PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Bersih, Kebersihan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
    • Apabila seorang pria dan istrinya mengadakan hubungan dan terkena pancaran mani, mereka harus mandi dan menjadi najis sampai matahari terbenam. (Im 15:16-18) Jika tanpa diduga seorang wanita yang sudah bersuami mulai haid sewaktu mengadakan hubungan, sang suami menjadi najis selama tujuh hari, sama seperti istrinya. (Im 15:24) Jika mereka dengan sengaja memandang hina hukum Allah dan mengadakan hubungan seks sementara si wanita sedang haid, pria dan wanita itu harus dihukum mati. (Im 20:18) Karena alasan-alasan di atas, pada waktu-waktu tertentu kaum pria dituntut untuk tahir, misalnya sewaktu harus disucikan untuk suatu ekspedisi militer, mereka dilarang mengadakan hubungan dengan istri mereka.—1Sam 21:4, 5; 2Sam 11:8-11.

  • Bersih, Kebersihan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
    • Mengapa menurut Hukum Musa, hubungan seks dan melahirkan anak membuat seseorang ”najis”?

      Timbul pertanyaan: Mengapa hal-hal yang wajar dan pantas seperti haid, hubungan seks di antara orang-orang yang menikah, dan melahirkan anak membuat seseorang ”najis” menurut Hukum? Antara lain, hal itu mengangkat martabat hubungan yang paling intim dalam perkawinan ke tingkat yang suci, mengajarkan pengendalian diri kepada kedua belah pihak, penghargaan yang tinggi terhadap organ-organ reproduksi, dan respek terhadap kesucian kehidupan dan darah. Ada juga yang mengatakan bahwa ada manfaat-manfaat higienis karena mengindahkan peraturan-peraturan ini dengan cermat. Namun, masih ada aspek lain lagi.

      Pada awal mula, Allah menciptakan dalam diri pria dan wanita pertama dorongan seks dan kesanggupan untuk menghasilkan keturunan serta memerintahkan mereka untuk mengadakan hubungan dan mempunyai keturunan. Oleh karena itu, hubungan seks bukanlah suatu perbuatan dosa bagi pasangan yang sempurna itu. Namun, sewaktu Adam dan Hawa tidak menaati Allah, dalam hal yang tidak ada kaitannya dengan hubungan seks tetapi dengan memakan buah terlarang, perubahan-perubahan drastis pun terjadi. Tiba-tiba hati nurani mereka yang diliputi perasaan bersalah karena telah berdosa membuat mereka sadar bahwa mereka telanjang, dan mereka langsung menutupi alat kelamin mereka agar tidak terlihat oleh Allah. (Kej 3:7, 10, 11) Sejak saat itu, manusia tidak dapat melaksanakan mandat untuk menghasilkan keturunan dalam kesempurnaan; sebaliknya, mereka meneruskan cacat dosa dan hukuman mati kepada anak-anak mereka. Bahkan orang tua yang paling lurus hati dan takut akan Allah melahirkan anak-anak yang tercemar oleh dosa.—Mz 51:5.

      Tuntutan-tuntutan Hukum yang berkaitan dengan fungsi organ-organ reproduksi mengajar pria dan wanita untuk berdisiplin, mengekang nafsu, dan merespek sarana perkembangbiakan yang dikaruniakan Allah. Aturan-aturan Hukum dengan tegas mengingatkan makhluk-makhluk ciptaan akan keadaan mereka yang berdosa; aturan-aturan tersebut bukan semata-mata persyaratan kesehatan untuk menjamin kebersihan atau usaha untuk mencegah penyebaran penyakit. Sebagai pengingat akan keadaan berdosa yang diwarisi manusia, sudah sepatutnyalah jika pria dan wanita yang mengeluarkan lelehan karena fungsi-fungsi normal tubuh menjalani masa kenajisan.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan