PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Siapakah Yesus Kristus?
    Sedarlah!—2005 | 22 April
    • Siapakah Yesus Kristus?

      MENURUT sejarah yang dapat dipercaya, seorang pria bernama Yesus lahir lebih dari 2.000 tahun silam di Betlehem, sebuah kota kecil di wilayah Yudea. Pada saat itu, Herodes Agung adalah raja di Yerusalem, dan Kaisar Agustus adalah penguasa di Roma. (Matius 2:1; Lukas 2:1-7) Para sejarawan Romawi pada abad pertama dan kedua biasanya tidak mau menyebut tentang Yesus karena para penguasa Romawi pada waktu itu sedang berupaya menindas Kekristenan.

      Di pihak lain, The Historians’ History of the World menyatakan, ”Pengaruh kegiatan [Yesus] atas sejarah jauh lebih signifikan, bahkan dari sudut pandangan duniawi semata, daripada kegiatan tokoh sejarah mana pun. Suatu era baru, yang diakui oleh peradaban utama dunia, dihitung sejak tanggal kelahiran [Yesus].”

      Majalah Time melaporkan bahwa ada lebih banyak buku yang ditulis tentang Yesus daripada tentang siapa pun dalam sejarah. Banyak dari buku-buku itu berfokus pada pertanyaan tentang siapa Yesus sebenarnya. Bisa jadi, ada lebih banyak kontroversi tentang soal ini daripada tentang topik lain mana pun dalam sejarah manusia.

      Identitasnya Dipertanyakan pada Abad Pertama

      Sewaktu Maria diberi tahu bahwa ia akan melahirkan seorang anak dan harus menamainya Yesus, ia bertanya, ”Bagaimana hal itu bisa terjadi, karena aku tidak melakukan hubungan dengan seorang pria?” Malaikat Allah, Gabriel, menjawab, ”Kuasa Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Oleh karena itu, juga apa yang dilahirkan akan disebut kudus, Putra Allah.”​—Lukas 1:30-35.

      Belakangan, Yesus mengadakan mukjizat-mukjizat yang membuat para rasulnya kagum. Sewaktu badai angin yang dahsyat nyaris menenggelamkan perahu mereka di Laut Galilea, Yesus menenangkan air dengan hardikan, ”Diam! Tenanglah!” Rasul-rasulnya berseru dengan penuh kekaguman, ”Siapakah sebenarnya orang ini?”​—Markus 4:35-41; Matius 8:23-27.

      Pertanyaan tentang siapa sebenarnya Yesus menjadi topik yang hangat pada zamannya, maka Yesus menanyai para rasulnya tentang apa kata orang mengenai dirinya. ”Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis,” jawab mereka, ”yang lain-lain Elia, yang lain lagi Yeremia atau salah seorang dari antara nabi-nabi”​—yang semuanya pada waktu itu telah mati. Setelah itu, Yesus bertanya, ”’Tetapi menurut kamu, siapa aku ini?’ Sebagai jawaban Simon Petrus berkata, ’Engkau adalah Kristus, Putra dari Allah yang hidup.’” Bahkan hantu-hantu​—malaikat fasik—​mengatakan tentang Yesus, ”Engkau adalah Putra Allah.”​—Matius 16:13-16; Lukas 4:41.

      Pengakuan Yesus Sendiri

      Meskipun jarang menyebut dirinya Putra Allah, Yesus memang mengakui bahwa ia adalah Putra Allah. (Markus 14:61, 62; Yohanes 3:18; 5:25, 26; 11:4) Namun, hampir selalu ia mengatakan bahwa ia adalah ”Putra manusia”. Dengan cara ini, ia menonjolkan fakta bahwa ia terlahir sebagai manusia—bahwa ia memang seorang manusia. Dengan demikian, ia juga menyingkapkan bahwa dialah ”putra manusia” yang muncul di hadapan Allah yang Mahakuasa​—”Pribadi Yang Lanjut Usia”​—dalam penglihatan Daniel.​—Matius 20:28; Daniel 7:13.

      Alih-alih mengumumkan bahwa ia adalah Putra Allah, Yesus membiarkan orang-orang membuat kesimpulan itu sendiri. Dan, itulah yang dilakukan bahkan oleh orang-orang yang bukan rasulnya, termasuk Yohanes Pembaptis dan teman Yesus, Marta. (Yohanes 1:29-34; 11:27) Mereka percaya bahwa Yesus-lah Mesias yang dijanjikan. Mereka belajar bahwa ia pernah hidup di surga sebagai pribadi roh yang perkasa dan bahwa kehidupannya telah Allah pindahkan secara mukjizat ke rahim perawan Maria.​—Yesaya 7:14; Matius 1:20-23.

      Serupa dengan Manusia Pertama, Adam

      Dalam banyak hal, Yesus serupa dengan manusia pertama, Adam. Misalnya, keduanya adalah pria sempurna yang tidak memiliki ayah manusia. (Kejadian 2:7, 15) Jadi, Alkitab menyebut Yesus ”Adam yang terakhir”​—pria sempurna yang dapat menjadi ”tebusan yang sepadan”. Kehidupan Yesus sepadan dengan kehidupan ”manusia pertama, Adam”, yang Allah ciptakan sempurna.​—1 Korintus 15:45; 1 Timotius 2:5, 6.

      Adam yang pertama disebut dalam Alkitab sebagai ”putra Allah”. (Lukas 3:38) Akan tetapi, Adam kehilangan hubungannya yang berharga sebagai putra Allah karena ia dengan sengaja tidak menaati Allah. Sebaliknya, Yesus selalu setia kepada Bapak surgawinya, dan ia terus menjadi Putra yang Allah perkenan. (Matius 3:17; 17:5) Alkitab mengatakan bahwa semua orang yang memperlihatkan iman akan Yesus dan menerima dia sebagai Juru Selamat dapat menerima kehidupan abadi.​—Yohanes 3:16, 36; Kisah 5:31; Roma 5:12, 17-19.

      Namun, beberapa orang berargumen bahwa Yesus bukan cuma Putra Allah melainkan Allah sendiri. Mereka mengatakan bahwa ia dan Bapaknya adalah Allah Yang Mahakuasa. Benarkah pendapat itu? Apakah Yesus sebenarnya bagian dari Allah? Itukah yang dikatakan oleh Yesus, atau para penulis Alkitab lain? Sebenarnya, siapakah satu-satunya Allah yang benar? Menurut Yesus, siapakah Allah? Mari kita lihat.

      [Kotak/Gambar di hlm. 4]

      Tokoh Paling Terkenal

      Kisah kehidupan Yesus dicatat oleh empat pria yang hidup sezaman dengannya​—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes​—dua di antaranya adalah rekan karibnya. Buku-buku mereka, yang dinamai menurut nama mereka, umumnya disebut Injil, beberapa bagiannya dapat dibaca dalam lebih dari dua ribu bahasa. Buku-buku kecil ini biasanya digabung dengan buku-buku lain yang membentuk Alkitab. Buku-buku Injil​—entah tersendiri atau sebagai bagian dari Alkitab—jauh lebih luas penyebarannya daripada tulisan lain dalam sejarah. Tidak heran, Yesus adalah tokoh paling terkenal sepanjang masa!

      [Gambar di hlm. 3]

      ”Siapakah sebenarnya orang ini?” tanya para rasul

  • Siapakah ”Satu-satunya Allah yang Benar”?
    Sedarlah!—2005 | 22 April
    • Siapakah ”Satu-satunya Allah yang Benar”?

      YESUS sering berdoa kepada Allah, yang ia panggil Bapak, dan ia juga mengajar orang lain untuk menirunya. (Matius 6:9-11; Lukas 11:1, 2) Dalam doa bersama murid-muridnya​—hanya beberapa jam sebelum kematiannya​—Yesus memohon, ”Bapak, jamnya telah tiba; muliakanlah putramu, agar putramu dapat memuliakan engkau. Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.”​—Yohanes 17:1, 3.

      Perhatikan bahwa Yesus berdoa kepada Pribadi yang ia sebut ”satu-satunya Allah yang benar”. Ia menunjukkan kedudukan Allah yang lebih tinggi dalam kata-kata selanjutnya, ”Maka sekarang engkau, ya, Bapak, muliakanlah aku di sisimu dengan kemuliaan yang kumiliki di sisimu sebelum dunia ada.” (Yohanes 17:5) Karena Yesus berdoa kepada Allah memohon untuk berada di sisi Allah, bagaimana mungkin Yesus juga adalah ”satu-satunya Allah yang benar”? Mari kita selidiki soal ini.

      Kedudukan Yesus di Surga

      Beberapa jam setelah doa ini, Yesus dieksekusi. Namun, ia tidak mati untuk waktu yang lama​—hanya dari hari Jumat siang sampai Minggu pagi. (Matius 27:57–28:6) ”Yesus ini Allah bangkitkan,” lapor rasul Petrus, ”dan tentang fakta ini kita semua adalah saksi.” (Kisah 2:31, 32) Mungkinkah Yesus membangkitkan dirinya sendiri? Tidak, menurut Alkitab, orang mati ”sama sekali tidak sadar akan apa pun”. (Pengkhotbah 9:5) ”Satu-satunya Allah yang benar”, Bapak surgawi Yesus, yang membangkitkan Putra-Nya.​—Kisah 2:32; 10:40.

      Tidak lama kemudian, murid Yesus, Stefanus, dibunuh para penindas agama. Sewaktu mereka akan merajamnya, Stefanus mendapat penglihatan. Ia berkata, ”Lihat! Aku melihat langit terbuka dan Putra manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kisah 7:56) Jadi, Stefanus melihat Yesus, ”Putra manusia”, melayani kepentingan Allah di surga​—”di sebelah kanan Allah”—seperti ketika ia berada ’di sisi Allah’ sebelum ia datang ke bumi.​—Yohanes 17:5.

      Belakangan, setelah Stefanus dieksekusi, Yesus menampakkan diri secara mukjizat kepada Saul, yang lebih dikenal dengan nama Romawinya, Paulus. (Kisah 9:3-6) Sewaktu Paulus berada di Athena, Yunani, ia berbicara tentang ”Allah yang menjadikan dunia dan segala sesuatu di dalamnya”. Ia berkata bahwa Allah ini, ”satu-satunya Allah yang benar”, akan ”menghakimi bumi yang berpenduduk dengan keadilbenaran oleh seorang pria yang telah ia tetapkan, dan ia telah memberikan jaminan kepada semua orang dengan membangkitkannya dari antara orang mati”. (Kisah 17:24, 31) Di sini, rasul Paulus menggambarkan Yesus sebagai ”seorang pria”​—ya, lebih rendah daripada Allah​—yang telah Allah bangkitkan kepada kehidupan di surga.

      Rasul Yohanes juga menggambarkan Yesus lebih rendah daripada Allah. Yohanes mengatakan bahwa ia telah menulis Injilnya agar para pembaca percaya bahwa ”Yesus adalah Kristus, Putra Allah”​—bukan Allah. (Yohanes 20:31) Yohanes juga menerima suatu penglihatan dari surga dan ia melihat ”Anak Domba”, yang dalam Injilnya disebut sebagai Yesus. (Yohanes 1:29) Anak domba berdiri bersama 144.000 orang lain, yang Yohanes katakan ”telah dibeli [atau, dibangkitkan] dari bumi”. Yohanes menjelaskan bahwa ke-144.000 itu memiliki ’nama Anak Domba dan nama Bapaknya tertulis di dahi mereka’.​—Penyingkapan (Wahyu) 14:1, 3.

      Mungkinkah ”Anak Domba” sama dengan ”Bapaknya”? Jelas tidak. Di dalam Alkitab, mereka berbeda. Mereka bahkan memiliki nama yang berbeda.

      Nama Anak Domba dan Nama Bapak

      Seperti yang telah kita lihat, nama yang diberikan kepada Putra Allah, sang Anak Domba, adalah Yesus. (Lukas 1:30-32) Bagaimana dengan nama Bapaknya? Nama itu muncul ribuan kali di dalam Alkitab. Misalnya, Mazmur 83:18 (ayat 19, Terjemahan Baru) berkata, ”Engkau, yang bernama Yehuwa, Engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.” Sayang sekali, nama Allah, Yehuwa, telah diganti dalam banyak terjemahan Alkitab dengan gelar ”TUHAN” dan ”ALLAH”, yang sering kali ditulis dengan huruf besar seluruhnya. Huruf-huruf besar dimaksudkan untuk membedakan Yehuwa dari allah atau tuhan lain.a Namun, dalam banyak terjemahan Alkitab, Nama Ilahi telah dikembalikan ke tempatnya.

      American Standard Version (1901), sebuah terjemahan berbahasa Inggris, merupakan contoh bagus terjemahan Alkitab yang memulihkan nama Allah, Yehuwa, ke tempatnya. Prakatanya menyatakan, ”Setelah pertimbangan yang saksama, para Perevisi Amerika sepakat bahwa takhayul Yahudi, yang menganggap Nama Ilahi terlalu suci untuk diucapkan, hendaknya tidak lagi mempengaruhi terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Inggris atau dalam bahasa mana pun, yang syukurlah tidak mempengaruhi banyak terjemahan karya para misionaris modern.”b

      Tritunggal​—Ajaran Siapa?

      Lalu, bagaimana dengan ajaran bahwa Yehuwa dan Yesus sesungguhnya adalah satu Allah yang sama, seperti yang dikatakan doktrin Tritunggal? Dalam edisi April-Juni 1999, majalah The Living Pulpit mendefinisikan Tritunggal sebagai berikut, ”Ada satu Allah dan Bapak, satu Tuhan Yesus Kristus, dan satu Roh Kudus, tiga ’pribadi’ . . . yang sama atau pada hakikatnya satu . . . ; tiga pribadi yang sama-sama Allah, memiliki sifat-sifat alami yang sama, namun benar-benar berbeda, yang dikenali dari ciri mereka masing-masing.”c

      Dari mana asalnya ajaran Tritunggal yang rumit ini? Christian Century, dalam edisi 20-27 Mei 1998, mengutip pengakuan seorang pastor bahwa Tritunggal adalah ”ajaran gereja, bukan ajaran Yesus”. Meskipun Tritunggal bukan ajaran Yesus, apakah doktrin ini konsisten dengan apa yang ia ajarkan?

      Bapak​—Lebih Unggul daripada Putra

      Yesus mengajar murid-muridnya untuk berdoa, ”Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah namaMu.” Bapak surgawi kita, yang nama-Nya adalah Yehuwa, digambarkan dalam Alkitab sebagai pribadi yang lebih unggul daripada Putra-Nya. Misalnya, Yehuwa ada ”dari selama-lamanya sampai selama-lamanya”. Sedangkan Alkitab berkata bahwa Yesus adalah ’yang sulung dari segala yang diciptakan’. Fakta bahwa Yehuwa lebih besar daripada Yesus diajarkan sendiri oleh Yesus sewaktu ia berkata, ”Bapak lebih besar daripada aku.” (Matius 6:9; Mazmur 90:1, 2; Kolose 1:15; Yohanes 14:28) Namun, doktrin Tritunggal mengajarkan bahwa Bapak dan Putra ”sama-sama Allah”.

      Fakta bahwa sang Bapak lebih unggul daripada sang Putra, dan bahwa Ia adalah pribadi yang berbeda, diperlihatkan juga dengan jelas dalam doa-doa Yesus, seperti doanya sebelum ia dieksekusi, ”Bapak, jika engkau mau, singkirkanlah cawan ini [yaitu kematian yang memalukan] dariku. Akan tetapi, bukanlah kehendakku, melainkan kehendakmu yang terjadi.” (Lukas 22:42) Jika Allah dan Yesus ”pada hakikatnya satu”, seperti kata doktrin Tritunggal, bagaimana mungkin kehendak, atau keinginan, Yesus tampaknya berbeda dari kehendak Bapaknya?​—Ibrani 5:7, 8; 9:24.

      Selain itu, jika Yehuwa dan Yesus sama, bagaimana mungkin yang satu tahu tentang sesuatu sedangkan yang lain tidak? Misalnya, Yesus berkata sehubungan dengan saat penghakiman dunia, ”Sehubungan dengan hari atau jamnya tidak ada yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, Putra pun tidak, kecuali Bapak.”​—Markus 13:32.

      Tritunggal dan Gereja

      Tritunggal bukanlah ajaran Yesus ataupun orang Kristen masa awal. Seperti yang dikatakan sebelumnya, itu adalah ”ajaran gereja”. Dalam edisi tahun 1999 yang membahas tentang Tritunggal, The Living Pulpit menyatakan, ”Kadang-kadang, tampaknya setiap orang menganggap bahwa doktrin tritunggal adalah ajaran standar teologi Kristen,” namun majalah tersebut menambahkan bahwa hal itu bukanlah ”gagasan dari Alkitab”.

      New Catholic Encyclopedia (1967) membahas Tritunggal dengan panjang lebar dan mengakui, ”Berdasarkan analisis terakhir, dogma Tritunggal adalah penemuan pada akhir abad ke-4 . . . Perumusan ’satu Allah dalam tiga Pribadi’ tidak ditetapkan dengan tegas, dan pasti tidak dilebur sepenuhnya dalam kehidupan Kristen dan pengakuan imannya, sebelum akhir abad ke-4.”

      Martin Werner, sebagai profesor di Universitas Bern, Swiss, mengamati, ”Di mana pun dalam Perjanjian Baru, jika hubungan Yesus dengan Allah, sang Bapak, sedang disinggung, entah sehubungan dengan kedatangannya sebagai manusia atau dengan kemesiasannya, Yesus dengan jelas dipahami dan digambarkan sebagai pribadi yang lebih rendah.” Jelaslah, apa yang dipercayai Yesus dan orang Kristen masa awal jauh berbeda dari ajaran Tritunggal gereja dewasa ini. Kalau begitu, dari mana asalnya ajaran ini?

      Asal Usul Kuno Tritunggal

      Alkitab menulis tentang banyak allah yang disembah orang, termasuk Astoret, Milkom, Khemos, dan Molekh. (1 Raja 11:1, 2, 5, 7) Bahkan banyak orang di antara bangsa Israel zaman dahulu pernah menganggap Baal sebagai Allah yang benar. Maka, nabi Yehuwa Elia mengajukan tantangan ini, ”Jika Yehuwa adalah Allah yang benar, ikutilah dia; tetapi jika Baal, ikutilah dia.”​—1 Raja 18:21.

      Ibadat kepada allah-allah kafir dalam kelompok tiga serangkai juga sudah umum sebelum Yesus lahir. ”Gagasan mengenai trinitas ilahi berasal dari Mesir,” kata sejarawan Will Durant. Dalam Encyclopædia of Religion and Ethics, James Hastings menulis, ”Dalam agama di India, misalnya, kita menemukan trimurti Brahma, Syiwa, dan Wisnu; dan dalam agama Mesir, kelompok tiga serangkai Osiris, Isis, dan Horus.”

      Jadi, ada banyak allah. Apakah orang Kristen masa awal mengakuinya? Dan, apakah mereka memandang Yesus sebagai Allah Yang Mahakuasa?

      [Catatan Kaki]

      a Misalnya, lihat Mazmur 110:1 dalam King James Version. Baik Yesus maupun Petrus mengutip ayat ini.​—Matius 22:42-45; Kisah 2:34-36.

      b Lihat artikel ”Haruskah Kita Menggunakan Nama Allah?” di halaman 31 majalah ini.

      c Kredo Athanasia, yang dirumuskan beberapa ratus tahun setelah kematian Yesus, mendefinisikan Tritunggal sebagai berikut, ”Bapak adalah Allah, Putra adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Namun mereka bukanlah tiga Allah, melainkan satu Allah.”

      [Gambar di hlm. 7]

      MESIR

      Tiga serangkai Horus, Osiris, dan Isis, milenium kedua SM

      [Gambar di hlm. 7]

      PALMIRA, SIRIA

      Tiga serangkai allah bulan, Tuhan atas Langit, dan allah matahari, ± abad pertama M

      [Gambar di hlm. 7]

      INDIA

      Tritunggal keilahian Hindu, ± abad ketujuh M

      [Gambar di hlm. 7]

      NORWEGIA

      Tritunggal (Bapak, Putra, dan Roh Kudus), ± abad ke-13 M

      [Keterangan Gambar di hlm. 7]

      Top two photos: Musée du Louvre, Paris

  • ”Ada yang Disebut ’Allah-Allah’”
    Sedarlah!—2005 | 22 April
    • ”Ada yang Disebut ’Allah-Allah’”

      SEWAKTU rasul Paulus menyembuhkan pria yang timpang di Listra, orang-orang berteriak, ”Allah-allah telah menjadi seperti manusia dan turun kepada kita!” Paulus mereka sebut Hermes, dan rekannya, Barnabas, mereka sebut Zeus. (Kisah 14:8-14) Di Efesus, seorang tukang perak bernama Demetrius memperingatkan bahwa jika Paulus diizinkan untuk terus mengabar, ”kuil dewi agung Artemis akan dianggap tidak berarti”.​—Kisah 19:24-28.

      Orang-orang pada abad pertama​—seperti banyak orang dewasa ini​—menyembah apa ”yang disebut ’allah-allah’, baik itu di surga maupun di bumi”. Bahkan, Paulus berkata, ”Ada banyak ’allah’ dan banyak ’tuan’.” Namun, ia juga menjelaskan, ”Sesungguhnya bagi kita hanya ada satu Allah, sang Bapak,” dan ”ada satu Tuan, Yesus Kristus”.​—1 Korintus 8:5, 6.

      Apakah Yesus Juga Disebut Allah?

      Meskipun Yesus tidak pernah mengaku dirinya Allah, sebagai penguasa yang Yehuwa lantik ia diidentifikasi dalam nubuat Yesaya dengan sebutan ”Allah yang Perkasa” dan ”Pangeran Perdamaian”. Nubuat Yesaya menambahkan, ”Kekuasaannya yang sangat besar sebagai pangeran, dan perdamaian tidak akan ada akhirnya.” (Yesaya 9:6, 7) Jadi, Yesus sebagai ”Pangeran”​—putra Raja Agung, Yehuwa—​akan menjadi Penguasa pemerintahan surgawi ”Allah Yang Mahakuasa”.​—Keluaran 6:3.

      Namun, orang mungkin bertanya, ’Dalam arti apa Yesus itu ”Allah yang Perkasa”, dan bukankah rasul Yohanes mengatakan bahwa Yesus adalah Allah?’ Dalam Terjemahan Baru, Yohanes 1:1 berbunyi, ”Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah.” Beberapa orang berkukuh bahwa ”Firman”, yang lahir di bumi sebagai bayi Yesus, adalah Allah Yang Mahakuasa itu sendiri. Benarkah demikian?

      Jika dalam ayat ini Yesus ditafsirkan sebagai Allah Yang Mahakuasa, hal itu bertentangan dengan pernyataan sebelumnya, ”Firman itu bersama-sama dengan Allah”. Seseorang yang ”bersama-sama dengan” orang lain tidak mungkin satu pribadi yang sama. Itu sebabnya banyak terjemahan Alkitab membedakan kedua pribadi itu, membuat jelas bahwa Firman itu bukan Allah Yang Mahakuasa. Misalnya, beberapa terjemahan Alkitab berbunyi, ”Firman itu adalah suatu Allah”, ”suatu allah Firman itu”, dan ”Firman itu ilahi”.a

      Ayat-ayat Alkitab yang dalam bahasa Yunani memiliki struktur kalimat yang sama dengan Yohanes 1:1, menggunakan pernyataan ”suatu allah”. Misalnya, sewaktu Paulus luput dari maut akibat gigitan ular berbisa, orang-orang berkata, ”Ia suatu allah.” (Kisah 28:3-6) Selaras dengan tata bahasa Yunani maupun ajaran Alkitab, Firman dapat disebut ”suatu allah”, bukan Allah.​—Yohanes 1:1.

      Perhatikan bagaimana Yohanes mengidentifikasi ”Firman” dalam pasal pertama dari Injilnya. ”Firman itu menjadi manusia dan diam di antara kita,” tulisnya, ”dan kita telah melihat kemuliaannya, kemuliaan seperti yang dimiliki [bukan oleh Allah melainkan oleh] satu-satunya putra yang diperanakkan dari seorang bapak.” Jadi, ”Firman”, yang menjadi manusia, tinggal di bumi sebagai manusia Yesus dan dilihat banyak orang. Oleh karena itu, ia tidak mungkin Allah Yang Mahakuasa, yang tentangnya Yohanes berkata, ”Tidak seorang pun pernah melihat Allah.”​—Yohanes 1:14, 18.

      ’Kalau begitu,’ orang mungkin bertanya, ’mengapa sewaktu melihat Yesus yang dibangkitkan, Tomas berseru, ”Tuanku dan Allahku!”?’ Sebagaimana dikatakan tadi, Yesus adalah suatu allah dalam arti ia bersifat ilahi, tetapi ia bukanlah sang Bapak. Yesus baru saja memberi tahu Maria Magdalena, ”Aku akan naik kepada Bapakku dan Bapakmu dan kepada Allahku dan Allahmu.” Ingatlah juga mengapa Yohanes menulis Injilnya. Tiga ayat setelah kisah tentang Tomas, Yohanes menjelaskan bahwa ia menulis agar orang-orang ”percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Putra Allah”—bukan bahwa ia adalah Allah.​—Yohanes 20:17, 28, 31.

      Siapakah ”Allah Sistem Ini”?

      Jelaslah, ada banyak allah. Beberapa di antaranya, seperti yang telah kita lihat, disebutkan namanya dalam Alkitab. Tetapi, orang-orang yang melihat kuasa Yehuwa lama berselang menyatakan, ”Yehuwa adalah Allah yang benar! Yehuwa adalah Allah yang benar!” (1 Raja 18:39) Namun, ada allah lain yang juga memiliki kuasa. Alkitab berkata, ”Allah sistem ini membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya.”​—2 Korintus 4:4.

      Pada malam menjelang kematiannya, Yesus tiga kali memperingatkan murid-muridnya tentang allah ini, yang ia sebut ”penguasa dunia ini”. Yesus berkata bahwa penguasa, atau allah, yang kuat ini, ”akan dilemparkan ke luar”. (Yohanes 12:31; 14:30; 16:11) Siapakah allah ini, dan dunia macam apa yang dikuasainya?

      Ia tidak lain adalah malaikat pemberontak, Setan si Iblis. Bagaimana kita tahu? Alkitab menjelaskan bahwa sewaktu ia menggoda Yesus, Setan memperlihatkan kepadanya ”semua kerajaan dunia serta kemuliaannya, dan ia mengatakan kepadanya, ’Aku akan memberikan kepadamu semua ini jika engkau sujud dan melakukan suatu tindakan penyembahan kepadaku’”. (Matius 4:8, 9) Tawaran ini tidak bisa disebut suatu godaan bagi Yesus seandainya Setan menawarkan sesuatu yang bukan miliknya. Sebenarnya, rasul Yohanes menyatakan, ”Seluruh dunia berada dalam kuasa si fasik.”​—1 Yohanes 5:19.

      Ingatlah bahwa Yesus berjanji, ”Penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.” (Yohanes 12:31) Sebenarnya, dunia, atau sistem ini, serta penguasanya akan disingkirkan, seperti yang dinubuatkan rasul Yohanes sewaktu ia menyatakan, ”Dunia ini sedang berlalu.” Namun, Yohanes menambahkan, ”Ia yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup untuk selamanya.” (1 Yohanes 2:17) Mari kita periksa maksud-tujuan yang mulia dari satu-satunya Allah yang benar dan bagaimana kita dapat memperoleh manfaat darinya.

      [Catatan Kaki]

      a Lihat The New Testament, oleh James L. Tomanek; Terjemahan interlinear The Emphatic Diaglott, oleh Benjamin Wilson; The Bible​—An American Translation, oleh J.M.P. Smith dan E. J. Goodspeed.

      [Gambar di hlm. 8, 9]

      Orang-orang Listra terdorong untuk menyebut Paulus dan Barnabas allah

      [Gambar di hlm. 8, 9]

      Yesus memberi tahu Maria Magdalena, ’Aku akan naik kepada Allahku dan Allahmu’

  • Janji dari ”Satu-satunya Allah yang Benar”
    Sedarlah!—2005 | 22 April
    • Janji dari ”Satu-satunya Allah yang Benar”

      ALLAH YEHUWA menempatkan pasangan manusia pertama dalam firdaus di bumi​—Taman Eden. Ia memerintahkan mereka untuk melahirkan anak-anak dan ’menaklukkan bumi’, yang juga termasuk meluaskan rumah Firdaus mereka seraya keluarga mereka bertambah besar. (Kejadian 1:26-28; 2:15) Apakah maksud-tujuan Allah agar manusia menikmati firdaus di bumi akan pernah terwujud?

      Ya, pasti! Menurut nubuat Alkitab, ”[Yehuwa] akan menelan kematian untuk selama-lamanya” dan ”pasti akan menghapus air mata dari semua muka”. Sewaktu hal itu terjadi, ”orang akan mengatakan, ’Lihat! Inilah Allah kita. Kita berharap kepadanya, dan ia akan menyelamatkan kita. Inilah Yehuwa. Kita berharap kepadanya. Marilah kita bergembira dan bersukacita atas keselamatan darinya’”.​—Yesaya 25:8, 9.

      Buku terakhir Alkitab menggambarkan keadaan di bumi setelah dunia, atau sistem di bawah pemerintahan Setan sekarang ini, disingkirkan. Sehubungan dengan ”bumi baru” yang terdiri dari manusia yang mengasihi Allah, Alkitab berkata, ”Kemah Allah ada di tengah-tengah umat manusia, dan ia akan berdiam bersama mereka, dan mereka akan menjadi umatnya. Dan Allah akan ada bersama mereka. Dan ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit.”​—Penyingkapan 21:1-4.

      Alangkah menakjubkan janji itu! Dapatkah kita mempercayainya? Pikirkan bagaimana kematian Yesus sebagai korban dan mukjizat-mukjizat yang ia adakan menjadi dasar untuk percaya bahwa Allah akan mewujudkan apa pun yang Ia janjikan.—2 Korintus 1:20.

      Kehidupan Yesus sebagai Tebusan

      Sewaktu Setan mempengaruhi Adam untuk tidak menaati Allah dan melakukan dosa, semua keturunan Adam mewarisi dosanya. ”Sebagaimana dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang dan kematian, melalui dosa,” kata Alkitab, ”kematian menyebar kepada semua orang karena mereka semua telah berbuat dosa.” Namun, catatan Alkitab melanjutkan, ”Melalui ketaatan satu orang [manusia sempurna Yesus], banyak orang akan dibawa kepada keadaan adil-benar.” (Roma 5:12, 19) Seperti yang dinyatakan dalam artikel pertama seri ini, Yesus adalah ”Adam yang terakhir”​—pribadi yang ”berasal dari surga”—​yang menyediakan kehidupannya sebagai ”tebusan untuk penukar bagi banyak orang”.—1 Korintus 15:45, 47; Matius 20:28.

      Jadi, semua orang yang memperlihatkan iman akan Yesus dapat menerima ’kelepasan [dari dosa] melalui tebusan’ dan dapat menikmati kehidupan abadi. (Efesus 1:7; Yohanes 3:36) Tentu saja, kita dapat bersukacita bahwa Yehuwa Allah begitu mengasihi dunia umat manusia ini sehingga Ia memberikan Putra-Nya sebagai Juru Selamat kita! (Lukas 2:10-12; Yohanes 3:16) Dengan menyelidiki apa yang Yesus lakukan demi umat manusia yang menderita pada abad pertama, kita dapat mengetahui masa depan. Dan, apa yang Yesus lakukan sungguh menakjubkan!

      Gambaran Pendahuluan Dunia Baru

      Yesus dapat menyembuhkan setiap orang sakit yang dibawa kepadanya. Tak seorang pun yang tak dapat ia sembuhkan, apa pun gangguan kesehatan atau penyakit mereka. Selain itu, ia secara mukjizat memberi makan ribuan orang hanya dengan sedikit ikan serta roti, dan ia melakukannya dalam lebih dari satu kesempatan.​—Matius 14:14-22; 15:30-38.

      Sewaktu Yesus memulihkan penglihatan seorang pria yang lahir buta, para tetangga dan kenalan mengakui hal itu sebagai mukjizat, tetapi para pemimpin agama Yahudi bersikap skeptis. Jadi, pria yang sudah celik itu mengajukan argumen ini kepada mereka, ”Dari dahulu kala tidak pernah terdengar bahwa ada orang yang mencelikkan mata orang yang lahir buta. Jika orang itu bukan berasal dari Allah, dia tidak dapat melakukan apa-apa.”​—Yohanes 9:32, 33.

      Semasa pelayanan Yesus, sepupunya, Yohanes Pembaptis, yang dipenjarakan, mengutus orang untuk memastikan laporan tentang Yesus. ”Pada jam itu,” kata Alkitab, Yesus ”menyembuhkan banyak orang dari gangguan kesehatan dan penyakit yang memedihkan hati dan roh-roh fasik, serta menganugerahkan penglihatan kepada banyak orang buta”. Kemudian, Yesus memberi tahu utusan-utusan itu, ”Laporkan kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan dengar: orang buta dapat melihat, orang timpang berjalan, penderita kusta ditahirkan dan orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan.”​—Lukas 7:18-22.

      Bayangkan: Jika sesuatu yang baik pernah terjadi di masa lampau, bukankah itu memberi Anda keyakinan bahwa hal yang sama dapat terulang kembali? Melalui mukjizat-mukjizatnya, Yesus memberikan contoh kecil-kecilan tentang apa yang akan ia lakukan secara besar-besaran selama pemerintahannya sebagai Raja Kerajaan Allah. Mukjizatnya membuktikan bahwa ia diutus oleh Allah dan bahwa ia benar-benar Putra Allah.

      Selama pemerintahan Kerajaan Allah, tergenaplah nubuat mengenai hal-hal menakjubkan. Seperti yang dinubuatkan, mata orang buta dicelikkan, telinga orang tuli dibuka, orang timpang melompat-lompat seperti seekor kijang, dan tidak ada yang akan menjadi sakit. Akan ada pula perdamaian dan keamanan di seluruh bumi. Bahkan binatang yang sekarang ini berbahaya akan berdamai dengan manusia.​—Yesaya 9:6, 7; 11:6-9; 33:24; 35:5, 6; 65:17-25.

      Inginkah Anda hidup kekal di bawah pemerintahan Kerajaan Allah, dalam lingkungan seperti itu? Yesus memperlihatkan apa yang harus Anda lakukan sewaktu ia berkata dalam doanya kepada Bapaknya, ”Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.” (Yohanes 17:3) Semoga Anda tidak membiarkan apa pun menghentikan upaya Anda untuk terus memperoleh pengetahuan yang memberikan kehidupan itu.

      [Gambar di hlm. 10]

      Inilah yang Allah janjikan bagi bumi

  • Menurut Anda, Apakah Yesus Itu Allah?
    Sedarlah!—2005 | 22 April
    • Menurut Anda, Apakah Yesus Itu Allah?

      Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda percaya bahwa Allah adalah suatu Tritunggal​—tiga pribadi dalam satu Allah? Tahukah Anda bahwa kata ”tritunggal” dan ajaran tentangnya tidak disebutkan dalam Alkitab?

      Jika Anda menginginkan informasi lebih lanjut, Saudara akan menikmati pembacaan brosur 32 halaman Haruskah Anda Percaya kepada Tritunggal? Anda boleh memesan sebuah brosur dengan mengisi kupon terlampir dan mengirimkannya ke alamat yang tercantum atau ke alamat yang cocok yang tertera di halaman 5 majalah ini.

      □ Tanpa kewajiban apa pun, saya meminta sebuah brosur Haruskah Anda Percaya kepada Tritunggal?

      □ Saya berminat mendapatkan pengajaran Alkitab di rumah secara cuma-cuma.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan