PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w92 15/11 hlm. 18-23
  • Melayani Yehuwa dengan Loyal

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Melayani Yehuwa dengan Loyal
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa yang Dimaksud dengan Berlaku Loyal
  • Penghargaan terhadap Hal-Hal yang Dipelajari
  • Menghargai Persaudaraan Kristen
  • Tak Ada Tempat Lain
  • Hendaklah Membina
  • Lawanlah Iblis!
  • Bersandar pada Yehuwa dengan Sungguh-Sungguh
  • ”Hanya Engkau yang Setia”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
  • Perhatikanlah Orang yang Loyal!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Melayani dengan Loyal bersama Organisasi Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Apakah Saudara Menghargai Kasih Setia Yehuwa?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2021
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
w92 15/11 hlm. 18-23

Melayani Yehuwa dengan Loyal

”Terhadap orang yang loyal Engkau [Yehuwa] berlaku loyal”.—2 SAMUEL 22:26, NW.

1. Bagaimana Yehuwa bertindak terhadap mereka yang loyal kepada-Nya?

SEGALA SESUATU yang dilakukan Yehuwa bagi umat-Nya tak terbalaskan. (Mazmur 116:12) Betapa menakjubkan pemberian materi dan rohani serta belas kasihan-Nya yang penuh kelembutan! Raja Daud dari Israel purba mengetahui bahwa Allah juga berlaku loyal terhadap mereka yang loyal kepada-Nya. Daud berkata demikian dalam sebuah nyanyian yang ia gubah ”pada waktu [Yehuwa] telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman [Raja] Saul”.—2 Samuel 22:1.

2. Pokok-pokok apa disampaikan dalam nyanyian Daud yang dicatat di 2 Samuel pasal 22?

2 Daud memulai nyanyiannya (paralel dengan Mazmur 18) dengan memuji Yehuwa sebagai ”penyelamat [”Penyedia kelepasan”, NW]” dalam menjawab doa. (2 Samuel 22:2-7) Dari bait surgawi-Nya, Allah bertindak untuk menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang loyal dari musuh-musuh yang perkasa. (Ayat 8-19) Demikianlah Daud diberi imbalan karena mengejar haluan yang benar dan menaati jalan-jalan Yehuwa. (Ayat 20-27) Kemudian disebutkan satu per satu perbuatan-perbuatan yang dilakukan berdasarkan kekuatan yang diberikan Allah. (Ayat 28-43) Akhirnya, Daud menyebutkan kelepasan dari pencela-pencela di antara bangsanya dan dari musuh-musuh di antara bangsa-bangsa lain dan bersyukur kepada Yehuwa sebagai ”Ia [yang] mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkatNya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapiNya”. (Ayat 44-51) Yehuwa juga dapat menyelamatkan kita bila kita mengikuti haluan yang benar dan bersandar pada-Nya untuk memperoleh kekuatan.

Apa yang Dimaksud dengan Berlaku Loyal

3. Dari sudut Alkitab, apa yang dimaksud dengan berlaku loyal?

3 Nyanyian Daud tentang kelepasan memberikan kita jaminan yang menghibur ini, ”Terhadap orang yang berlaku loyal Engkau [Yehuwa] berlaku loyal”. (2 Samuel 22:26, NW) Kata sifat bahasa Ibrani cha·sidhʹ inilah yang berarti ”orang yang loyal”, atau ”seorang yang berbelas kasihan”. (Mazmur 18:26; catatan kaki NW ayat 25) Kata benda cheʹsedh mengandung arti kebaikan hati yang dengan penuh kasih sayang mengikatkan diri kepada suatu obyek sampai maksud-tujuan yang berhubungan dengannya terwujud. Yehuwa memperlihatkan jenis kebaikan demikian kepada hamba-hamba-Nya, sebagaimana mereka memperlihatkan kepada Dia. Loyalitas yang benar dan kudus ini diterjemahkan (dalam NW) ”kebaikan hati yang penuh kasih sayang” dan ”kasih yang loyal”. (Kejadian 20:13; 21:23) Dalam Kitab-Kitab Yunani, ”loyalitas” mengandung gagasan kekudusan dan hormat, yang dinyatakan dalam kata benda ho·si·oʹtes dan kata sifat hoʹsi·os. Loyalitas demikian termasuk kesetiaan dan pengabdian dan berarti berlaku taat dan dengan saksama melaksanakan semua kewajiban kita terhadap Allah. Berlaku loyal kepada Yehuwa berarti tetap berpaut kepada Yehuwa dengan pengabdian yang begitu teguh sehingga ini berperan seperti perekat yang sangat kuat.

4. Bagaimana loyalitas Yehuwa diperlihatkan?

4 Loyalitas Yehuwa sendiri diperlihatkan dalam banyak cara. Misalnya, Ia menjatuhkan hukuman atas orang-orang jahat karena kasih yang loyal bagi umat-Nya dan loyalitas terhadap keadilan dan kebenaran. (Wahyu 15:3, 4; 16:5) Loyalitas terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham menggerakkan Dia untuk berpanjang sabar terhadap bangsa Israel. (2 Raja 13:23) Mereka yang loyal terhadap Allah dapat mengharapkan bantuan-Nya sampai akhir dari haluan loyalitas mereka dan dapat merasa yakin bahwa Ia akan mengingat mereka. (Mazmur 37:27, 28; 97:10) Yesus dikuatkan oleh pengetahuan bahwa sebagai wakil utama Allah yang ”loyal”, jiwanya tidak akan ditinggalkan di Sheol.—Mazmur 16:10, NW; Kisah 2:25, 27.

5. Karena Yehuwa loyal, apa yang Ia tuntut dari hamba-hamba-Nya, dan pertanyaan apa yang akan kita pertimbangkan?

5 Karena Allah Yehuwa loyal, Ia menuntut loyalitas dari hamba-hamba-Nya. (Efesus 4:24) Sebagai contoh, pria-pria harus loyal agar memenuhi syarat untuk pelantikan sebagai penatua sidang. (Titus 1:8) Faktor-faktor apa hendaknya menggerakkan umat Yehuwa untuk melayani Dia dengan loyal?

Penghargaan terhadap Hal-Hal yang Dipelajari

6. Bagaimana hendaknya kita memandang perkara-perkara dari Alkitab yang kita pelajari, dan apa yang hendaknya kita ingat berkenaan pengetahuan demikian?

6 Rasa syukur atas perkara-perkara dari Alkitab yang telah kita pelajari hendaknya menggerakkan kita untuk melayani Yehuwa dengan loyal. Rasul Paulus mendesak Timotius, ”Hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” (2 Timotius 3:14, 15) Ingatlah bahwa pengetahuan demikian datang dari Allah melalui ”hamba yang setia dan bijaksana”.—Matius 24:45-47.

7. Bagaimana hendaknya para penatua memandang makanan rohani yang disediakan Allah melalui hamba yang setia?

7 Teristimewa para penatua yang terlantik harus menghargai makanan rohani yang bergizi yang disediakan Allah melalui hamba yang setia. Beberapa tahun yang lalu ada penatua-penatua yang tidak memiliki penghargaan demikian. Seorang pengamat memperhatikan bahwa pria-pria ini ”kritis terhadap artikel-artikel dalam Menara Pengawal, tidak mau menerimanya sebagai . . . saluran kebenaran Allah, selalu mencoba untuk mempengaruhi orang-orang lain dalam cara berpikir mereka.” Akan tetapi, para penatua yang loyal tidak pernah mempengaruhi orang-orang lain untuk menolak makanan rohani apa pun yang disediakan oleh Allah melalui hamba yang setia.

8. Bagaimana bila kita tidak sepenuhnya menghargai pokok-pokok Alkitab yang disampaikan oleh hamba yang setia dan bijaksana?

8 Sebagai Saksi-Saksi Yehuwa yang berbakti, kita semua harus loyal kepada-Nya dan organisasi-Nya. Kita hendaknya tidak pernah bahkan terpikir untuk menyimpang dari terang Allah yang menakjubkan, dengan mengikuti haluan murtad yang dapat membawa kepada kematian rohani sekarang dan kebinasaan kelak. (Yeremia 17:13) Namun bagaimana bila sulit bagi kita untuk menerima atau menghargai sepenuhnya beberapa pokok Alkitab yang disajikan oleh hamba yang setia? Maka marilah kita dengan rendah hati mengakui dari mana kita belajar kebenaran dan berdoa meminta hikmat untuk mengatasi ujian ini sampai diterbitkannya penjelasan mengenai hal-hal tersebut.—Yakobus 1:5-8.

Menghargai Persaudaraan Kristen

9. Bagaimana 1 Yohanes 1:3-6 memperlihatkan bahwa orang-orang kristiani harus memiliki semangat persaudaraan?

9 Penghargaan yang tulus atas semangat persaudaraan yang ada di dalam persaudaraan Kristen kita memberikan dorongan lain untuk melayani Yehuwa dengan loyal. Sebenarnya, hubungan kita dengan Allah dan Kristus tidak dapat sehat secara rohani tanpa semangat ini. Rasul Yohanes memberi tahu orang-orang kristiani terurap, ”Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya, Yesus Kristus. . . . Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.” (1 Yohanes 1:3-6) Prinsip ini berlaku atas setiap kristiani, baik harapan mereka ke surga maupun di bumi.

10. Meskipun Euodia dan Sintikhe tampaknya memiliki kesulitan dalam menangani problem pribadi, bagaimana Paulus memandang kedua wanita ini?

10 Upaya dituntut untuk memelihara semangat persaudaraan. Sebagai contoh, wanita-wanita kristiani Euodia dan Sintikhe tampaknya merasa sulit untuk menyelesaikan suatu masalah di antara mereka. Jadi Paulus mendesak mereka ”supaya sehati sepikir dalam Tuhan”. Ia menambahkan, ”Kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.” (Filipi 4:2, 3) Kedua wanita yang saleh ini telah berjuang bersisi-sisian dengan Paulus dan yang lain-lain ”dalam pekabaran Injil”, dan ia merasa yakin bahwa mereka berada di antara ”yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.”

11. Bila kristiani yang loyal menghadapi masalah kerohanian, apa yang patut diingat?

11 Orang-orang kristiani tidak mengenakan emblem untuk memperlihatkan hak istimewa apa yang telah mereka emban dalam organisasi Yehuwa dan bagaimana mereka telah melayani Dia dengan loyal. Apabila mereka memiliki masalah-masalah rohani, betapa tidak pengasihnya untuk mengabaikan tahun-tahun dinas mereka yang loyal kepada Yehuwa! Kemungkinan, yang disebut ’teman yang setia’ adalah seorang saudara yang loyal yang senang membantu orang-orang. Bila saudara seorang penatua, apakah saudara seorang ’teman yang setia’, siap untuk memberikan bantuan dalam cara yang berbelas kasihan? Semoga semua kita mempertimbangkan hal-hal baik yang dilakukan oleh rekan-rekan seiman, seperti yang Allah lakukan, dan dengan pengasih membantu mereka untuk memikul beban mereka.—Galatia 6:2; Ibrani 6:10.

Tak Ada Tempat Lain

12. Ketika kata-kata Yesus menyebabkan ’banyak murid mengundurkan diri’, sikap apa yang diambil Petrus?

12 Kita akan terdorong untuk melayani Yehuwa dengan loyal bersama organisasi-Nya bila kita mengingat bahwa tidak ada tempat lain untuk memperoleh kehidupan kekal. Ketika kata-kata Yesus menyebabkan ’banyak murid mengundurkan diri’, ia bertanya kepada para rasulnya, ”Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Petrus menjawab, ”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”—Yohanes 6:66-69.

13, 14. (a) Mengapa Yudaisme pada abad pertama tidak memiliki perkenan ilahi? (b) Apa yang dikatakan seorang yang telah lama sekali menjadi salah seorang Saksi Yehuwa?

13 ’Perkataan hidup kekal’ tidak ditemukan dalam Yudaisme pada abad pertama M. Dosa utamanya adalah menolak Yesus sebagai Mesias. Tak ada satu bentuk apa pun dalam Yudaisme yang secara eksklusif didasarkan atas Kitab-Kitab Ibrani. Orang-orang Saduki menyangkal keberadaan malaikat dan tidak mempercayai kebangkitan. Meskipun orang-orang Farisi berselisih paham dengan mereka dalam bidang ini, dengan berdosa mereka menyatakan Firman Allah tidak berlaku disebabkan tradisi-tradisi mereka yang tidak berdasarkan Alkitab. (Matius 15:1-11; Kisah 23:6-9) Tradisi-tradisi ini memperbudak orang-orang Yahudi dan mempersulit banyak orang untuk menerima Kristus Yesus. (Kolose 2:8) Kegairahan bagi ’adat istiadat nenek moyangnya’ menyebabkan Saulus (Paulus) dalam ketidaktahuannya menjadi penganiaya yang keji dari pengikut-pengikut Kristus.—Galatia 1:13, 14, 23.

14 Yudaisme tidak memiliki perkenan Allah, namun Yehuwa memberkati organisasi yang terdiri dari pengikut-pengikut Putra-Nya—’suatu umat yang rajin berbuat baik’. (Titus 2:14) Organisasi itu masih ada, dan tentangnya seorang yang telah lama sekali menjadi Saksi Yehuwa berkata, ”Jika ada satu hal yang paling penting bagi saya, itu adalah berkenaan dengan tetap dekat dengan organisasi Yehuwa yang kelihatan. Pengalaman saya yang mula-mula mengajarkan saya betapa tidak bijaksana untuk bersandar kepada pengertian manusia. Sekali pikiran saya telah mantap dalam hal ini, saya bertekad untuk tetap berada pada organisasi yang setia ini. Bagaimana lagi seorang dapat memperoleh perkenan dan berkat Yehuwa?” Tak ada tempat lain untuk memperoleh perkenan ilahi dan kehidupan kekal.

15. Mengapa bekerja sama dengan organisasi Yehuwa yang kelihatan dan dengan mereka yang memikul tanggung jawab di dalamnya?

15 Hati kita hendaknya menggerakkan kita untuk bekerja sama dengan organisasi Yehuwa karena kita mengetahui bahwa itu saja yang dibimbing oleh roh-Nya dan sedang memberitakan nama serta maksud-tujuan-Nya. Tentu, mereka yang memikul tanggung jawab di dalamnya tidak sempurna. (Roma 5:12) Namun ”bangkitlah murka [Yehuwa]” terhadap Harun dan Miryam sewaktu mereka mengritik Musa dan melupakan bahwa ia, bukan mereka, yang dipercayakan dengan tanggung jawab yang diberikan Allah. (Bilangan 12:7-9) Dewasa ini, orang-orang kristiani yang loyal bekerja sama dengan ”mereka yang mengambil pimpinan” karena itulah yang dituntut Yehuwa. (Ibrani 13:7, 17, NW) Bukti-bukti dari loyalitas kita termasuk menghadiri perhimpunan-perhimpunan dengan tetap tentu dan memberikan komentar-komentar yang ’mendorong orang-orang lain dalam kasih dan dalam pekerjaan baik’.—Ibrani 10:24, 25.

Hendaklah Membina

16. Keinginan untuk melakukan apa hendaknya menggerakkan kita untuk melayani Yehuwa dengan loyal?

16 Keinginan untuk saling membina hendaknya menggerakkan kita pula untuk melayani Yehuwa dengan loyal. Paulus menulis, ”Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.” (1 Korintus 8:1) Karena jenis pengetahuan tertentu membuat pemiliknya menjadi sombong, Paulus pasti bermaksud bahwa kasih juga membina mereka yang memperlihatkan sifat tersebut. Sebuah buku yang ditulis oleh Profesor Weiss dan Profesor English berkata, ”Seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengasihi biasanya dikasihi pula. Kemampuan untuk mengulurkan maksud baik dan timbang rasa dalam setiap segi dari kehidupan . . . memiliki pengaruh membina yang mencolok pada seseorang yang menyampaikan perasaan demikian sebagaimana juga pada orang yang menerimanya dan dengan demikian membawa kesenangan bagi keduanya.” Dengan memperlihatkan kasih, kita membina orang-orang lain dan kita sendiri, seperti yang tersirat dalam kata-kata Yesus, ”Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”—Kisah 20:35.

17. Bagaimana kasih membina, dan ini akan mencegah kita untuk melakukan apa?

17 Di 1 Korintus 8:1 Paulus menggunakan kata Yunani a·gaʹpe, yang berarti kasih yang berprinsip. Ini membina, karena ini panjang sabar, dan pengasih, menanggung segala sesuatu, dan tidak pernah berkesudahan. Kasih ini menghapus perasaan-perasaan yang merusak, seperti kesombongan dan kecemburuan. (1 Korintus 13:4-8) Kasih demikian akan mencegah kita dari mengeluh tentang saudara-saudara kita, yang tidak sempurna sama seperti kita. Ini akan mencegah kita dari menjadi ’orang-orang fasik’ yang ”menyusup” di antara orang-orang kristiani sejati pada abad pertama. Pria-pria ini ”menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga”, rupanya dengan memfitnah orang-orang seperti para pengawas Kristen terurap yang memiliki kemuliaan tertentu yang dianugerahkan kepada mereka. (Yudas 3, 4, 8) Dalam loyalitas kepada Yehuwa, kita hendaknya tidak pernah menyerah kepada godaan untuk melakukan apa pun yang serupa itu.

Lawanlah Iblis!

18. Apa yang Setan ingin lakukan terhadap umat Yehuwa, namun mengapa ia tidak dapat melakukan hal itu?

18 Pengetahuan bahwa Setan ingin menghancurkan persatuan kita sebagai umat Allah hendaknya meningkatkan tekad kita untuk melayani Yehuwa dengan loyal. Setan bahkan ingin membinasakan seluruh umat Allah, dan pengikut-pengikut Iblis di bumi kadang-kadang membunuh penyembah-penyembah yang sejati. Namun Allah tidak akan membiarkan Setan melenyapkan mereka semua. Yesus mati untuk ”memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut”. (Ibrani 2:14) Kawasan Setan untuk menjalankan kuasa telah dibatasi khususnya sejak ia diusir dari surga setelah Kristus menjadi Raja pada tahun 1914. Dan pada saat yang ditentukan Yehuwa, Yesus akan membinasakan Setan dan organisasinya.

19. (a) Peringatan apa tentang upaya-upaya Setan diberikan oleh majalah ini bertahun-tahun yang lalu? (b) Untuk menghindari jerat-jerat Setan, perhatian apa hendaknya kita berikan dalam berurusan dengan sesama rekan seiman?

19 Majalah ini pernah memperingatkan, ”Bila Setan si Iblis dapat menyebabkan kekacauan di antara umat Allah, dapat menyebabkan mereka berselisih dan bertengkar satu sama lain, atau memperlihatkan dan memperkembangkan sikap yang mementingkan diri yang akan membawa kepada kehancuran dari kasih kepada saudara-saudara seiman, maka ia akan berhasil dalam membinasakan mereka.” (The Watch Tower, 1 Mei 1921, halaman 134) Janganlah kita membiarkan Iblis menghancurkan persatuan kita, mungkin dengan menggoda kita untuk memfitnah, atau berselisih dengan, satu sama lain. (Imamat 19:16) Semoga Setan tidak pernah memperdayakan kita dengan cara demikian sehingga kita secara pribadi membahayakan mereka yang dengan loyal melayani atau membuat kehidupan menjadi lebih sulit bagi mereka. (Bandingkan 2 Korintus 2:10, 11.) Sebaliknya, marilah kita menerapkan kata-kata Petrus, ”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh.” (1 Petrus 5:8, 9) Dengan memiliki pendirian yang teguh melawan Setan, kita dapat memelihara persatuan kita yang diberkati sebagai umat Yehuwa.—Mazmur 133:1-3.

Bersandar pada Yehuwa dengan Sungguh-Sungguh

20, 21. Bagaimana bersandar kepada Yehuwa berhubungan dengan melayani Dia dengan loyal?

20 Bersandar dengan sungguh-sungguh pada Yehuwa akan membantu kita untuk terus melayani Yehuwa dengan loyal. Sewaktu kita melihat bahwa Ia menjawab doa kita, kita dibawa lebih dekat kepada-Nya. Bersandar dengan sungguh-sungguh pada Allah Yehuwa didesak ketika rasul Paulus menulis, ”Aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.” (1 Timotius 2:8) Sebagai contoh, betapa penting agar para penatua bersandar dengan sungguh-sungguh pada Allah! Diperlihatkannya keloyalan demikian kepada Yehuwa pada waktu bertemu untuk membahas masalah-masalah sidang, akan membantu mencegah perdebatan yang berkepanjangan dan kemungkinan amarah yang meluap-luap.

21 Bersandar dengan sungguh-sungguh pada Allah Yehuwa membantu kita untuk memelihara hak istimewa dalam dinas-Nya. Seorang pria yang telah melayani Yehuwa dengan loyal selama beberapa dekade dapat mengatakan, ”Kerelaan kita untuk menerima penugasan apa pun yang diberikan kepada kita dalam organisasi Allah di seluas dunia, dan tetap beradanya kita dalam penugasan kita, tanpa tergoyahkan, membawa senyum perkenan Yehuwa atas upaya kita yang sungguh-sungguh. Bahkan bila tugas yang diberikan tampaknya kecil, ini sering kali terbukti bahwa bila tidak dilaksanakan dengan tekun, banyak dinas lain yang penting tidak dapat dilaksanakan. Jadi bila kita dengan rendah hati dan dengan segera berminat memuliakan nama Yehuwa dan bukan nama kita, maka kita dapat merasa yakin bahwa kita akan selalu ’berdiri teguh, tidak goyah, giat selalu dalam pekerjaan Yehuwa’.”—1 Korintus 15:58.

22. Bagaimana hendaknya berkat-berkat Yehuwa yang limpah mempengaruhi loyalitas saudara?

22 Tidak soal apa yang kita lakukan dalam dinas Yehuwa, tentu saja, kita tidak dapat membalas kepada-Nya untuk segala sesuatu yang telah dilakukan-Nya bagi kita. Betapa amannya kita dalam organisasi Allah, dikelilingi mereka yang adalah sahabat-sahabat-Nya! (Yakobus 2:23) Yehuwa telah memberkati kita dengan persatuan yang timbul dari kasih persaudaraan yang berakar begitu dalam sehingga Setan sendiri tidak dapat mencabutnya. Karena itu marilah kita terus berpaut kepada Bapa surgawi kita yang loyal dan bekerja sama sebagai umat-Nya. Kini dan untuk selama-lamanya, marilah kita melayani Yehuwa dengan loyal.

Bagaimana Saudara Akan Menjawab?

◻ Apa yang dimaksudkan dengan berlaku loyal?

◻ Apa beberapa faktor yang hendaknya menggerakkan kita untuk melayani Yehuwa dengan loyal?

◻ Mengapa kita harus melawan Iblis?

◻ Bagaimana doa dapat membantu kita untuk menjadi hamba-hamba yang loyal dari Yehuwa?

[Gambar di hlm. 23]

Hamba-hamba Yehuwa yang loyal tidak membiarkan musuh mereka si Iblis, yang seperti singa, merusak persatuan mereka

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan