PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Damai
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
    • Pada waktu Kristus Yesus ada di bumi, orang Yahudi jasmani maupun orang non-Yahudi tidak berdamai dengan Allah Yehuwa. Karena melanggar hukum-hukum Allah, orang Yahudi telah berada di bawah kutuk Hukum (Gal 3:12, 13), sedangkan orang-orang non-Yahudi yang berada di luar perjanjian dengan Allah ”tidak mempunyai harapan, tanpa Allah dalam dunia ini”. (Ef 2:12) Akan tetapi, melalui Kristus Yesus, kedua kelompok tersebut diberi kesempatan untuk memasuki hubungan damai dengan Allah. Hal itu telah disebutkan sebelumnya dalam pengumuman malaikat kepada para gembala pada waktu Yesus lahir, ”Damai di bumi di antara orang-orang yang mendapat perkenan.”—Luk 2:14.

      Berita damai yang diumumkan oleh Yesus dan para pengikutnya menarik bagi ’para sahabat kedamaian’, yaitu orang-orang yang ingin diperdamaikan dengan Allah. (Mat 10:13; Luk 10:5, 6; Kis 10:36) Pada waktu yang sama, berita ini menyebabkan perpecahan dalam rumah tangga, karena beberapa menerimanya dan yang lain menolaknya. (Mat 10:34; Luk 12:51) Mayoritas orang Yahudi menolak berita itu, dan karena itu tidak dapat memahami ”hal-hal yang ada hubungannya dengan perdamaian”, yang pasti mencakup tindakan bertobat dan menerima Yesus sebagai Mesias. (Bdk. Luk 1:79; 3:3-6; Yoh 1:29-34.) Sebagai akibatnya, mereka mengalami pembinasaan Yerusalem oleh bala tentara Romawi pada tahun 70 M.—Luk 19:42-44.

      Namun, bahkan orang Yahudi yang menerima ”kabar baik tentang perdamaian” adalah pedosa dan memerlukan pendamaian bagi pelanggaran mereka agar dapat menikmati perdamaian dengan Allah Yehuwa. Kematian Yesus sebagai korban tebusan memenuhi kebutuhan ini. Sebagaimana telah dinubuatkan, ”Dera menimpa dia agar kita mendapat damai, dan karena luka-luka dia kita disembuhkan.” (Yes 53:5) Kematian Yesus sebagai korban di tiang siksaan juga menyediakan dasar untuk membatalkan Hukum Musa, yang memisahkan orang Yahudi dari orang non-Yahudi. Oleh karena itu, dengan menjadi orang Kristen, kedua kelompok orang tersebut dapat berdamai dengan Allah dan dengan satu sama lain. Rasul Paulus menulis, ”[Yesus] adalah perdamaian kita, ia yang membuat dua golongan menjadi satu dan merobohkan tembok pemisah di antara mereka. Melalui tubuhnya ia meniadakan permusuhan, Hukum berupa perintah-perintah dalam bentuk ketetapan-ketetapan, untuk menciptakan dalam persatuan dengan dirinya, kedua bangsa itu menjadi satu manusia baru dan menghasilkan perdamaian; dan untuk sepenuhnya merukunkan kedua bangsa itu dalam satu tubuh, dengan Allah melalui tiang siksaan, karena ia telah mematikan permusuhan melalui dirinya. Dan ia datang serta menyatakan kabar baik tentang perdamaian kepada kamu, orang-orang yang jauh, dan perdamaian kepada mereka yang dekat, sebab melalui dialah kita, yaitu kedua bangsa, dapat mendekati Bapak dengan satu roh.”—Ef 2:14-18; bdk. Rm 2:10, 11; Kol 1:20-23.

  • Damai
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
    • Orang Kristen juga ingin orang lain menikmati kedamaian. Oleh karena itu, dengan ”berkasutkan kabar baik tentang perdamaian”, mereka mengadakan peperangan rohani. (Ef 6:15)

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan