PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w95 1/7 hlm. 14-19
  • ”Israel Milik Allah” dan ”Kumpulan Besar”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Israel Milik Allah” dan ”Kumpulan Besar”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ”Kumpulan Besar”
  • Suatu ”Kerajaan Imam” Simbolis
  • Orang-Orang Asing di Israel
  • Bangsa Rohani
  • Penggenapan Surgawi
  • Orang-Orang yang Tinggal Bersama di ”Negeri” yang Dipulihkan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Saksi-Saksi Kristen dengan Kewarganegaraan Surgawi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Keimaman Kerajaan untuk Menolong Manusia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
  • Warga Negara atau Orang Asing, Allah Menyambut Saudara!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
w95 1/7 hlm. 14-19

”Israel Milik Allah” dan ”Kumpulan Besar”

”Aku memandang, dan, lihat! suatu kumpulan besar orang yang tidak seorang pun dapat menghitung jumlahnya.”​—PENYINGKAPAN 7:9.

1-3. (a) Prospek-prospek surgawi yang mulia apa dimiliki oleh orang-orang Kristen? (b) Bagaimana Setan berupaya menghancurkan sidang Kristen pada abad pertama? (c) Apa yang terjadi pada tahun 1919 yang memperlihatkan bahwa upaya-upaya Setan untuk merusak sidang Kristen yang terurap telah gagal?

DIDIRIKANNYA ”Israel milik Allah” pada tahun 33 M adalah langkah yang besar dalam pelaksanaan maksud-tujuan Yehuwa. (Galatia 6:16) Anggota-anggota terurapnya memiliki harapan untuk menjadi makhluk-makhluk roh yang tidak berkematian dan memerintah bersama Kristus dalam Kerajaan surgawi Allah. (1 Korintus 15:50, 53, 54) Dalam kedudukan itu, mereka memiliki peranan penting dalam menyucikan nama Yehuwa dan meremukkan kepala Musuh besar, Setan si Iblis. (Kejadian 3:15; Roma 16:20) Tidak heran bahwa Setan mengerahkan segenap kuasanya untuk menghancurkan sidang yang baru ini, dengan menindas maupun dengan mencoba merusaknya!—2 Timotius 2:18; Yudas 4; Penyingkapan 2:10.

2 Ketika para rasul masih hidup, Setan tidak berhasil. Akan tetapi, setelah kematian mereka, kemurtadan merajalela tanpa dapat dicegah. Pada akhirnya, di mata manusia, sidang Kristen sejati yang didirikan oleh Yesus tampaknya telah dirusak sewaktu Setan menciptakan agama tiruan yang murtad yang dewasa ini dikenal sebagai Susunan Kristen. (2 Tesalonika 2:3-8) Meskipun demikian, kekristenan yang sejati tetap ada.—Matius 28:20.

3 Yesus, dalam perumpamaannya tentang gandum dan lalang, menubuatkan bahwa suatu waktu orang-orang Kristen sejati akan tumbuh bersama-sama dengan ”lalang”, atau orang-orang Kristen palsu; dan ini terjadi. Namun ia juga mengatakan bahwa selama hari-hari terakhir ini, ”putra-putra Kerajaan” akan secara jelas kembali terpisah dari ”lalang”. (Matius 13:36-43) Hal ini juga terbukti benar. Pada tahun 1919 orang-orang Kristen terurap yang sejati keluar dari penawanan Babilon. Mereka mendapat pengakuan ilahi sebagai ”budak yang setia dan bijaksana”, dan mereka dengan berani mulai memberitakan kabar baik Kerajaan. (Matius 24:14, 45-47; Penyingkapan 18:4) Hampir semua di antara mereka adalah orang-orang Kafir; namun karena mereka memiliki iman Abraham, mereka sebenarnya adalah ’keturunan Abraham’. Mereka adalah anggota-anggota dari ”Israel milik Allah”.—Galatia 3:7, 26-29.

”Kumpulan Besar”

4. Kelompok Kristen apa menjadi nyata, khususnya pada tahun 1930-an?

4 Pertama-tama, orang-orang yang menyambut pengabaran dari orang-orang Kristen yang terurap ini juga menjadi bangsa Israel rohani, kaum sisa dari 144.000, dengan harapan surgawi. (Penyingkapan 12:17) Akan tetapi, khususnya pada tahun 1930-an, kelompok lain menjadi nyata. Orang-orang ini diidentifikasi sebagai ”domba-domba lain” dari perumpamaan tentang kandang domba. (Yohanes 10:16) Mereka adalah murid-murid Kristus dengan harapan hidup abadi dalam firdaus di bumi. Mereka seolah-olah adalah keturunan rohani dari orang-orang Kristen terurap. (Yesaya 59:21; 66:22; bandingkan 1 Korintus 4:15, 16.) Mereka mengakui sidang Kristen terurap sebagai budak yang setia dan bijaksana, dan seperti saudara-saudara mereka yang terurap, mereka memiliki kasih yang dalam kepada Yehuwa, iman akan korban Yesus, kegairahan untuk memuji Allah, dan kerelaan untuk menderita demi keadilbenaran.

5. Bagaimana kedudukan dari domba-domba lain secara progresif dipahami dengan lebih baik?

5 Pada mulanya, kedudukan dari domba-domba lain tidak dipahami dengan baik, namun dengan berlalunya waktu, hal-hal ini menjadi lebih jelas. Pada tahun 1932, orang-orang Kristen terurap dianjurkan untuk mendesak domba-domba lain agar ambil bagian dalam pekerjaan pengabaran—sesuatu yang sebelumnya sudah dilakukan oleh banyak domba lain. Pada tahun 1934 domba-domba lain dianjurkan untuk menyerahkan diri kepada pembaptisan air. Pada tahun 1935 mereka diidentifikasi sebagai ”kumpulan besar” dari Penyingkapan pasal 7. Pada tahun 1938 mereka diundang menghadiri Peringatan kematian Yesus Kristus sebagai pengamat. Pada tahun 1950 pria-pria yang matang di antara mereka dipahami termasuk di antara ”pangeran-pangeran” yang melayani sebagai ”tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut”. (Mazmur 45:17, NW; Yesaya 32:1, 2) Pada tahun 1953, organisasi Allah di bumi—yang pada waktu itu bagian terbesar terdiri atas domba-domba lain—dipandang sebagai inti dari masyarakat di bumi yang akan berada dalam dunia baru. Pada tahun 1985 dipahami bahwa atas dasar korban tebusan Yesus, domba-domba lain dinyatakan adil-benar sebagai sahabat Allah dan dengan harapan untuk selamat melewati Armagedon.

6. Apa kedudukan yang relatif dari kaum terurap dan domba-domba lain dewasa ini, yang menuntun kepada pertanyaan-pertanyaan apa?

6 Sekarang ini, pada bagian akhir dari ”hari-hari terakhir”, mayoritas dari 144.000 telah meninggal dan menerima upah surgawi mereka. (2 Timotius 3:1; Penyingkapan 6:9-11; 14:13) Orang-orang Kristen dengan harapan di bumi sekarang melakukan bagian terbesar dari pemberitaan kabar baik, dan mereka menganggap sebagai hak istimewa untuk mendukung saudara-saudara Yesus yang terurap dalam hal ini. (Matius 25:40) Akan tetapi, kaum terurap ini adalah budak yang setia dan bijaksana yang melalui mereka makanan rohani telah disalurkan terus sampai hari-hari terakhir ini. Apa yang akan terjadi dengan domba-domba lain sewaktu segenap kaum terurap menerima upah surgawi mereka? Persediaan-persediaan apa kelak akan dibuat bagi domba-domba lain? Suatu tinjauan singkat atas Israel purba akan membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Suatu ”Kerajaan Imam” Simbolis

7, 8. Sampai sejauh mana bangsa Israel purba adalah suatu kerajaan imam dan suatu bangsa yang kudus di bawah perjanjian Hukum?

7 Sewaktu Yehuwa memilih Israel sebagai bangsa khusus-Nya, Ia mengadakan perjanjian dengan mereka, dengan mengatakan, ”Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.” (Keluaran 19:5, 6) Israel adalah umat khusus Yehuwa atas dasar perjanjian Hukum. Namun, bagaimana janji yang mencakup suatu kerajaan imam ini dan suatu bangsa yang kudus dapat digenapi?

8 Israel, sewaktu setia, mengakui kedaulatan Yehuwa dan menerima Dia sebagai Raja mereka. (Yesaya 33:22) Dengan demikian mereka adalah suatu kerajaan. Namun, sebagaimana yang belakangan disingkapkan, janji tentang ’suatu kerajaan’ akan berarti jauh lebih daripada itu. Selain itu, ketika mereka menaati Hukum Yehuwa, mereka bersih, terpisah dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Mereka adalah suatu bangsa yang kudus. (Ulangan 7:5, 6) Apakah mereka adalah suatu kerajaan imam? Nah, suku Lewi di Israel dipisahkan untuk dinas di bait, dan di dalam suku tersebut terdapat keimaman Lewi. Sewaktu Hukum Musa diresmikan, pria-pria Lewi diambil sebagai ganti anak sulung dari setiap keluarga yang bukan suku Lewi.a (Keluaran 22:29; Bilangan 3:11-16, 40-51) Maka, setiap keluarga di Israel seolah-olah diwakili dalam dinas di bait. Sampai sedekat ini sajalah bangsa tersebut dapat menjadi suatu keimaman. Meskipun begitu, mereka mewakili Yehuwa di hadapan bangsa-bangsa. Orang asing mana pun yang ingin beribadat kepada Allah yang benar harus melakukan hal itu dalam pergaulan dengan bangsa Israel.—2 Tawarikh 6:32, 33; Yesaya 60:10.

9. Apa yang menyebabkan Yehuwa menolak Israel, kerajaan di sebelah utara dari ’melayani Dia sebagai imam’?

9 Setelah kematian Salomo, umat Allah dibagi menjadi bangsa Israel di sebelah utara di bawah Raja Yerobeam dan bangsa Yehuda di sebelah selatan di bawah Raja Rehabeam. Karena bait tersebut, pusat dari ibadat yang sejati, terletak di daerah Yehuda, Yerobeam mendirikan bentuk ibadat yang ilegal dengan mendirikan patung-patung anak domba dalam daerah nasionalnya sendiri. Selanjutnya, ”ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi”. (1 Raja 12:31) Bangsa yang di sebelah utara terperosok lebih jauh ke dalam ibadat yang palsu sewaktu Raja Ahab membiarkan Izebel, istrinya yang orang asing, mendirikan ibadat kepada Baal di negeri itu. Akhirnya, Yehuwa menjatuhkan penghukuman atas kerajaan yang memberontak ini. Melalui Hosea, Ia mengatakan, ”Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku.” (Hosea 4:6) Tidak lama setelah itu, orang-orang Asyur membinasakan Israel, kerajaan di sebelah utara.

10. Bagaimana Yehuda, kerajaan di sebelah selatan, ketika setia, mewakili Yehuwa di antara bangsa-bangsa?

10 Bagaimana dengan bangsa yang di sebelah selatan, Yehuda? Pada zaman Hizkia, Yehuwa mengatakan kepada mereka melalui Yesaya, ”Kamu inilah saksi-saksi-Ku, . . . hamba-Ku yang telah Kupilih, . . . umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.” (Yesaya 43:10, 21; 44:21) Pada waktu kerajaan di sebelah selatan setia, ia berperan untuk memberitakan kemuliaan Yehuwa kepada bangsa-bangsa dan untuk menarik orang-orang yang berhati benar agar beribadat kepada-Nya di bait-Nya dan dilayani oleh keimaman Lewi yang sah.

Orang-Orang Asing di Israel

11, 12. Sebutkan beberapa orang asing yang datang untuk melayani Yehuwa dalam pergaulan dengan Israel.

11 Sehubungan dengan orang-orang asing yang menyambut kesaksian bangsa ini, persediaan dibuat bagi mereka dalam Hukum yang diberikan melalui Musa—yang istrinya, Zipora, adalah seorang Midian. ”Berbagai-bagai bangsa” bukan Israel meninggalkan Mesir bersama bangsa Israel dan hadir sewaktu Hukum diberikan. (Keluaran 2:16-22; 12:38; Bilangan 11:4) Rahab dan keluarganya diselamatkan dari Yerikho dan belakangan diterima dalam sidang jemaat Yahudi. (Yosua 6:23-25) Tidak lama setelah itu, orang-orang Gibeon mengadakan perdamaian dengan Israel dan diberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan tabernakel.—Yosua 9:3-27; lihat juga 1 Raja 8:41-43; Ester 8:17.

12 Pada akhirnya, orang-orang asing melayani dalam jabatan yang tinggi. Uria orang Het, suami Batsyeba, termasuk di antara ”pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa” dari Daud, sebagaimana juga Zelek orang Amon. (1 Tawarikh 11:26, 39, 41; 2 Samuel 11:3, 4) Ebedmelekh, seorang Etiopia, melayani di istana dan bisa menghampiri raja. (Yeremia 38:7-9) Setelah Israel kembali dari pembuangan di Babel, Netinim yang adalah orang-orang bukan Israel diberi lebih banyak tanggung jawab dalam membantu para imam. (Ezra 7:24) Karena sejumlah orang asing, atau penduduk asing yang setia ini, dipandang sebagai gambaran dari kumpulan besar dewasa ini, keadaan mereka menarik perhatian kita.

13, 14. (a) Apa saja hak istimewa dan tanggung jawab dari orang-orang proselit di Israel? (b) Bagaimana orang-orang Israel harus memandang orang-orang proselit yang setia?

13 Orang-orang demikian adalah proselit, para penyembah yang berbakti dari Yehuwa di bawah Hukum Musa yang bersama dengan orang-orang Israel terpisah dari bangsa-bangsa. (Imamat 24:22) Mereka mempersembahkan korban-korban, tetap bersih dari ibadat yang palsu, dan menjauhkan diri dari darah, tepat seperti yang dilakukan orang-orang Israel. (Imamat 17:10-14; 20:2) Mereka membantu pembangunan bait Salomo dan turut serta dalam pemulihan ibadat yang sejati di bawah Raja Asa dan Raja Hizkia. (1 Tawarikh 22:2; 2 Tawarikh 15:8-14; 30:25) Sewaktu Petrus menggunakan kunci yang pertama dari Kerajaan pada hari Pentakosta 33 M, kata-katanya didengar oleh ”orang Yahudi maupun proselit [bukan Yahudi]”. Kemungkinan besar, beberapa orang di antara tiga ribu yang dibaptis pada hari itu adalah proselit. (Kisah 2:10, 41) Tidak lama setelah itu, seorang proselit Etiopia dibaptis oleh Filipus—sebelum Petrus menggunakan kunci yang terakhir dari Kerajaan bagi Kornelius dan keluarganya. (Matius 16:19; Kisah 8:26-40; 10:30-48) Jelaslah, proselit tidak dipandang sebagai orang-orang Kafir.

14 Akan tetapi, kedudukan dari proselit di negeri tersebut tidak seperti kedudukan dari orang Israel asli. Proselit tidak melayani sebagai imam, dan anak sulung mereka tidak diwakili dalam keimaman Lewi.b Dan proselit tidak memiliki tanah warisan di Israel. Namun, orang-orang Israel diperintahkan untuk bersikap timbang rasa kepada proselit yang setia dan untuk memandang mereka sebagai saudara.—Imamat 19:33, 34.

Bangsa Rohani

15. Apa yang terjadi sewaktu orang Israel menolak untuk menerima Mesias?

15 Hukum dirancang untuk menjaga agar bangsa Israel tetap bersih, terpisah dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Namun ini memenuhi tujuan lain lagi. Rasul Paulus menulis, ”Hukum telah menjadi pembimbing kita yang membimbing kepada Kristus, agar kita dapat dinyatakan adil-benar karena iman.” (Galatia 3:24) Sayang sekali, kebanyakan orang Israel gagal untuk dipimpin oleh Kristus melalui Hukum. (Matius 23:15; Yohanes 1:11) Maka Allah Yehuwa menolak bangsa tersebut dan menyebabkan lahirnya ”Israel milik Allah”. Selain itu, Ia mengulurkan undangan kepada orang-orang bukan Yahudi untuk menjadi warga-warga yang memiliki status penuh dalam Israel baru. (Galatia 3:28; 6:16) Di dalam bangsa baru inilah janji Yehuwa di Keluaran 19:5, 6 mengenai suatu keimaman-raja memiliki penggenapan terakhir yang menakjubkan. Bagaimana?

16, 17. Dalam arti apa orang-orang Kristen terurap di bumi adalah ”raja”? suatu ”keimaman”?

16 Petrus mengutip Keluaran 19:6 sewaktu ia menulis kepada orang-orang Kristen terurap pada zamannya, ”Kamu adalah ’ras yang dipilih, keimaman-raja, bangsa yang kudus, umat untuk milik yang istimewa’.” (1 Petrus 2:9) Apa artinya ini? Apakah orang-orang Kristen terurap di bumi adalah raja-raja? Tidak, kedudukan mereka sebagai raja masih di masa depan. (1 Korintus 4:8) Akan tetapi, mereka adalah ”raja” dalam arti bahwa mereka ditandai untuk hak-hak istimewa kerajaan di masa depan. Bahkan sekarang mereka adalah suatu bangsa di bawah seorang raja, Yesus, yang dilantik oleh Penguasa Agung, Allah Yehuwa. Paulus menulis, ”[Yehuwa] telah melepaskan kita dari wewenang kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Putra yang ia kasihi.”—Kolose 1:13.

17 Apakah orang-orang Kristen terurap di bumi suatu keimaman? Dalam arti tertentu, ya. Sebagai suatu sidang jemaat, mereka menjalankan suatu peran keimaman yang tidak dapat dibantah. Petrus menjelaskan hal ini ketika ia mengatakan, ”Kamu sendiri . . . dibangun menjadi rumah rohani untuk tujuan keimaman yang kudus.” (1 Petrus 2:5; 1 Korintus 3:16) Dewasa ini, kaum sisa dari orang-orang Kristen terurap sebagai suatu badan adalah ”budak yang setia dan bijaksana”, saluran untuk membagikan makanan rohani. (Matius 24:45-47) Sebagaimana halnya dengan Israel purba, siapa pun yang ingin melayani Yehuwa harus melakukan hal itu dalam pergaulan dengan orang-orang Kristen terurap ini.

18. Sebagai suatu keimaman, sidang Kristen terurap di bumi memiliki tanggung jawab utama apa?

18 Selain itu, orang-orang Kristen yang terurap mengambil alih dari Israel hak istimewa untuk memberi kesaksian demi keagungan Yehuwa di antara bangsa-bangsa. Konteksnya memperlihatkan bahwa sewaktu Petrus menyebut orang-orang Kristen terurap suatu keimaman-raja, ia memaksudkan pekerjaan pemberitaan. Benar, Petrus menggabungkan dalam satu kutipan, janji Yehuwa di Keluaran 19:6 dengan kata-kata-Nya kepada Israel di Yesaya 43:21 sewaktu ia mengatakan, ”Kamu adalah . . . ’keimaman-raja, . . . agar kamu menyatakan ke mana-mana keluhuran’ pribadi yang memanggilmu ke luar dari kegelapan ke dalam terangnya yang menakjubkan.” (1 Petrus 2:9) Selaras dengan ini, Paulus berbicara tentang pernyataan dari keunggulan Yehuwa sebagai suatu korban di bait. Ia menulis, ”Melalui [Yesus] hendaklah kita selalu mempersembahkan kepada Allah korban pujian, yaitu buah-buah bibir yang membuat pernyataan di hadapan umum tentang namanya.”—Ibrani 13:15.

Penggenapan Surgawi

19. Apa penggenapan agung yang terakhir dari janji bahwa Israel akan menjadi kerajaan imam?

19 Akan tetapi, Keluaran 19:5, 6 terutama memiliki penggenapan yang jauh lebih mulia. Dalam buku Penyingkapan, rasul Yohanes mendengar makhluk-makhluk surgawi menerapkan ayat ini seraya mereka memuji Yesus yang dibangkitkan, ”Engkau telah dibantai dan dengan darahmu engkau membeli orang-orang bagi Allah dari setiap suku dan bahasa dan umat dan bangsa, dan engkau menjadikan mereka suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan berkuasa sebagai raja-raja atas bumi.” (Penyingkapan 5:9, 10) Maka, dalam makna terakhir, keimaman-raja adalah Kerajaan surgawi Allah, wewenang pemerintahan yang Yesus ajarkan agar kita doakan. (Lukas 11:2) Segenap 144.000 orang Kristen terurap yang bertekun setia sampai akhir akan memiliki bagian dalam penyelenggaraan Kerajaan itu. (Penyingkapan 20:4, 6) Sungguh penggenapan yang menakjubkan dari janji yang dibuat di masa lampau yang sangat jauh melalui Musa!

20. Pertanyaan apa masih harus dijawab?

20 Apa hubungannya semua ini dengan keadaan dari kumpulan besar dan masa depan mereka sewaktu segenap kaum terurap menerima warisan mereka yang menakjubkan? Ini akan menjadi jelas dalam artikel terakhir dari seri ini.

[Catatan Kaki]

a Sewaktu keimaman Israel diresmikan, putra sulung dari orang-orang bukan suku Lewi dari Israel dan pria-pria dari suku Lewi dihitung. Ada 273 putra sulung lebih banyak dibanding pria-pria Lewi. Maka, Yehuwa memerintahkan agar lima syikal untuk masing-masing dari ke-273 orang hendaknya dibayar sebagai tebusan untuk kelebihan ini.

b Jumlah besar dari berbagai orang bukan Israel hadir sewaktu Hukum diresmikan pada tahun 1513 SM, tetapi putra sulung mereka tidak termasuk hitungan sewaktu orang-orang Lewi diambil sebagai pengganti bagi putra sulung Israel. (Lihat paragraf 8.) Oleh karena itu, orang-orang Lewi tidak diambil sebagai pengganti bagi putra sulung dari orang-orang bukan Israel ini.

Dapatkah Saudara Menjelaskan?

◻ Bagaimana kedudukan dari domba-domba lain dengan progresif menjadi dipahami dengan lebih baik?

◻ Mengapa Yehuwa menolak Israel, kerajaan sebelah utara, dari melayani sebagai imam bagi-Nya?

◻ Ketika setia, apa kedudukan Yehuda di hadapan bangsa-bangsa?

◻ Apa kedudukan orang-orang proselit yang setia di Israel?

◻ Bagaimana sidang Kristen yang terurap melayani sebagai kerajaan imam?

[Gambar di hlm. 16]

Sebagai keimaman-raja, orang-orang Kristen menyatakan kemuliaan Yehuwa di bumi

[Gambar di hlm. 18]

Penggenapan akhir dari Keluaran 19:6 adalah Kerajaan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan