-
FeliksPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Setelah Paulus ditangkap, Klaudius Lisias, sang komandan militer Romawi, yang khawatir akan keselamatan tahanannya apabila tetap dibiarkan berada di Yerusalem, bergegas membawa Paulus ke Kaisarea di bawah pengawalan yang ketat, dan ’memerintahkan para penuduh untuk berbicara tentang dia’ di hadapan Feliks. (Kis 23:23-30) Lima hari kemudian, Imam Besar Ananias, serta seseorang yang bernama Tertulus, dan orang-orang lain datang dari Yerusalem untuk mengajukan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal terhadap Paulus. Feliks memimpin persidangan itu, lalu menangguhkan vonisnya. Ia memerintahkan agar Paulus ditahan, tetapi dengan beberapa kelonggaran dalam pengawasan, dan teman-teman Paulus diizinkan untuk melayaninya.—Kis 24:1-23.
Belakangan, Feliks ”memanggil Paulus dan mendengarkan dia tentang kepercayaan akan Kristus Yesus”. Pada kesempatan inilah, mungkin di hadapan istri Feliks, Drusila, Paulus ”berbicara tentang keadilbenaran, pengendalian diri, dan penghakiman yang akan datang”. Ketika mendengar hal-hal ini, ”Feliks menjadi takut” lalu mengatakan kepada sang rasul, ”Untuk saat ini pergilah, tetapi bila ada waktu yang tepat, aku akan memanggilmu lagi.” Selama dua tahun, Feliks sering memanggil Paulus dan bercakap-cakap dengannya, dan berharap sang rasul akan memberinya uang suap untuk mendapatkan kelepasan, tetapi sia-sia.—Kis 24:24-27.
Pemerintahan Feliks sangat tidak disukai oleh orang-orang Yahudi. Mungkin pada tahun 58 M, ”Feliks digantikan oleh Porkius Festus; dan karena Feliks ingin mendapat perkenan orang Yahudi, ia meninggalkan Paulus tetap terikat”. (Kis 24:27) Akan tetapi, sikap Feliks ini tidak mengobati sakit hati yang ia timbulkan atas orang-orang Yahudi; hal ini juga tidak menghalangi mereka untuk mengirim suatu delegasi ke Roma guna menggugatnya. Setelah dipanggil kembali ke Roma, ia dapat lolos dari hukuman semata-mata karena kedudukan istimewa dan pengaruh yang dimiliki saudaranya, Palas, di hadapan Nero.
-
-
FestusPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Tiga hari setelah Festus tiba di Kaisarea, ia melakukan perjalanan ke Yerusalem, tampaknya untuk mengetahui dengan lebih baik problem-problem yang dihadapi oleh rakyatnya. Paulus ada di Kaisarea karena dibiarkan sebagai seorang tahanan oleh pemerintahan Feliks. Para imam kepala dan orang-orang Yahudi yang terkemuka tidak membuang-buang waktu lagi, mereka memohon agar Paulus dibawa ke Yerusalem, karena mereka berharap dapat mengadang dan membunuhnya di tengah jalan. Sebaliknya, Festus memutuskan untuk mengadakan pengadilan ulang atas Paulus dan memerintahkan agar para pendakwa itu tampil di hadapan kursi penghakimannya di Kaisarea. Setelah ”pengadilan” itu, Festus diyakinkan bahwa Paulus tidak bersalah dan belakangan mengaku kepada Raja Agripa II, ”Aku menyadari bahwa dia tidak melakukan sesuatu pun yang membuatnya patut mati.” (Kis 25:25) Pada mulanya, karena ”ingin mendapatkan perkenan orang Yahudi”, Festus bertanya apakah Paulus rela pergi ke Yerusalem untuk diadili. (Kis 25:9) Akan tetapi, Paulus menjawab, ”Tidak seorang pun dapat menyerahkan aku kepada mereka sebagai anugerah. Aku meminta banding kepada Kaisar!”—Kis 25:11.
Kini Festus dihadapkan dengan masalah baru. Sewaktu menjelaskan kepada Agripa bahwa ia menyuruh tahanan ini dikirim ke Roma, tetapi tanpa tuduhan apa pun, Festus menyatakan, ”Bagiku tampaknya tidak masuk akal untuk mengirim seorang tahanan tanpa menunjukkan juga tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadapnya.” (Kis 25:27) Agripa kemudian menawarkan diri untuk memeriksa Paulus dengan tujuan menuntaskan masalah tersebut. Dalam pembelaannya, Paulus memberikan khotbah yang begitu mengesankan dan menggugah sehingga Festus tergerak untuk berseru, ”Engkau sudah gila, Paulus! Banyaknya ilmu membuat engkau gila!” (Kis 26:24) Lalu Paulus berpaling kepada Agripa dengan permohonan yang sungguh-sungguh, yang menyebabkan Agripa berkomentar, ”Dalam waktu singkat engkau akan meyakinkan aku menjadi orang Kristen.” (Kis 26:28) Belakangan, Agripa berkata kepada Festus, ”Orang ini sudah dapat dilepaskan seandainya dia tidak meminta banding kepada Kaisar.” Keputusan tersebut sepenuhnya adalah hasil campur tangan Allah, karena sebelumnya Tuan menyingkapkan kepada Paulus, ”Tabahlah! . . . engkau harus memberikan kesaksian di Roma.”—Kis 23:11; 26:32.
-