Teladan-Teladan Kerendahan Hati untuk Ditiru
”KemurahanMu [”Kerendahan hatimu sendiri”, ”NW”] membuat aku besar.”—MAZMUR 18:36.
1. Bukti apa dari kerendahan hati dapat dilihat dalam diri seorang mantan presiden Lembaga Menara Pengawal?
JOSEPH F. RUTHERFORD memiliki penampilan yang berwibawa, tingginya lebih dari 180 sentimeter dengan berat badan lebih dari 90 kilogram. Ia juga memiliki suara yang keras, yang ia gunakan tidak hanya untuk memperkenalkan nama Yehuwa sebagaimana belum pernah diberitahukan sebelumnya, namun juga untuk menyingkapkan sikap bermuka dua dari para pemimpin agama Susunan Kristen, dengan menjuluki agama mereka sebagai ”suatu jerat dan penipuan”. Namun, meskipun ia berbicara dengan keras, sewaktu ia berdoa bersama keluarga Betel di kantor pusat, ia terdengar seperti seorang anak kecil yang sedang berbicara kepada ayahnya, dengan demikian membuktikan hubungannya yang erat dengan Penciptanya dan juga kerendahan hatinya. Ya, ia rendah hati seperti seorang anak kecil.—Matius 18:3, 4.
2. Dalam segi khusus apa hamba-hamba Yehuwa secara mencolok berbeda dari orang-orang di dunia ini?
2 Tak diragukan, semua hamba yang sejati dari Allah Yehuwa bersikap rendah hati. Berkenaan hal ini, mereka secara mencolok berbeda dengan orang-orang dunia. Dewasa ini, lebih daripada sebelumnya, dunia penuh dengan orang yang sombong. Orang yang berpangkat dan orang yang berkuasa, orang kaya dan orang terpelajar, dan bahkan banyak orang miskin dan kekurangan dalam segi-segi lain berlaku sombong.
3. Apa yang dapat dikatakan tentang buah-buah kesombongan?
3 Kesombongan menyebabkan begitu banyak perselisihan dan kesengsaraan. Sesungguhnya, semua kesukaran di alam semesta dimulai karena seorang malaikat tertentu menjadi sombong, ingin disembah dengan cara yang secara unik adalah hak sang Pencipta, Allah Yehuwa. (Matius 4:9, 10) Lagi pula, pribadi tersebut, yang menjadikan dirinya Iblis dan Setan, berhasil menggoda wanita pertama, Hawa, dengan menggugah perasaan sombongnya. Ia menjanjikan kepadanya bahwa jika ia makan dari buah terlarang itu, ia dapat menjadi seperti Allah sendiri, mengetahui yang baik dan jahat. Andaikan Hawa rendah hati, ia tentu akan berkata, ’Mengapa saya harus ingin seperti Allah?’ (Kejadian 3:4, 5) Apabila kita mempertimbangkan keadaan umat manusia yang menyedihkan secara fisik, mental, dan moral, sungguh tidak ada alasan bagi manusia untuk bersifat sombong! Tidak mengherankan kita membaca bahwa Yehuwa membenci ’kesombongan dan kecongkakan’! (Amsal 8:13) Sebagai kontras yang sangat mencolok dengan semua orang yang sombong adalah teladan-teladan kerendahan hati yang terdapat dalam Firman Allah, Alkitab.
Allah Yehuwa Rendah Hati
4. Ayat-ayat apa memperlihatkan bahwa Yehuwa rendah hati?
4 Allah Yehuwa—Yang Mahatinggi, Penguasa Universal, Raja kekekalan—rendah hati. (Kejadian 14:22) Apakah hal tersebut mungkin? Ya, tentu! Raja Daud berkata, seperti yang dicatat di Mazmur 18:36, ”Kauberikan kepadaku perisai keselamatanMu, tangan kananMu menyokong aku, kemurahanMu [”kerendahan hatimu sendiri”, NW] membuat aku besar.” Jelaslah, Raja Daud memuji kerendahan hati Yehuwa yang membuat dirinya, Daud, menjadi besar. Kemudian sekali lagi, kita membaca di Mazmur 113:6 bahwa Yehuwa ”merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi”. Terjemahan lain berbunyi, ”membungkuk untuk melihat”, (New International Version) ”sudi melihat jauh ke bawah”.—The New English Bible.
5. Peristiwa-peristiwa apa membuktikan kerendahan hati Yehuwa?
5 Pastilah Allah Yehuwa merendahkan diri dalam cara Ia berurusan dengan Abraham, dengan mengizinkan Abraham mempertanyakan keadilbenaran-Nya ketika bermaksud memusnahkan kota Sodom dan kota Gomora yang jahat.a (Kejadian 18:23-32) Dan sewaktu Yehuwa menyatakan keinginan-Nya untuk membinasakan bangsa Israel—satu kali karena penyembahan berhala, dan kali lain karena pemberontakan—pada setiap kesempatan Musa bertukar pikiran dengan Yehuwa seolah-olah ia berbicara kepada manusia lain. Setiap kali Yehuwa menanggapinya dengan baik. Ini memperlihatkan kerendahan hati di pihak-Nya untuk mengabulkan permohonan Musa berkenaan Israel, umat-Nya. (Keluaran 32:9-14; Bilangan 14:11-20) Contoh-contoh lain berkenaan kerendahan hati Yehuwa dalam berurusan dengan manusia, seakan-akan antara pribadi dengan pribadi secara langsung, dapat dilihat dalam hubungan-Nya dengan Gideon dan dengan Yunus, seperti dicatat di Hakim 6:36-40 dan Yunus 4:9-11.
6. Karakteristik apa dari Yehuwa lebih jauh memperlihatkan kerendahan hati-Nya?
6 Sebenarnya, sekurang-kurangnya sembilan kali, Yehuwa dikatakan ”panjang sabar [”lambat marah”, NW]”.b Yehuwa berlaku panjang sabar, lambat marah, dalam berurusan dengan manusia yang tidak sempurna selama ribuan tahun, merupakan bukti lebih jauh bahwa Ia rendah hati. Orang yang sombong tidak sabar, cepat melampiaskan kegeraman, jauh berbeda dari panjang sabar. Betapa kerendahan hati Yehuwa membuat kesombongan manusia yang tidak sempurna tampak tidak masuk akal! Karena kita diberi tahu untuk ’menjadi peniru Allah seperti anak-anak yang kekasih’, kita harus rendah hati sebagaimana Ia rendah hati.—Efesus 5:1.
Teladan Kerendahan Hati Kristus
7, 8. Apa yang dikatakan Alkitab tentang kerendahan hati Yesus Kristus?
7 Teladan kedua yang paling menonjol berkenaan kerendahan hati untuk kita tiru disebutkan di 1 Petrus 2:21, ”Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya.” Lama sebelum ia datang ke bumi sebagai manusia, telah dinubuatkan tentang dia di Zakharia 9:9, ”Bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut [”rendah hati”, NW] dan mengendarai seekor keledai.” Andaikan Yesus Kristus sombong, ia mungkin akan menerima tawaran Iblis berupa semua kerajaan di dunia ini sebagai ganti satu tindakan penyembahan. (Matius 4:9, 10) Ia juga memperlihatkan kerendahan hati dengan memberikan semua pujian kepada Yehuwa atas pengajarannya, dengan berkata, ”Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diriKu sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepadaKu.”—Yohanes 8:28.
8 Ia dengan tepat dapat mengatakan kepada para pendengarnya, ”Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Matius 11:29) Dan sungguh contoh yang bagus berkenaan kerendahan hati diperlihatkannya dengan membasuh kaki murid-muridnya pada malam terakhir ia bersama mereka sebagai seorang manusia! (Yohanes 13:3-15) Dengan tepat sekali, di Filipi 2:3-8, rasul Paulus menasihati orang-orang Kristen untuk memiliki ”kerendahan pikiran” (NW), dengan menyebutkan Yesus Kristus sebagai teladan, ”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Sewaktu dihadapkan dengan krisis terbesar dalam kehidupannya, dengan rendah hati ia berdoa kepada Bapanya, ”Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39) Tidak diragukan lagi, agar kita menjadi peniru Yesus Kristus, dengan mengikuti jejak kakinya dengan saksama, kita harus rendah hati.
Rasul Paulus, Teladan Kerendahan Hati yang Bagus
9-12. Dengan cara-cara apa rasul Paulus menyediakan teladan yang bagus berkenaan kerendahan hati?
9 Rasul Paulus menulis, ”Jadilah peniru-peniruku, sama seperti aku adalah peniru Kristus.” (1 Korintus 11:1, NW) Apakah rasul Paulus meniru Yesus Kristus dengan memiliki kerendahan pikiran, sehingga memberi kita teladan lain berkenaan kerendahan hati untuk ditiru? Tentu saja demikian. Pertama-tama, ia dengan rendah hati mengakui bahwa ia adalah hamba dari Yesus Kristus. (Filipi 1:1) Ia memberi tahu para penatua di Efesus tentang dirinya yang ’bekerja bagaikan budak bagi Tuhan dengan kerendahan pikiran yang sebesar-besarnya dan air mata dan cobaan yang menimpanya melalui rencana-rencana jahat orang Yahudi’. (Kisah 20:17-19, NW) Andaikan ia tidak rendah hati, ia tentu tidak akan menulis kata-kata yang terdapat di Roma 7:18, 19, ”Aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik . . . Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”
10 Yang juga memperlihatkan kerendahan hati Paulus adalah apa yang ia tulis kepada orang-orang Kristen di Korintus, sebagaimana dicatat di 1 Korintus 2:3, ”Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.” Ketika ia dengan rendah hati menceritakan haluannya di masa lampau sebelum menjadi seorang Kristen, ia menulis, ”Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, . . . ’Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa’, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”—1 Timotius 1:13, 15.
11 Kerendahan hatinya diperlihatkan lebih jauh dengan pengakuannya bahwa keberhasilan dalam segala upayanya berasal dari Allah. Ia menulis tentang pelayanannya, ”Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberikan pertumbuhan.” (1 Korintus 3:6, 7) Ia juga meminta saudara-saudaranya berdoa untuknya agar ia dapat memberi kesaksian yang baik, seperti yang kita baca di Efesus 6:18-20, ”Berdoalah setiap waktu. . . . untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, . . . supaya dengan keberanian aku menyatakan [rahasia suci dari firman Allah], sebagaimana seharusnya aku berbicara.”
12 Paulus juga memperlihatkan kerendahan hati dalam cara ia bekerja sama dengan rasul-rasul lain, ”Yakobus, Kefas dan Yohanes . . . berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat.” (Galatia 2:9) Ia lebih jauh memperlihatkan kerelaannya untuk bekerja sama dengan para penatua di sidang Yerusalem dengan menyertai empat pria ke bait dan menanggung biaya mereka untuk memenuhi suatu nazar.—Kisah 21:23-26.
13. Apa yang membuat kerendahan hati Paulus begitu menonjol?
13 Kerendahan hati Paulus semakin menonjol sewaktu kita memperhatikan betapa dengan luar biasa ia telah digunakan oleh Allah Yehuwa. Misalnya, kita membaca bahwa ”Allah terus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan luar biasa yang penuh kuasa melalui tangan Paulus.” (Kisah 19:11, 12, NW) Lebih daripada itu, ia diberi penglihatan-penglihatan adikodrati dan penyingkapan-penyingkapan. (2 Korintus 12:1-7, NW) Kita juga hendaknya tidak mengabaikan kenyataan bahwa ia diilhami untuk menulis 14 dari 27 buku (sebenarnya surat) dari Kitab-Kitab Yunani Kristen. Semua ini dapat dikatakan tidak membuatnya besar kepala. Ia tetap rendah hati.
Contoh-Contoh pada Zaman Modern
14-16. (a) Bagaimana presiden pertama dari Lembaga Menara Pengawal menjadi contoh yang bagus berkenaan kerendahan hati? (b) Contohnya secara mencolok berbeda dari contoh yang diperlihatkan siapa?
14 Di Ibrani 13:7, kita membaca nasihat rasul Paulus, ”Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” Selaras dengan prinsip ini, sebagai contoh zaman modern kita dapat menyebutkan presiden pertama Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal, Charles Taze Russell, yang imannya dapat kita tiru. Apakah ia orang yang rendah hati? Memang demikian! Sebagaimana telah diamati dengan baik, dalam naskah dari bukunya yang berjudul Studies in the Scriptures, enam jilid dengan kira-kira 3.000 halaman, tak pernah satu kali pun ia menunjuk kepada dirinya sendiri. Publikasi-publikasi Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal dewasa ini mengikuti prinsip ini dalam hal tidak menarik perhatian kepada manusia dengan mengidentifikasi para penulis artikel.
15 Dalam Watch Tower, Russell pernah menulis bahwa ia sama sekali tidak mengenal kata ”Russellisme” dan ”pengikut Russell”, julukan-julukan yang diberikan oleh para penentangnya namun yang ia tolak mentah-mentah. Ia menulis, ”Pekerjaan kami . . . adalah untuk mengumpulkan kembali potongan-potongan kebenaran yang sudah lama terserak dan mempersembahkannya kepada umat Tuhan—bukan sebagai sesuatu yang baru, bukan sebagai milik kami, tetapi sebagai kepunyaan Tuhan. . . . Pekerjaan yang untuknya Tuhan telah berkenan menggunakan bakat-bakat kami yang tidak seberapa, bukan merupakan pekerjaan memulai melainkan hanya menyusun kembali, menyesuaikan, menyelaraskan.” Sungguh, ia menyuarakan perasaan rasul Paulus, seperti yang terdapat di 1 Korintus 3:5-7.
16 Sikapnya sama sekali bertentangan dengan sikap Charles Darwin. Dalam edisi pertamanya dari buku The Origin of Species pada tahun 1859, Darwin berulang kali menunjuk kepada teori ”saya”, dengan mengabaikan apa yang telah dikatakan oleh orang-orang lain sebelum dia tentang evolusi. Seorang penulis ternama pada abad itu, Samuel Butler, mengecam Darwin, dengan menunjukkan bahwa banyak orang sebelumnya telah mengajukan teori evolusi; hal itu sama sekali bukan berasal dari Darwin.
17. Apa contoh-contoh lebih lanjut berkenaan kerendahan hati Saudara Rutherford?
17 Seorang hamba lain yang setia pada zaman modern yang digunakan Allah Yehuwa secara luar biasa adalah Joseph F. Rutherford, yang disebutkan pada awal artikel ini. Ia seorang pendukung yang berani dari kebenaran Alkitab dan khususnya dari nama Yehuwa. Meskipun secara luas dikenal sebagai Hakim Rutherford, dalam batinnya ia sebenarnya seorang yang rendah hati. Misalnya, ia pernah membuat beberapa pernyataan dogmatis berkenaan apa yang dapat diharapkan oleh orang Kristen pada tahun 1925. Sewaktu fakta-fakta gagal mendukung harapannya, dengan rendah hati ia memberi tahu keluarga Betel di Brooklyn bahwa ia telah bertindak bodoh. Seorang Kristen terurap yang bergaul cukup akrab dengannya memberi kesaksian bahwa berulang kali ia mendengar Saudara Rutherford meminta maaf dalam semangat Matius 5:23, 24, di hadapan umum maupun secara pribadi, karena telah melukai seorang rekan Kristen dengan kata-kata yang tidak bijaksana. Dibutuhkan kerendahan hati bagi seseorang yang memiliki wewenang untuk meminta maaf kepada orang-orang yang berada di bawah pengawasannya. Saudara Rutherford memberi contoh yang bagus bagi semua pengawas, baik di sidang, dalam pekerjaan keliling, maupun di salah satu cabang Lembaga.
18. Kata-kata apa yang diucapkan oleh presiden ketiga dari Lembaga yang menunjukkan kerendahan pikiran?
18 Presiden yang ketiga dari Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal, Nathan H. Knorr, juga memperlihatkan bahwa, walaupun ia menonjol di kalangan umat Yehuwa, ia tidak merasa terkemuka karena kedudukannya. Meskipun ia terkemuka dalam kemampuannya mengorganisasi dan berbicara di muka umum, ia memiliki respek yang sangat dalam atas apa yang dilakukan orang-orang lain. Demikianlah, suatu kali ia mengunjungi seorang anggota Departemen Penulisan di kantor saudara tersebut dan berkata, ”Di sinilah tempat dilakukannya pekerjaan yang paling penting sekaligus yang paling sulit. Itulah sebabnya saya tidak banyak melakukannya.” Ya, ia dengan rendah hati menerapkan nasihat di Filipi 2:3, bahwa ’dengan rendah hati [”kerendahan pikiran”, NW] seseorang hendaknya menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri’. Ia mengakui bahwa meskipun melayani sebagai presiden Lembaga adalah penting, pekerjaan-pekerjaan lain juga penting. Ini menuntut kerendahan hati di pihaknya untuk merasa demikian dan untuk menyatakannya dengan sangat jelas. Ia adalah teladan bagus lain untuk ditiru oleh semua, khususnya mereka yang mungkin memiliki kedudukan yang menonjol sebagai pengawas.
19, 20. (a) Teladan kerendahan hati apa disediakan oleh presiden keempat dari Lembaga? (b) Bantuan apa akan diberikan dalam artikel berikut berkenaan upaya kita mempraktekkan kerendahan hati?
19 Presiden yang keempat dari Lembaga, Fred W. Franz, juga menjadi contoh yang bagus berkenaan kerendahan hati. Sebagai wakil presiden dari Lembaga selama 32 tahun, ia banyak menulis untuk majalah serta program-program kebaktian; namun dalam hal ini ia selalu menempatkan diri di belakang layar, tidak pernah berupaya mendapat perhatian. Sebuah contoh yang serupa pada zaman dahulu dapat dikutip. Ketika Yoab mengalahkan bani Amon di Raba, ia memastikan agar Raja Daud yang menerima pujian atas kemenangan ini.—2 Samuel 12:26-28.
20 Benar, ada banyak teladan bagus, pada zaman dahulu maupun sekarang, yang memberi kita alasan-alasan yang sangat kuat untuk berlaku rendah hati. Namun, masih ada lebih banyak alasan bagi kita untuk berlaku rendah hati, dan hal ini serta bantuan untuk berlaku rendah hati akan dibahas dalam artikel berikut.
[Catatan Kaki]
a ”Merendahkan diri” sering digunakan dengan makna ”mengenakan penampilan superioritas”. Namun makna utamanya—dan makna dalam New World Translation—adalah ”bersikap tidak formal”, ”menyingkirkan hak istimewa jabatan”.—Lihat Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary.
b Keluaran 34:6; Bilangan 14:18; Nehemia 9:17; Mazmur 86:15; 103:8; 145:8; Yoel 2:13; Yunus 4:2; Nahum 1:3.
Apakah Saudara Ingat?
◻ Apa yang menjadi buah-buah kesombongan?
◻ Siapa yang telah menyediakan teladan terbaik berkenaan kerendahan hati?
◻ Apa yang memperlihatkan siapa yang merupakan teladan kedua terbesar berkenaan kerendahan hati?
◻ Contoh baik apa berkenaan kerendahan hati disediakan rasul Paulus?
◻ Kita memiliki teladan-teladan yang menonjol apa berkenaan kerendahan hati pada zaman modern?
[Gambar di hlm. 15]
Yesus memberikan pertunjukan yang bagus berkenaan kerendahan hati
[Gambar di hlm. 16]
Paulus menyediakan teladan yang bagus berkenaan kerendahan hati
[Gambar di hlm. 17]
Saudara Russell tidak mencari nama bagi dirinya sendiri atas segala sesuatu yang ia tulis