PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Topik-Topik Alkitab untuk Diskusi
    Topik-Topik Alkitab untuk Diskusi
  • Injil Matius—Beberapa Peristiwa Penting
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Keterangan Tambahan Markus—Pasal 10
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Keterangan Tambahan Markus—Pasal 15
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1

CERCA, MENCERCA

Mengata-ngatai atau mencaci seseorang.

Jika ada orang Israel yang mencerca atau menyumpahi orang tuanya, ia bisa dijatuhi hukuman mati. (Kel 21:17; Mat 15:4; Mrk 7:10) Seperti halnya penganiayaan verbal, penganiayaan fisik terhadap orang tua berakar dari watak jahat yang sama, dan karena itu, hukumannya pun sama. (Kel 21:15) Karena orang tua adalah wakil Allah dalam kaitannya dengan anak-anak mereka, putra yang mencerca orang tuanya sebenarnya sama dengan mencerca Allah.—Bdk. Kel 20:12.

Respek yang sepatutnya juga harus diperlihatkan kepada para penguasa di Israel. Itulah sebabnya, meskipun telah diperlakukan secara tidak adil, rasul Paulus meminta maaf karena tanpa sepengetahuannya ia telah mengucapkan kata-kata yang dianggap sebagai cacian kepada imam besar.—Kel 22:28; Kis 23:1-5.

Orang-orang Kristen abad pertama dilarang mencerca orang lain dengan sengaja. (1Kor 6:9, 10; 1Ptr 3:8, 9) Orang yang bersalah karena biasa dan sengaja menjelek-jelekkan orang lain harus diusir dari sidang.—1Kor 5:11-13.

Karena tampak tidak penting dan tidak populer di dunia ini oleh sebab kegiatan dan berita mereka, para pengikut Yesus Kristus sering menjadi sasaran cercaan. (Bdk. Yoh 9:28, 29; 17:14; 1Kor 1:18; 4:11-13.) Tetapi mereka tidak boleh membalas dengan mencerca para penentang. Kristus Yesus telah memberi mereka teladan dalam hal ini. (1Ptr 2:21, 23) Walaupun dituduh sebagai orang yang ketagihan anggur, orang yang gelojoh, antek Iblis, pelanggar Sabat, dan penghujah Allah, Kristus Yesus tidak membalas dengan mencerca para penuduhnya. (Mat 11:19; 26:65; Luk 11:15; Yoh 9:16) Sewaktu tuduhan-tuduhan palsu dilontarkan terhadapnya di hadapan Pilatus, Yesus tetap diam. (Mat 27:12-14) Dengan meniru teladan Yesus, orang Kristen bisa menghasilkan pengaruh baik dalam diri beberapa penentang, membuat mereka sadar bahwa cacian mereka tidak berdasar. Kesadaran ini akhirnya bahkan bisa membuat mereka memuliakan Allah.—Bdk. Rm 12:17-21; 1Ptr 2:12.

Orang Kristen harus berhati-hati agar membawakan diri dengan baik sehingga tidak memberi para penentang alasan yang tidak perlu untuk mencerca. Pokok inilah yang rasul Paulus kemukakan sehubungan dengan janda-janda yang lebih muda di sidang. Karena mereka cenderung untuk bergosip dan mencampuri urusan orang lain, ia menganjurkan mereka untuk menikah dan menyibukkan diri dengan kegiatan membesarkan anak-anak dan mengurus rumah tangga. Dengan menjadi istri yang sibuk, mereka tidak akan memberikan alasan kepada penentang untuk mencerca bahwa orang Kristen suka bergosip dan mencampuri urusan orang lain.—1Tim 5:13, 14.

Beberapa orang yang tidak menyertai Yesus Kristus sewaktu ia berada di bumi memperlihatkan melalui perbuatan mereka bahwa mereka ’berpihak kepadanya’ dan tidak segera ikut mencerca Yesus bersama para penentang. Demikianlah halnya dengan seorang pria yang mengusir hantu-hantu atas dasar nama Yesus, tampaknya karena telah diberi kuasa oleh Allah untuk melakukannya. Yohanes dan murid-murid yang lain menyimpulkan bahwa orang itu harus dihentikan, karena ia tidak menyertai mereka. Tetapi Yesus mengatakan, ”Jangan mencoba mencegah dia, karena tidak seorang pun yang akan melakukan perbuatan penuh kuasa atas dasar namaku yang dapat dengan segera mencerca [harfiah, berbicara buruk tentang] aku.” (Mrk 9:38-40) Pada waktu Yesus mengucapkan pernyataan itu, sidang jemaat Yahudi masih diakui Allah dan sidang jemaat Kristen belum didirikan. (Bdk. Mat 16:18; 18:15-17.) Selain itu, Yesus tidak menuntut bahwa semua orang yang percaya harus mengikuti dia secara fisik. (Mrk 5:18-20) Maka, fakta bahwa perbuatan penuh kuasa dapat dilakukan oleh seorang Yahudi, anggota umat perjanjian Allah, atas dasar nama Yesus, merupakan bukti bahwa orang itu diperkenan Allah. Akan tetapi, segera setelah sidang Kristen dibentuk, orang-orang yang ingin mendapatkan perkenan Allah harus bergabung dengan sidang Kristen sebagai pengikut Yesus Kristus yang setia. (Bdk. Kis 2:40, 41.) Sekadar dapat melakukan perbuatan penuh kuasa atas dasar nama Yesus tidak lagi menjadi bukti bahwa seseorang berada di pihak Yesus Kristus; hal itu juga tidak menjamin bahwa orang itu bebas dari kesalahan mencerca Putra Allah.—Mat 7:21-23; lihat CACIAN; HUJAH.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan