PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w12 1/5 hlm. 5-6
  • Apa Pandangan Yesus tentang Politik?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apa Pandangan Yesus tentang Politik?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
  • Bahan Terkait
  • Apakah Agama Seharusnya Terlibat dalam Politik?
    Topik Menarik Lainnya
  • ”Kerajaan Saya Bukan Bagian dari Dunia Ini”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2018
  • Mengapa Yesus Tidak Terjun dalam Politik?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Apakah Orang Kristen Abad Pertama Berperan Serta dalam Politik?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
w12 1/5 hlm. 5-6

Apa Pandangan Yesus tentang Politik?

PARA penulis Injil menceritakan beberapa peristiwa selama pelayanan Yesus yang bisa membuatnya terlibat dalam politik. Misalnya, tak lama setelah Yesus dibaptis kira-kira pada usia 30, Iblis menawarkan kepadanya kedudukan sebagai penguasa dunia. Belakangan, orang-orang ingin menjadikan dia raja mereka. Kemudian, ada yang berupaya menjadikan dia aktivis politik. Apa tanggapan Yesus? Mari kita simak peristiwanya.

Penguasa dunia. Injil menyatakan bahwa Si Iblis menawarkan kepada Yesus kekuasaan atas ”semua kerajaan dunia”. Bayangkan hal-hal baik yang bisa Yesus lakukan bagi umat manusia yang menderita seandainya ia menjadi penguasa dunia! Seorang tokoh politik yang peduli kepada rakyat pasti tidak bakal menolak tawaran seperti itu. Tetapi, meskipun Yesus sangat peduli kepada manusia, ia menolak tawaran tersebut.​—Matius 4:8-11.

Raja. Banyak orang pada zaman Yesus mendambakan penguasa yang dapat membereskan problem ekonomi dan politik yang mereka hadapi. Karena terkesan dengan kesanggupan Yesus, orang-orang ingin agar ia terjun ke dalam kancah politik. Apa tanggapan Yesus? Penulis Injil Yohanes mengatakan, ”Ketika Yesus tahu bahwa mereka akan segera datang dan hendak membawanya dengan paksa untuk menjadikannya raja, ia sekali lagi mengundurkan diri ke gunung sendirian.” (Yohanes 6:10-15) Jelaslah, Yesus tidak mau terlibat dalam politik.

Aktivis politik. Perhatikan apa yang terjadi beberapa hari sebelum Yesus dihukum mati. Yesus didekati oleh beberapa murid orang Farisi, yang ingin merdeka dari Imperium Romawi, juga oleh para pengikut Herodes, anggota partai politik yang mendukung Roma. Mereka ingin memaksanya untuk mendukung pihak tertentu. Mereka bertanya apakah orang Yahudi harus membayar pajak kepada Roma atau tidak.

Markus mencatat jawaban Yesus, ”’Mengapa kamu menguji aku? Bawalah kepadaku sebuah dinar untuk dilihat.’ Mereka membawa satu. Dan ia mengatakan kepada mereka, ’Gambar dan tulisan siapakah ini?’ Mereka mengatakan kepadanya, ’Kaisar.’ Yesus kemudian mengatakan, ’Bayarlah kembali perkara-perkara Kaisar kepada Kaisar, tetapi perkara-perkara Allah kepada Allah.’” (Markus 12:13-17) Buku Church and State—The Story of Two Kingdoms mengomentari alasan di balik jawaban Yesus, ”Ia tidak mau bertindak sebagai mesias politik dan dengan bijaksana ia menetapkan batasan antara hak Kaisar dan hak Allah.”

Kristus bukannya tidak peduli akan kemiskinan, korupsi, dan ketidakadilan. Malah, Alkitab memperlihatkan bahwa ia sangat prihatin dengan keadaan yang mengenaskan di sekitarnya. (Markus 6:33, 34) Sekalipun demikian, Yesus tidak memulai kampanye untuk menyingkirkan ketidakadilan dunia, meskipun ada yang berupaya menyeret dia agar terlibat dalam isu-isu kontroversial di zamannya.

Jelaslah, sebagaimana diperlihatkan contoh di atas, Yesus tidak mau terlibat dalam urusan politik. Tetapi, bagaimana dengan orang Kristen dewasa ini? Bagaimana seharusnya sikap mereka?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan