-
PendamaianPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
PENDAMAIAN
Dalam Alkitab, kata ini digunakan sehubungan dengan penutupan dosa. Dalam Kitab-Kitab Ibrani, kata-kata yang berkaitan dengan pendamaian sering muncul, terutama dalam buku Imamat dan Bilangan. Ka·farʹ adalah kata Ibrani untuk mengadakan pendamaian, dan mungkin pada mulanya kata itu berarti ”menutup”, atau mungkin juga ”menghapus”.
Manusia Membutuhkan Pendamaian. Manusia membutuhkan penutupan dosa atau pendamaian karena adanya dosa warisan (1Raj 8:46; Mz 51:5; Pkh 7:20; Rm 3:23), yang harus ditanggung oleh manusia sendiri, bukan Allah. (Ul 32:4, 5) Adam, yang telah kehilangan kehidupan abadi dalam kesempurnaan manusiawi, mewariskan dosa dan kematian kepada anak-anaknya (Rm 5:12); karena itu, keturunan Adam harus dihukum mati. Agar umat manusia dapat memperoleh kembali kesempatan untuk menikmati kehidupan abadi, maka, selaras dengan prinsip hukum yang belakangan Yehuwa masukkan dalam Hukum Musa, yaitu ”mata ganti mata”, harus diadakan pendamaian, harus ada sesuatu yang persis sama, untuk menutup apa yang telah dihilangkan oleh Adam.—Ul 19:21.
Kata ”pendamaian”, seperti yang digunakan dalam Alkitab, mengandung gagasan dasar ”menutup” atau ”menukar”, dan apa yang diberikan sebagai penukar, atau ’penutup’, haruslah duplikatnya. Jadi, apa pun yang mengkompensasi sesuatu yang hilang atau dihilangkan harus ”selaras dengan” apa yang hilang atau dihilangkan itu, harus menutup seluruhnya, harus persis sama, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Tidak seorang pun di antara manusia tidak sempurna yang dapat menyediakan penutup seperti itu atau mengadakan pendamaian guna mengembalikan kehidupan manusia sempurna kepada salah satu atau seluruh umat manusia. (Mz 49:7, 8) Untuk mengadakan pendamaian yang memadai atas apa yang telah dihilangkan oleh Adam, suatu persembahan dosa harus diberikan, yang nilainya persis sama dengan kehidupan manusia sempurna.
Kepada orang Israel, Allah Yehuwa menetapkan peraturan tentang pendamaian yang menjadi gambaran penyelenggaraan pendamaian yang lebih besar. Yehuwa-lah, dan bukan manusia, yang harus memperoleh segala hormat dan pujian karena telah menentukan dan menyingkapkan sarana untuk pendamaian guna menutup dosa warisan dan memberikan kelepasan dari hukuman mati akibat dosa tersebut.
Korban Pendamaian. Sesuai dengan perintah Allah, orang Israel harus memberikan korban sebagai persembahan dosa untuk mengadakan pendamaian. (Kel 29:36; Im 4:20) Yang khususnya penting ialah Hari Pendamaian tahunan, sewaktu imam besar Israel mempersembahkan korban-korban binatang dan mengadakan pendamaian bagi dirinya sendiri, bagi orang Lewi lainnya, dan bagi suku-suku Israel non-imam. (Im 16) Binatang-binatang yang dipersembahkan harus tanpa cacat, yang menunjukkan bahwa realitasnya, atau apa yang digambarkan olehnya, juga harus sempurna. Selain itu, pendamaian sangat tinggi nilainya, yang terlihat dari fakta bahwa kehidupan korban itu harus diserahkan, darahnya harus dicurahkan untuk pendamaian. (Im 17:11) Persembahan dosa yang dibuat oleh orang Israel dan berbagai fitur Hari Pendamaian tahunan, tidak diragukan lagi menanamkan dalam pikiran mereka seriusnya keadaan mereka yang berdosa dan besarnya kebutuhan mereka akan pendamaian penuh. Akan tetapi, binatang tidak dapat menjadi korban pendamaian yang sepenuhnya menutup dosa manusia karena binatang lebih rendah daripada manusia, yang harus menguasai mereka.—Kej 1:28; Mz 8:4-8; Ibr 10:1-4; lihat PENDAMAIAN, HARI; PERSEMBAHAN.
Penggenapan dalam Kristus Yesus. Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, pendamaian penuh bagi dosa manusia dengan jelas dikaitkan dengan Yesus Kristus. Pada dirinyalah gambaran dan bayangan dalam Hukum Musa digenapi, karena dialah Pribadi yang digambarkan di muka oleh berbagai korban binatang yang ditetapkan Hukum. Sebagai manusia sempurna yang tanpa dosa, Yesus adalah persembahan dosa bagi semua keturunan Adam yang akhirnya dibebaskan dari dosa warisan dan kematian. (2Kor 5:21) Kristus ”mempersembahkan satu korban karena dosa untuk selamanya” (Ibr 10:12), dan tidak diragukan lagi, dialah ”Anak Domba Allah yang menyingkirkan dosa dunia”. (Yoh 1:29, 36; 1Kor 5:7; Pny 5:12; 13:8; bdk. Yes 53:7.) Pengampunan hanya dimungkinkan jika ada pencurahan darah (Ibr 9:22), dan orang-orang Kristen yang berjalan dalam terang diyakinkan bahwa ”darah Yesus, Putra [Allah], membersihkan kita dari semua dosa”.—1Yoh 1:7; Ibr 9:13, 14; Pny 1:5.
Kehidupan manusia sempurna Yesus yang dipersembahkan sebagai korban adalah persembahan dosa yang sesungguhnya dan adalah hal bernilai yang dibayarkan untuk membeli umat manusia, menebus mereka dari dosa warisan dan kematian. (Tit 2:13, 14; Ibr 2:9) Kristus sendiri menyatakan, ”Putra manusia datang, bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan jiwanya sebagai tebusan [Yn., lyʹtron] untuk penukar bagi banyak orang.” (Mrk 10:45; lihat TEBUSAN.) Korban Yesus dapat sepenuhnya menutup apa yang telah dihilangkan oleh si pedosa Adam, sebab Yesus sempurna dan karena itu ia setara dengan Adam, sebelum manusia pertama itu berdosa.—1Tim 2:5, 6; Ef 1:7.
Perukunan dimungkinkan. Dosa manusia menimbulkan perpecahan antara Allah dan manusia, sebab Yehuwa tidak berkenan atas dosa. Hubungan yang terputus antara manusia dan Penciptanya dapat dipulihkan hanya dengan memenuhi tuntutan untuk menyediakan ”penutup” atau mengadakan pendamaian yang sesungguhnya bagi dosa tersebut. (Yes 59:2; Hab 1:13; Ef 2:3) Tetapi Allah Yehuwa memungkinkan perukunan antara diri-Nya dan umat manusia yang berdosa melalui manusia sempurna Yesus Kristus. Oleh karena itu, rasul Paulus menulis, ”Kita juga bersukaria karena Allah melalui Tuan kita, Yesus Kristus; melalui dialah kita sekarang dirukunkan.” (Rm 5:11; lihat RUKUN, MERUKUNKAN.) Untuk memperoleh perkenan Yehuwa, seseorang perlu menerima persediaan Allah untuk perukunan melalui Yesus Kristus. Hanya melalui sarana ini seseorang dapat memperoleh kedudukan yang dapat disamakan dengan kedudukan Adam sebelum ia berdosa. Kasih Allah diperlihatkan karena Ia memungkinkan perukunan itu.—Rm 5:6-10.
Keadilan dipenuhi melalui pendamaian. Meskipun demikian, keadilan menuntut ganti rugi. Manusia diciptakan sempurna, namun jatuh dari keadaan itu karena dosa sehingga Adam beserta keturunannya harus dihukum oleh Allah. Keadilan dan kesetiaan kepada prinsip keadilbenaran mengharuskan Allah melaksanakan hukuman yang terdapat dalam hukum-Nya, terhadap Adam yang tidak taat. Tetapi karena kasih-Nya, Allah menetapkan suatu penyelenggaraan penggantian untuk memenuhi keadilan, yang memungkinkan keturunan yang bertobat dari si pedosa Adam untuk diampuni dan berdamai dengan Allah tanpa melanggar keadilan. (Kol 1:19-23) Karena itulah, Yehuwa ”mengutus Putranya sebagai korban pendamaian bagi dosa-dosa kita”. (1Yoh 4:10; Ibr 2:17) Pendamai adalah sesuatu yang menjadikan damai, atau diperkenan. Korban pendamaian Yesus menyingkirkan alasan Allah menghukum manusia dan memungkinkan Allah mengulurkan perkenan dan belas kasihan kepadanya. Dengan adanya pendamai itu, tuduhan dosa dan hukuman mati akibat dosa itu disingkirkan dari Israel rohani dan semua orang lain yang mengambil manfaat darinya.—1Yoh 2:1, 2; Rm 6:23.
Gagasan tentang penggantian menonjol dalam ayat-ayat tertentu yang berkaitan dengan pendamaian. Misalnya, Paulus menyatakan bahwa ”Kristus mati bagi dosa-dosa kita sesuai dengan Tulisan-Tulisan Kudus” (1Kor 15:3), dan bahwa ”dengan membeli kita, Kristus melepaskan kita dari kutuk Hukum dengan menjadi orang yang dikutuk menggantikan kita [orang Yahudi], karena ada tertulis, ’Terkutuklah setiap orang yang digantung pada sebuah tiang’”. (Gal 3:13; Ul 21:23) Petrus mengulas, ”Ia menanggung dosa kita dalam tubuhnya pada tiang, agar kita dibebaskan dari dosa dan hidup untuk keadilbenaran. Dan ’karena bilur-bilurnya kamu disembuhkan.’” (1Ptr 2:24; Yes 53:5) Petrus juga menulis, ”Kristus mati sekali untuk selamanya sehubungan dengan dosa-dosa, orang yang adil-benar untuk orang-orang yang tidak adil-benar, untuk membimbing kamu kepada Allah.”—1Ptr 3:18.
Persediaan yang pengasih menuntut iman sebagai tanggapan. Kasih telah dicontohkan oleh Allah dan Kristus dengan menyediakan pendamaian penuh bagi dosa warisan manusia. (Yoh 3:16; Rm 8:32; 1Yoh 3:16) Akan tetapi, untuk mendapat manfaat darinya, seseorang harus benar-benar bertobat dan memperlihatkan iman. Yehuwa tidak senang dengan korban-korban yang dipersembahkan Yehuda tanpa sikap yang benar. (Yes 1:10-17) Allah mengutus Kristus ”sebagai persembahan untuk pendamaian berdasarkan iman kepada darahnya”. (Rm 3:21-26) Orang-orang yang dengan iman menerima persediaan Allah berupa pendamaian melalui Yesus Kristus dapat memperoleh keselamatan, sedangkan yang memandangnya rendah tidak dapat memperoleh keselamatan. (Kis 4:12) Dan, bagi siapa pun yang ”mempraktekkan dosa dengan sengaja setelah menerima pengetahuan yang saksama tentang kebenaran, tidak akan ada lagi korban bagi dosa, melainkan penantian akan penghakiman yang disertai rasa takut”.—Ibr 10:26-31.
-
-
Pendamaian, HariPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
PENDAMAIAN, HARI
Hari Pendamaian (Ibr., yohm hak·kip·pu·rimʹ, ”hari penutupan”) adalah hari penutupan dosa, yang diperingati Israel pada hari kesepuluh bulan ketujuh tahun suci, atau pada tanggal 10 Tisri. (Tisri kira-kira sama dengan bulan September-Oktober.) Pada hari itu, imam besar Israel mempersembahkan korban-korban sebagai penutup dosa bagi dirinya, bagi orang-orang Lewi lainnya, dan bagi bangsa itu. Hari itu juga digunakan untuk mentahirkan tabernakel atau, di kemudian hari, untuk mentahirkan bait dari pencemaran akibat dosa.
Hari Pendamaian adalah waktu untuk pertemuan kudus dan berpuasa, sebagaimana ditunjukkan oleh fakta bahwa pada hari tersebut bangsa itu harus ’merendahkan jiwa mereka’. Inilah satu-satunya puasa yang diperintahkan oleh Hukum Musa. Hari Pendamaian juga adalah hari sabat, manakala semua pekerjaan rutin tidak boleh dilakukan.—Im 16:29-31; 23:26-32; Bil 29:7; Kis 27:9.
Hanya pada satu hari dalam setahun, yakni pada Hari Pendamaian, imam besar diperbolehkan masuk ke dalam Ruang Mahakudus di tabernakel atau bait. (Ibr 9:7; Im 16:2, 12, 14, 15) Tahun Yobel, kalau tiba, dimulai dengan Hari Pendamaian.—Im 25:9.
Kakak Musa, Harun, adalah imam besar Israel pada waktu penyelenggaraan ini ditetapkan di padang belantara di Sem. Sinai pada abad ke-16 SM. Hal-hal yang diinstruksikan kepadanya menjadi pola untuk penyelenggaraan Hari Pendamaian di kemudian hari. Dengan memvisualisasikan peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi pada hari itu, kita dapat lebih memahami makna hari itu bagi orang Israel. Tidak diragukan lagi, pada waktu itu mereka dibuat lebih menyadari keadaan mereka yang penuh dosa serta kebutuhan akan penebusan, dan mereka juga digerakkan untuk lebih menghargai belas kasihan Yehuwa yang limpah melalui penyediaan penyelenggaraan ini untuk menutup dosa-dosa yang mereka lakukan pada tahun sebelumnya.
Corak-Corak Hari Pendamaian. Harun harus masuk ke dalam tempat kudus dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk persembahan dosa dan seekor domba jantan untuk persembahan bakaran. (Im 16:3) Pada Hari Pendamaian ia menanggalkan jubah keimaman biasa, ia membasuh tubuhnya dengan air, dan mengenakan pakaian linen yang kudus. (Im 16:4) Berikutnya, imam besar menarik undi atas dua ekor kambing (anak kambing jantan), yang sama-sama sehat dan tidak bercacat, yang diperoleh dari himpunan putra-putra Israel. (Im 16:5, 7) Sang imam besar menarik undi atas kedua ekor kambing itu untuk menentukan kambing yang akan dipersembahkan bagi Yehuwa sebagai persembahan dosa dan kambing yang akan dilepaskan di padang belantara, sebagai ’kambing bagi Azazel’ yang menanggung dosa-dosa mereka. (Im 16:8, 9; bdk. 14:1-7; lihat AZAZEL.) Ia kemudian mempersembahkan lembu jantan muda sebagai persembahan dosa bagi dirinya dan keluarganya, yang mencakup seluruh suku Lewi, yaitu suku keluarganya. (Im 16:6, 11) Setelah itu, ia mengambil dupa wangi serta penadah bara yang penuh dengan bara api yang menyala-nyala dari mezbah dan masuk ke belakang tirai, ke dalam Ruang Mahakudus. Dupa wangi dibakar di ruang yang paling dalam ini, tempat adanya tabut kesaksian, dan asap dupa menyebar menutupi tutup Tabut yang terbuat dari emas dan yang di atasnya terdapat dua kerub dari emas. (Im 16:12, 13; Kel 25:17-22) Hal itu dilakukan agar Harun dapat masuk lagi ke dalam Ruang Mahakudus dengan aman.
Sekembalinya dari Ruang Mahakudus, Harun mengambil sedikit darah lembu jantan itu, lalu memasuki ruang tersebut dengan membawa darah itu, dan mencipratkannya dengan jarinya tujuh kali di depan penutup Tabut di sebelah timur. Dengan demikian, pendamaian bagi para imam telah dilakukan, sehingga para imam menjadi tahir dan dapat memperantarai Yehuwa dan umat-Nya.—Im 16:14.
Kambing yang ditentukan ”bagi Yehuwa” melalui pengundian dikorbankan sebagai persembahan dosa bagi bangsa itu. (Im 16:8-10) Sang imam besar kemudian membawa darah kambing bagi Yehuwa ke dalam Ruang Mahakudus, dan menggunakan darah itu untuk melakukan pendamaian bagi ke-12 suku Israel non-imam. Seperti halnya darah lembu, darah kambing pun dicipratkan ”ke arah penutup dan di hadapan penutup” Tabut.—Im 16:15.
Dengan cara ini Harun juga mengadakan pendamaian untuk tempat kudus dan kemah pertemuan. Kemudian, ia mengambil sedikit darah lembu jantan dan darah ’kambing bagi Yehuwa’ untuk mengadakan pendamaian bagi mezbah korban bakaran, dengan membubuhkan darah itu pada tanduk-tanduk mezbah. Ia juga harus ”mencipratkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali pada mezbah dan mentahirkannya dan menyucikannya dari kenajisan putra-putra Israel”.—Im 16:16-20.
Lalu, sang imam besar beralih kepada kambing yang satu lagi, yaitu kambing bagi Azazel. Ia meletakkan tangannya di atas kepala kambing itu, mengakui di atasnya ”semua kesalahan putra-putra Israel dan semua pemberontakan mereka dalam semua dosa mereka”, menaruh itu semua di atas kepala kambing tersebut, dan kemudian melepaskannya ”ke padang belantara dengan perantaraan orang yang sudah siap sedia”. Dengan demikian, kambing tersebut membawa pergi semua kesalahan orang Israel ke padang belantara, dan di sana kambing itu lenyap dari pandangan. (Im 16:20-22) Setelah itu, orang yang melepaskan kambing itu harus mencuci pakaiannya dan membasuh tubuhnya dengan air sebelum ia masuk kembali ke perkemahan.—Im 16:26.
Lalu Harun masuk ke dalam kemah pertemuan, menanggalkan pakaian linennya, membasuh tubuhnya, dan mengenakan pakaiannya yang biasa. Selanjutnya ia mempersembahkan persembahan bakarannya dan persembahan bakaran bangsa itu (dengan menggunakan domba jantan yang disebutkan di Im 16:3, 5) dan mengadakan pendamaian, dan ia harus membakar lemak persembahan dosa di atas mezbah. (Im 16:23-25) Allah Yehuwa selalu menuntut lemak binatang korban bagi diri-Nya, dan orang Israel dilarang memakannya. (Im 3:16, 17; 4:31) Bagian-bagian yang tersisa dari lembu jantan dan kambing untuk persembahan dosa itu dibawa dari halaman tabernakel ke luar perkemahan, dan di sana semua itu dibakar. Orang yang membakarnya harus mencuci pakaiannya dan membasuh tubuhnya dengan air, dan setelah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan. (Im 16:27, 28) Korban-korban lainnya pada hari itu disebutkan di Bilangan 29:7-11.
Peringatan yang Sah Tidak Ada Lagi. Para penganut Yudaisme masih menyelenggarakan Hari Pendamaian, tetapi penyelenggaraan tersebut sudah berbeda sekali dengan apa yang ditetapkan oleh Allah, karena mereka tidak mempunyai tabernakel, mezbah, tabut perjanjian; tidak ada lembu jantan serta kambing yang dipersembahkan dan juga tidak ada keimaman orang Lewi. Namun, orang Kristen tahu bahwa sekarang hamba-hamba Yehuwa tidak usah melakukan hal-hal tersebut. (Rm 6:14; Ibr 7:18, 19; Ef 2:11-16) Selain itu, karena bait Yerusalem dibinasakan pada tahun 70 M, fungsi keimaman orang Lewi jasmani mau tidak mau terhenti, dan sekarang tidak ada cara untuk menentukan siapa yang layak melakukan tugas keimaman tersebut. Mengenai orang-orang Lewi, The Encyclopedia Americana (1956, Jil. XVII, hlm. 294) menyatakan, ”Setelah bait dihancurkan, dan mereka diceraiberaikan, mereka lenyap dari sejarah, terbaur dengan sejumlah besar tawanan yang tersebar di seluruh dunia Romawi.”
Penggenapannya. Jika diselenggarakan dengan sepatutnya, Hari Pendamaian tahunan, seperti corak-corak lainnya dalam Hukum Musa, berfungsi sebagai gambaran akan sesuatu yang jauh lebih besar. Jika kita memeriksa penyelenggaraan tersebut dengan saksama, sambil mengingat pernyataan terilham dari rasul Paulus, kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus dan pekerjaan penebusannya demi umat manusia digambarkan oleh imam besar Israel dan oleh binatang-binatang yang digunakan dalam upacara tersebut. Dalam suratnya kepada orang Ibrani, Paulus memperlihatkan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar agung yang sesungguhnya. (Ibr 5:4-10) Sang rasul juga menunjukkan bahwa imam besar yang masuk ke dalam Ruang Mahakudus dengan membawa darah binatang korban pada satu hari dalam setahun menggambarkan Yesus Kristus yang masuk ke dalam surga dengan membawa darahnya sendiri, dan dengan cara demikian ia mengadakan pendamaian bagi orang-orang yang memperlihatkan iman akan korbannya. Karena tidak berdosa, Kristus tentunya tidak usah mempersembahkan korban bagi dosanya sendiri, berbeda dengan imam besar Israel yang harus melakukan hal itu.—Ibr 9:11, 12, 24-28.
Harun mempersembahkan lembu jantan bagi para imam dan selebihnya dari suku Lewi, dengan memercikkan darahnya di Ruang Mahakudus. (Im 16:11, 14) Hal yang serupa dilakukan oleh Kristus dengan mempersembahkan nilai darah manusianya kepada Allah di surga, dan di sana nilai korbannya dapat digunakan demi kepentingan orang-orang yang akan memerintah bersamanya sebagai imam dan raja. (Pny 14:1-4; 20:6) Kambing bagi Yehuwa juga dikorbankan dan darahnya dicipratkan di hadapan Tabut dalam Ruang Mahakudus demi kepentingan suku-suku Israel non-imam. (Im 16:15) Demikian pula, satu-satunya korban, yaitu Yesus Kristus, memberikan manfaat kepada umat manusia yang tidak termasuk dalam golongan imam, atau Israel rohani. Dua ekor kambing diperlukan, karena satu ekor saja tidak dapat digunakan sebagai korban dan sekaligus membawa pergi dosa-dosa Israel. Kedua ekor kambing itu disebut sebagai satu persembahan dosa (Im 16:5) dan diperlakukan dengan cara yang sama sampai diadakan penarikan undi atas mereka; hal ini menunjukkan bahwa keduanya melambangkan satu hal. Yesus Kristus tidak hanya dikorbankan tetapi juga membawa pergi dosa orang-orang yang baginya ia mati sebagai korban.
Rasul Paulus menunjukkan bahwa, karena darah lembu jantan dan darah kambing tidak mungkin menyingkirkan dosa, Allah menyiapkan suatu tubuh bagi Yesus (dan ia memperlihatkan kerelaan untuk mengorbankannya sewaktu mempersembahkan diri untuk dibaptis), dan menurut kehendak ilahi, para pengikut Kristus ”telah disucikan melalui persembahan tubuh Yesus Kristus, sekali untuk selamanya”. (Ibr 10:1-10) Sebagaimana bagian-bagian yang tersisa dari lembu jantan serta kambing yang dipersembahkan pada Hari Pendamaian akhirnya dibakar di luar perkemahan Israel, sang rasul mengomentari bahwa Kristus pun menderita (dipantek) di luar gerbang Yerusalem.—Ibr 13:11, 12.
Jadi, jelaslah bahwa sekalipun Hari Pendamaian Yahudi tidak dapat menyingkirkan dosa secara tuntas dan permanen, berbagai corak penyelenggaraan tahunan itu melambangkan sesuatu yang khas. Corak-corak itu menggambarkan pendamaian agung bagi dosa yang diadakan oleh Yesus Kristus, sang Imam Besar yang diakui orang Kristen.—Ibr 3:1; lihat PENDAMAIAN; TEBUSAN.
-