-
KedaulatanPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Hamba-hamba Allah dituduh mementingkan diri. Perwujudan selanjutnya dari sengketa itu dapat dilihat dalam pernyataan Setan kepada Allah mengenai hamba-Nya yang setia bernama Ayub. Setan berkata, ”Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah engkau sendiri yang memasang pagar di sekelilingnya dan di sekeliling rumahnya dan di sekeliling segala sesuatu yang ia miliki di sekelilingnya? Pekerjaan tangannya telah engkau berkati, dan ternaknya telah tersebar luas di bumi. Tetapi kali ini, ulurkanlah kiranya tanganmu dan sentuhlah segala sesuatu yang ia miliki dan lihatlah apakah ia tidak akan mengutuki engkau di mukamu.” Sekali lagi, ia dituduh, ”Kulit ganti kulit, segala sesuatu yang dimiliki orang akan ia berikan ganti jiwanya.” (Ayb 1:9-11; 2:4) Jadi, Setan menuduh Ayub tidak selaras dengan Allah dalam hatinya, karena melayani Allah dengan taat hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang mementingkan diri, yaitu demi keuntungan. Dengan demikian, Setan memfitnah Allah sehubungan dengan kedaulatan-Nya, dan hamba-hamba Allah sehubungan dengan integritas kepada kedaulatan itu. Ia seolah-olah mengatakan bahwa tidak seorang pun yang ditempatkan di bumi dapat berintegritas kepada kedaulatan Yehuwa jika ia, Setan, diperbolehkan menguji orang itu.
Yehuwa mengizinkan sengketa itu digabungkan. Akan tetapi, bukan karena Ia tidak merasa yakin akan keadilbenaran kedaulatan-Nya sendiri. Tidak ada yang perlu Ia buktikan bagi diri-Nya sendiri. Karena kasih akan ciptaan-Nya yang cerdas itulah Ia membiarkan waktu berlalu untuk menguji masalah ini. Ia mengizinkan manusia diuji oleh Setan, di hadapan seluruh alam semesta. Dan Ia memberikan hak istimewa kepada ciptaan-Nya untuk membuktikan si Iblis pendusta, dan untuk membersihkan nama Allah, dan juga nama mereka sendiri dari fitnahan.
-
-
KedaulatanPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Seberapa jauh jangkauan sengketa ini. Seberapa jauh jangkauan sengketa ini? Karena manusia telah digoda untuk berdosa, dan karena seorang malaikat telah berdosa, permasalahannya menjangkau dan mencakup makhluk-makhluk surgawi Allah, bahkan satu-satunya Putra Allah yang diperanakkan, pribadi yang terdekat dengan Allah Yehuwa. Pribadi ini, yang selalu melakukan apa yang menyenangkan Bapaknya, tentu ingin sekali membenarkan kedaulatan Yehuwa. (Yoh 8:29; Ibr 1:9) Allah memilih dia untuk melaksanakan tugas ini, dengan mengutusnya ke bumi, dan ia lahir di bumi sebagai anak laki-laki melalui perawan Maria. (Luk 1:35) Ia sempurna, dan ia memelihara kesempurnaan serta keadaan tanpa cela itu sepanjang hidupnya, bahkan sampai mati secara hina. (Ibr 7:26) Sebelum kematiannya ia berkata, ”Sekarang ada penghakiman atas dunia ini; sekarang penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.” Selain itu, ”Penguasa dunia ini datang. Dan ia tidak berkuasa atas diriku.” (Yoh 12:31; 14:30) Setan tidak dapat menguasai Kristus dalam arti ia tidak dapat mematahkan integritasnya, dan ia divonis gagal, siap untuk dilemparkan ke luar. Yesus telah ”menaklukkan dunia”.—Yoh 16:33.
Yesus Kristus, Pembela keadilbenaran kedaulatan Allah. Jadi, Yesus Kristus, dengan sempurna dan lengkap, membuktikan si Iblis pendusta, secara tuntas menjawab pertanyaan: Apakah ada manusia yang akan setia kepada Allah di bawah ujian atau cobaan apa pun yang ditimpakan kepadanya?
-
-
KedaulatanPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Buku Penyingkapan memperlihatkan bahwa setelah akhir Pemerintahan Seribu Tahun Kristus, ketika ia menaklukkan semua wewenang yang berupaya menyaingi kedaulatan Yehuwa, si Iblis akan dilepaskan untuk waktu yang singkat. Setan akan mencoba untuk membangkitkan kembali sengketa itu, tetapi ia tidak akan diberi waktu lagi untuk sesuatu yang telah diselesaikan. Setan dan para pengikutnya akan dimusnahkan secara total.—Pny 20:7-10.
Orang-orang lain yang mendukung kedaulatan Allah. Meskipun kesetiaan Kristus telah sepenuhnya membuktikan bahwa Allah-lah yang benar dalam sengketa itu, orang-orang lain diperbolehkan ambil bagian dalam hal ini. (Ams 27:11) Hasil-hasil dari haluan Kristus sebagai pemelihara integritas, termasuk kematiannya sebagai korban, ditunjukkan oleh rasul Paulus, ”Melalui satu tindakan yang menghasilkan pembenaran, segala macam orang dinyatakan adil-benar untuk kehidupan.” (Rm 5:18) Kristus telah dijadikan Kepala atas ”tubuh”, yaitu sidang jemaat (Kol 1:18), yang anggota-anggotanya akan ambil bagian dalam kematiannya sebagai pemelihara integritas, dan ia senang untuk mengajak mereka ambil bagian bersamanya sebagai sesama ahli waris, sebagai rekan raja dalam pemerintahan Kerajaannya. (Luk 22:28-30; Rm 6:3-5; 8:17; Pny 20:4, 6) Orang-orang yang setia pada zaman dahulu, yang mengharap-harapkan persediaan Allah, memelihara integritas sekalipun tidak sempurna secara jasmani. (Ibr 11:13-16) Dan ada banyak lagi yang akan melakukan hal yang sama, mereka yang berlutut untuk dengan sepenuh hati mengakui kedaulatan Allah yang patut dan adil-benar. Sebagaimana lantunan sang pemazmur yang bersifat nubuat, ”Segala yang bernapas memuji Yah. Pujilah Yah, hai, kamu sekalian!”—Mz 150:6.
-