-
HukumPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Hukum memberi orang Israel kesempatan untuk menjadi ”suatu kerajaan imam dan suatu bangsa yang kudus”. (Kel 19:5, 6) Tuntutan Hukum berupa pengabdian yang eksklusif kepada Yehuwa, larangan mutlak terhadap segala bentuk antarkepercayaan, dan peraturan mengenai keadaan tahir serta makanan merupakan ”tembok” untuk membuat bangsa itu benar-benar terpisah dari bangsa-bangsa lain. (Ef 2:14) Seorang Yahudi sama sekali tidak boleh masuk ke dalam kemah atau rumah orang non-Yahudi; makan bersama orang non-Yahudi akan membuat mereka najis. Malah, ketika Yesus berada di bumi, memasuki rumah atau bangunan non-Yahudi pun sudah dianggap menajiskan seorang Yahudi. (Yoh 18:28; Kis 10:28) Selain kesucian kehidupan, martabat serta kehormatan keluarga, perkawinan, dan orang perorangan, dilindungi. Hal-hal lainnya, yang dapat dikatakan secara kebetulan diperoleh sebagai dampak keterpisahan keagamaan yang dihasilkan perjanjian Hukum, adalah manfaatnya bagi kesehatan dan perlindungan terhadap penyakit yang umum di kalangan bangsa-bangsa di sekeliling orang Israel. Hukum-hukum tentang kebersihan moral, sanitasi fisik, dan makanan tidak diragukan memberikan manfaat bagi kesehatan apabila semuanya itu ditaati.
Namun, tujuan sesungguhnya dari Hukum, seperti dinyatakan oleh rasul Paulus, adalah ”agar pelanggaran menjadi nyata, sampai tibanya benih itu”. Hukum adalah ’pembimbing yang menuntun kepada Kristus’. Hukum menunjuk kepada Kristus sebagai tujuan (”Kristus adalah akhir dari Hukum”). Hukum menyingkapkan bahwa semua manusia, termasuk orang Yahudi, berada di bawah dosa dan bahwa kehidupan tidak dapat diperoleh melalui ”perbuatan menurut hukum”. (Gal 3:19-24; Rm 3:20; 10:4) Hukum adalah ”rohani”, berasal dari Allah, dan ”kudus”. (Rm 7:12, 14) Menurut Efesus 2:15, Hukum adalah ”perintah-perintah dalam bentuk ketetapan-ketetapan”. Hukum merupakan standar kesempurnaan, yang membuat orang yang sanggup menjalankannya ditandai sebagai manusia yang sempurna, layak memperoleh kehidupan. (Im 18:5; Gal 3:12) Manusia yang tidak sempurna tidak sanggup menjalankan Hukum, dan hal ini memperlihatkan bahwa ”semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan Allah”. (Rm 3:23) Hanya Yesus Kristus yang menjalankannya secara tidak bercela.—Yoh 8:46; Ibr 7:26.
Hukum juga menjadi ”bayangan dari perkara-perkara baik yang akan datang”, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu adalah ”gambaran simbolis”, sehingga sering dirujuk oleh Yesus dan para rasul untuk menjelaskan perkara-perkara surgawi dan hal-hal yang berkaitan dengan doktrin serta tingkah laku Kristen. Oleh karena itu, Hukum merupakan bidang penelitian yang sangat penting dan perlu bagi orang Kristen.—Ibr 10:1; 9:23.
-
-
HukumPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
TUJUAN HUKUM
Membuat pelanggaran nyata; memperlihatkan bahwa orang Israel perlu diampuni pelanggarannya dan bahwa korban yang lebih besar dituntut, yang dapat benar-benar menutup dosa mereka melalui pendamaian (Gal 3:19)
Sebagai pembimbing, Hukum melindungi dan mendisiplin orang Israel, menyiapkan mereka untuk sang Mesias sebagai instruktur mereka (Gal 3:24)
Berbagai aspek Hukum merupakan bayangan yang menggambarkan hal-hal lebih besar yang akan datang; bayangan ini membantu orang Israel yang berhati jujur untuk mengidentifikasi sang Mesias, karena mereka dapat melihat bagaimana ia menggenapi pola-pola nubuat tersebut (Ibr 10:1; Kol 2:17)
-