-
Pengabdian yang EksklusifPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Pengabdian Yesus yang Eksklusif kepada Allah. Sebagaimana diperlihatkan di Filipi 2:5-8, ketika ia berada di surga maupun di bumi, Yesus memahami kedudukan eksklusif Bapaknya dan memberi-Nya pengabdian yang eksklusif. Yesus menunjukkan bahwa perintah yang paling penting dalam Hukum menuntut kasih yang sepenuh hati kepada Allah. (Mat 22:37) Selain itu, Yesus mempertunjukkan pengabdian yang eksklusif kepada nama Yehuwa dan menandaskan fakta bahwa murid-muridnya harus memiliki sikap yang sama. Dalam doa yang ia ajarkan kepada murid-muridnya, ia memulai dengan kata-kata, ”Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan.” (Mat 6:9) Pengabdian dalam diri Yesus ini dipadu dengan kegairahan yang menyala-nyala, sebagaimana tercermin dari tindakannya membersihkan bait, sebagai penggenapan nubuat, ”Gairah untuk rumahmu akan memakan habis aku.” (Yoh 2:17; Mz 69:9) Pengabdian Yesus yang eksklusif kepada Bapaknya paling jelas tercermin dalam apa yang tertulis tentang dia di 1 Korintus 15:24-28, yang mengatakan bahwa setelah pemerintahan Kerajaan surgawinya menyingkirkan semua wewenang lain dan semua musuh, ia menyerahkan Kerajaan itu kepada Bapaknya dan menundukkan dirinya kepada-Nya agar ”Allah menjadi segala sesuatu bagi setiap orang”.
-
-
Pengabdian yang SalehPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
”Rahasia Suci Pengabdian yang Saleh.” Teladan utama pengabdian yang saleh adalah Yesus Kristus. Rasul Paulus menulis surat kepada Timotius, ”Sesungguhnya, rahasia suci pengabdian yang saleh ini memang besar: ’Ia menjadi nyata dalam daging, dinyatakan adil-benar sebagai roh, tampil di hadapan para malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa, dipercayai di dunia, diterima di atas dengan kemuliaan.’” (1Tim 3:16) Adam, manusia yang sempurna, tidak memberikan contoh sempurna dalam pengabdian yang saleh. Dari antara anak-anaknya, yang terlahir tidak sempurna, tidak satu pun dapat melakukannya. Siapa yang dapat melakukannya? Kedatangan Putra Allah ke bumi dan haluannya sebagai pemelihara integritas memberikan jawabannya, yaitu menyingkapkan penjelasan untuk rahasia suci tersebut. Dialah pribadi yang harus Timotius pandang sebagai teladan tingkah laku yang sempurna dalam mempertunjukkan pengabdian yang saleh.—1Tim 3:15.
Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia yang mempertunjukkan pengabdian yang saleh secara sempurna, dalam setiap segi, sehingga membuktikan bahwa manusia jasmani dapat memelihara pengabdian demikian. Di bawah ujian-ujian yang hebat, hingga akhir kehidupannya di bumi, Yesus ”loyal, tanpa kecurangan, tidak tercemar, terpisah dari orang-orang berdosa”. (Ibr 7:26) Tidak terdapat cacat dalam integritasnya, sehingga tidak ada yang dapat digunakan untuk menuduhnya di hadapan Allah. Sebelum kematiannya, ia berkata, ”Aku telah menaklukkan dunia,” juga, ”Penguasa dunia ini datang. Dan ia tidak berkuasa atas diriku.” (Yoh 16:33; 14:30) Dalam dirinya tidak terdapat ketidakadilbenaran. Dengan tepat ia bisa mengatakan kepada musuh-musuhnya, ”Siapa di antara kamu yang dapat membuktikan aku bersalah karena dosa?” (Yoh 8:46) Penjelasan untuk ”rahasia suci pengabdian yang saleh ini” begitu agung dan besar artinya bagi umat manusia sehingga harus diberitakan ke seluruh dunia. Yesus Kristus sendiri adalah dasar bagi pola pengabdian yang saleh dan tingkah laku Kristen dalam sidang.
-