PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w25 Oktober hlm. 6-11
  • Yehuwa—’Sumber Kebahagiaan Terbesar Kita’

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Yehuwa—’Sumber Kebahagiaan Terbesar Kita’
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • SUMBER KEBAHAGIAAN
  • JANGAN BIARKAN APA PUN MERAMPAS KEBAHAGIAAN SAUDARA
  • Cara Menikmati Dinas Pengabaran
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2024
  • Terimalah Kenyataan Bahwa Ada Yang Tidak Kita Ketahui
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Saudara Akan Semakin Bahagia Karena Memberi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2024
  • Sukacita—Kebahagiaan yang Berasal dari Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2018
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
w25 Oktober hlm. 6-11

ARTIKEL PELAJARAN 40

NYANYIAN 111 Alasan Sukacita Kita

Yehuwa—’Sumber Kebahagiaan Terbesar Kita’

”Aku pun akan datang . . . kepada Allah, sumber kebahagiaan terbesarku.”—MZ. 43:4.

INTI

Hal-hal yang bisa merampas kebahagiaan kita dan caranya kita bisa bahagia lagi.

1-2. (a) Apa yang dialami banyak orang sekarang? (b) Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

DI DUNIA ini, orang-orang berupaya mati-matian untuk menemukan kebahagiaan, tapi mereka tetap tidak bahagia. Banyak yang merasa sangat sedih dan hampa. Itu juga bisa dialami hamba Yehuwa. Karena kita hidup di ”hari-hari terakhir”, kita tahu bahwa kita akan mengalami keadaan yang ”sulit dihadapi”, yang bisa membuat kita tidak bahagia.—2 Tim. 3:1.

2 Di artikel ini, kita akan membahas apa yang bisa merampas kebahagiaan kita dan bagaimana kita bisa bahagia lagi. Tapi pertama-tama, kita perlu mencari tahu siapa sebenarnya Sumber kebahagiaan kita.

SUMBER KEBAHAGIAAN

3. Apa yang kita pelajari tentang Yehuwa dari ciptaan? (Lihat juga gambar.)

3 Yehuwa selalu bahagia, dan Dia ingin kita juga bahagia. Itu terlihat dari berbagai ciptaan-Nya, seperti bumi yang indah, beragam warna di sekitar kita, binatang-binatang yang lucu, dan makanan yang enak-enak. Ya, Allah benar-benar sayang kepada kita dan mau kita menikmati kehidupan.

Berbagai binatang yang lucu: 1. Bayi gajah main air. 2. Anak-anak penguin berjalan di atas salju. 3. Dua anak kambing melompat-lompat di padang rumput. 4. Lumba-lumba melompat keluar dari air.

Baby elephant: Image © Romi Gamit/Shutterstock; penguin chicks: Vladimir Seliverstov/500px via Getty Images; baby goats: Rita Kochmarjova/stock.adobe.com; two dolphins: georgeclerk/E+ via Getty Images

Perilaku binatang yang lucu menunjukkan bahwa Yehuwa adalah Allah yang bahagia (Lihat paragraf 3)


4. (a) Meskipun Yehuwa sedih melihat orang-orang menderita, mengapa Alkitab menyebut Dia ”Allah yang bahagia”? (b) Bagaimana Yehuwa membantu kita? (Mazmur 16:11)

4 Yehuwa tahu apa saja yang orang-orang alami, dan Dia sangat sedih sewaktu melihat mereka menderita. Meski begitu, Alkitab menyebut Dia sebagai ”Allah yang bahagia”. (1 Tim. 1:11) Mengapa? Karena Dia tidak membiarkan apa yang Dia lihat itu merampas kebahagiaan-Nya. Dia tahu bahwa semua penderitaan hanya sementara. Dia sudah menentukan saatnya Dia akan mengakhiri semua penderitaan untuk selamanya. Dia juga dengan sabar menunggu sampai saat yang Dia tentukan itu tiba. Tapi sebelum itu terjadi, Yehuwa mau membantu kita. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan membuat kita merasa bahagia. (Baca Mazmur 16:11.) Coba perhatikan bagaimana Dia membuat Putra-Nya, Yesus, merasa bahagia.

5-6. Mengapa Yesus bahagia?

5 Dari semua ciptaan Yehuwa, Yesus-lah yang paling bahagia. Mengapa? Karena dia punya kepribadian yang sangat mirip dengan Bapaknya. Alkitab mengatakan bahwa ”dia adalah cerminan dari Allah yang tidak kelihatan”. (Kol. 1:15; 1 Tim. 6:15) Selain itu, Yesus sudah sangat lama hidup bersama Bapaknya, lebih dari siapa pun.

6 Yesus juga bahagia karena dia selalu melakukan kehendak Yehuwa. (Ams. 8:​30, 31; Yoh. 8:29) Dan, kesetiaannya itu membuat Bapaknya sangat senang dan bangga kepadanya. Hal ini juga pasti membuat dia bahagia.—Mat. 3:17.

7. Bagaimana kita bisa benar-benar bahagia?

7 Kita juga bisa benar-benar bahagia kalau kita terus mendekat kepada Yehuwa, Sumber kebahagiaan. Semakin sering kita belajar tentang Yehuwa dan meniru-Nya, kita akan semakin bahagia. Kita juga bisa merasa bahagia sewaktu melakukan kehendak-Nya dan tahu bahwa kita sudah menyenangkan Dia.a (Mz. 33:12) Tapi, bagaimana kalau kita kadang atau bahkan sering merasa tidak bahagia? Apakah itu berarti Dia sudah tidak senang kepada kita? Bukan begitu. Yehuwa paham bahwa kita tidak sempurna dan kadang bisa merasa sedih dan tertekan. (Mz. 103:14) Sekarang, mari kita bahas apa saja yang bisa merampas kebahagiaan kita dan bagaimana kita bisa bahagia lagi.

Dapatkan Kebahagiaan dari Yehuwa

Minta kuasa kudus Yehuwa. Hanya Yehuwa yang bisa membuat kita benar-benar bahagia, atau bersukacita, karena sukacita adalah bagian dari kuasa kudus Yehuwa. (Gal. 5:22) Kuasa kudus-Nya bisa membantu kita ”bertekun menghadapi segala sesuatu dengan sabar dan sukacita” bahkan sewaktu kita mengalami kesulitan.—Kol. 1:11.

Fokus melayani Yehuwa. Secara rutin, pelajarilah Alkitab dan publikasi kita. Gunakan setiap kesempatan untuk memberitakan ”kabar baik tentang sukacita besar”. (Luk. 2:10) Orang yang berfokus melayani Yehuwa adalah orang yang paling bahagia.—Mz. 65:4.

Selalu taati Yehuwa. Ingatlah, Yehuwa memberi kita hukum-Nya bukan untuk membatasi kita, tapi untuk kebaikan kita. Kalau kita menaati Yehuwa, kita akan bahagia.—Luk. 11:28.

JANGAN BIARKAN APA PUN MERAMPAS KEBAHAGIAAN SAUDARA

8. Bagaimana masalah dalam kehidupan memengaruhi kita?

8 Perampok pertama: Masalah dalam kehidupan. Apakah Saudara menderita karena penganiayaan, bencana alam, kemiskinan, penyakit, atau usia tua? Hal-hal itu bisa dengan mudah merampas kebahagiaan kita, khususnya kalau kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengubah situasinya. Alkitab dengan tepat mengatakan, ”Hati yang sedih mematahkan semangat.” (Ams. 15:13) Perhatikan pengalaman seorang penatua bernama Charalambos. Dalam waktu empat tahun, kedua orang tuanya dan kakaknya meninggal. Dia berkata, ”Sebelum mereka meninggal, saya kadang merasa bersalah karena saya harus mengurus banyak hal sampai-sampai tidak punya banyak waktu untuk mereka. Saya juga merasa kesepian dan tidak berdaya.” Ya, masalah dalam kehidupan bisa menguras tenaga dan emosi kita.

9. Bagaimana kita bisa bahagia lagi? (Yeremia 29:​4-7, 10)

9 Bagaimana kita bisa bahagia lagi? Kita perlu bersikap masuk akal dan bersyukur. Menurut dunia ini, kita baru bisa bahagia kalau kehidupan kita sempurna. Tapi itu tidak benar. Sewaktu orang Yahudi ditawan ke Babilon, Yehuwa meminta mereka untuk menerima kenyataan dan melakukan apa yang bisa mereka lakukan meskipun keadaannya sulit. (Baca Yeremia 29:​4-7, 10.) Apa pelajarannya? Berupayalah untuk menerima keadaan Saudara, dan syukuri hal-hal baik yang Saudara miliki. Ingatlah, Yehuwa akan selalu membantu Saudara. (Mz. 63:7; 146:5) Effie, yang lumpuh karena kecelakaan, berkata, ”Saya dapat banyak bantuan dan dukungan dari Yehuwa, keluarga, dan sidang. Kalau saya menyerah begitu saja, saya seperti tidak bersyukur. Jadi, saya berupaya untuk tetap bahagia.”

10. Meskipun ada masalah, mengapa kita bisa tetap bahagia?

10 Meskipun kehidupan kita tidak seperti yang kita bayangkan atau hal-hal buruk menimpa kita atau keluarga kita, kita bisa tetap bahagia.b (Mz. 126:5) Mengapa? Karena kebahagiaan kita tidak bergantung pada keadaan kita. Seorang perintis bernama Maria berkata, ”Sewaktu ada masalah, kita bisa tetap bahagia karena ingat janji Yehuwa. Itu bukan berarti kita tidak pernah sedih atau menangis. Tapi Yehuwa, sebagai Bapak kita, akan membantu kita tetap tabah.” Ingatlah, tidak soal seberapa sulit masalah kita, itu semua hanya sementara, seperti jejak kaki di pinggir pantai yang segera hilang tanpa bekas sewaktu disapu ombak.

11. Bagaimana teladan Paulus menguatkan Saudara?

11 Bagaimana kalau kita mulai berpikir bahwa kita menghadapi masalah karena Yehuwa sudah tidak senang kepada kita? Coba pikirkan hamba-hamba Yehuwa yang pernah menghadapi keadaan yang sangat sulit, misalnya Rasul Paulus. Dia dipilih langsung oleh Yesus untuk memberitakan kabar baik ”kepada bangsa-bangsa lain, serta kepada raja-raja dan orang Israel”. (Kis. 9:15) Itu tugas yang istimewa. Tapi, kehidupan Paulus penuh dengan masalah. (2 Kor. 11:​23-27) Apakah itu berarti Yehuwa sudah tidak senang kepada Paulus? Bukan begitu. Malah, dia bisa bertekun hanya karena Yehuwa membantu dia. (Rm. 5:​3-5) Nah, coba pikirkan situasi Saudara. Meskipun ada banyak masalah, Saudara bisa tetap bertekun. Itu pasti karena Yehuwa membantu Saudara dan Dia senang kepada Saudara.

12. Bagaimana harapan yang tidak terpenuhi bisa merampas kebahagiaan kita?

12 Perampok kedua: Harapan yang tidak terpenuhi. (Ams. 13:12) Karena kita mengasihi Yehuwa dan bersyukur kepada-Nya, kita mau memberikan yang terbaik dalam pelayanan. Tapi, kalau tujuan yang kita tetapkan tidak masuk akal untuk keadaan kita, kita bisa menjadi kecil hati. (Ams. 17:22) Ada banyak yang merasa seperti itu. Seorang perintis bernama Holly bercerita, ”Saya mau ikut Sekolah bagi Penginjil Kerajaan, melayani di negeri lain, atau membantu proyek pembangunan Ramapo. Tapi karena keadaan saya berubah, saya jadi tidak bisa mencapai tujuan-tujuan itu. Saya sangat kecewa. Sedih sekali rasanya kalau kita mau melakukan sesuatu, tapi tidak bisa.”

13. Meskipun keadaan Saudara terbatas, apa saja yang bisa Saudara lakukan untuk Yehuwa?

13 Bagaimana kita bisa bahagia lagi? Ingatlah, Yehuwa tidak menuntut kita untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa kita lakukan. Dia juga tidak menilai kita berdasarkan apa yang kita capai dalam pelayanan. Yehuwa ingin kita sadar diri dan setia kepada-Nya. (Mi. 6:8; 1 Kor. 4:2) Bagi Dia, pikiran, perasaan, dan sifat-sifat kita jauh lebih penting. Nah, kalau Yehuwa saja tidak menuntut kita untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan, tidak masuk akal kalau kita menuntut diri untuk melakukannya.c Jadi, cobalah berfokus pada apa yang bisa Saudara lakukan sesuai dengan keadaan Saudara. Misalnya, apakah Saudara bisa melatih yang lebih muda atau membantu yang lebih tua? Apakah Saudara bisa menguatkan seseorang dengan mengunjunginya, meneleponnya, atau mengirim pesan untuknya? Kalau Saudara melakukan apa yang bisa Saudara lakukan, Yehuwa akan memberkati Saudara dan membantu Saudara untuk bisa bahagia. Selain itu, ingatlah bahwa sebentar lagi di dunia baru, kita bisa melayani Yehuwa dengan cara-cara yang bahkan tidak kita duga. Holly, yang disebutkan sebelumnya, berkata, ”Kalau saya mulai sedih, saya mengingatkan diri bahwa nanti saya akan hidup selamanya. Di dunia baru, Yehuwa akan membantu saya mencapai tujuan-tujuan yang saya inginkan.”

14. Apa lagi yang bisa merampas kebahagiaan kita?

14 Perampok ketiga: Berfokus menyenangkan diri sendiri. Di media sosial, banyak orang kelihatannya sangat bahagia karena selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan. Kita mungkin mulai berpikir bahwa kita baru bisa benar-benar bahagia kalau kita mengutamakan hobi, jalan-jalan, atau belanja. Memang hal-hal itu tidak salah. Yehuwa ingin kita menikmati hal-hal indah yang Dia ciptakan. Tapi, banyak orang akhirnya sadar bahwa hal-hal yang mereka pikir akan membuat mereka bahagia malah merampas kebahagiaan mereka. Seorang perintis bernama Eva berkata, ”Kalau kita berfokus menyenangkan diri sendiri, kita tidak akan pernah puas.” Ya, orang yang hanya menyenangkan diri sendiri akan merasa kecewa dan hampa.

15. Apa yang bisa kita pelajari dari Raja Solomo?

15 Kalau kita berfokus menyenangkan diri sendiri, akibatnya pasti buruk. Itulah yang Raja Salomo alami. Supaya bisa bahagia, dia melakukan hal-hal yang dia sukai, seperti makan makanan yang enak, mendengarkan lagu yang indah, dan menikmati berbagai hal yang mewah. Tapi dia tetap tidak puas. Dia berkata, ”Mata tidak puas dengan melihat; telinga tidak merasa cukup dengan mendengar.” (Pkh. 1:8; 2:​1-11) Hal-hal yang orang pikir akan mendatangkan kebahagiaan bisa disamakan seperti uang palsu, yang kelihatannya bernilai tapi sebenarnya tidak.

16. Mengapa membantu orang lain bisa membuat kita bahagia? (Lihat juga gambar.)

16 Bagaimana kita bisa bahagia lagi? Yesus mengajarkan, ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.” (Kis. 20:35) Seorang penatua bernama Alekos berkata, ”Saya berupaya melakukan hal-hal yang sederhana untuk orang lain. Waktu saya membantu mereka, saya jadi tidak memikirkan diri sendiri, dan itu membuat saya bahagia.” Nah, apa yang bisa Saudara lakukan untuk orang lain? Kalau Saudara melihat seseorang sedang menghadapi kesulitan, berupayalah untuk menguatkan dia. Saudara mungkin tidak bisa menyelesaikan masalahnya. Tapi, Saudara bisa menghibur dia dengan mendengarkan dia baik-baik, berupaya memahami perasaannya, dan mengingatkan dia bahwa dia bisa melemparkan bebannya kepada Yehuwa. (Mz. 55:22; 68:19) Saudara juga bisa meyakinkan dia bahwa Yehuwa tidak meninggalkan dia. (Mz. 37:28; Yes. 59:1) Saudara bahkan mungkin bisa menawarkan bantuan, seperti memasak untuk dia atau menemani dia pergi ke tempat yang dia inginkan. Ajak dia untuk berdinas bersama, karena itu akan membuat dia lebih bahagia. Ya, berikan diri Saudara untuk digunakan oleh Yehuwa. Kalau Saudara lebih memikirkan orang lain daripada diri sendiri, Saudara akan benar-benar bahagia.—Ams. 11:25.

Beberapa gambar: 1. Seorang saudari duduk sendirian di kafe sambil main HP. Ada banyak kantong belanja di sekitarnya. 2. Dia mengunjungi rumah seorang saudari lansia dan memberikan bunga kepadanya. Dia terlihat senang.

Daripada menyenangkan diri sendiri, berfokuslah membantu orang lain (Lihat paragraf 16)d


17. Untuk bisa benar-benar bahagia, apa yang bisa kita lakukan? (Mazmur 43:4)

17 Kita bisa benar-benar bahagia kalau kita terus mendekat kepada Bapak kita yang di surga. Alkitab meyakinkan kita bahwa Yehuwa adalah ”sumber kebahagiaan terbesar [kita]”. (Baca Mazmur 43:4.) Karena itu, tidak soal apa yang kita alami, kita tidak perlu khawatir. Teruslah berfokus pada Yehuwa, yang bisa membuat kita bahagia selamanya!—Mz. 144:15.

APA JAWABAN SAUDARA?

  • Mengapa Yehuwa dan Yesus bahagia?

  • Apa saja yang bisa merampas kebahagiaan kita?

  • Bagaimana kita bisa bahagia lagi?

NYANYIAN 155 Sukacita Kami Selamanya

a Lihat kotak ”Dapatkan Kebahagiaan dari Yehuwa”.

b Sebagai contoh, lihat wawancara Dennis dan Irina Christensen dalam Laporan Badan Pimpinan 2023 (Bagian 5) di jw.org.

c Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, baca artikel ”Pupuklah Harapan yang Masuk Akal, dan Bersukacitalah” di Menara Pengawal 15 Juli 2008.

d PENJELASAN GAMBAR: Seorang saudari membeli banyak barang untuk dirinya sendiri. Tapi, dia lebih bahagia sewaktu membeli bunga untuk menghibur seorang saudari lansia.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan