-
Buku yang UnikSedarlah!—2007 | November
-
-
Buku yang Unik
”Alkitab adalah buku yang peredarannya paling luas sepanjang sejarah.”—The World Book Encyclopedia.
LEBIH dari 550 tahun yang lalu, penemu berkebangsaan Jerman, Johannes Gutenberg, mulai mencetak dengan huruf-huruf lepasan. Buku pertama yang dicetaknya adalah Alkitab.a Semenjak itu, jutaan buku tentang segala macam pokok yang terbayangkan telah dicetak. Namun, di antara semua buku itu, Alkitablah yang terunggul.
Diperkirakan, lebih dari 4,7 miliar Alkitab (lengkap atau sebagian) telah dicetak. Angka ini lebih dari lima kali jumlah buku berikutnya yang paling banyak beredar, yakni Quotations From Chairman Mao.
Lebih dari 50 juta eksemplar Alkitab atau bagian-bagiannya diedarkan baru-baru ini dalam satu tahun saja. ”Alkitab adalah buku terlaris tahun ini, dan setiap tahun,” kata sebuah laporan dalam majalah The New Yorker.
Seluruhnya atau sebagian, Alkitab telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 2.400 bahasa. Sedikit-dikitnya sebagian Alkitab tersedia dalam bahasa yang digunakan oleh lebih dari 90 persen keluarga manusia.
Sekitar separuh penulis Alkitab merampungkan tulisan mereka sebelum kelahiran Konghucu, cendekiawan Cina yang terkenal, dan Siddhārtha Gautama, pendiri Buddhisme.
Alkitab sangat berpengaruh terhadap seni, termasuk beberapa lukisan, musik, dan sastra yang tersohor di dunia.
Alkitab telah bertahan menghadapi pelarangan dari berbagai pemerintahan, pembakaran oleh para penentang dari kalangan yang religius, dan serangan para kritikus. Tidak ada buku lain dalam sejarah yang menghadapi tentangan yang begitu besar—dan tetap bertahan.
Fakta-fakta yang disebutkan di atas sangat menonjol, bukan? Tentu saja, perincian yang mengesankan atau angka-angka saja tidak membuktikan bahwa Alkitab dapat dipercaya. Berikutnya, kita akan memeriksa lima alasan mengapa jutaan orang yakin bahwa Alkitab layak dipercayai.
a Alkitab Gutenberg, yang juga disebut Alkitab 42-baris, adalah terjemahan dalam bahasa Latin dan dirampungkan sekitar tahun 1455.
-
-
1. Keakuratan SejarahSedarlah!—2007 | November
-
-
Alasan untuk Mempercayai Alkitab
1. Keakuratan Sejarah
Akan sulit untuk mempercayai sebuah buku yang isinya tidak akurat. Bayangkan jika Anda membaca sebuah buku modern yang menyebutkan bahwa perang dunia kedua terjadi pada tahun 1800-an atau yang menyebutkan presiden Amerika Serikat adalah seorang raja. Bukankah ketidakakuratan seperti itu akan menimbulkan keraguan dalam benak Anda tentang keterandalan seluruh buku itu?
BELUM pernah ada yang berhasil mempersoalkan keakuratan sejarah Alkitab. Buku itu berbicara tentang orang-orang yang benar-benar ada dan berbagai peristiwa yang nyata.
Orang-orang.
Para kritikus Alkitab meragukan keberadaan Pontius Pilatus, gubernur Romawi di Yudea, yang menyerahkan Yesus untuk dipakukan. (Matius 27:1-26) Bukti bahwa Pilatus pernah menjadi penguasa Yudea terukir di sebuah batu yang ditemukan pada tahun 1961 di Kaisarea, kota pelabuhan di Laut Tengah.
Sebelum tahun 1993, tidak terdapat bukti di luar Alkitab yang mendukung Daud, gembala muda pemberani yang belakangan menjadi raja Israel, sebagai tokoh sejarah. Namun, pada tahun itu, para arkeolog menemukan sebuah batu basal di bagian utara Israel, berasal dari abad ke sembilan SM. Menurut para pakar, pada batu itu terdapat kata-kata ”Rumah Daud” dan ”raja Israel”.
Peristiwa.
Hingga belum lama ini, banyak pakar meragukan keakuratan catatan Alkitab tentang bangsa Edom yang berperang melawan Israel pada zaman Daud. (2 Samuel 8:13, 14) Menurut anggapan mereka, Edom hanyalah sebuah masyarakat penggembala yang sederhana dan belum cukup terorganisasi, dan baru memiliki kekuatan yang dapat mengancam Israel belakangan hari. Namun, penggalian baru-baru ini memperlihatkan bahwa ”Edom telah menjadi masyarakat yang kompleks jauh lebih awal [daripada anggapan sebelumnya], seperti yang diperlihatkan dalam Alkitab”, demikian menurut sebuah artikel dalam jurnal Biblical Archaeology Review.
Gelar.
Terdapat banyak penguasa di panggung dunia selama 16 abad masa penulisan Alkitab. Sewaktu menyebut seorang penguasa, Alkitab selalu menggunakan gelar. Misalnya, Herodes Antipas dengan tepat disebut sebagai ”penguasa distrik” dan Galio sebagai ”prokonsul”. (Lukas 3:1; Kisah 18:12) Ezra 5:6 menyebut Tatenai, gubernur provinsi Persia ”di seberang Sungai”, Sungai Efrat. Sekeping uang logam buatan abad keempat SM memuat penjelasan yang sama, mengidentifikasi gubernur Persia bernama Mazaeus sebagai penguasa provinsi ”Seberang Sungai”.
Keakuratan dalam perincian yang kelihatannya kecil sangatlah penting. Jika kita dapat mempercayai para penulis Alkitab bahkan dalam perincian kecil, bukankah hal itu seharusnya menguatkan keyakinan kita akan hal-hal lain yang mereka tulis?
-
-
2. Keterusterangan dan KejujuranSedarlah!—2007 | November
-
-
Alasan untuk Mempercayai Alkitab
2. Keterusterangan dan Kejujuran
Kejujuran adalah dasar untuk kepercayaan. Seseorang yang mempunyai reputasi sebagai orang jujur bisa mendapat kepercayaan kita, tetapi jika ia berdusta bahkan sekali saja, ia akan kehilangan kepercayaan itu.
PARA penulis Alkitab adalah orang-orang jujur yang menulis dengan tulus. Keterusterangan itu membuat nada kebenaran nyata dalam tulisan mereka.
Kesalahan dan kekurangan.
Para penulis Alkitab secara terbuka mengakui kegagalan dan kelemahan mereka. Musa menceritakan kesalahannya yang sangat merugikan dirinya. (Bilangan 20:7-13) Asaf menjelaskan bahwa suatu waktu dia pernah merasa dengki terhadap kemakmuran orang fasik. (Mazmur 73:1-14) Yunus menceritakan ketidaktaatannya dan sikap buruk yang mula-mula ia perlihatkan sewaktu Allah berbelas kasihan kepada para pedosa yang bertobat. (Yunus 1:1-3; 3:10; 4:1-3) Matius dengan terus terang mengatakan bahwa dia meninggalkan Yesus pada malam Yesus ditangkap.—Matius 26:56.
Para penulis Kitab-Kitab Ibrani membeberkan gerutu yang berulang-ulang serta pemberontakan bangsa mereka sendiri. (2 Tawarikh 36:15, 16) Para penulis tidak mengecualikan siapa pun, bahkan para penguasa bangsa mereka. (Yehezkiel 34:1-10) Dengan keterusterangan yang sama, surat-surat para rasul melaporkan berbagai problem serius yang dialami oleh beberapa orang Kristen, termasuk tokoh-tokoh yang bertanggung jawab, dan juga beberapa sidang jemaat pada abad pertama M.—1 Korintus 1:10-13; 2 Timotius 2:16-18; 4:10.
Para penulis Alkitab, seperti Yunus, menulis tentang kesalahan mereka sendir
Kebenaran yang apa adanya.
Para penulis Alkitab tidak mencoba menutup-nutupi apa yang mungkin dianggap orang sebagai kebenaran yang memalukan. Orang Kristen abad pertama mengakui dengan terus terang bahwa mereka bukanlah orang-orang yang dikagumi oleh dunia di sekitar mereka melainkan dianggap bodoh dan tidak terpandang. (1 Korintus 1:26-29) Para penulis menyebut rasul-rasul Yesus sebagai ”orang biasa yang tidak terpelajar”.—Kisah 4:13.
Para penulis Injil tidak mencoba merekayasa fakta agar dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang Yesus. Malah, mereka secara jujur melaporkan bahwa ia lahir di lingkungan yang sederhana dalam sebuah keluarga kelas pekerja, bahwa ia tidak belajar di sekolah bergengsi pada zamannya, dan bahwa mayoritas pendengarnya menolak berita yang disampaikannya.—Matius 27:25; Lukas 2:4-7; Yohanes 7:15.
Jelaslah, Alkitab memberikan banyak bukti bahwa para penulisnya jujur. Apakah kejujuran mereka menggugah kita untuk mempercayai Alkitab?
-
-
3. Keselarasan IsiSedarlah!—2007 | November
-
-
Alasan untuk Mempercayai Alkitab
3. Keselarasan Isi
Bayangkan meminta 40 pria dari berbagai latar belakang untuk menulis sebuah buku, masing-masing satu bagian. Para penulisnya tinggal di beberapa negeri dan tidak semua saling mengenal. Beberapa tidak mengetahui apa yang ditulis oleh penulis lainnya. Dapatkah Anda mengharapkan buku yang dihasilkan dengan cara itu akan selaras seluruh isinya?
ALKITAB adalah buku semacam itu.a Ditulis di bawah keadaan-keadaan yang bahkan lebih tidak lazim daripada yang disebutkan di atas, keselarasan isinya sungguh luar biasa.
Apakah pakaian Yesus ungu atau merah marak?
Keadaan yang unik.
Alkitab ditulis selama kira-kira 1.600 tahun, dari tahun 1513 SM hingga sekitar tahun 98 M. Karena itu, kebanyakan dari kira-kira 40 penulisnya hidup pada abad yang berbeda-beda. Pekerjaan mereka beraneka ragam. Beberapa adalah nelayan, yang lainnya gembala atau raja, dan satu adalah tabib, atau dokter.
Berita yang selaras.
Para penulis Alkitab mengembangkan satu tema utama: pembenaran hak Allah untuk memerintah umat manusia dan penggenapan maksud-tujuan-Nya melalui Kerajaan surgawi-Nya, suatu pemerintahan sedunia. Tema ini diperkenalkan dalam buku Kejadian, dikembangkan dalam buku-buku selanjutnya, dan mencapai klimaksnya di buku Penyingkapan.—Lihat ”Buku tentang Apa Alkitab Itu?” di halaman 19.
Keselarasan perincian.
Para penulis Alkitab selaras bahkan sampai perincian yang terkecil, namun kesesuaian ini sering kali tidak disengaja. Perhatikan sebuah contoh. Penulis Alkitab bernama Yohanes memberi tahu kita bahwa sewaktu sekumpulan besar orang datang mendengarkan Yesus, secara spesifik Yesus bertanya kepada Filipus di mana mereka dapat membeli roti agar orang banyak itu dapat makan. (Yohanes 6:1-5) Dalam catatan yang sejajar, Lukas mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi di dekat kota Betsaida. Sebelum kejadian itu, dalam bukunya, Yohanes sepintas lalu telah menyebut Filipus berasal dari Betsaida. (Lukas 9:10; Yohanes 1:44) Maka, wajarlah jika Yesus mengajukan pertanyaannya kepada salah seorang yang pernah tinggal di sekitar situ. Ada kesesuaian perincian—tetapi jelas tidak disengaja.b
Perbedaan yang masuk akal.
Terdapat beberapa perbedaan dalam kisah-kisah tertentu, tetapi bukankah itu wajar? Misalkan sekelompok orang menyaksikan suatu tindak kejahatan. Jika setiap orang menyebut perincian yang sama menggunakan kata-kata yang persis sama, tidakkah Anda mencurigai adanya kolusi? Tentulah masuk akal jika kesaksian setiap orang bervariasi sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Demikian juga halnya dengan para penulis Alkitab.
Perhatikan sebuah contoh. Apakah Yesus mengenakan pakaian ungu pada hari kematiannya, seperti yang dilaporkan Markus dan Yohanes? (Markus 15:17; Yohanes 19:2) Atau, apakah merah marak, seperti yang Matius katakan? (Matius 27:28) Sebenarnya, kedua-duanya benar. Dalam warna ungu terdapat komponen merah. Bergantung pada sudut pandang si pengamat, pantulan cahaya dan latar belakang dapat mengurangi gradasi warna tertentu, memberikan nuansa warna yang berbeda pada pakaian itu.c
Keselarasan para penulis Alkitab, termasuk konsistensi yang tidak disengaja di pihak mereka, memperkuat bukti bahwa tulisan-tulisan mereka dapat dipercayai.
a Alkitab adalah kumpulan 66 buku, atau bagian, yang dimulai dengan buku Kejadian dan diakhiri dengan buku Penyingkapan (Wahyu).
b Untuk contoh yang lebih banyak tentang keselarasan demikian, lihat brosur Buku bagi Semua Orang, halaman 16-17, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
c Untuk keterangan lebih lanjut, lihat pasal 7, ”Apakah Isi Alkitab Saling Bertentangan?”, dari buku Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia? diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
-
-
4. Keakuratan IlmiahSedarlah!—2007 | November
-
-
Alasan untuk Mempercayai Alkitab
4. Keakuratan Ilmiah
Ilmu pengetahuan telah berkembang pesat pada zaman modern ini. Alhasil, teori-teori lama diganti dengan teori-teori baru. Yang dulu diterima sebagai fakta mungkin sekarang dianggap sebagai mitos. Buku-buku pelajaran sains sering kali perlu direvisi.
ALKITAB bukanlah buku pelajaran sains. Namun, jika menyangkut sains, Alkitab sungguh menonjol bukan saja karena apa yang dikatakannya melainkan juga karena apa yang tidak dikatakannya.
Bebas dari pandangan yang tidak ilmiah.
Banyak kepercayaan yang salah telah diterima umum pada zaman dahulu, mulai dari gagasan bahwa bumi itu datar hingga ke konsep bahwa ada unsur materiil atau objek yang menopangnya. Lama sebelum sains tahu tentang penularan dan pencegahan penyakit, para tabib melakukan berbagai praktek yang sama sekali tidak manjur, atau malah memautkan. Namun, dalam lebih dari 1.100 pasalnya, Alkitab tidak pernah satu kali pun mendukung pandangan apa saja yang tidak ilmiah atau praktek yang berbahaya.
Pernyataan yang akurat dari segi sains.
Sekitar 3.500 tahun yang lalu, Alkitab mengatakan bahwa bumi ini tergantung ”pada ketiadaan”. (Ayub 26:7) Pada abad kedelapan SM, Yesaya dengan jelas menyebutkan ”lingkaran [atau bola] bumi”. (Yesaya 40:22) Bumi yang bulat ditempatkan di ruang angkasa tanpa penopang yang kasatmata atau yang bersifat fisik—bukankah uraian tersebut selaras dengan sains modern?
Ditulis sekitar tahun 1500 SM, Hukum Musa (yang terdapat dalam lima buku pertama Alkitab) memuat hukum-hukum yang masuk akal sehubungan dengan mengkarantina orang sakit, cara mengurus mayat, dan membuang tinja.—Imamat 13:1-5; Bilangan 19:1-13; Ulangan 23:13, 14.
Sebagai hasil dari penggunaan teleskop-teleskop berkekuatan besar untuk meneropong langit, para ilmuwan bisa menyimpulkan bahwa alam semesta ini ”lahir” dengan mendadak. Tidak semua ilmuwan suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan itu. Seorang profesor mengatakan, ”Alam semesta yang memiliki permulaan tampaknya mengharuskan adanya penyebab awal; sebab siapa yang dapat membayangkan adanya akibat tanpa penyebab yang memadai?” Namun, lama sebelum teleskop ditemukan, bahkan ayat pertama dalam Alkitab dengan jelas mengatakan, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”—Kejadian 1:1.
Sangat maju untuk zaman itu, Alkitab dengan tepat mengatakan bahwa bumi ini bulat dan tergantung ”pada ketiadaan”
Meskipun merupakan sebuah buku kuno dan membahas banyak pokok, Alkitab tidak memuat hal-hal yang tidak akurat secara ilmiah. Bukankah buku semacam itu, sedikit-dikitnya, patut kita pertimbangkan?a
a Untuk lebih banyak contoh tentang keakuratan ilmiah Alkitab, lihat brosur Buku bagi Semua Orang, halaman 18-21, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
-
-
5. Nubuat yang TergenapSedarlah!—2007 | November
-
-
Alasan untuk Mempercayai Alkitab
5. Nubuat yang Tergenap
Bayangkan jika ada seorang pemrakira cuaca yang telah lama mempunyai reputasi baik—prakiraannya selalu tepat. Seandainya ia meramalkan hujan, apakah Anda akan membawa payung?
ALKITAB memuat banyak ramalan, atau nubuat.a Reputasi Alkitab, sebagaimana yang nyata dari sejarah, sudah jelas. Nubuat Alkitab selalu tepat.
Fitur-fitur yang menonjol.
Nubuat-nubuat Alkitab sering kali spesifik dan tergenap hingga perincian yang terkecil. Nubuat itu biasanya menyangkut hal-hal yang sangat penting dan memprediksi hal yang berlawanan dengan yang diantisipasi oleh orang-orang yang hidup pada masa nubuat itu ditulis.
Contoh yang mencolok.
Babilon kuno yang dibangun di tempat strategis di kedua sisi Sungai Efrat, dijuluki sebagai ”pusat politik, agama, dan kebudayaan Asia kuno”. Sekitar tahun 732 SM, nabi Yesaya menulis sebuah nubuat yang menakutkan—Babilon akan jatuh. Yesaya memberikan perinciannya: Seorang pemimpin bernama ”Kores” akan menjadi penakluknya, air Sungai Efrat yang bagaikan benteng pelindungnya akan ’dikeringkan’, dan pintu-pintu gerbang kota ”tidak tertutup”. (Yesaya 44:27–45:3) Sekitar 200 tahun kemudian, pada tanggal 5 Oktober 539 SM, nubuat itu tergenap hingga perincian terkecil. Sejarawan Yunani bernama Herodotus (abad kelima SM) meneguhkan cara kejatuhan Babilon.b
Perincian yang berani.
Yesaya memberikan prediksi lebih lanjut yang mengejutkan berkenaan dengan Babilon, ”Ia tidak akan pernah didiami.” (Yesaya 13:19, 20) Memprediksi bahwa sebuah kota yang ramai dan strategis bakal telantar secara permanen adalah tindakan yang berani. Biasanya kita yakin kota seperti itu akan dibangun kembali jika runtuh. Meskipun kota Babilon masih bertahan untuk suatu waktu setelah ditaklukkan, kata-kata Yesaya akhirnya terbukti benar. Dewasa ini, lokasi Babilon kuno ”rata, panas, lengang dan berdebu”, lapor majalah Smithsonian.
Sungguh menakjubkan untuk memikirkan kehebatan nubuat Yesaya itu. Sewaktu menyampaikan nubuat itu, ia seumpama meramalkan bagaimana persisnya penghancuran sebuah kota modern, seperti New York atau London, 200 tahun sejak sekarang dan dengan tegas mengatakan bahwa kota itu tidak akan pernah didiami lagi. Tentu saja, yang paling menakjubkan adalah fakta bahwa nubuat Yesaya itu tergenap!c
Alkitab dengan akurat menubuatkan bahwa seorang pemimpin bernama Kores akan menaklukkan Babilon yang perkasa
Dalam seri artikel ini, kita telah membahas beberapa bukti yang meyakinkan jutaan orang bahwa Alkitab dapat dipercaya. Karena itu, mereka mempercayainya sebagai pembimbing yang dapat diandalkan untuk mengarahkan langkah-langkah mereka. Cobalah belajar lebih banyak tentang Alkitab agar Anda dapat memutuskan bagi diri Anda sendiri apakah Anda juga dapat mempercayainya.
a Prakiraan cuaca adalah perkiraan kemungkinan keadaan. Nubuat Alkitab diilhamkan oleh Allah, yang dapat memanuver peristiwa jika Ia memilih untuk melakukan hal itu.
b Untuk perincian lebih lanjut tentang penggenapan nubuat Yesaya, lihat brosur Buku bagi Semua Orang, halaman 27-29, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
c Untuk lebih banyak contoh nubuat Alkitab dan fakta sejarah yang mendukung penggenapannya, lihat buku Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia?, halaman 117-33, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
-