan kami tidak memiliki tempat untuk berhimpun. Kembali, sebagai jawaban doa, Yehuwa menyediakan kebutuhan kami. Percakapan secara kebetulan dengan seorang penjaga toko berakhir dengan disewanya tanah yang tepat, dan dalam jangka waktu satu tahun kami memiliki sebuah rumah kecil dan Balai Kerajaan berkapasitas 140 orang. Sejak itu kami menerima berkat demi berkat, demi kepujian Yehuwa.

Yang khususnya kami hargai adalah keramahtamahan yang diperlihatkan oleh penduduk pulau itu kepada kami. Ketika dalam pelayanan, berulang kali minuman segar ditawarkan kepada kami—yang dengan senang hati kami terima dalam keadaan iklim yang panas dan lembab ini. Sering kami tiba di rumah dan mendapati pisang, pepaya, mangga, dan jeruk ditinggalkan di depan pintu rumah kami tanpa kami ketahui siapa pengirimnya.

Pada tahun 1971, saya dan istri ditemani tiga penyiar lain dari Rarotonga, mengadakan perjalanan ke pulau Aitutaki yang terkenal dengan lagunanya yang indah. Kami menemukan para pencinta Firman Allah di antara penduduk yang ramah dan memulai empat pengajaran Alkitab, yang kami lanjutkan melalui surat menyurat setelah kami kembali ke Rarotonga. Pada waktunya, siswa-siswa di Aitutaki ini dibaptis, dan sebuah sidang dibentuk. Pada tahun 1978, Balai Kerajaan kedua di Kepulauan Cook didirikan di sana. Yehuwa terus membuat segala sesuatu berkembang sebagai hasil dari pekerjaan menanam dan menyiram yang kami lakukan.—1 Korintus 3:6, 7.

Saya mendapat hak istimewa untuk mengunjungi sepuluh pulau di kelompok Kepulauan Cook, sering di bawah keadaan yang penuh ujian. Sebuah kapal menuju Atiu yang jauhnya 144 kilometer, membutuhkan waktu lebih dari enam hari karena angin yang kuat dan laut yang ganas. (Bandingkan 2 Korintus 11:26.) Meskipun persediaan makanan terbatas dan banyak orang di sekitar saya mabuk laut, saya bersyukur atas pemeliharaan Yehuwa, yang memungkinkan saya tiba dengan selamat di tujuan.

Pada tahun 1974, izin kami untuk tinggal di Kepulauan Cook ditolak dan karena itu kami harus kembali ke Selandia Baru. Ketika itu, terdapat tiga sidang di kepulauan tersebut.

Hak-Hak Istimewa Lebih Lanjut dalam Dinas—Dan Suatu Ujian

Kembali di Selandia Baru, pintu kesempatan baru terbuka. (1 Korintus 16:9) Lembaga membutuhkan seseorang yang dapat menerjemahkan Menara Pengawal dan lektur Alkitab lainnya ke bahasa Maori Kepulauan Cook. Saya mendapat hak istimewa ini, dan ini tetap sampai sekarang. Kemudian saya mendapat hak istimewa untuk mengunjungi saudara-saudara secara tetap tentu di Kepulauan Cook, pertama sebagai pengawas wilayah, kemudian sebagai pengawas distrik pengganti.

Pada satu dari kunjungan-kunjungan tersebut, Saudara Alex Napa, seorang perintis istimewa dari Rarotonga, pergi bersama saya dalam perjalanan laut selama 23 hari yang membawa kami ke Manahiki, Rakahanga, dan Penrhyn—pulau-pulau di sebelah utara Kepulauan Cook. Di setiap pulau, Yehuwa menggerakkan hati penduduk setempat yang ramah untuk menyediakan kami akomodasi dan menerima banyak lektur Alkitab. (Bandingkan Kisah 16:15.) Di pulau-pulau ini, mutiara sangat banyak, dan pada banyak kesempatan orang-orang menawarkan mutiara sebagai sumbangan untuk biaya pekerjaan pengabaran seluas dunia. Maka, seraya kita memberikan mutiara rohani, kita menerima beberapa mutiara harfiah.—Bandingkan Matius 13:45, 46.

Betapa indahnya bagian terpencil dari dunia ini! Bayangkan hiu-hiu yang besar berenang-renang bersama anak-anak dengan damai di sebuah laguna! Sungguh suatu pemandangan menakjubkan yang ditampilkan langit di malam hari! Betapa benar kata-kata pemazmur, ”Hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.”—Mazmur 19:2.

Kemudian, sembilan tahun yang lalu, datanglah ujian integritas yang sangat besar. Istri saya dirawat di rumah sakit karena suatu pendarahan otak. Operasi diperlukan, namun dokter tidak mau melaksanakannya tanpa darah. Hati nurani saya dan istri saya tidak menyetujui prosedur yang akan melanggar hukum Allah. Namun suara hati ahli bedah memerintahkan bahwa segala upaya boleh saja digunakan untuk menyelamatkan kehidupan, termasuk darah.

Kesehatan istri saya memburuk, dan ia dirawat di ruang gawat darurat, dengan pengunjung terbatas. Pendengarannya hilang karena tekanan pada gendang telinga. Situasi menjadi krisis. Setelah satu kali berkunjung, seorang dokter mengikuti saya ke mobil dan mendesak bahwa satu-satunya kesempatan bagi istri saya adalah operasi dengan darah dan memohon saya untuk menyetujuinya. Sekalipun demikian, saya dan istri saya bersandar kepada Yehuwa—walaupun dengan menaati hukum-Nya berarti kehilangan beberapa tahun dari kehidupan sekarang ini.

Tiba-tiba, ada tanda perbaikan pada kondisi istri saya. Suatu hari saya datang dan mendapati dia sedang duduk membaca di tempat tidurnya. Pada hari-hari berikutnya, ia mulai memberi kesaksian kepada pasien-pasien dan staf perawat. Lalu, datang panggilan untuk saya agar pergi ke kantor ahli bedah tersebut. ”Bapak Wharerau,” katanya, ”Bapak benar-benar beruntung! Kami yakin masalah istri Anda telah diatasi.” Tak diduga-duga, tekanan darahnya telah menjadi stabil. Saya dan istri saya bersama-sama berterima kasih kepada Yehuwa dan memperkuat tekad kami untuk sedapat mungkin berada dalam dinas-Nya.

Kini saya telah ditugaskan kembali ke Kepulauan Cook dan sekali lagi melayani di Rarotonga. Betapa hak istimewa yang mendatangkan berkat! Bila mengenang kembali, saya dan istri saya sangat bersyukur atas pemeliharaan Yehuwa selama kurang lebih dari lima dekade dalam dinas-Nya. Secara materi, kebutuhan hidup kami selalu terpenuhi. Dalam arti rohani, berkat-berkat terlalu banyak untuk dihitung. Yang menonjol adalah jumlah saudara jasmani saya yang menerima kebenaran. Saya dapat menghitung lebih dari 200 orang yang kini dibaptis sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, termasuk 65 orang keturunan langsung. Salah seorang cucu kami menjadi anggota keluarga Betel Selandia Baru, dan satu dari anak perempuan kami dengan suaminya serta dua putranya bekerja sebagai pekerja konstruksi di kantor-kantor cabang.—3 Yohanes 4.

Dengan menatap ke masa depan, saya menghargai harapan untuk hidup dalam suatu firdaus, di seluas bumi, keindahannya bahkan akan melampaui keindahan lembah hijau tempat saya lahir. Betapa suatu hak istimewa untuk menyambut kembali ibu dan ayah saya dalam kebangkitan dan untuk memberi tahu mereka tentang tebusan, Kerajaan, dan bukti-bukti lain dari bantuan pemeliharaan Yehuwa.

Tekad saya, ditopang pengetahuan bahwa Allah memelihara saya, adalah seperti yang dikatakan pemazmur di Mazmur 104:33, ”Aku hendak menyanyi bagi [Yehuwa] selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.”—Seperti yang diceritakan oleh Sarn Wharerau.

[Gambar di hlm. 28]

Balai Kerajaan pertama yang dibangun di Selandia Baru, pada tahun 1950

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan