PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w25 Desember hlm. 14-19
  • Tirulah Kerendahan Hati Yehuwa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tirulah Kerendahan Hati Yehuwa
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • YEHUWA MUDAH DIDEKATI
  • YEHUWA TIDAK KAKU
  • YEHUWA SABAR
  • YEHUWA MEMPERHATIKAN DAN MENGHARGAI ORANG KECIL
  • Tirulah Cara Berpikir Yehuwa dan Yesus
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Terimalah Kenyataan Bahwa Ada Yang Tidak Kita Ketahui
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Saudara Akan Semakin Bahagia Karena Memberi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2024
  • Andalkan Yehuwa Sewaktu Membuat Keputusan
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2023
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
w25 Desember hlm. 14-19

ARTIKEL PELAJARAN 50

NYANYIAN 48 Berjalan Bersama Yehuwa

Tirulah Kerendahan Hati Yehuwa

”Tirulah Allah sebagai anak-anak yang dikasihi.”—EF. 5:1.

INTI

Empat cara kita bisa meniru kerendahan hati Yehuwa.

1. Mengapa kerendahan hati Yehuwa membuat kita sangat terkesan?

MENURUT Saudara, apakah para pemimpin di dunia ini adalah orang yang rendah hati? Kemungkinan besar, Saudara menjawab tidak. Tapi Yehuwa berbeda. Meskipun mahakuasa, Dia rendah hati. (Mz. 113:​5-8) Tidak ada pribadi yang lebih rendah hati dibandingkan Yehuwa. Sama sekali tidak ada kesombongan dalam diri-Nya. Di artikel ini, kita akan membahas empat cara Yehuwa menunjukkan kerendahan hati-Nya waktu Dia berurusan dengan manusia. Kita juga akan membahas bagaimana Yesus meniru kerendahan hati Bapaknya. Dengan mempelajari hal-hal itu, kita akan semakin dekat dengan Yehuwa, dan kita bisa semakin meniru kerendahan hati-Nya.

YEHUWA MUDAH DIDEKATI

2. Apa yang bisa kita pelajari tentang Yehuwa dari Mazmur 62:8? (Lihat juga gambar.)

2 Orang yang sombong biasanya memandang rendah orang lain dan memperlakukan orang dengan buruk. Jadi, banyak orang tidak mau mendekati mereka atau bahkan menghindari mereka. Yehuwa sama sekali tidak seperti itu. Bapak kita rendah hati, jadi Dia mengundang kita untuk mendekat kepada-Nya dan untuk mencurahkan perasaan kita. (Baca Mazmur 62:8.) Yehuwa mirip dengan seorang ayah yang selalu siap mendengarkan waktu anak-anaknya menceritakan perasaan mereka. Dia sangat ingin mendengarkan doa semua hamba-Nya. Dia bahkan memastikan banyak doa dicatat di Alkitab. Itu menunjukkan bahwa Yehuwa mudah didekati. (Yos. 10:​12-14; 1 Sam. 1:​10-18) Tapi, bagaimana kalau kita merasa tidak layak untuk berdoa kepada Yehuwa?

Seorang ayah dengan sabar mendengarkan penjelasan anaknya, yang memecahkan sebuah vas bunga saat bermain dengan pesawat mainan.

Seorang ayah, yang meniru kerendahan hati Yehuwa, mau mendengarkan penjelasan anaknya, yang memecahkan sebuah vas bunga saat bermain (Lihat paragraf 2)


3. Apa yang menunjukkan bahwa Yehuwa ingin kita selalu berdoa kepada-Nya meski kita kadang merasa tidak layak?

3 Meskipun kita merasa tidak layak dikasihi oleh Yehuwa, kita perlu tetap berdoa kepada-Nya. Mengapa? Dalam perumpamaan Yesus tentang anak yang hilang, anak yang sudah bertobat itu merasa bahwa ayahnya tidak akan mau menerima dia kembali. Tapi, bagaimana reaksi sang ayah waktu anak itu pulang? Yesus mengatakan bahwa saat melihat anaknya, sang ayah langsung ”berlari, lalu memeluk dan menciumnya dengan lembut”. (Luk. 15:​17-20) Seperti itulah reaksi Yehuwa saat kita tetap berdoa kepada-Nya meski kita sedang merasa bersalah atau khawatir. Yehuwa akan dengan sungguh-sungguh mendengarkan doa kita. (Rat. 3:​19, 20) Dan seperti sang ayah yang langsung berlari untuk memeluk anaknya, Yehuwa mau langsung menghibur kita dan meyakinkan kita bahwa Dia menyayangi kita. (Yes. 57:15) Untuk melakukan itu, Dia biasanya menggunakan para penatua, anggota keluarga kita yang seiman, dan saudara-saudari. (Yak. 5:​14, 15) Dia mau menghibur kita karena Dia berbelaskasihan kepada kita dan ingin kita tetap dekat dengan-Nya.

4. Apa yang menunjukkan bahwa Yesus mudah didekati?

4 Yesus meniru Bapaknya. Sama seperti Bapaknya, Yesus juga rendah hati. Jadi waktu Yesus berada di bumi, orang-orang tidak ragu untuk mendekati dia dan mengajukan pertanyaan kepadanya. (Mrk. 4:​10, 11) Dan waktu Yesus menanyakan pendapat mereka, mereka bisa menyampaikan isi hati mereka dengan leluasa. (Mat. 16:​13-16) Waktu mereka membuat kesalahan, mereka tidak takut Yesus akan marah. Mereka tahu Yesus selalu baik hati, berbelaskasihan, dan sabar. (Mat. 17:​24-27) Karena Yesus benar-benar meniru Bapaknya, para pengikutnya bisa tahu seperti apa Yehuwa itu. (Yoh. 14:9) Mereka tahu bahwa Yehuwa rendah hati dan mudah didekati. Itu sangat berbeda dengan sikap para pemimpin agama waktu itu, yang sombong dan tidak memedulikan orang lain.

5. Mengapa orang yang rendah hati itu lebih mudah didekati?

5 Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa? Agar kita mudah didekati, kita perlu berupaya untuk semakin rendah hati. Mengapa? Karena orang yang rendah hati akan punya sifat-sifat yang membuat orang mau dekat dengan dia, seperti baik hati, sabar, dan suka mengampuni. (Kol. 3:​12-14) Sebaliknya, orang yang sombong biasanya mudah iri hati, merasa lebih baik dari orang lain, dan sulit mengampuni. Biasanya tidak ada yang mau dekat dengan orang seperti itu. Para penatua khususnya mau berupaya untuk mudah didekati. Itu berarti mereka harus sering bergaul dengan saudara-saudari. Kalau keadaannya memungkinkan, mereka pasti lebih memilih berhimpun secara fisik daripada secara online. Dan sebisa mungkin, mereka mau mengabar bersama saudara-saudari. Kalau saudara-saudari merasa akrab dengan para penatua, mereka pasti tidak akan ragu untuk meminta bantuan para penatua.

YEHUWA TIDAK KAKU

6-7. Sebutkan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa Yehuwa tidak kaku.

6 Orang yang sombong biasanya kaku dan tidak mau menyesuaikan diri. Mereka merasa pendapat merekalah yang paling benar. Tapi Yehuwa tidak seperti itu. Karena Yehuwa rendah hati, Dia tidak kaku. Meskipun pikiran Yehuwa jauh lebih tinggi daripada pikiran siapa pun, Dia mau mendengarkan pendapat lain dan bahkan mengubah keputusan-Nya. Coba perhatikan bagaimana Yehuwa memperlakukan Miriam, kakak Musa. Miriam dan Harun mengeluh tentang Musa. Waktu itu, Musa adalah wakil Yehuwa. Jadi, Miriam sebenarnya tidak merespek Yehuwa. Akibatnya, Yehuwa marah terhadap Miriam dan menghukum dia dengan penyakit kusta. Tapi waktu Harun meminta bantuan Musa dan Musa memohon kepada Yehuwa agar Miriam disembuhkan, bagaimana reaksi Yehuwa? Karena rendah hati, Yehuwa mau mengubah keputusan-Nya dan menyembuhkan Miriam.—Bil. 12:​1-15.

7 Mari kita lihat contoh lainnya. Melalui seorang nabi, Yehuwa memberi tahu Raja Hizkia bahwa dia akan meninggal. Sambil menangis, Hizkia memohon kepada Yehuwa agar disembuhkan. Yehuwa pun memperpanjang hidup Hizkia 15 tahun lagi. (2 Raj. 20:​1, 5, 6) Karena rendah hati, Yehuwa mau mengabulkan permohonan Hizkia dan berbelaskasihan kepadanya.

8. Apa yang menunjukkan bahwa Yesus tidak kaku? (Markus 3:​1-6)

8 Yesus meniru Bapaknya. Saat berada di bumi, Yesus tidak kaku. Sebisa mungkin, dia selalu berbuat baik kepada orang lain. Misalnya, Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat meskipun para pemimpin agama merasa bahwa itu tidak boleh dilakukan. (Baca Markus 3:​1-6.) Sebagai kepala sidang Kristen, Yesus juga tidak kaku. Misalnya, waktu seseorang di sidang melakukan dosa serius, Yesus dengan sabar memberi dia kesempatan untuk bertobat.—Why. 2:​2-5.

9. Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita tidak kaku? (Lihat juga gambar.)

9 Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa? Kita perlu dengan rendah hati berupaya meniru sikap Yehuwa yang tidak kaku. (Yak. 3:17) Misalnya, orang tua bisa meniru Yehuwa dengan tidak mengharapkan anak mereka melakukan sesuatu di luar kesanggupan mereka. Orang tua bisa meniru teladan Yakub yang dicatat di Kejadian 33:​12-14. Orang tua juga tidak akan membanding-bandingkan anak-anak mereka. Para penatua juga perlu meniru Yehuwa dengan tidak bersikap kaku. Misalnya, saat badan penatua akan membuat keputusan, seorang penatua yang pendapatnya berbeda dengan kebanyakan penatua lain pasti mau mengalah selama tidak ada prinsip Alkitab yang dilanggar. (1 Tim. 3:​2, 3) Dan sebenarnya, kita semua perlu berupaya memahami pikiran dan perasaan orang lain meskipun pandangan kita mungkin berbeda. (Rm. 14:1) Ya, semua orang di sidang perlu berupaya untuk ’menunjukkan sikap suka mengalah dan menyesuaikan diri’.—Flp. 4:​5, catatan kaki.

Beberapa gambar: Seorang ayah senang mengabar dari rumah ke rumah bersama anak-anaknya yang masih kecil. 1. Dia tersenyum waktu melihat anak laki-lakinya menawarkan brosur ”Hidup Bahagia Selamanya!” kepada seorang pria. 2. Dia tersenyum waktu melihat anak perempuannya memberikan kartu kontak jw.org kepada seorang wanita.

Saat berdinas, seorang ayah tidak menuntut anak-anaknya melakukan sesuatu di luar kemampuan mereka (Lihat paragraf 9)


YEHUWA SABAR

10. Bagaimana Yehuwa berulang kali menunjukkan kesabaran-Nya?

10 Orang yang sombong itu tidak sabar dan tidak suka menunggu. Itu sangat bertolak belakang dengan Yehuwa. Dia adalah Pribadi yang paling sabar di alam semesta. Misalnya, pada zaman Nuh, Yehuwa mengatakan bahwa Dia mau menunggu selama 120 tahun sebelum memusnahkan orang jahat. (Kej. 6:3) Nuh jadi punya kesempatan untuk membesarkan anak-anaknya dan membangun bahtera dengan bantuan keluarganya. Belakangan, waktu Yehuwa memutuskan untuk membinasakan kota Sodom dan Gomora, Abraham mengajukan banyak pertanyaan, dan Yehuwa mendengarkannya dengan sabar. Kalau Yehuwa sombong, Dia bisa saja mengatakan, ’Kamu sama sekali tidak berhak mempertanyakan keputusan-Ku!’ Tapi karena Yehuwa rendah hati, Dia bersabar terhadap Abraham.—Kej. 18:​20-33.

11. Menurut 2 Petrus 3:​9, mengapa Yehuwa terus bersabar sampai sekarang?

11 Sekarang, Yehuwa juga terus bersabar. Yehuwa masih menunggu saatnya Dia akan mengakhiri dunia yang jahat ini. Mengapa? ”Karena Dia tidak ingin seorang pun dimusnahkan. Dia ingin agar semuanya bertobat.” (Baca 2 Petrus 3:9.) Kesabaran Yehuwa tidak sia-sia. Ada jutaan orang yang sudah menjadi sahabat-Nya, dan kita berharap jutaan orang lain juga akan mendekat kepada-Nya. Meski begitu, kesabaran Yehuwa ada batasnya. Yehuwa mengasihi semua orang, tapi Dia tidak akan membiarkan mereka terus berbuat sesuka hati mereka. Yehuwa tidak akan membiarkan kejahatan ada untuk selamanya.—Hab. 2:3.

12. Bagaimana Yesus terus meniru kesabaran Yehuwa?

12 Yesus meniru Bapaknya. Selama ribuan tahun, Yesus terus meniru kesabaran Yehuwa. Yesus melihat bagaimana Setan memfitnah Yehuwa dan hamba-hamba-Nya yang setia. (Kej. 3:​4, 5; Ayb. 1:11; Why. 12:10) Yesus juga melihat banyak sekali penderitaan. Yesus pasti benar-benar ingin segera ”menghancurkan semua hasil pekerjaan Iblis”! (1 Yoh. 3:8) Tapi, mengapa Yesus bisa bersabar menunggu saat yang tepat untuk melakukan itu? Salah satu alasannya adalah karena Yesus rendah hati. Yesus tahu bahwa hanya Yehuwa-lah yang berhak menentukan kapan saat yang tepat untuk melakukan itu.—Kis. 1:7.

13. Bagaimana Yesus bersabar terhadap para rasulnya, dan mengapa?

13 Saat berada di bumi, Yesus sabar terhadap para rasulnya. Misalnya, waktu mereka berulang kali bertengkar tentang siapa yang terbesar, Yesus tetap sabar dan tidak menyerah dalam membantu mereka. (Luk. 9:46; 22:​24-27) Yesus yakin bahwa pada akhirnya, mereka akan berubah. Apakah Saudara pernah melakukan kesalahan yang sama berulang kali? Kalau ya, Saudara pasti bersyukur karena punya Raja seperti Yesus, yang sabar dan sangat memahami kita.

14. Bagaimana kita bisa menjadi orang yang lebih sabar?

14 Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa? Supaya cara berpikir dan tindakan kita lebih mirip dengan Yehuwa, kita harus berupaya untuk ”memiliki pikiran Kristus”. (1 Kor. 2:16) Apa yang bisa membantu kita untuk lebih memahami pikiran Kristus? Tidak ada jalan pintas. Kita harus membaca keempat Injil. Setelah itu, kita perlu meluangkan waktu untuk merenungkan apa yang Yesus lakukan dan mengapa dia melakukannya. Kita juga bisa meminta Yehuwa membantu kita untuk bisa lebih rendah hati dan sabar seperti Yesus. Kalau kita berupaya untuk berpikir seperti Yesus, kita akan semakin bisa meniru Yehuwa dan bersabar terhadap orang lain dan diri sendiri.—Mat. 18:​26-30, 35.

YEHUWA MEMPERHATIKAN DAN MENGHARGAI ORANG KECIL

15. Sebutkan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa Yehuwa memperhatikan dan menghargai orang kecil. (1 Samuel 2:8)

15 Baca 1 Samuel 2:8. Coba pikirkan ini: Penguasa tertinggi di alam semesta memperhatikan dan menghargai orang kecil, atau orang yang dipandang rendah. Alkitab mencatat banyak contohnya, dan beberapa dari mereka mungkin tidak terlalu sering kita dengar. Salah satunya adalah Debora, seorang pengasuh yang bekerja dengan setia untuk keluarga Ishak dan Yakub selama sekitar 125 tahun. Kita tidak tahu banyak tentang wanita ini. Tapi Yehuwa memastikan Musa mencatat nama Debora dan menulis beberapa perincian yang menunjukkan bahwa dia sangat disayangi. (Kej. 24:59; 35:​8, catatan kaki) Belakangan, Yehuwa memilih Daud, seorang gembala yang masih sangat muda, untuk menjadi raja Israel. (2 Sam. 22:​1, 36) Setelah Yesus lahir, Allah mengutus seorang malaikat untuk menemui beberapa gembala yang sederhana. Mereka diberi kehormatan untuk menjadi yang pertama tahu bahwa Mesias sudah lahir di Betlehem. (Luk. 2:​8-11) Dan waktu Yusuf dan Maria membawa Yesus ke bait, Yehuwa memberi Simeon dan Hana, dua hamba-Nya yang sudah lansia, kesempatan istimewa untuk melihat Putra-Nya. (Luk. 2:​25-30, 36-38) Ya, meskipun Yehuwa mahatinggi, ”Dia mengangkat orang kecil . . . untuk memberi mereka kedudukan terhormat”.

16. Bagaimana Yesus meniru Bapaknya waktu memperlakukan orang lain?

16 Yesus meniru Bapaknya. Seperti Bapaknya, Yesus memperhatikan dan menghargai orang yang dianggap rendah. Misalnya, dia mengajarkan kebenaran tentang Kerajaan Allah kepada ”orang biasa yang tidak berpendidikan”. (Kis. 4:13; Mat. 11:25) Yesus juga menyembuhkan orang sakit, dan saat melakukannya, dia memperlakukan mereka dengan lembut dan menjaga martabat mereka. (Luk. 5:13) Pada malam terakhir sebelum dihukum mati, Yesus mencuci kaki para rasulnya—tugas yang biasanya dilakukan seorang pelayan. (Yoh. 13:5) Dan sebelum naik ke surga, dia memberi semua pengikutnya, termasuk kita, tugas paling penting yang bisa dimiliki manusia, yaitu membantu orang lain mendapat kehidupan abadi.—Mat. 28:​19, 20.

17. Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai orang lain? (Lihat juga gambar.)

17 Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa? Kita menghargai orang lain dengan mengabar kepada semua orang, tidak soal seperti apa latar belakang, warna kulit, atau pendidikan mereka. Dan meskipun kita punya keterampilan atau tugas tambahan di sidang, kita selalu mau menganggap saudara-saudari lebih tinggi daripada kita. (Flp. 2:3) Selain contoh-contoh tadi, masih ada banyak cara lain yang bisa kita lakukan untuk ”lebih dulu menunjukkan hormat”. (Rm. 12:10) Kalau kita dengan rendah hati terus berupaya melakukannya, Yehuwa pasti senang.—Zef. 3:12.

Dua saudari memandu pelajaran Alkitab dengan seorang narapidana wanita di sebuah penjara.

Kita bisa meniru kerendahan hati Yehuwa dengan memberitakan kabar baik kepada segala macam orang (Lihat paragraf 17)a


18. Mengapa Saudara ingin meniru kerendahan hati Yehuwa?

18 Kalau kita benar-benar berupaya untuk meniru Allah kita yang rendah hati, kita akan menjadi orang yang lebih mudah didekati, tidak kaku, dan lebih sabar. Dan sama seperti Yehuwa, kita akan menghargai semua orang, tidak soal apa latar belakang mereka. Kita yakin, upaya kita untuk meniru Yehuwa pasti akan membuat kita semakin berharga di mata-Nya!—Yes. 43:4.

KALAU KITA RENDAH HATI, MENGAPA KITA BISA MENJADI ORANG YANG . . .

  • mudah didekati?

  • tidak kaku?

  • sabar?

NYANYIAN 159 Muliakan Yehuwa

a PENJELASAN GAMBAR: Beberapa saudari meniru kerendahan hati Yehuwa dengan mengajarkan Alkitab kepada beberapa narapidana.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan